Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diusulkan saran-saran berikut: 1) Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian kiambang di Waduk
Batutegi dengan mengolahnya menjadi kompos perlu diberdayakan semua kelompok tani yang ada di sekitar genangan Waduk Batutegi.
2) Pihak pengelola Waduk Batutegi dapat memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok tani yang sudah berupaya melakukan pengolahan kiambang menjadi kompos agar volume produksinya dapat meningkat sebagaimana telah dilakukan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bandar Lampung yang telah memfasilitasi berdirinya Unit Pengolahan Kiambang di Pekon Airnaningan yang dikelola Kelompok Tani
Sangarus Jaya.
3) Kepada para penyuluh dan petani di wilayah Kecamatan Airnaningan Perlu melakukan kaji terap terhadap kompos kiambang baik untuk budidaya tanaman pangan, hortikultura, maupun tanaman perkebunan secara lebih komprehensif sehingga dapat diketahui dampak
penambahan kompos kiambang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. Anonim. (2014). Jenis-jenis Kiambang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kiambang, diakses tanggal 8 Februari 2014).
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. SNI 19-7030-2004.
Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung. 2006. Profil Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung. Lampung.
Cahaya TS, A., dan D. A. Nugroho. 2008. Pembuatan Kompos dengan menggunakan limbah padat organik (sampah sayur dan ampas tebu). Universitas iponegoro. Semarang.
(http://www.academia.edu/3374556/pembuatan_kompos_dengan_me nggunakan_limbah_padat_organik.pdf, diakses tanggal 8 Februari 2014)
Dirjen Perkebunan. 2006. Pemanfaatan Limbah Perkebunan.
(http://ditjenbun.pertanian.go.id/perbenpro/images/stories/Pdf/pedoma nlimbahbuku-nop.pdf, diakses tanggal 8 Februari 2014).
Divakaran, O., M. Arunachalam, dan N.B. Nair. 1980. Growth rates of Salvinia molesta Mitchell with special reference to salinity.
Proceedings of Indian Academy of Science, Plant Science, 89:161- 168. Dalam: Farida 2011. (http://farida-
berbagipengetahuan.blogspot.com.html, diakses tanggal 21 Februari 2014).
Djaja, W. 2008. Langka Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah Kota. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Erdiansyah. 2013. Pengaruh Penambahan Pupuk Organik Sangarus (POS) dan POG terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat di
Pekarangan. Laporan Kaji Terap Skala Terbatas. BP3K Kecamatan Airnaningan. Tanggamus
Filliazati, M., I. Apriani, dan T.A. Zahara. 2013. Pengolahan Limbah Cair Domestik dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball dan Tanaman Kiambang. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
(http://www.academia.edu/6531621/pengolahan_limbah_cair_domesti k.pdf, diakses tanggal 8 Februari 2014).
Fachrudin, R. 2012. Evaluasi Kandungan Zat-Zat Makanan Kiambang (Salvinia molesta) di Waduk Batutegi Kecamatan Airnaningan Kabupaten Tanggamus. Universitas Lampung. Lampung.
Gaur, A.C. 1980. Rapid Composting. In Compost Technology. Project Field Document No. 13. Food ang Agriculture Organization of The United Nations. Dalam: Kompos. Setyorini et al. (2006).
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Hanafiah, K. A., A. Napoleon, dan N. Ghofar. 2005. Biologi Tanah, Ekologi dan Makrobiologi Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Isrori dan N. Yuliarti. 2009. Kompos, Cara Mudah, Murah, dan Cepat Menghasilkan Kompos. Andi. Yogyakarta.
Loveless, A.R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Edisi ke-2. Gramedia. Jakarta.
Nataraja, K. 2008. Feasibility Of Using Salvinia molesta (D. S. Mitchell) For Composting, Vermicomposting, and Biogas Generation. Dharwad University of Agricultural Sciences. Dharwad.
(http://www.google.com/url?q=http://etd.uasd.edu/ft/th9730.pdf, diakses tanggal 21 Februari 2014).
Saraswati, R. dan Sumarno. 2008. Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Dalam: Iptek Tanaman Pangan Vol. 3 No. 1 - 2008.
(http://www.google.com/search?client=firefox-
a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&channel=jenis-
jenis+spesies+mikroba+yang+berperan++dala+proses+pengomposan .pdf, diakses tanggal 8 Februari 2014).
Setyorini, D.R. Saraswati, dan E.K. Anwar. 2006. Kompos. Dalam: Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Editor Simanungkalit, R.D.M.et al. 2006.
Simanihuruk, K., dan J. Sirait. 2010. Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veternier 2010. Sumatera Utara.
(http://www.google.com/url?q=http://lolitkambing.litbang.deptan.go.id/i nd/images/stories/pdf/pro10-82_kiston_simanihuruk.pdf, diakses tanggal 25 Februari 2014.
SQI. 2001. Guidelines for Soil Quality Assesment in Conservation Planning. Soil Quality Institute. Natural Resources Conservation
Service. USDA.Dalam: Partoyo (2005) Analisis Indeks Kualitas Tanah Pertanian di Lahan Pasir Pantai Samas Yogyakarta. Dalam: Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2. 140–15.
(http://agrisci.ugm.ac.id/vol12_2/6.140-
151.Indeks%20Kualitas%20Tanah.pdf, diakses tanggal 10 Februari 2014).
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik, Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisus. Yogyakarta.
Tim Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB. 2012. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak. CV Nutri Sejahtera. (http://anuragaja.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/Buku-PBMT.pdf, diakses tanggal 5 Maret 2014).
USDA.2012. Klasifikasi kiambang.
(http://plants.usda.gov/classification/output_report.cgi?5, diakses tanggal 8 Februari 2014).
Whiteman, J. B. 1991. Aquatic Botany. Washington Cambridge university.
Dalam: Farida 2011. (http://farida-
berbagipengetahuan.blogspot.com/2011_04_01_archive.html, diakses tanggal 5 Maret 2014).
Lampiran 1.Peta Irigasi Way Sekampung
Lampiran 2.Standar mutu kompos
Tabel 11. Standar mutu kompos
No Parameter Pengujian Satuan Minimum Maksimum
1 Kadar Air % * 50
2 Temperatur oC Suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
4 Bau Berbau tanah
5 Ukuran Partikel Mm 0,55 25
6 Kemampuan ikat air % 58 *
7 pH 6,80 7,49 8 Bahan asing % * 1,5 Unsur makro 9 Bahan organik % 27 58 10 Nitrogen % 0,40 * 11 Karbon % 9,80 32 12 Phosfor (P2O5) % 0,10 * 13 C/N-rasio 10 20 14 Kalium (K2O) % 0,2 * Unsur mikro 15 Arsen mg/kg * 13 16 Kadmium (Cd) mg/kg * 3 17 Kobal (Co) mg/kg * 34 18 Kromium (Cr) mg/kg * 210 19 Tembaga (Cu) mg/kg * 100 20 Merkuri (Hg) mg/kg * 0,8 21 Nikel (Ni) mg/kg * 62 22 Timbal (Pb) mg/kg * 150 23 Selenium (Se) mg/kg * 2 24 Seng (Zn) mg/kg * 500 Unsur lain 25 Kalsium (Ca) % * 25,50 26 Magnesium (Mg) % * 0,60 27 Besi (Fe) % * 2,00 28 Aluminium (Al) % * 2,20 29 Mangan (Mn) % * 0,10 Bakteri 30 Fecal coli MPN/gr 1000 31 Salmonellasp. MPN/4 gr 3
Keterangan: *) nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum
Lampiran 3.Jenis-jenis kiambang
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kiambang (gambar 12, 13, dan 14) Gambar 14. Pistia stratiotes
Gambar 12.Salvinia minima Gambar 13. Salvinia natans
Lampiran 4.Dokumentasi penelitian
Gambar 16. Kiambang di areal genangan Waduk Batutegi
Gambar 17. Pembuangan kiambang melaluai saluran
Gambar 18. Kiambang yang mengendap di dasar areal genangan berpotensi
menyebabkan pendangkalan
Gambar 19. Pengambilan kiambang di areal genangan Waduk Batutegi
Gambar 20. Pencacahan kiambang secara manual
Gambar 21. Pencacahan kiambang menggunakan mesin
Gambar 22. Proses pengomposan kiambang
Gambar 23. Pengomposan kiambang di bak pengomposan
Gambar 24. Kompos kiambang hampir matang
Gambar 25. Penghitungan bobot kering kiambang
Gambar 26. Kaji terap penerapan kompos kiambang skala terbatas pada tanaman tomat
Gambar 27. Perbedaan
pertumbuhan tanaman tomat (A2 = Tanah + kompos Kiambang 1kg; B2 = Tanah + POG 1 kg; C2 Tanah tanpa kompos (kontrol)