• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN

B. Saran

1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian sejenis tetapi dikaitkan dengan karakteristik demografi responden.

2. Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan edukasi lebih lanjut di daerah-daerah selain lokasi dalam penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai DM.

3. Bagi masyarakat perlu lebih memberikan perhatian pada pentingnya memahami hidup sehat sebagai bentuk pencegahan DM dan mengenal penyakit DM sebagai salah satu fungsi care giver

 

Daftar Pustaka

Anggayasta, 2010, Perbedaan Edukasi Secara CBIA dan Ceramah mengenai Kanker Serviks dan Papsmear terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu-Ibu di Kecamatan Mlati dan Gamping Ditinjau dari Faktor Ekonomi, Skripsi, 40-47, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Awad, Nadya.,Yuanita A.Langi., Karel Pandelaki, 2013 , Gambaran faktor resiko

pasien Diabetes Melitus tipe II di poliklinik endokrin bagian / SMF FK-UNSRAT RSU Prof. Dr.R.D Kandou Manado Periode Mei 2011- Oktober 2011,e-Biomedik., 1(1), pp. 47-48.

Azwar , S, 2011, Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya, edisi II, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp.45.

Badan penelitian dan perkembangan kesehatan kementrian kesehatan RI, 2013,Riset Kesehatan Daerah, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta, pp 294.

Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta Kuesioner :Pengetahuan dan Sikap

dalam Penelitian Kesehatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp

11-12.

Fitriani, S, 2011, Promosi Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, pp 182-184. Fox,Charles dan Anne Kilvert, 2010, Bersahabat dengan Diabetes tipe 2, Penebar

Plus, Jakarta, pp. 24-25.

Goldstein, Barry J dan Dirk Mueller-Wieland, 2008, Type 2 Diabetes : Priciple

and Practice.,Informa Healthcare, New York,pp 1.

Hartayu,T.S., Izham, M., Suryawati, S., 2012, Improving of Type 2 Diabetic Patients Knowledge, Attitude and Practice Toward Diabetes Self – care by Implementing Community- Based Interactive Aproach- Diabetes Mellitus Strategy, BioMed Central Research Notes 2012 ,5(315), 1-3 NHANES,2010, Center for Desease Control and Prevention

http://win.niddk.nih.gov/statistics/index.htm , diakses tanggal 11 Maret 2015

Mahendra, Krisnatuti D, Tobing A, Boy, 2008, Care your self Diabetes Mellitus, Penebar Plus, Jakarta, pp. 20-24.

Maulana,Heri D.J,2009,Promosi Kesehatan,EGC,Jakarta,p.13, 194-196, 201-203 Mitchell.,Richard N,et al,2008, Buku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan

Cotran, ed 7, EGC, Jakarta, pp. 673-674.

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmojo, S., 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,pp140-147.

Notoatmodjo, S., 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, pp. 134-143.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi , Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, edisi 2, Salemba Medika, Jakarta, pp.236

Nursalam, 2013, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan pendekatan praktis, Edisi 3 Salemba Medika, Jakarta, pp.200.

Porth, Carol M, 2004, Pathophysiology: Consepts of Altered Health States, Edisi 7, Lippincot Williams & Wilkins, pp.997

Riwidikdo, H., 2009, Statistika Kesehatan, Mitra Cendikia Press, Jakarta, hal. 55, 70.

Robbins & Cotran, 2008, Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.1220.

Sarwano, S, 2012, Sosiologi Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 1-3.

Sunaryo, 2002, Psikologi untuk Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 202.

Supraktinya, 2014, Pengukuran Psikologis, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, pp. 251.

Suharman, 2005, Psikologi Kognitif, Srikandi, Surabaya.

Suryawati, Sri. Dr., 1995, Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan Memilih

Obat dengan Metode CBIA, Pusat Studi Farmakologi Klinik dan

 

Tavakol dan Dennick, 2011, Making sense of Cronbach’s Alpha, Internasional

Journal of Medical Education,

http://creativecommoons.org/licenses/by/3.0, diakses pada tanggal 15 Desember 2014

Wawan, A., Dewi, M., 2011, Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia, Mulia Medika, Yogyakarta, pp.48-61.

Wilcox,G, 2005, Insulin and Insulin Resistance, Clin Biochem Rev Vol 26 Mei 2005, pp.19-34.

Waltz, dkk, 2010, Measurement in Nursing and Health Researh, Springer Publishing Company, New York, pp.165-168.

Yuwono,Untung, 2008,wacana “Maskulinitas dan Ilmu Budaya, vol.10 no 1,April 2008,p. 78

LAMPIRAN

 

KUISIONER PENGETAHUAN RESPONDEN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom YA untuk pernyataan yang menurut anda tepat dan kolom TIDAK jika menurut anda pernyataan tidak tepat

No. Pengetahuan Responden Tentang DM (Diabetes Melitus) Ya Tidak 1. Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit dimana terjadi peningkatan

kadar gula darah diatas batas normal

2. Berhenti minum obat DM tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

✓ 3. Beberapa faktor penyebab terjadinya DM antara lain kegemukan, pola

makan yang salah dan riwayat keluarga(keturunan).

4. Tanda-tanda utama penyakit DM adalah mudah lapar, mudah haus dan sering kencing di malam hari.

5. Waktu yang tepat bagi penderita DM untuk berolah raga adalah sebelum makan.

6. DM dapat menimbulkan komplikasi seperti kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

7. Penderita DM tidak perlu berpantang makan gorengan, sosis, dan makanan kalengan.

8. DM dapat terjadi di berbagai tingkat usia dan jenis kelamin. ✓ 9. Saat kadar gula darah dikatakan normal, maka obat-obatan yang

dikonsumsi dapat dihentikan seketika.

10. Penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan kadar gula darah secara drastis.

11. Penyakit DM bisa disembuhkan dengan jalan tidak mengkonsumsi makanan/minuman manis sama sekali.

12. Penderita DM tetap dapat menjalankan aktivitas kerja dengan baik jika mengkonsumsi obat secara teratur.

13. Insulin, metformin, dan glibenklamid merupakan contoh obat untuk DM.

14. Sering minum minuman bersoda dan makan makanan berpemanis bukanlah faktor yang dapat meningkatkan kadar gula darah.

Keterangan :

PRE- intervention

KUISIONER SIKAP RESPONDEN

Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada √ pada : SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Sikap pasien DM (Diabetes Melitus) SS S TS STS

1. Saya lebih memilih makan ayam dengan kulitnya. ✓ 2. Saya lebih menyukai mie instan daripada harus memasak

sayur.

3. Saya lebih memilih makan semua jenis sayuran yang rasanya pahit untuk mencegah Diabetes Melitus (DM).

4. Saya merasa harus tetap minum obat DM sesuai anjuran dokter meskipun badan saya sudah terasa nyaman.

5. Saya lebih merasa mantap apabila meminum obat DM bersamaan dengan jamu.

6. Saya lebih memilih olah raga ringan secara teratur daripada olah raga berat tapi tidak teratur.

7. Saya lebih suka berjalan pagi hari dengan alas kaki daripada tanpa menggunakan alas kaki.

8. Saya merasa olahraga berat yang melelahkan lebih baik dalam menurunkan gula darah daripada olahraga ringan

9. Saya merasa perlu melakukan pengecekan gula darah secara rutin.

10. Saya merasa tidak perlu memeriksakan kesehatan mata. ✓ 11. Saya merasa tetap perlu melakukan tes urin (air seni)

walaupun sudah melakukan tes darah untuk mengetahui kadar gula darah.

12. Saya lebih memilih memotong kuku kaki dalam keadaan basah daripada kuku dalam keadaan kering.

13. Saya lebih memilih menghangatkan kaki dengan merendamnya dalam air hangat daripada menggunakan botol panas .

PRE-intervention

KUISIONER TINDAKAN RESPONDEN

Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada √ pada : SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Sikap pasien DM (Diabetes Melitus) SS S TS STS

1. Saya sering memakan ayam dengan kulitnya. √

2. Saya lebih sering memakan mie instan daripada harus memasak

sayur.

3. Saya memakan semua jenis sayuran yang terasa pahit untuk

mencegah DM (Diabetes Melitus)

4. Saya akan tetap meminum obat DM sesuai anjuran dokter

meskipun badan saya terasa nyaman.

5. Saya meminum obat DM bersamaan dengan jamu. √

6. Saya lebih sering berolah raga ringan secara teratur setiap pagi daripada olah raga berat tapi tidak teratur.

7. Saya akan berolahraga sampai mengeluarkan banyak keringat. √ 8. Saya melakukan kontrol/pemeriksaan kadar gula darah secara

rutin.

9. Saya tidak akan memeriksakan kesehatan mata. √

10. Saya melakukan tes urin dan tes darah untuk mengetahui kadar

gula darah

11. Saya lebih sering memotong kuku kaki dalam keadaan basah

daripada kuku dalam keadaan kering.

12. Saya lebih sering merendam kaki dalam air hangat dari pada menggunakan botol panas untuk menghangatkan kaki

Keterangan :

POST- intervention

KUISIONER PENGETAHUAN RESPONDEN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda √ pada kolom YA untuk pernyataan yang menurut anda tepat dan kolom TIDAK jika menurut anda pernyataan tidak tepat

No. Pengetahuan responden tentang DM (Diabetes Melitus)

Ya Tidak

1. Waktu yang paling tepat untuk olahraga bagi penderita Diabetes Melitus (DM) adalah sebelum makan.

2. Riwayat keluarga (keturunan), kegemukan dan pola makan yang salah adalah faktor penyebab terjadinya DM.

3. Kadar gula darah pada penderita DM tidak mungkin mengalami penurunan secara drastis.

✓ 4. Mudah haus, mudah lapar, dan sering kencing di malam

hari merupakan gejala/keluhan utama penderita DM.

✓ 5. Sering minum minuman bersoda dan makan makanan

berpemanis tidak dapat meningkatkan kadar gula darah.

✓ 6. Contoh obat untuk terapi/pengobatan DM adalah

insulin, metformin, dan glibenklamid

✓ 7. Berhenti minum obat DM tidak dapat meningkatkan

kadar gula darah.

8. Obat-obatan yang dikonsumsi dapat dihentikan seketika, saat kadar gula darah dalam keadaan normal

9. Penyakit dimana terjadi kenaikan kadar gula darah diatas keadaan normal disebut DM (Diabetes Melitus).

10. Dengan tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang manis sama sekali dapat menyembuhkan DM.

11. Penderita DM tetap dapat menjalankan aktivitas kerja dengan maksimal apabila mengkonsumsi obat dengan teratur.

12. DM dapat dialami oleh berbagai tingkatan usia dan jenis kelamin.

✓ 13. Penderita DM tidak perlu berpantang makan gorengan,

sosis, dan makanan kalengan .

✓ 14. Kebutaan, kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan

stroke merupakan komplikasi yang mungkin terjadi karena DM.

Keterangan :

POST-intervention

KUISIONER SIKAP RESPONDEN

Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada √ pada : SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Sikap pasien DM (Diabetes Melitus) SS S TS STS

1. Saya merasa lebih yakin apabila minum obat DM bersamaan dengan jamu.

2. Saya lebih memilih olahraga berat yang melelahkan daripada olahraga ringan untuk menurunkan kadar gula

3. Saya lebih suka merendam kaki dalam air hangat daripada menggunakan botol panas untuk menghangatkan kaki.

4. Kulit ayam merupakan kesukaan saya. ✓

5. Saya merasa olahraga ringan tapi teratur lebih baik daripada olahraga berat tapi tidak teratur.

6. Mie instan merupakan makanan pilihan utama daripada harus memasak sayur.

7. Setiap hari pada waktu mandi saya merasa wajib membersihkan dan merawat kaki.

8. Menurut saya pemeriksaan kesehatan mata tidak perlu dilakukan .

9. Saya merasa tes urin (air seni) tetap perlu dilakukan walaupun saya sudah tes darah untuk mengetahui kadar gula darah.

10. Saya merasa pengecekan gula darah baik dilakukan secara rutin

11. Saya lebih suka memotong kuku saat basah daripada keadaan kuku saat kering.

12. Saya merasa perlu minum obat DM sesuai anjuran dokter saat badan saya sudah terasa sehat/nyaman.

Keterangan :

KUISIONER TINDAKAN RESPONDEN

Pilihlah salah satu pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda pada √ pada : SS : jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut

S : jika anda setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut

No Sikap pasien DM (Diabetes Melitus) SS S TS STS

1. Saya tidak akan memakan ayam dengan kulitnya. √ 2. Saya lebih sering berolah raga berat tapi tidak teratur daripada

olahraga ringan secara teratur setiap pagi.

3. Saya tidak akan meminum obat DM bersamaan dengan jamu. √ 4. Saya akan berhenti minum obat DM jika badan saya sudah terasa

nyaman/sehat.

5. Saya tidak akan memeriksakan kesehatan mata. √

6. Saya akan berolahraga sampai mengeluarkan banyak keringat. √ 7. Saya rutin memeriksa dan membersihkan kaki setiap hari saat

mandi.

8. Saya lebih sering berjalan di pagi hari tanpa alas kaki daripada

dengan menggunakan alas kaki.

9. Saya melakukan tes urin dan tes darah untuk mengetahui kadar

gula darah

10. Saya melakukan kontrol/pemeriksaan kadar gula darah secara rutin.

11. Saya lebih sering merendam kaki dalam air hangat daripada menggunakan botol panas untuk menghangatkan kaki Keterangan :

INFORMED CONSENT Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Jenis Kelamin : Usia/Tanggal Lahir : Alamat : No. Telp/HP : Menyatakan bahwa :

1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul : “Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Dewasa di SMKN Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Mengenai Diabetes Melitus dengan Metode CBIA”. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kondisi:

a. Secara sukarela bersedia mengikuti kegiatan dalam penelitian ini

b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah.

3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun.

Demikian pernyataan ini saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai bekal pemahaman saya terkait dengan DM

Yogyakarta, ………. Yang memberi penjelasan Yang membuat pernyataan

Karakteristik Demografi Nama : Usia : Jenis kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan :

Penderita Diabetes Melitus : iya / tidak

Pendidikan : TK / SD/ SMP/ SMA / PERGURUAN TINGGI jurusan………

Pekerjaan :

No telpon/HP :

Nb: untuk pilihan, coret yang tidak perlu Contoh : iya / tidak

Cronbach Test - Result $sample.size [1] 32 $number.of.items [1] 14 $alpha [1] 0.6863835

Cronbach Test - Results $sample.size [1] 32 $number.of.items [1] 14 $alpha [1] 0.6470342

Cronbach Test - Results: $sample.size [1] 32 $number.of.items [1] 13 $alpha [1] 0.6235878

Cronbach Test - Results: $sample.size [1] 32 $number.of.items [1] 12 $alpha [1] 0.6590165

Cronbach Test - Results: $sample.size [1] 32 $number.of.items [1] 12 $alpha [1] 0.7029147

Cronbach Test - Results: $sample.size [1] 32 $number.of.items [1] 11 $alpha [1] 0.6259253

> shapiro.test (data1$PRE)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$PRE

W = 0.9349, p-value = 0.0596 > shapiro.test (data1$POST.1)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.1

W = 0.9234, p-value = 0.02905 > shapiro.test (data1$POST.2)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.2

W = 0.92, p-value = 0.02364 > shapiro.test (data1$POST.3)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.3

> shapiro.test (data1$PRE)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$PRE

W = 0.9611, p-value = 0.3115 > shapiro.test (data1$POST.1)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.1

W = 0.9689, p-value = 0.4893 > shapiro.test (data1$POST.2)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.2

W = 0.9464, p-value = 0.1244 > shapiro.test (data1$POST.3)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.3

> shapiro.test (data1$PRE)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$PRE

W = 0.8751, p-value = 0.001823 > shapiro.test (data1$POST.1)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.1

W = 0.86, p-value = 0.0008344 > shapiro.test (data1$POST.2)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.2

W = 0.9566, p-value = 0.2372 > shapiro.test (data1$POST.3)

Shapiro-Wilk normality test data: data1$POST.3

HO = µ1 ≤ µ2 H1 = µ1 > µ2

µ1 = setelah intervensi CBIA-DM µ2 = sebelum intervensi CBIA-DM

H0 = Tidak terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan karena setelah intervensi kurang dari atau sama dengan sebelum intervensi.  

H1 = Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan karena setelah intervensi lebih besar daripada sebelum intervensi.

> wilcox.test (data1$POST.1, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.1 and data1$PRE V = 259.5, p-value = 0.01495

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

> wilcox.test (data1$POST.2, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.2 and data1$PRE V = 310, p-value = 0.001761

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

> wilcox.test (data1$POST.3, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.3 and data1$PRE V = 226, p-value = 0.04392

> wilcox.test (data1$POST.1, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.1 and data1$PRE V = 281.5, p-value = 0.08403

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

> wilcox.test (data1$POST.2, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.2 and data1$PRE V = 267, p-value = 0.2408

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

> wilcox.test (data1$POST.3, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.3 and data1$PRE V = 224.5, p-value = 0.444

> wilcox.test (data1$POST.1, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.1 and data1$PRE V = 100, p-value = 0.9909

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

> wilcox.test (data1$POST.2, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.2 and data1$PRE V = 121.5, p-value = 0.8687

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

> wilcox.test (data1$POST.3, data1$PRE, alternative="greater", paired=T) Wilcoxon signed rank test with continuity correction

data: data1$POST.3 and data1$PRE V = 113.5, p-value = 0.9804

alternative hypothesis: true location shift is greater than 0

Lampiran 27 . Booklet kegiatan CBIA                                                      

                                           

Lampiran  28.  Booklet  mengenai  DM    

   

 

                           

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Caesariana Desi Saraswati, dilahirkan di Surakarta pada tanggal 15 Desember 1992, merupakan putri bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Haryo Seno Adjie dan Srijuliati. Penulis menempuh pendidikan di TK Marsudirini Surakarta (1998-1999), SD Pangudi Luhur 2 Surakarta (1999-2005), SMP Bintang Laut Surakarta (2005-2008), SMA N 3 Surakarta (2008-2011), dan saat ini sedang melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis terlibat dalam beberapa kegiatan keorganisasian seperti menjadi koordinator divisi keorganisasian Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (2013-2014) dan mengikuti beberapa kegiatan kampus seperti menjadi ketua di acara seminar “Menyongsong Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional 2014” yang diadakan oleh JMKI dan menjadi sekretaris di acara Desa Mitra yang diadakan oleh BEMF. Selama menempuh kuliah, penulis juga aktif sebagai asisten praktikum Farmasi Komunitas tahun 2014 dan Komunikasi Farmasi tahun 2015.

             

Dokumen terkait