• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan

2.6 Wisata Bahari

Bidang - bidang Usaha Pariwisata (sesuai Pasal 14, UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Pariwisata) diantaranya adalah : Daya Tarik Wisata, Kawasan Pariwisata, Jasa Transportasi Wisata, Jasa Perjalanan Wisata, Jasa Makanan dan Minuman, Penyediaan Akomodasi, Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan Rekreasi, MICE, Jasa Informasi Pariwisata, Jasa Konsultan Pariwisata, Jasa Pramuwisata, Wisata Tirta, dan Spa.

Wisata Tirta merupakan kawasan perairan yang dapat digunakan, baik untuk rekreasi maupun untuk kegiatan olahraga air. Dalam bidang usaha wisata tirta, salah satu jenis usaha wisatanya adalah wisata bahari yang merupakan penyelenggaraan wisata dan olahraga air, termasuk penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial diperairan laut.

Adapaun jenis usaha wisata bahari, sebagai berikut :

• Wisata selam;

• Wisata perahu layar;

• Wisata memancing;

• Wisata selancar;

• Dermaga bahari;

• Sub – jenis usaha lainnya ditetapkan oleh bupati, walikota dan / atau gubernur.(Permenbudpar No.PM.96/HK.501/MKP/2010)

Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik yang dilakukan di atas permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistem nya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut (Suwantoro, 2000:2)

Wisata bahari merupakan salah satu program unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan yang terdiri dari pengenalan destinasi diving, surfing, cruise, dan mendukung kampanye pelestarian lingkungan bahari serta peningkatan wisata budaya bahari (Menteri Pariwisata Arief Yahya pada pembukaan Seminar Nasional Pariwisata Bahari, 8 – 9 Desember 2014).

Secara umum sumberdaya pesisir dapat dibagi menjadi : (1) sumberdaya dapat pulih (renewable resource) seperti : ikan, udang, rumput laut, kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut; (2) sumberdaya tidak dapat pulih (non renewable

resource) meliputi : mineral, bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas; (3) energi

kelautan, seperti : OTEC, pasang surut, gelombang; (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental service) seperti : pariwisata dan perhubungan laut (Purnomowati, 2003)

Pengembangan pariwisata bahari pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan lautan Indonesia berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias.Objek wisata bahari lainnya yang berpotensi besar adalah wilayah pantai.Pada umumnya, Indonesia memiliki kondisi pantai yang indah dan alami.Diantaranya adalah pantai barat

Sumatera, Pesisir Sibolga, Pulau Simeuleu, Nusa Dua Bali dan pantai terjal berbatu di selatan Pulau Lombok.Wilayah pantai menawarkan jasa dalam bentuk panorama pantai yang indah, tempat pemandian yang bersih dan juga tempat untuk melakukan kegiatan berselancar air atau surfing.Terutama pada pantai yang landai, memiliki ombak yang besar dan berkesinambungan.

Obyek dan daya tarik wisata bahari Pulau Mursala merupakan lingkungan yang didasarkan pada daya tarik kawasan yang di dominasi perairan laut, dengan keindahan dan keunikan pulau di wilayah perairan laut serta kegiatan – kegiatan wisata bahari yang menunjangbaik yang dilakukan di atas permukaan di wilayah laut maupun di dalam laut yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota laut,. Pulau Mursala memiliki potensi wisata bahari yang cukup besar sehingga perlu pembangunan dengan konsep wisata bahari.Pembangunan pulau mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari saat ini diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Pulau Mursala dengan air terjun tawar yang jatuh ke permukaan laut berada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Pulau Sumatera berhadapan dengan Samudera Hindia memiliki panorama yang indah, keunikan alam, karakteristik ekosistem, kekhasan seni budaya dan karakteristik masyarakat sebagai kekuatan dasar daerah pulau Mursala sebagai obyek dan daya tarik wisata bahari. Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di Pulau Mursala seperti berperahu, berenang, snorkling, diving, mancing serta piknik menikmati atmosfer pemandangan wilayah laut dan pesisir.

Empat strategi dasar pengembangan wisata bahari yang akan dijalankan Kementrian Pariwisata yaitu pertama destinition level strategy di mana potensi yang sudah ada harus selalu tumbuh dan tumbuhnya harusnya lebih tinggi agar berkelanjutan. Strategi kedua, dibutuhkan portofolio strategi untuk meminta meminimalkan resiko bisnis.Itu karena ketika wisata sudah menjadi bisnis pariwisata maka harus tunduk pada hukum bisnis dan itu perlu dikembangkan sehingga lebih tinggi dari competitor.Ketiga adalahparenting strategyagar mengetahui siapa leader dan siapa pendukungnya. Terakhir yang keempat adalah bisnis yang terbagi dalam tiga bagian dan dapat dipilih atau disesuaikan yaitu pertamacomparative strategi, berdasarkan riset kedua competitive strategy berdasarkan market dan ketiga ialah

fungsional strategi dengan pendekatan pada area fungsiona. Denagn memicu pada

empat strategi dasar tersebut menjadi wisata bahari terpadu dan memiliki pengaruh besar di kemudian hari. (Yahya, 2014)

Dalam pengembangan wisata bahari ini Kementrian Pariwisata dan menyesuaikan dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) dimana telah menetapkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang berbasis bahari sehingga kerjasama antar sektor di tingkat pusat dan provinsi serta membangun kerja sama antara daerah akan dijadikan strategi di dalam pengembangan destinasi bahari.

Dalam upaya pengembangan wisata bahari di tanah air kedepannya ada berbagai tantangan yang perlu diperhatikan antara lain adalah sensitifitas lingkungan pantai dan pesisir, dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya dari kegiatan wisata bahari. Meningkatnya kecenderungan pasar pariwisata internasional untuk berwisata di kawasan yang masih alami memberikan peluang bagi pengembangan pariwisata di pulau-pulaukecil.Kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap upaya pemeliharaan dan kelestarian lingkungan berdampak pada perlunya pengemhangan pariwisata yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan yang lebih luas.

Pulau-pulau kecil perlu diberdayakan secara optimal dan lestari sesuai dengan karakteristik dan potensinya masin-masing.Dilain pihak pulau-pulau kecil memiliki daya dukung yang terbatas yang perludipertimbangkan dalam pemanfaatannya untuk suatu kegiatan, termasuk kegiatanpariwisata. Karakteristik fisik pulau yang kecil, umumnya berakibat pada keterbatasansumber daya air, kerentanan terhadap ancaman bencana alam, penduduk yang relatif miskin, serta keterisolasian dari wilayah lain. Pengembangan kegiatan pariwisata di pulau-pulaukecil berpotensi member ikan dampak baik positif maupun negatif terhadap lingkungan sekitarnya.Dampak tersebut dapat dilihat dari segi fisik alami, binaan, sosial budaya dan ekonomi.Dampak positif perlu dioptimalkan sementara dampak negatif tentunya harus diminimasi bahkan jika memungkinkan dihilangkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul

Industri pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara-negara yang tergabung dalam Association of South East Asia Nations (ASEAN) secara keseluruhan. Berdasarkan Laporan Perjalanan ASEAN dan Daya Saing Pariwisata 2012, diperkirakan bahwa sektor pariwisata menyumbang 4,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN. Selain itu, secara langsung mempekerjakan 9,3 juta orang, atau 3,2 persen dari total tenaga kerja dan secara tidak langsung mendukung sekitar 25 juta pekerjaan. Pada tahun 1991, hanya ada 20 juta pengunjung internasional di wilayah ASEAN.Setelah 20 tahun, jumlahnya telah tumbuh empat kali, lebih dari 81 juta kedatangan pada tahun 2011.(Sumber

Dalam delapan tahun terakhir, pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia berada di Asia Tenggara. Arus kunjungan wisatawan ke negara ASEAN meningkat 12 % menjadi 92,7 juta orang, sementara pertumbuhan global hanya 5 %. Jika dirata-ratakan dalam periode 2005-2012 pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN mencapai 8,3 % per tahun. Jauh di atas rata-rata pertumbuhan global yang hanya 3,6 %. Pada tahun 2023 sektor pariwisata diproyeksi akan berkontribusi terhadap perekonomian

ASEAN mencapai US $480 miliar dengan pertumbuhan rata – rata 5,8 % per tahun dan pertumbuhan investasi 6,8 % per tahun. Di Indonesia, penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 10,18 juta orang atau 8,9 % dari total jumlah pekerja. (Sumber :

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.508 pulau besar dan kecil dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer persegi dan 63 % wilayahnya merupakan perairan. Seperti halnya perairan di kawasan Indo–Pasifik lainnya, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya laut, termasuk terumbu karang (corel reef). Dari luasperairan di Indonesia, 40 % diantaranya merupakan terumbu karang. Menurut Bank Dunia, luasan terumbu karang adalah sekitar 75.000 kilometer yang merupakan 14 % dari luas terumbu karang dunia. (Sumber : http://www.coremap.or.id)

Provinsi Sumatera Utara adalah satu destinasi wisata yang memiliki keanekaragamaan alam dan budaya, yang dapat dijadikan modal dalam sektor pariwisata, salah satunya adalah potensi wisata bahari yang berada di kabupaten Tapanuli Tengah.Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di Pantai Barat Sumatera Utaradengan ibukota Pandan. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki potensi yang sangat besar bagisektor pariwisata karena memiliki keunikan dan keindahan alam, keanekaragaman budaya serta peninggalan-peninggalan sejarah yang dapat dijadikan daya tarik wisata, dengan brand tourism ”Negeri Wisata Sejuta Pesona”.

Kabupaten Tapanuli Tengah juga memiliki 31 pulau dan beberapa diantaranya tiga pegunungan / bukit, 48 pantai, 22 air tejrun, dua danau, dua obyek wisata buatan dan 19 tempat bersejarah. Obyek dan daya tarik wisata utama di daerah ini adalah Teluk Tapian Nauli, pesona keindahan pantai dan alam bawah laut, peninggalan budaya dan atraksi budaya. (Sumber : travel.kompas.com).

Beberapa potensi di Kabupaten Tapanuli Tengah diantaranya untuk wisata sejarah dan budaya terdapat situs-situs sejarah seperti Sumur Nomensen, Makam Mahligai, Makam Papan Tinggi Raja dan Batu Lubang,untuk potensi wisata alam terdapat beberapa air terjun yang tersebar di antara pegunungan dan pulau seperti Air Terjun Sihobuk, Air Terjun Silak-lak dan Air Terjun Tujuh Tingkat dan terdapat beberapa pulau kecil yang terbentang di daerah lautannya, seperti Pulau Bakar, Pulau Ungge, Pulau Puti, danPulau Mursala. Pulau-pulau tersebut memiliki keindahan pantai dan terumbu karang dengan berbagai ekosistem bawah laut yang mempesona dengan panorama yang sangat indah, ini merupakan potensi obyek dan daya tarik wisata bahari dan dapat dijadikan sebagai lokasi kegiatan olahraga menyelam

(diving), memancing (fishing),snorkling, dan sebagainya.

Pulau Mursala merupakan pulau terbesar di Kabupaten Tapanuli Tengah dan merupakan daerah perbukitan yang indah dengan air terjun tawar yang langsung jatuh ke lautdan terdapat aliran sungai berbatu yang membelah Pulau Mursala serta keanekaragaman biota laut. Potensi pulau-pulau kecil dari segi keanekaragaman hayati, keindahan panorama alam dan keunikan pulau dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kegiatan, termasuk pariwisata, yang mana pulau – pulau kecil tersebut memiliki potensi bagi pengembangan wisata bahari.

Wisata bahari merupakan salah satu produk unggulan dan prioritas dalam pembangunan kepariwisataan nasional dengan arah pengembangan yang terdiri dari pengenalan destinasi, diving, surfing, cruise.Konsep wisata bahari didasarkan pada

view keunikan alam, karakteristik ekosistem, gagasan seni budayadan karakteristik

masyarakat sebagai kekuatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Wisata bahari adalah pasar khusus untuk orang yang sadar akan lingkungan dan tertarik untuk menikmati alam.Wisata bahari memang secara langsung bertujuan kepada segala hal yang berhubungan dengan flora dan fauna laut maupun berbagai biota laut lainnya.Wisata bahari umumnya bertujuan sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup khususnya menyangkut khazanah segala macam jenis biota laut dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Potensi wisata bahari yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Tengah sangat besar, namun belum dikenal masyarakat luas. Atas dasar inilah penulis memilih daya tarik wisata bahari sebagai obyek dalam pembuatan kertas karya ini dengan judul “Pembangunan Pulau Mursala Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata Bahari di Kabupaten Tapanuli Tengah” dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Indonesiaakan menghadapi pasar bebas ASEAN, yang mana MEA menuntut efisiensi dan keunggulan produk yang lebih kompetitif dan inovatif. Pada

dasarnya Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan peluang positif bagi perkembangan ekonomi nasional.

b. Peran penting pembangunan kepariwisataan diharapkan mampu memberi kontribusi yang besar kepada pembangunan nasional berupa devisa negara. c. Daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara yang meliputi Kabupaten Tapanuli

Tengah merupakan daerah yang kaya dengan keindahan alam, peninggalan sejarah,dan budaya, oleh sebab itu penulis ingin menyumbangkan buah pikiran dan membantu memperkenalkan potensi daya tarik wisata bahari dan sebagai peran serta dalam mempromosikan Pulau Mursala.

d. Pulau Mursala memiliki air terjun yang langsung jatuh ke permukaan laut, dengan air yang tawar meski berada di tengah laut, air terjun seperti ini hanya ada lima di dunia, dua berada di Indonesia yaitu air terjun Kahatola di Halmahera Barat dan Air Terjun Pulau Mursala yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Dokumen terkait