• Tidak ada hasil yang ditemukan

Testis sapi merupakan organ kelamin primer sapi yang mengandung hormon androgen (hormon kelamin jantan) terutama testosteron dan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa (Toelihere, 1985). Hal ini dimanfaatkan oleh BATAN, sebuah perusahaan nuklir dengan teknologi radioimmunoassay dan isotop yodium-125 yang mereka miliki yang dapat mengukur kadar hormon pada testis dengan jumlah sekitar 30% lebih tinggi daripada domba dan kambing.

Konsentrasi testosteron yang tinggi tersebut memperlihatkan bahwa ekstrak testis sapi memiliki hormon androgen sebagai penghasil sel jantan dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai hormon steroid androgen alami pada sex reversal ikan menjadi jantan (Batan,2010) karena kadar testosteron

15 tidak hanya didapat dari hasil biosintesis steroid (steroidogenik) di tubuh lobster saja. Karena keterbatasan informasi tentang ekstrak testis sapi ini, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut manfaat ekstrak testis sapi ini.

Pada penelitian Sagita (2011) perendaman larva lobster air tawar dengan dosis ekstrak testis sapi 2 ppm dan lama perendaman 24 jam menghasilkan sebesar 74,15% dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 83,33%.

Sedangkan pada penelitian Elisdiana (2011) pada dosis ekstrak tetis sapi (ETS) dan suhu yang terbaik dalam produksi ikan guppy jantan adalah pada interaksi (ETSxT) 30oC dan 5 ppm sebesar 63,10% dengan tingkat kelangsungan hidup sebesar 70,13%.

36 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa stadia larva lobster air tawar memberikan respon yang sama terhadap maskulinisasi lobster air tawar sehingga hanya perendaman larva lobster air tawar menggunakan dosis ekstrak tetis sapi (ETS) pada dosis ekstrak testis sapi 265 mg dan lama perendaman 5 hari menghasilkan jantan tertinggi sebesar 71,43% .

B. Saran

Penelitian lanjutan untuk memproduksi lobster air tawar dengan jenis kelamin jantan dilakukan dengan lama perendaman dan dosis ekstrak testis sapi (ETS) yang tidak terlalu tinggi, untuk mengoptimalkan besarnya persentase jantan dan tingkat kelangsungan hidup lobster juga stadia yang pas untuk menghasilkan jantan maksimal .

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. dan U.M. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. Universitas Riau Press. Riau.

Aiken, D.E., and Waddy, S.L., 1992. The growth-process in crayfish. Rev. Aquat. Sci. 6, 335–381.

Arfah, H. 1997. Efektivitas Hormon 17α-metiltestosteron dengan metode Perendaman Induk Terhadap Nisbah dan Fertilitas Keturunan Ikan Gapi (Poecilia reticulata). Tesis. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, 43 hal

Batan. 2010. Nutrisi Ternak.

http://www.batan.go.id/patir/nutrisi_ternak/nutrisi_ternak.html. Diakses pada tanggal 20 Desember 2010, pukul 16.00 WIB.

Beardmore, J.A., Mair, G.C., and Lewis, R.I., 2001. Monosex male production in finfish as exemplified by tilapia: applications, problems, and prospects. Aquaculture 197, 283–301.

Bentley, P. J. 1982. Comparative vertebrate endocrinology, 2nd Ed. Cambridge University Press. Cambridge. 70-72p.

Botsford, L.W., 1985. Models of growth. In: Wenner, A.M. (Ed.), Crustacean Issues: Factors in Adult Growth. A.A. Balkema Publishers, Boston, pp. 171–188.

Carman, O. dan M. Alimuddin. 1998. Produksi Ikan Cupang Jantan Saja. Publikasi pada Pelatihan Pembinaan Petani Ikan Cupang dari Lima Wilayah DKI Jakarta di BBI Ciganjur. Bgor.

Contreras-Sanchez, W. M., and Fitzpatrick, M. S. 2001. Fate of methyltestosterone in the pond environment: Impact of mt-contaminated soil on tilapia sex differentiation. Department of Fisheries and Wildlife. Oregon State University Corvallis. Oregon. USA. 103-106

Curtis, M.C.,and Jones, C.M., 1995. Observations on monosex culture of redclaw crayfish Cherax quadricarinatus von Martens (Decapoda: Parastacidae) in earthen ponds. J.World Aquac. Soc. 26, 154–159.

Devlin, R.H.,and Nagahama, Y., 2002. Sex determination and sex differentiation in fish: an overview of genetic, physiological, and environmental influences.

Aquaculture 208, 191–364.

Donaldson E.M, Lund U.H.M.F, Higgs D.A, and McBride J.R. 1979. Hormonal enhancement of growth. In Hoar W.S, Randall and D.J, Donaldson E.M (Eds.), Fish physiology. Vol VIII. Academic press. New York. P : 456-597.

Elisdiana yeni., 2011. “Maskulinisasi ikan guppy (Poecillia reticulata) melalui perendaman induk dalam berbagai aras dosis ekstrak testis sapi dan suhu”.

Tesis, Lampung : Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, 2011.

Hadley M.E 1992. Endocrinology. Third edition. Prentice - Hall international editions. News Jersey. P:25.

Gomelsky, B., 2003. Chromosome set manipulation and sex control in common carp: a review. Aquat. Living Resour. 16, 408–415.

Guerrero,R.D, and L.A Gerrero, 2004. Effects of Androstenedione and MethylTestosterone on Sex Reversal in Outdoor Net Enclosures.

Hadley M.E 1992. Endocrinology. Third edition. Prentice - Hall international editions. News Jersey. P:25.

Hakim, R.H., 2008. Optimalisasi Pemberian Dosis Hormon Metiltestoteron Terhadap Keberhasilan Pembentukan Monosex Jantan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Jurnal Protein. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Vol. 15 No.1.

Hakim, R. R. 2009. Peningkatan Keberhasilan Pembentukan Monosex Jantan Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Melalui Pemberian Hormon Metiltestosteron dengan Lama Perendaman yang Berbeda. Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian-Peternakan; Universitas Muhammadiyah Malang

Hartnoll, R.G., 1982. Growth. In: Bliss, D.E. (Ed.), The Biology of Crustacea. Academic Press, New York, pp. 111–197.

Henry, R. P., and Wheatly, M. G. 1988. Dynamics of salinity adaptations in the euryhaline crayfish. Pacifastacus leniusculus. Physiol. Zool.,61 (3) : 260-271.

Holdich, D. M. 1993. A review of astaciculture : freshwater crayfish farming. Aquat.Living Resour. 6, 307-317.

Hunter,G.A, and E.M Donaldson, 1983. Hormonal Sex Control and Its Application to Fish Culture. In: W.S. Hoar, D.J. Randall & E.M. Donaldson (edits) Fish physiology Vol. 9: Reproduction. Academic Press. New York. 223-303p.

Iskandar, T. 2003. Budidaya Lobster Air Tawar. Agro Media Pustaka. Jakarta. Lawrence, C.S., 2004. All-male hybrid (Cherax albidus × Cherax rotundus)

yabbies grow faster than mixed-sex (C-albidus × Calbidus) yabbies. Aquaculture 236, 211–220.

Lawrence, C.S., Cheng, Y.W., Morrissy,and N.M.,Williams, I.H., 2000. A comparison of mixed-sex vs. monosex growout and different diets on the growth rate of freshwater crayfish (Cherax albidus). Aquaculture 185, 281–

289.

Maskur. 2005. Domestikasi dan Pengembangan Cherax albertisii di Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.

Matty A.J. 1985. Fish endocrinology. England. 265p. Nagamine, K., Cen, R., & Ostriker, J. P. 2000, ApJ, 541, 25

Naggy A, Beresenyi M and Canyi V. 1981. Sex reversal in Carp (Cyprinus carpio) by oral administration of methyltestosteron. Canadian Journal Fish Aquaculture Science 38: 725-728.

Pandian, T.J.,and Koteeswaran, R. 2000. Lability of Sex Diferentiation in Fish. School of biological sciences. Maduraj kamaraj university. India.

Piffer, F. 2001. Endocrine Sex Control Strategis ForFeminization Of Teleost Fish. Aquaculture. 1997: 229-281.

Piferrer, F., S. Zanuy, M. Carrillo,I.I.Solar, H.R. Devlin , and M.E. Donaldson. 1994. Brief Treatment With an Aromatase Inhibitor During Sex Differentiation Causes Chromosomally Famale Salmon to Develop as Normal, Functional Males. The Journal of Experimental Zoology 270:25-262.

Purdom, C E. 1993. Genetic and Fish Breeding. Chapman and Hall. New York. USA. 277 pp.

Ratnasari, V. D. 2011. Maskulinisasi Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Melalui Perendaman Induk dalam Ekstrak Testis Sapi Berbagai Aras Dosis. Lampung. Universitas Lampung.

Rougeot, C., Jacobs, B., Kestemont, P., and Melard, C. 2002. Sex Control and Sex Determinism Study in Eurasian Perch Perca fluviatilis, by

Use of Hormonally Sex Reversed Male breeders. Aquaculture 211:81-89.S

Sagi, A., and D. Cohen. 1990. Growth, maturation and progeny of sex-reversed Macrobrachium rosenbergii males. World Aquacult, 21.hal.87-90.

Sagi, A.,and Aflalo, E.D., 2005. The androgenic gland and monosex culture in prawns a biotechnological perspective. Aquac. Res. 36, 231–237.

Satyantini, W.H., dan Mukti, A.T., 2006. Maskulinisasi Larva Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) dengan Penggunaan Hormon 17α -Metiltestosteron. Kumpulan Abstraksi Penelitian pada Seminal Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Facultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Madang.

Setiawan, C., 2006. Teknik Pembenihan dan Cara Cepat Pembesaran Lobster Air Tawar. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Siddiqui, A.Q., AlHafedh, Y.S., AlHarbi, A.H.,and Ali, S.A., 1997. Effects of stocking density and monosex culture of freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii on growth and production in concrete tanks in Saudi Arabia. J.World Aquac. Soc. 28, 106–112.

Strussman, C.A. and R.Patino. 1995. Temperature Manipulation of Sex Differentition In Fish. Proceedings of The Fifth International Symposium on The Reproductive Physiology of The Fish (F.W. Goetz and P. Thomas, ds), Fish Symp, Austin, Texas.

Studivianto, G., 2007. Pengaruh perendaman benih lobster air tawar capit merah (Cherax quadricarinatus) pada umur yang berbeda dalam hormon sintetik 17 alpha metiltestosteron terhadap persentase kelamin jantan. http://adln.lib.unair.ac.id/. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2010.

Sukmajaya, Y dan Suharjo, 2003. Mengenal lebih Dekat Lobster Air Tawar, Komoditas Perikanan Prospektif. Agromedia Pustaka Utama.

Sukabumi.

Sumantadinata, K dan Carman, O. 1995. Teknologi Ginogenesis dan Seks Reversal dalam Pemuliaan Ikan. Buletin Ilmiah Gukuryoju, Volume I. 2005. Hal.11-18

Susanto, G. N., and Charmantier, G. 2000. Ontogeny of osmoregulation in the crayfish Astacus leptodactylus. Physiological and Biochemical Zoology, 73 (2) : 169-176.

Suwandi, D.S., 2011. “Maskulinisasi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) melalui perendaman larva dalam berbagai aras dosis ekstrak testis sapi dan

lama perendaman”. Tesis, Lampung : Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung, 2011.

Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi Ternak. Angkasa. Bandung. 327p. Tapitalu, R.F 1996., “Hunungan Beberapa Aspek Biologi Cherax lorentzi (

Crustacea : Parastacidae ) dengan Karakteristik Habitatnya”, Tesis, Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, 1996.

Wie, K.L.C. 2006. Pembenihan Lobster Air Tawar Meraup Untung dari Lahan Sempit. Agromedia. Jakarta Selatan.

Wilfrido M. Contreras-Sánchez. 2001.FATE OF METHYLTESTOSTERONE IN THE POND ENVIRONMENT. Laboratorio de Acuacultura Universidad Juárez Autónoma de Tabasco Villahermosa, Tabasco, Mexico.

Wiyanto, H, dan R. Hartono, 2003. Pembenihan dan Pembesaran Lobster Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. 79 hlm.

Yamazaki F. 1983. Sex Control and Manipulation in Fish. Aquaculture 33: 329-354.

Young, G. Kasukabe, M. and Nakamura I. 2005. Gonadal Steroidogenesis in Teleost Fish in Hormones and Their Receptors in Fish Reproduction Vol. 4:158-171p. National University of Singapore and University of Victoria. Canada.

Zairin, M. Jr. 2002. Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina. Penebar Swadaya. Jakarta. 95p.

Dokumen terkait