BAB V PENUTUP
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan metode al-tathbiquntuk meningkatkan hasil belajar Fiqih materi Thaharoh kelas VII A MTs. Tarqiyatul Himmah Tahun Pelajaran 2017/2018 maka ada beberapa saran yang penulis tunjukkan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode al- tathbiq dapat di terapkan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fiqih dalam upaya untuk menjadikan siswa benar-benar dapat mengetahui bagaimana tata cara bersuci yang benar bukan hanya mendengarkan materi saja tanpa dapat melaksanakan praktek secara langsung.
66
a. Hendaknya pesrta didik lebih bersemangat serta berpartisipasi dan berperan aktif seperti berpendapat dan menanggapi pertanyaan guru, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
b. Metode AL- Tathbiq dapat meningkatkan motivasi belajar siwa agar hasilnya dapat meningkat.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan sekolah dapat memberi dorongan kepada guru agar dapat menggunakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dengan memberikan fasilitas dan sarana prasarana yang mendukung.
4. Bagi orang Tua
Adanya kerjasama antara guru dan orang tua dalam memantau aktivitas anak di rumah mengenai pola belajar anak dan pergaulannya sehari-hari karena itu dapat berpengaruh pada karakter siswa.
5. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi kegiatan penelitian berikutnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Choliq, Ahmad. 2017. Fiqih. Semarang: Lancar Ilmu.Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Hasibuan dan Mudjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Karim, Syafii. 2006. Fiqih Ushul Fiqih. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Kastholani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif: Teori dan Aplikasi. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Khallaf, Abdul Wahhab. 2014. Ilmu Ushul Fiqih. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Nasution, Lahmuddin. 1995. Fiqih 1.
Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya. Rasjid, Sulaiman. 1998. Fiqih Islam (Hukum Fiqih Lengkap). Bandung: CV.
Sinar Baru.
Roestiyah. 1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.
Supardi. 2013. Model Pembelajaran Portofolio. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Suprijono,A. 2009. Cooprative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Surakhmad, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar.
Bandung: Tarsito.
Susanto, Akhmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
68
Trianto,2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,:
Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum KTSP.
Jakarta: Kencana.
Zuhri, Syaifudin. 2009. Ushul Fiqih Akal Sebagai Sumber Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
www.muhammadantariksa.com diunduh pada hari Minggu, 23 September 2018 pukul 05.10 WIB
69
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
70
Guru Mepraktekan Tata Cara Tayamum
Guru Meminta Siswa Mempraktekan Kembali Tata Cara Tayamum
71
Siswa Praktik Wudhu dan Tayamum Secara Bergantian
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I
Nama Sekolah : MTs. Tarqiyatul Himmah
Kelas/ Semester : VII/ I
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Thaharoh
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pegetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebagsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Mengidentifikasi macam- macam najis dan tata bersucinya
2. Mengidentifikasi macam-macam hadas dan tata cara bersucinya
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian Thaharoh
73
3. Siswa dapat menjelaskan macam-macam najis dan cara mensucikannya
4. Siswa dapat menjelaskan tata cara hadas dan cara mensucikannya
5. Siswa dapat menjelaskan tata cara bersuci
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Thaharoh
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut istilah,
taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis. Islam sangat
menganjurkan kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang
yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2. Macam-MacamTaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
c. Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat.
Cara menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang
biasa disebut air mutlak.
d. Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudu,
dan tayamum.
3. Macam-Macam Najis
Najis berasal dari bahasa Arab yang berarti kotoran, dan menurut istilah adalah
suatu benda yang kotor, yang mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah yang di tuntut
harus dalam keadaan suci.
Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi tiga , yaitu:
d. Najis berat atau najis mugalladah, yaitu najis yang harus dicuci sampai
tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang
74
e. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan cara menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan warnanya. Contohnya: darah, nanah, kotoran manusia.
f. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.
4. Macam-macam Hadas
Hadas berasal dari bahasa Arab yang berarti suatu peristiwa, sesuatu yang terjadi, sesuatu yang tidak berlaku. Sedangkan menurut istilah adalah keadaan tidak suci bagi seseorang sehingga menjadikannya tidak sah dalam melakukan ibadah.
a. Hadas Kecil
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi suci maka seseorang tersebut harus berwudhu atau tayamum. Seseorang berhadas kecil apabiala:
5) Karena keluar sesuatu dari dubur maupun qubul
6) Karena hilang akalnya, yang disebabkan mabuk, gila atau sebab lainnya
7) Bersentuhan kulit laki- laki dan perempuan yang bukan muhrim tanpa adanya penghalang
8) Karaena menyentuh kemaluan, baik milik sendiri maupun orang lain dengan telapak tangan.
b. Hadas Besar
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi suci maka ia harus mandi atau tayamum. Hal- hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar yaitu:
6) Karena bertemunya kelamin laki- laki dan perempuan 7) Karena haid
8) Nifas 9) wiladah 5. Tata Cara Bersuci
75
Ialah bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah adalah membersihkan anggota anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil dengan syarat dan rukun tertentu.
b. Syarat- syaratnya yaitu: 1) Muslim
2) Mumayis
3) Tidak sedang hadas besar 4) Menggunakan air mutlak
5) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke anggota wudhu c. Rukun wudhu ialah
1) Niat
2) Membasuh wajah 3) Membasuh kedua tangan 4) Mengusap sebagian kepala 5) Membasuh kaki sampai mata kaki 6) Tertib
g. Tayamum
Secara bahasa yaitu menuju. Secara istilah yaitu mengusapkan debu yang suci ke muka dan tangan untuk menghilangkan hadas menurut syarat dan rukun tertentu.
h. Syarat Tayamum
1) Sudah masuk waktu shalat
2) Sudah berusaha mencari air, tetapi tisdak mendapatkannya 3) Menggunakan debu yang suci
4) Telas suci dari najis
5) Adanya sebab yang membolehkan mengganti wudhu atau mandi dengan tayamum.
i. Rukun Tayamum 1) Niat
2) Mengusap wajah dan kedua tangan hingga pergelangan 3) Tertib
76
E. Alat dan Sumber Belajar Buku paket Fiqih, Kitab Terjemah, spidol
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Al- Tathbiq (demonstrasi)
G. Langkah- langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin
oleh ketua kelas dengan penuh khidmat.
b. Melakukan appersepsi , mengajukan pertanyaan tentang Thaharoh
c. Memberi informasi kompetensi inti atau kompetensi dasar, indikator,
dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan pegertian thaharoh dan najis
b. Guru menjelaskan macam-macam najis dan cara mensucikannya
c. Guru menjelaskan tata cara tata bersuci
d. Guru mempraktekan tata cara bersuci (wudhu dan tayamum)
e. Guru meminta siswa melafalkan niat wudhu dan tayamum secara
bergantian
3. Penutup
a. Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
77
c. Guru menyampaikan terimakasih dan maaf, serta bersama-sama
peserta didik guru menutup pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian Jenis Penilaian Bentuk Penilaian Contoh Instrumen
Menjelaskan pengertian
Thoharoh, Najis, dan Hadas
Tes Tulis Uraian Jelaskan pengertian Thaharoh, najis, dan hadas Menjelaskan
macam-macam najis dan Hadas
Tes Tulis Uraian Sebutkan macam-macam pembagian hadas dan najis Menjelaskan tata
cara bersuci
(wudhu dan
tayamum)
Tes Tulis Uraian Jelaskan tata cara wudhu dan tayamum
Pabelan , 05 November 2017
Guru Mapel Praktikan
M. Mahbub, S.Pd. Dita Atika Sari
Mengetahui Kepala Sekolah
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II
Nama Sekolah : MTs. Tarqiyatul Himmah
Kelas/ Semester : VII/ I
Mata Pelajaran : Fiqih
Materi Pokok : Thaharoh
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1x pertemuan)
I. Kompetensi Inti
(KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;
(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;
(KI-3) Memahami dan menerapkan pegetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebagsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;
(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
J. Kompetensi Dasar
3. Memperagakan tata cara bersuci dari hadas dan najis K. Tujuan Pembelajaran
6. Siswa dapat mempraktekan tata cara wudhu dengan benar 7. Siswa dapat mempraktekan tata cara tayamum dengan benar
79
6. Pengertian Thaharoh
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis. Islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
7. Macam-MacamTaharah Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
e. Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang biasa disebut air mutlak.
f. Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudu, dan tayamum.
8. Macam-Macam Najis
Najis berasal dari bahasa Arab yang berarti kotoran, dan menurut istilah adalah suatu benda yang kotor, yang mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah yang di tuntut harus dalam keadaan suci.
Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi tiga , yaitu:
j. Najis berat atau najis mugalladah, yaitu najis yang harus dicuci sampai tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau air yang dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing. k. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan
cara menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan warnanya. Contohnya: darah, nanah, kotoran manusia.
l. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.
9. Macam-macam Hadas
Hadas berasal dari bahasa Arab yang berarti suatu peristiwa, sesuatu yang terjadi, sesuatu yang tidak berlaku. Sedangkan menurut istilah adalah keadaan tidak suci bagi seseorang sehingga menjadikannya tidak sah dalam melakukan ibadah.
80
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi suci maka seseorang tersebut harus berwudhu atau tayamum. Seseorang berhadas kecil apabiala:
9) Karena keluar sesuatu dari dubur maupun qubul
10)Karena hilang akalnya, yang disebabkan mabuk, gila atau sebab lainnya
11)Bersentuhan kulit laki- laki dan perempuan yang bukan muhrim tanpa adanya penghalang
12)Karaena menyentuh kemaluan, baik milik sendiri maupun orang lain dengan telapak tangan.
d. Hadas Besar
Yaitu keadaan seseorang tidak suci, dan supaya ia menjadi suci maka ia harus mandi atau tayamum. Hal- hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar yaitu:
10)Karena bertemunya kelamin laki- laki dan perempuan 11)Karena haid
12)Nifas 13)wiladah 10. Tata Cara Bersuci
a. Wudhu
Ialah bersih atau indah. Sedangkan menurut istilah adalah membersihkan anggota anggota wudhu untuk menghilangkan hadas kecil dengan syarat dan rukun tertentu.
b. Syarat- syaratnya yaitu: 1) Muslim
2) Mumayis
3) Tidak sedang hadas besar 4) Menggunakan air mutlak
5) Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke anggota wudhu c. Rukun wudhu ialah
7) Niat
8) Membasuh wajah 9) Membasuh kedua tangan
81
10)Mengusap sebagian kepala 11)Membasuh kaki sampai mata kaki 12)Tertib
m. Tayamum
Secara bahasa yaitu menuju. Secara istilah yaitu mengusapkan debu yang suci ke muka dan tangan untuk menghilangkan hadas menurut syarat dan rukun tertentu.
n. Syarat Tayamum
1) Sudah masuk waktu shalat
2) Sudah berusaha mencari air, tetapi tisdak mendapatkannya 3) Menggunakan debu yang suci
4) Telas suci dari najis
5) Adanya sebab yang membolehkan mengganti wudhu atau mandi dengan tayamum.
o. Rukun Tayamum 1) Niat
2) Mengusap wajah dan kedua tangan hingga pergelangan 3) Tertib
4) Dikerjakan secara beriringan M. Sumber Belajar
Buku paket Fiqih, Kitab Terjemah N. Metode Pembelajaran
4. Ceramah 5. Tanya Jawab
6. Demonstrasi (al- tathbiq) O. Langkah- langkah Pembelajaran
2. Pendahuluan
a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo‟a bersama dipimpin
oleh ketua kelas dengan penuh khidmat.
b. Melakukan appersepsi , mengajukan pertanyaan tentang Thaharoh c. Memberi informasi kompetensi inti atau kompetensi dasar, indikator,
82
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan pegertian thaharoh dan najis
b. Guru menjelaskan macam-macam najis dan cara mensucikannya c. Guru menjelaskan tata cara tata bersuci
d. Guru mempraktekan tata cara bersuci (wudhu dan tayamum) e. Guru meminta siswa untuk mempraktekan kembali tata cara wudhu
dan tayamum secara bergiliran 3. Penutup
a. Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b. Melakukan penguatan materi pelajaran yang telah diberikan c. Guru menyampaikan terimakasih dan maaf, serta bersama-sama
peserta didik guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam. P. Penilaian Indikator Pencapaian Jenis Penilaian Bentuk Penilaian Contoh Instrumen Mempraktekan tata
cara wudhu dan tayamum
Tes Unjuk Kerja
Praktek Mempraktekan tata cara wudhu dan tayamum secara bergantian
Pabelan, 10 November 2017
Guru Mapel Praktikan
M. Mahbub, S.Pd. Dita Atika Sari
Mengetahui Kepala Sekolah
Drs. Muh. Abdul Kholiq, M.Ag. Hasil Pengamatan Siklus I
83
NO NAMA SISWA Aspek Yang di Nilai Jumlah
Keaktifan siswa Perhatian siswa Penguasaan materi 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1. Siswa 1 ѵ ѵ Ѵ 6 2. Siswa 2 ѵ ѵ Ѵ 7 3. Siswa 3 ѵ Ѵ ѵ 7 4. Siswa 4 ѵ ѵ Ѵ 7 5. Siswa 5 ѵ ѵ Ѵ 6 6. Siswa 6 ѵ ѵ Ѵ 5 7. Siswa 7 ѵ ѵ Ѵ 6 8. Siswa 8 ѵ ѵ Ѵ 7 9. Siswa 9 ѵ ѵ ѵ 7 10. Siswa 10 ѵ ѵ ѵ 7 11. Siswa 11 ѵ ѵ Ѵ 5 12. Siswa 12 ѵ ѵ ѵ 4 13. Siswa 13 ѵ ѵ Ѵ 7 14. Siswa 14 ѵ ѵ ѵ 6 15. Siswa 15 ѵ ѵ Ѵ 8 16. Siswa 16 ѵ ѵ Ѵ 6 17. Siswa 17 ѵ ѵ Ѵ 7 18. Siswa 18 ѵ ѵ ѵ 7 19. Siswa 19 ѵ ѵ Ѵ 6 20. Siswa 20 ѵ ѵ Ѵ 6 21. Siswa 21 ѵ ѵ Ѵ 8 22. Siswa 22 ѵ ѵ Ѵ 7 23. Siswa 23 ѵ ѵ Ѵ 4 24. Siswa 24 ѵ ѵ ѵ 5 25. Siswa 25 ѵ ѵ Ѵ 7 26. Siswa 26 ѵ ѵ Ѵ 5 27. Siswa 27 ѵ ѵ Ѵ 5 28. Siswa 28 ѵ ѵ Ѵ 8 29. Siswa 29 ѵ ѵ Ѵ 8 Pabelan, 10 November 2017 Mengetahui
Kepala Sekolah Praktikum
84
Hasil Pengamatan Siklus II
NO NAMA SISWA Aspek Yang di Nilai Jumlah
Keaktifan siswa Perhatian siswa Penguasaan materi 3 2 1 3 2 1 3 2 1 1. Siswa 1 ѵ  ѵ Ѵ 7 2. Siswa 2 ѵ ѵ Ѵ 7 3. Siswa 3 ѵ ѵ ѵ 8 4. Siswa 4 ѵ ѵ ѵ 7 5. Siswa 5 ѵ ѵ Ѵ 7 6. Siswa 6 ѵ ѵ Ѵ 7 7. Siswa 7 ѵ ѵ ѵ 8 8. Siswa 8 ѵ ѵ Ѵ 8 9. Siswa 9 ѵ ѵ ѵ 8 10. Siswa 10 ѵ ѵ Ѵ 7 11. Siswa 11 ѵ ѵ Ѵ 7 12. Siswa 12 ѵ ѵ ѵ 6 13. Siswa 13 ѵ ѵ ѵ 8 14. Siswa 14 ѵ ѵ ѵ 7 15. Siswa 15 ѵ ѵ ѵ 9 16. Siswa 16 ѵ ѵ Ѵ 7 17. Siswa 17 ѵ ѵ ѵ 8 18. Siswa 18 ѵ ѵ ѵ 8 19. Siswa 19 ѵ ѵ Ѵ 8 20. Siswa 20 ѵ ѵ ѵ 7 21. Siswa 21 ѵ ѵ Ѵ 8 22. Siswa 22 ѵ ѵ Ѵ 7 23. Siswa 23 ѵ ѵ ѵ 7 24. Siswa 24 ѵ ѵ ѵ 8 25. Siswa 25 ѵ ѵ Ѵ 9 26. Siswa 26 ѵ ѵ ѵ 7 27. Siswa 27 ѵ ѵ Ѵ 7 28. Siswa 28 ѵ ѵ ѵ 9 29. Siswa 29 ѵ ѵ ѵ 9 Pabelan, 17 November 2017 Mengetahui
Kepala Sekolah Praktikum
Dr. Muh. Abdul Kholiq, M.Ag. Dita Atika Sari
85
No.
Aspek yang Dinilai
Skor
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Membuat RPP ѵ
2. Menyesuaikan Bahan Ajar Ѵ
3. Menyusun Materi Ѵ
4. Pemilihan Sumber Belajar ѵ
5. Pemilihan Media Yang Tepat ѵ
6. Pemilihan Metode yang Tepat Ѵ
7. Memotivasi Siswa ѵ
8. Menjelaskan Materi Ѵ
9. Membantu Siswa yang Kesulitan ѵ
10. Memfasilitasi Siswa dalam Belajar ѵ 11. Guru dan Peseta Didik Membuat
Kesimpulan
ѵ
Pabelan, 10 November 2017
Kepala Sekolah
86
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No .
Aspek yang Dinilai
Skor
A B C D E
5 4 3 2 1
1. Membuat RPP ѵ
2. Menyesuaikan Bahan Ajar Ѵ
3. Menyusun Materi Ѵ
4. Pemilihan Sumber Belajar ѵ
5. Pemilihan Media Yang Tepat ѵ
6. Pemilihan Metode yang Tepat Ѵ
7. Memotivasi Siswa ѵ
8. Menjelaskan Materi Ѵ
9. Membantu Siswa yang Kesulitan ѵ 10. Memfasilitasi Siswa dalam Belajar ѵ 11. Guru dan Peseta Didik Membuat
Kesimpulan
Ѵ
Pabelan, 17 November 2017
Kepala Sekolah
87
Nilai Siklus INo. Nama Siswa Nilai
1. Siswa 1 76 2. Siswa 2 73 3. Siswa 3 56 4. Siswa 4 50 5.. Siswa 5 70 6. Siswa 6 67 7. Siswa 7 48 8. Siswa 8 73 9. Siswa 9 98 10. Siswa 10 59 11. Siswa 11 92 12. Siswa 12 66 13. Siswa 13 77 14. Siswa 14 60 15. Siswa 15 40 16. Siswa 16 72 17. Siswa 17 75 18. Siswa 18 65 19. Siswa 19 81 20. Siswa 20 48 21. Siswa 21 72 22. Siswa 22 63 23. Siswa 23 64 24. Siswa 24 92 25. Siswa 25 60 26. Siswa 26 70 27. Siswa 27 83 28. Siswa 28 70
88
29. Siswa 29 66
Nilai Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
1. Siswa 1 80 2. Siswa 2 80 3. Siswa 3 70 4. Siswa 4 75 5.. Siswa 5 73 6. Siswa 6 70 7. Siswa 7 75 8. Siswa 8 73 9. Siswa 9 90 10. Siswa 10 70 11. Siswa 11 85 12. Siswa 12 70 13. Siswa 13 80 14. Siswa 14 75 15. Siswa 15 85 16. Siswa 16 75 17. Siswa 17 80 18. Siswa 18 90 19. Siswa 19 85 20. Siswa 20 95 21. Siswa 21 78 22. Siswa 22 80 23. Siswa 23 82 24. Siswa 24 88 25. Siswa 25 70
89
26. Siswa 26 75
27. Siswa 27 85
28. Siswa 28 95