• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN A.Rasional

Memasuki abad XXI, kebutuhan sumber daya alam semakin meningkat seiring denganpesatnya pertumbuhan penduduk dunia. Kebutuhan manusia yang merentang dari kebutuhan pokok (primer) sampai kebutuhan gaya hidup seperti aktualisasi diri dan kenyamanan, telah mendorong manusia untuk menata kembali sumber daya alam yang masih tersisa dan berusaha mencari alternatif sumber daya alam lain untuk penyediaan bahan pangan, industri, maupun energi. Namun demikian, tingkat kebutuhan manusia nampaknya terus melaju lebih cepat dibandingkandengan ketersediaan sumber daya alam. Akibatnya, terjadilah ekploitasi berlebihan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang meluas. Dampak lanjutan dari kondisi tersebut menimbulkan persaingan antarnegara dan antarkelompok masyarakat sehingga ancaman konflik sosial dan terjadi di mana-mana. Dengan demikian, memasuki abad XXI dibutuhkan perspektif baru dalam pengelolaan sumber daya alam dengan cara meningkatkan kerjasama dan meningkatkan interaksi antarwilayah di permukaan Bumi untuk bersama-sama membangun peradaban yang lebih damai dan sejahtera.

Walaupun ada penggambaran dunia yang suram sebagaimana diuraikan di atas, tetapi patut diakui bahwa keberhasilan manusia untuk menggembangkan teknologi sangat luar biasa. Manusia masih memiliki harapan yang besar untuk memenuhi kebutuhan hidup melalui kemajuan teknologi baik yang bersumber dari planet Bumi maupun dari alam semesta. Untuk membangun harapan tersebut dan untuk memberi pemahaman yang samaterhadap tantangan umat manusia di masa depan, hal yang patut dipikirkan dan diajarkan kepada generasi mendatang adalah kearifan dalam pemanfaatan sumber daya alam, membina pola hubungan sosial yang harmonis, dan pelestarian lingkungan hidup.

Sebuah organisasi bernama Partnership for 21st Century Learning mengakomodasi masukan dari guru, ahli pendidikan, dan para pengusaha di Amerika Serikat dengan mengusulkan dokumen

Framework f or 21st Century Learning. Dokumen tersebut menggambarkan kebutuhan kompetensi manusia di masa depan agar mampu menghadapi tantangan di masa datang yaitu:(1) memiliki kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, (2) memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama, (3) memiliki kemampuan mencipta dan memperbarui, (4) memiliki literasi teknologi informasi dan komunikasi, (5) memiliki kemampuan belajar kontekstual, dan (6) memiliki kemampuan informasi dan literasi media. Kemampuan tersebut berlaku umum dan setiap mata pelajaran di sekolah disarankan untuk memenuhi semua kemampuan sesuai bidang keahlian masing-masing. Dengan demikian, pendidikan menjadi salah satu harapan yang dapat diandalkan untuk menyiapkan generasi penerus yang siap menghadapi permasalahan dan tantangan global.

Geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan kausal berbagai gejala dan peristiwa di permukaan bumi, merupakan mata pelajaran penting yang dapat memberikan sumbangsih dalam mengatasi permasalahan dunia. Di sejumlah negara, geografi telah ditempatkan

2

sebagai mata pelajaran inti dan telah banyak membantu proses pengambilan keputusan dalam pembangunan. Di Indonesia,materi geografi diberikan pada jenjang pendidikan dasar sebagai bagian integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan diberikan pada jenjang pendidikan menengah sebagai mata pelajaran tersendiri. Untuk mencapai kompetensi bidang geografi pada Abad XXI, Kurikulum 2013 telah mempertimbangkan berbagai tuntutan, masalah, dan harapan bangsa Indonesia pada khususnya dan harapan dunia pada umumnya sebagaimana yang dirumuskan pada Framework f or 21st Century Learning.

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keunggulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pokok, alternatif pembelajaran dan penilaiannya. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktifitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam mengembangkan materi, mengelola proses pembelajaran, menggunakan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

B. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran di pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs), sedangkan di pendidikan menengah (SMA/MA) IPS dikenal sebagai kelompok peminatan bersama-sama dengan peminatan MIPA; Bahasa dan Budaya. IPS di pendidikan dasar khususnya SD, bersifat terpadu-integrated karena itu pembelajarannya tematik. Pada kelas rendah (I,II dan III) IPS dipadukan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Matematika; pada SD/MI kelas tinggi (Kelas IV, V, dan VI) menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Pada jenjang SMP/MTs, pembelajarannya bersifat terpadu-korelatif, secara materi konsep-konsep ilmu sosial dalam IPS belum terikat pada tema. Pada pendidikan menengah yaitu SMA/MA IPS menjadi kelompok peminatan, yang di dalamnya terdiri atas mata pelajaran yang berdiri sendiri (monodisipliner) yaitu Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah.

3

Setelah mengikuti pembelajaran IPS di pendidikan dasar dan kelompok peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial di pendidikan menengah, peserta didik akan memiliki kemampuan sebagai berikut.  Mengenal dan memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

 Mengaplikasikan teori, pendekatan dan metode ilmu-ilmu sosial dan humaniora, dalam penelitian sederhana dan mengomunikasikan secara lisan dan/atau tulisan sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah dengan memanfaatkan teknologi informasi;

 Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, kreatif, inovatif, kolaboratif dan terampil me nye le saikan masalah dalam kehidupan masyarakat;

 Memahami dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan teknologi dan kehidupan manusia baik di masa lalu maupun potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya

 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta bangga menjadi warga negara Indonesia;

 Berkomunikasi, bekerja sama, dan berdaya saing dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, global; dan

 Dapat mengaplikasikan teori, pendekatan dan metode ilmu-ilmu sosial dan humaniora, dalam penelitian sederhana dan mensosialisasikannya dalam publikasi ilmiah dengan menerapkan teknologi digital.

Kemampuan-kemampuan tersebut dapat dirumuskan menjadi tingkatan kompetensi kerja ilmiah pada setiap jenjang seperti Gambar 1 berikut.

4

Gambar 1. Peta Kompetensi Mata Pelajaran IPS di Pendidikan Dasar dan Kelompok Peminatan IPS di Pendidikan Menengah

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Mata Pelajaran Geografi

Mata pelajaran geografi pada jenjang SMA merupakan kelanjutan dan tidak terpisahkan dari mata pelajaran IPS yang telah diberikan di sekolah pada jenjang SD dan SMP. Oleh karena itu, pengemban gan kompetensi Mata Pelajaran Geografi memperhatikan prinsip relevansi dan keberlanjutan (kontinuitas) dari kompetensi yang telah diberikan sebelumnya.

Berikut adalah materi geografi yang telah diberikan pada jenjang pendidikan dasar ketika masih terintegrasi pada Mata Pelajaran IPS dan akan dilanjutkan, diperluas, dan diperdalam materinya pada mata pelajaran geografi di SMA.

5

PETA SEBARAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Kelas Kompetensi Dasar

I Memahami lingkungan tempat tinggal, kehidupan sosial,

ekonomi, dan budaya di lingkungan keluarganya.

II Memahami lingkungan geografis, kehidupan ekonomi, sosial

dan budaya di lingkungan sekitar (sampai desa/kelurahan)

III Memahami lingkungan geografis, dan kegiatan kehidupan

masyarakat di bidang ekonomi, sosial, budaya (tingkat kecamatan)

IV Memahami karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber

daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat provinsi, meliputi:

Letak dan luas kabupaten/kota, dan provinsi dalam peta

Kondisi/karakteristik alam (iklim, geologi, bentuk muka

Bumi, flora, fauna)

Kondisi kependudukan (jumlah, kepadatan, persebaran)

Kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam

V Memahami karakteristik geografis Indonesia sebagai negara

kepulauan/maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta transportasi , meliputi:

Letak dan luas Indonesia dalam peta

Kondisi alam wilayah Indonesia (iklim, geologi, bentuk

muka bumi, flora, fauna)

Karakteristik kependudukan (jumlah, kepadatan,

persebaran, dan pertumbuhan)

Pengaruh negara maritim dan agraris terhadap kehidupan

sosial ekonomi, budaya dan transportasi

VI Memahami karakteristik geografis dan kehidupan sosial

budaya, ekonomi, politik di wilayah ASEAN, meliputi:

Posisi dan luas wilayah ASEAN pada peta Asia

Karakteristik kondisi alam kawasan ASEAN.

Karakteristik kependudukan (jumlah, sebaran, komposisi,

kepadatan dan pertumbuhan penduduk) kawasan ASEAN

Negara-negara ASEAN (9 negara ASEAN)

Posisi wilayah ASEAN dalam politik, ekonomi, sosial

budaya

VII Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi, potensi, iklim,

bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan yang dirinci dalam materi sebagai berikut.

Pengertian ruang, interaksi antarruangdan

faktorpendorong

Pemahaman lokasi melalui peta

Letak dan luas Indonesia

Kondisi alam dan distribusinya

Dinamika kependudukan Indonesia (jumlah, persebaran,

komposisi, pertumbuhan, dan kualitas, keragaman etnis dan budaya)

6

Kelas Kompetensi Dasar

Potensi kemaritiman

Perubahan akibat interaksi antarruang

VIII Memahami perubahan keruangan dan interaksi antarruang

di Indonesia dan negara-negara ASEAN yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia (teknologi, ekonomi, pemanfaatan lahan, politik) dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik yang meliputi:

Perubahan ruang dan interaksi antarruang akibat faktor

alam

Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

terhadap perubahan ruang

Pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perubahan ruang

dan interaksi antarruang

Pengaruh konversi lahan pertanian ke industri dan

pemukiman terhadap perubahan ruang dan interaksi antarruang

Mengenal negara-negara ASEAN (kondisi alam, penduduk,

sosial, ekonomi, dan budaya)

Interaksi antarnegara ASEAN (dalam bentuk kerjasama

sosial, politik, budaya, pendidikan dan perkembangannya)

Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antarruang

terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pendidikan

IX Memahami perubahan keruangan dan interaksi antarruang

negara-negara Asia dan benua lainnya yang diakibatkan oleh

faktoralam dan manusia serta pengaruhnya

terhadapkeberlangsungan kehidupan manusia dalam

ekonomi, sosial, pendidikan, dan politik. Ruang lingkup materi yang dikaji adalah:

Letak dan luas wilayah Benua Asia dan benua lainnya

Kondisi alam wilayah negara-negara Asia(lokasi, iklim,

bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna, serta distribusi).

Kondisi alam wilayah negara-negara di dunia (lokasi, iklim,

bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna, serta distribusi)

Dinamika penduduk Asia dan benua lainnya (jumlah,

persebaran, komposisi, pertumbuhan , kualitas, etnik dan budaya).

Pengaruh perubahan ruang dan interaksi antarruang

terhadap keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pendidikan di Asia dan benua lainnya Selanjutnya untuk Kelas X-XII, kompetensi mata pelajaran geografi dirumuskan dari sudut pandang hubungan sistem interaksi manusia dan lingkungan dalam tiga dimensi. Cara pandang geografi terhadap dinamika lingkungan fisik dan lingkungan masyarakat akan dilihat dari aspek integrasi keruangan dan interdependensi ruang baik antar tempat maupun antar skala. Perspektif ini dapat diwujudkan dalam bentuk nyata maupun abstrak (dan atau representasi) baik secara visual, verbal, matematis, digital, maupun dalam pola pikir (kognitif). Berikut adalah skema tuntutan kompetensi geografi sebagai disiplin ilmu yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas.

7

Gambar 2. Perspektif ruang lingkup k ajian geografi

Berdasarkan perspektif di atas, topik atau aspek materi geografi dikelompokkan sebagai berikut.

1. Literasi keruangan dan keterampilan geografi yang meliputi pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pokoknya adalah memperkenalkan ruang lingkup, objek studi, prinsip, konsep, dan pendekatan geografi sebagaimana yang ditampilkan dalam diagram di atas.

2. Geografi fisik yang meliputi dinamika planet Bumi sebagai ruang kehidupan, dinamika litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer (geosfer) serta dampaknya terhadap kehidupan. Kajian geografi fisik ini akan disintesiskan dengan aspek lainnya dan direpresentasikan dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun dalam pola pikir (kognitif).

3. Geografi manusia yang meliputi dinamika kependudukan di Indonesia dan keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan pola sebaran, keunikan, dan proses interaksinya untuk menjaga kerukunan bangsa. Kajian geografi manusia juga disintesisikan dengan aspek lainnya serta direpresentasikan dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun dalam pola pikir (kognitif).

4. Interaksi lingkungan yang meliputi kondisi wilayah Indonesia, sebaran sumber daya alam Indonesia, dan mitigasi serta adaptasi bencana alam berdasarkan nilai kearifan lokal dan pembangunan berkelanjutan.

5. Geografi regional yang meliputi konsep wilayah dan pewilayahan, pola persebaran dan interaksi spasial desa-kota, dan regionalisasi fenomena geografi di dunia. Kajiannya akan diarahkan pada konteks integrasi dalam tempat, interdependensi antar tempat, dan interdependensi antarskala.

6. Pemanfaatan geografi yang meliputi pemanfaatan peta, pengindraan jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengembangan jaringan transportasi, tata guna lahan,kesehatan lingkungan, dan potensi bencana. Kompetensi yang diharapkan muncul adalah peserta didik mampu menampilkannya dalam

8

bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun dalam pola pikir (kognitif).

7. Koneksi global dan pengelolaan perubahan yang meliputi konektivitas perdagangan internasional (pergerakan barang, jasa, modal atau tenaga kerja, transfer teknologi, dan informasi) di negara maju dan negara berkembang.

Dari tujuh kelompok materi mata pelajaran geografi di atas, peserta didik pada jenjang SMA diharapkan mampu:

1. berpikir kritis dan mampu mengatasi masalah kaitannya dengan perubahan ruang di permukaan Bumi, kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan hidup, persebaran dan pemanfaatan sumber daya alam, dan berbagai dampak perubahan akibat proses geosfer baik dalam konteks lokal, nasional, maupun global.

2. mencipta dan memperbarui kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan manusia yang dikelola secara arif dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi terhadap keragaman budaya bangsa.

3. melek teknologi informasi, media, dan komunikasiterkait dengan pengelolan peta, citra pengindraan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dapat diaplikasikan sebagai alat analisis geografi untuk pengambilan kebijakan baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.

4. belajar secara kontekstual sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam memahami permasalahan secara mandiri dan berkelanjutan.

5. bekerja sama dan berkomunikasi untuk terjalinnya hubungan (koneksi) antarruang baik dalam bentuk manusia, barang, maupun jasa dalam lingkungan nasional maupun internasional dengan tetap menunjukkan perilaku cinta tanah air, bangga sebagai bangsa Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Geografi

Kerangka pengembangan kurikulum geografi dibedakan atas dua fase. Fase pertama, ketika geografi masih terintegrasi pada mata pelajaran IPS di SD dan SMP. Kerangka pengembangan pada fase ini melalui pendekatan tematik integratif yang mengintegrasikan KD semua mata pelajaran yang diajarkan guru kelas (PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan serta Seni-Budaya dan Prakarya) dalam tema-tema. Pada jenjang SD kelas IV-VI dan jenjang SMP, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)memiliki Kompetensi Dasar yang terpisah dari Kompetensi Dasar mata pelajaran lain. Meskipun demikian, antara KD IPS terkait dengan mata pelajaran lainnya. Fase kedua, yaitu pengembangan kurikulum geografi pada jenjang SMA yang terpisah dari mata pelajaran lainnya (discrete disciplinary approach). Pendekatan pengembangan kurikulum secara terpisah digunakan untuk melanjutkan materi IPS dari jenjang pendidikan dasar dan untuk mempersiapkan peserta didik melanjutkan ke perguruan tinggi, baik bagi mereka yang masuk ke kelompok peminatan ilmu-ilmu sosial maupun mereka yang memilih salah satu disiplin dalam kelompok ini sebagai pilihan lintas minat.

9

Pada jenjang SD dan SMP, kerangka pengembangan kurikulum diawali dari pemetaan strand atau topik umum mata pelajaran IPS yang mencakup aspek kehidupan manusia yaitu:

1. tempat dan lingkungan hidupnya, 2. waktu perubahan dan keberlanjutan, 3. organisasi dan sistem sosial,

4. organisasi dan nilai budaya, 5. kehidupan dan sistem ekonomi, 6. komunikasi dan teknologi.

Dari enam ruang lingkup IPS di atas, topik yang terus dikembangkan, diperdalam, dan diperluas oleh mata pelajaran geografi adalah topik tentang tempat dan lingkungan hidupnya sebagaimana telah dipetakan pada bagian lain pada silabus ini.

Selanjutnya untuk mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran geografi pada jenjang SMA dipertimbangkan atas faktor yaitu:

a. Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan sejak awal dan setiap kelas memiliki KI yang terdiri dari KI-1 (sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4 (keterampilan) yaitu:

Aspek

Kompetensi Kelas X Kelas XI Kelas XII

Spiritual Menghayati dan

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sosial Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, damai), santun, responsif, dan proaktif,

sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya

10

Aspek

Kompetensi Kelas X Kelas XI Kelas XII

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (Indirect Teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan Kompetensi Sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

b. Ruang lingkup mata pelajaran geografi yang terinci pada tujuh butir sebagaimana telah diuraikan di atas yaitu (a) literasi keruangan dan keterampilan geografi, (b) geografi fisik, (c) geografi manusia, (d) interaksi lingkungan,(e) geografi regional, (f) pemanfaatan geografi, (g) koneksi global dan pengelolaan perubahan.

11

c. Tuntutan kompetensi yang direkomendasikan pada Framework f or 21st Century Learning yang diadaptasikan dengan kemampuan yang lebih spesifik sesuai konten mata pelajaran geografi.

d. Menyelaraskan dengan tingkat psikologis peserta didik yang diarahkan pada tingkat pengetahuanfaktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.

e. Menyelaraskan dengan kepentingan pembangunan nasional, menumbuhkan cinta tanah air, serta peduli pada kelestarian lingkungan.

Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor di atas, materi pokok mata pelajaran geografi dirumuskan sebagai berikut.

Ruang Lingkup Materi Sebaran Materi Pokok

1. Literasi keruangan dan

keterampilan geografi

1. Pengetahuan dasar geografi

2. Geografi fisik 2. Dinamika planet Bumi sebagai ruang

kehidupan

3. Dinamika litosfer

4. Dinamika atmosfer

5. Dinamika hidrosfer

6. Flora dan fauna Indonesia dan dunia

3. Geografi manusia 7. Dinamika kependudukan di Indonesia

8. Keragaman budaya bangsa sebagai

identitas nasional

4. Interaksi lingkungan 9. Kondisi wilayah Indonesia

10. Sebaran sumber daya alam Indonesia

11. Mitigasi serta adaptasi bencana alam

5. Geografi regional 12. Konsep wilayah dan pewilayahan

13. Pola persebaran dan interaksi spasial

desa-kota

14. Regionalisasi fenomena geografi di

dunia

6. Pemanfaatan geografi 15. Pemanfaatan peta

16. Pengindraan jauh

17. Sistem Informasi Geografis (SIG)

7. Koneksi global dan

pengelolaan perubahan

18. Kerja sama negara maju dan

Dokumen terkait