• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Perusahaan hendaknya untuk dapat lebih bersaing dengan perusahaan asuransi lainnya, hendaknya lebih meningkatkan pemasaran dan promosi kepada

seluruh kalangan, hendaknya perusahaan memperhatikan prestasi kinerja yang telah dicapai agar kepuasaan peserta tetap terjaga dan dapat bertahan dalam persaingan dunia asuransi dan untuk lebih mempercepat proses hendaknya teknologi yang digunakan perusahaan asuransi dikembangkan.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya mengembangkan variabel perbandingan dan menggunakan metode yang dapat diukur tidak terbatas pada 4 aspek tersebut.

86 2005.

Dewan Asuransi Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 dan Peraturan Pelaksanaan Tentang Usaha Perasuransian, 2003. Gilang, Andi, Hubungan Antara Persepsi terhadap Kepimpinan Transformasional

Pemimpin dengan Keterikatan Kerja Pada Karyawan Bidang SDM di PT Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung, Jurnal Skripsi Program Studi Manajemen Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.

Hasyim, A. Ali, Bidang Usaha Asuransi, Jakarta: Bumi Aksara, 1993. Janwari, Yadi, Asuransi Syariah, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2005

Johns, D.T dan Harding, H.A, Manajemen Operasi (Meraih Keunggulan Bersaing),

Jakarta: Pustaka Binaman, 1996

Keegan, J, Warren, Manajemen Pemasaran Global, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Indeks , 2007. Maulana, Agus, Strategi Bersaing (Teknik Menganalisis Industri Dan Pesaing)

Michael E. Porter, Jakarta : Erlangga, 1988,

Moleong, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Nur Rachman, Soviandi, Analisis Pengaruh Keunggulan, Reputasi dan Asosiasi Merek Terhadap Kesuksesan Produk Baru Dalam Meningkatkan Kinerja Pemasaran, Jurnal Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Uiniversitas Diponegoro Semarang, 2006.

Porter, Michael, Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1993.

Prihantono, M.Wahyu, Aneka Produk Asuransinya dan Karakteristiknya, Yogyakarta : Kanisius, 2000.

Salim, A. Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 2004.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 2006.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007.

Warsito, Tino, Manajemen Teknik Asuransi Syariah, Artikel diakses pada tanggal 2 Juli 2014 pukul 15.00 WIB.

Wawancara pribadi dengan Bapak Tino Warsito selaku Kepala Bagian Marketing, PT Asuransi Takaful Umum, 27 Juni 2014.

Wawancara pribadi dengan Bapak Surya Putra selaku Kepala Bagian Marketing, PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah, 5 Juli 2014.

W. Kim, Chan dan Mauborgne, Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru),

Jakarta: Serambi, 2011. http://www.takafulumum.co.id http://data.id/dataset/data-bencana-kebakaran-pemukiman-2/resource/09b8fe4d-11a0-4757-87b2-e7773edbb9fc. http://www.sayangi.com/ekonomi/keuangan/read/14235/ini-dia-tarif-premi-biaya-klaim-dan-komisi-asuransi-2014

Tanggal : 27 Juni 2014

1. Apa saja objek yang dapat ditutup oleh Takaful Baituna?

Jawab : Produk Takaful Baituna ada objek manfaat takaful yang dapat ditutup diantaranya rumah tinggal, rumah tinggal dan kantor, dan rumah tinggal dan toko. Adapun objek manfaat takaful yang dikecualikan seperti objek manfaat takaful selain 3 kategori yang tadi, apartemen, risiko pasar atau toko material bangunan,dan bisnis dari bank.

2. Manfaat apa saja yang didapat nasabah apabila mengikuti Takaful Biatuna rumah tinggal atau rumah tinggal dan kantor (rukan)?

Jawab : manfaat yang diterima sesuai dengan PSAKI yang mengcover kerugian akibat kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap, sedangkan perluasan jaminan tidak dikenakan biaya premi tambahan yang diterima diantaranya kebongkaran, personal accident 10% dari TSI maksimum 10 juta, kerusuhan huru-hara, pembersihan puing-puing10% dari TSI, biaya arsitek, surveyor, kosnultan teknik 10% dari TSI, biaya sewa 5% dari nilai bangunan.

3. Manfaat apa saja yang diterima nasabah apabila mengikuti Takaful Baituna rumah tinggal dan toko (ruko)?

kerusuhan huru-hara, pembersihan puing-puing 10% of TSI, biaya arsitek, surveyor dan konsultan teknik 105 of TSI, dan biaya sewa 5% dari nulai bangunan.

4. Berapa risiko sendiri yang dikeluarkan nasabah apabila mengikuti luas jaminan dan perluasan jaminan tersebut?

Jawab : biaya risiko sendiri atau deductible yang dikeluarkan nasabah sebesar Risiko kebakan standar (flexas) : nil

Banjir : 5% dari klaim, min Rp.10Juta

RSMD : 5% dari kalim, min Rp. 10 Juta

Huru-hara : 10% dari kalim, min Rp. 20 Juta

Kebongkaran : 10% dari klaim, min rp. 250.000

5. Berapa tarif premi untuk emngikuti baituna rtumah tinggal dan kantor atau rukan dan baituna rumah timggal dan toko atau ruko?

Jawab : semua perusahaan asuransi pada tahun ini sudah sesuai dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK yaitu untuk baituna rtumah tinggal/rumah kantor (rukan) sebsar 0, 294% sedangkan untuk takaful baituna rumah tinggal dan toko (ruko) 0, 325%

7. Apakah nasabah bisa melakukan pembayaran tanpa harus datang ke perusahaan?

Jawab : Bisa, bisa dilakukan transfer langsung ke Rekening Perusahaan. Dan saat ini sedang dirancang virtual account ATU, sehingga dapat dilakukan transfer dalam media apapun, seperti ATM, Phone Banking dll.

8. Bagimana strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan?

Jawab: Setelah pengaturan Tarif oleh OJK, yang mengakibatkan tidak ada lagi persaingan tarif dan harga, maka satu-satunya cara adalah dengan peningkatan pelayanan pra dan purna jual serta penanganan klaim yang tepat dan cepat.. Pra Jual adalah pada saat penawaran oleh agen atau customer care, yang harus memberikan pengalaman yang menarik (customer experience) seperti bentuk penawaran yang simple dan mudah, serta ditunjang oleh knowledge para agen yang memadai dan handal. Purna jual adalah dengan pelayanan renewal yang tepat dan akurat serta pada saat terjadi klaim ditangani dengan cepat dan tangga oleh bagian klaim Saat ini ATU dalam tahap peningkatan pelayanan-pelayanan tersebut, karena hanya dengan pelayanan yang prima perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor.

Tanggal : 5 Juli 2014

1. Apa saja objek yang dapat ditutup asuransi kebakaran oleh PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah?

Jawab : objek yang dapat diasuransikan yaitu bangunan toko/pertojoan, bengkel, pasar, hotel, kantor, apartemen, bioskop, pabrik gudang dan lain-lain, namun objek yang dilakukan dalam hal penelitian hanya rumah tinggal.

2. Berapa tarif premi untuk mengikuti asuransi kebakaran?

Jawab : Tarif premi itu harus disesuaikan dengan rate premi, rate premi pada perusahaan PT Asuransi Tri Pakarta Unit Syariah ini sudah sesuai dengan peraturan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK yang sudah berlaku sejak febuari lalu sebesar 0, 294%.

3. Manfaat apa saja yang didapat nasabah apabila mengikuti asuransi kebakaran?

Jawab : manfaat yang diterima luas jaminan sesuai dengan Polis Standar Kebakaran Indonesia menjamin atas risiko-risiko kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap (flexas), adapun perluasan jaminan yang dikenakan biaya premi tambahan berupa banjir, angin topan, gempa bumi, huru-hara, dan kebongkaran/pencurian.

4. Berapa risiko sendiri yang dikeluarkan nasabah apabila mengikuti luas jaminan dan perluasan jaminan tersebut?

Banjir, angin topan : 10% dari pembayaran klaim Gempa bumi : 10% dari kalim, min 5 juta Keributan/huru-hara : 10% dari kalim, min 5 juta Kebongkaran,/pencurian : 2,5 juta

5. Bagaimana dengan teknologi yang digunakan oleh perusahaan?

Jawab : Secara mendetail, teknologi yang digunakan untuk menginformasikan produk tersebut yaitu melalui website PT. Asuransi Tripakarta www.tripakarta.co.id

6. Apakah nasabah bisa melakukan pembayaran tanpa harus datang ke perusahaan?

Jawab : bisa, nasabah bisa menggunakan teknologi pembayaran untuk mempermudah pembayaran premi menggunakan semua layanan transaksi di perbankan diantaranya transfer via atm dari semua bank, setor tunai via teller dari semua bank, cheque, dan langsung membayar di kantor teipa terdekat sesuai kepesertaan nasabah.

7. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan?

Jawab : strategi pemasaran tripa ada dua yaitu corporate dan retail, startegi pemasaran dengan cara corporateyaitu bekerjasama dengan pebankan dan non perbankan, sedangkan pemasaran dengan cara retail dengan menggunakan via phone.

PENETAPAN TARIF PREMI

PADA LINI USAHA ASURANSI HARTA BENDA TAHUN 2014

I. KETENTUAN UMUM

1. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

2. Perusahaan Asuransi Umum adalah perusahaan asuransi kerugian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian, termasuk yang menjalankan usaha atau unit usaha berdasarkan prinsip Syariah.

3. Perusahaan Reasuransi adalah perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian termasuk yang menjalankan usaha atau unit usaha berdasarkan prinsip Syariah.

4. Biaya Akuisisi adalah biaya-biaya yang dibayarkan penanggung kepada pihak ketiga dalam rangka perolehan bisnis.

5. Komisi adalah komponen Biaya Akuisisi yang menjadi hak Agen Asuransi, Perusahaan Pialang Asuransi, bank atau perusahaan pembiayaan sebagai imbalan jasa keperantaraan yang telah diberikan

6. Diskon adalah potongan harga premi yang hanya diberikan langsung kepada tertanggung.

7. Agen Asuransi adalah agen asuransi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian.

8. Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan pialang asuransi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Perasuransian.

-2-9. Asuransi Harta Benda adalah asuransi yang menjamin harta benda terhadap risiko kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang atau benda yang jatuh dari pesawat terbang dan asap (FLEXAS- Fire, Ligthning,

Explosion, Aircraft Impact and Smoke) yang dijamin pada Polis Standar

Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), termasuk dan tidak terbatas pada polis

Industrial All Risks (IAR) Munich Re wording, Property All Risks (PAR)

Munich Re wording, Commercial All Riks, manuscript wording, ABI wording,

Mark IV/V, termasuk Comprehensive Machinery Insurance, Electronic

Equipment Insurance dan polis-polis harta benda lainnya yang menjamin

risiko FLEXAS.

10. Risiko Sendiri adalah jumlah kerugian yang harus ditanggung oleh Tertanggung untuk setiap kejadian atas klaim yang telah disetujui.

11.Loss Limit adalah batas maksimum ganti rugi yang ditetapkan sebagai

harga pertanggungan dimana harga pertanggungan tersebut lebih kecil dari Nilai Penuh dan berlaku ketentuan prorata (average) pada saat terjadi klaim.

II. TARIF PREMI, KELAS KONSTRUKSI DAN RISIKO SENDIRI

1. Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan Asuransi Harta Benda wajib memberlakukan tarif premi sebagaimana tercantum pada Tabel II.A untuk jaminan terhadap risiko FLEXAS.

2. Tarif premi yang diatur dalam surat edaran ini adalah tarif premi untuk produk Asuransi Harta Benda yang berlaku selama 12 bulan.

3. Perusahaan Asuransi Umum wajib mencantumkan rincian tarif premi Asuransi Harta Benda sebagaimana angka 1 di atas beserta jaminan perluasannya dalam ikhtisar polis atau dokumen yang merupakan bagian dari polis yang wajib diketahui oleh tertanggung dan/atau pembayar premi. 4. Perusahaan Asuransi Umum wajib mengenakan premi tambahan yang

-3-5. Kelas konstruksi sebagaimana dimaksud pada Tabel II.A di lampiran ini adalah sebagai berikut :

a. Kelas Konstruksi 1: Bangunan dikatakan berkonstruksi kelas 1 (satu) apabila dinding, lantai dan semua komponen penunjang strukturalnya serta penutup atap terbuat seluruhnya dan sepenuhnya dari bahan-bahan yang tidak mudah terbakar.

Jendela-jendela dan/atau pintu-pintu beserta kerangkanya, dinding partisi dan penutup lantai boleh diabaikan.

b. Kelas Konstruksi 2: Bangunan dikatakan berkonstruksi kelas 2 (dua) adalah bangunan-bangunan yang kriterianya sama seperti apa yang disebutkan dalam bangunan berkonstruksi kelas 1 (satu), dengan kelonggaran-kelonggaran sebagai berikut :

1) Penutup atap boleh terbuat dari sirap kayu keras.

2) Dinding-dinding boleh mengandung bahan-bahan yang dapat terbakar sampai maksimum 20% dari luas dinding.

3) Lantai dan struktur-struktur penunjangnya boleh terbuat dari kayu. c. Kelas Konstruksi 3: Semua bangunan-bangunan lainnya selain yang

disebutkan diatas.

6. Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan Asuransi Harta Benda dengan menggunakan Loss Limit wajib memberlakukan tarif premi seperti pada Tabel II.B.

7. Perusahaan Asuransi Umum yang memasarkan Asuransi Harta Benda dengan perluasan jaminan gangguan usaha (business interruption) wajib memberlakukan tarif premi untuk perluasan jaminan gangguan usaha seperti pada Tabel II.C.

8. Pihak ketiga yang berhubungan dengan perolehan bisnis asuransi seperti Agen Asuransi, Perusahaan Pialang Asuransi, Bank atau Perusahaan Pembiayaan dan atau pihak lainnya dilarang menjual tarif premi asuransi yang lebih tinggi dari pada yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Umum.

-4-9. Ketentuan Risiko Sendiri minimum atas Asuransi Harta Benda terhadap risiko FLEXASdiatur sebagai berikut :

a. Okupasi sebagaimana disebut dalam Tabel II.D wajib diberlakukan risiko sendiri minimum termasuk time excessminimum sebagai berikut :

1) Untuk kerusakan fisik (material damage): 5% dari nilai kerugian yang disetujui atau 0,1% dari total nilai pertanggungan / untuk setiap risiko dan setiap lokasi (Declared Value any one risk at any one

location),mana yang lebih besar.

2) Untuk kerugian gangguan usaha (business interruption) ketentuan

time excesssebagaimana disebut dalam Tabel II.D.

b. Okupasi selain yang disebutkan di atas, ditetapkan oleh underwriter

Perusahaan Asuransi Umum.

III. BIAYA AKUISISI

1. Perusahaan Asuransi Umum hanya dapat memberikan komisi kepada kepada Perusahaan Pialang Asuransi, Agen Asuransi, Bank dan Perusahaan Pembiayaan yang berhubungan dengan perolehan bisnis.

2. Biaya akuisisi yang diperkenankan hanya dalam bentuk komisi dan imbalan jasa (fee).

3. Besarnya Biaya Akuisisi secara kumulatif tidak boleh melebihi 15% (lima belas per seratus) dari tarif premi bruto yang ditetapkan oleh Perusahaan Asuransi Umum.

IV. DISKON

1. Perusahaan Asuransi Umum hanya dapat memberikan diskon kepada tertanggung langsung.

2. Pemberian diskon hanya dapat dilakukan untuk polis perpanjangan dengan objek asuransi yang sama di Perusahaan Asuransi Umum yang sama apabila tidak terjadi klaim di periode sebelumnya.

-5-3. Besarnya diskon sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 tidak boleh melebihi 5% (lima per seratus) dari tarif premi pada polis perpanjangan untuk tarif premi FLEXAS.

4. Perusahaan Asuransi Umum tidak diperkenankan memberikan diskon atas dasar perpanjangan untuk pertanggungan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).

5. Premi yang dibukukan untuk polis perpanjangan adalah nilai premi setelah diskon.

V. KETENTUAN KHUSUS

1. Perusahaan Asuransi Umum dapat memberlakukan tarif premi jaminan risiko FLEXAS untuk Asuransi Harta Benda yang memiliki nilai pertanggungan untuk kerusakan fisik (sum insured of material damage) lebih besar dari USD300.000.000 (tiga ratus juta dolar Amerika) untuk setiap risiko dan setiap lokasi (any one risk and any one location) berdasarkan pertimbangan profesional underwriter, dengan ketentuan tarif premi tersebut tidak lebih rendah dari 50% (lima puluh per seratus) dari tarif premi batas bawah.

2. Ketentuan tarif premi tidak berlaku untuk produk asuransi mikro.

3. Perusahaan Asuransi Umum dilarang memasarkan Asuransi Harta Benda yang menjamin asuransi machinery breakdown dalam 1 (satu) polis. Jaminan machinery breakdown harus diterbitkan dengan polis terpisah dari Asuransi Harta Benda. Ketentuan ini tidak berlaku untuk harga pertanggungan atas kerusakan fisik (material damage) di atas USD300.000.000 (tiga ratus juta dolar Amerika) pada setiap lokasi dan risiko.

4. Ketentuan yang berlaku untuk Perusahaan Asuransi Umum yang menjalankan usaha atau unit usaha berdasarkan prinsip Syariah adalah: a. Tarif premi batas atas dan batas bawah;

-6-5. Perusahaan Asuransi Umum yang bertindak sebagai penanggung ulang dan Perusahaan Reasuransi hanya dapat memberikan komisi reasuransi proporsional yang mengacu kepada On Gross Rate (OGR) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Maksimal 32,50% untuk Treaty Proporsional;

b. Maksimal 27,50% untuk Facultative.

6. Perusahaan Asuransi Umum tidak diperkenankan menempatkan risiko berbasis On Nett Rate (ONR) atau rate as agreed untuk setiap penutupan risiko.

VI. KETENTUAN PENUTUP

1. Ketentuan ini berlaku efektif mulai 1 Februari 2014.

2. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib memberlakukan ketentuan komisi reasuransi treaty proporsional dan facultative proporsional

Dokumen terkait