• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI : PENUTUP

B. Saran

Memperhatikan butir-butir kesimpulan di atas, juga memperhatikan kegunaan hasil penelitian secara praktis sebagai termaktub dalam bab 1, maka dapat penulis sampaikan saran seperti dibawah ini.

1. Kepada Kepala Madrasah

Supaya para guru dapat semakin antusias dalam menciptakan interaksi edukatif yang seakin efektif dalam pembelajaran/pendidikan; maka sebaiknya senantiasa dikembangkan kebijakan perikatan kerjasama secara tertulis dengan para pihak terkait dalam lingkup lokal, regional, nasional, bahkan

internasional demi meng- up to date -kan kompetensi pedagogik mereka,

sehingga mutu proses sekaligus hasil pembelajaran dapat senantiasa ditingkatkan dalam rangka mengaktualisasikan tujuan pendidikan madrasah dan tujuan pendidikan nasional.

2. Kepada guru

Supaya para guru dapat semakin intensif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik masing-masing untuk mewujudkan mutu proses dan hasil

pembelajaran/pendidikan terkait dengan setiap mata pembelajaran yang

diampu; maka sebaiknya senantiasa meng-up date kompetensi pedagogik

guru, semisal melalui aktivitas membaca secara analitis-kritis berbagai rujukan ilmiah, aktivitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), aktivitas pendidikan dan pelatihan (diklat), aktivitas diskusi dan seminar, aktivitas workshop, dan lain-lain yang relevan.

3. Kepada peneliti yang akan datang

Mengingat bahwa hasil penelitian ini masih memiliki kekurangan tertentu, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu rujukan yang bermanfaat; maka sebaiknya peneliti yang akan datang dapat memberikan sebuah perspektif baru mengenai peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

DAFTAR RUJUKAN

Afid Buranuddin, “Masalah Belajar dan Solusi”, online:

https://afidburhanudin.wordpress.com/2014/05/19/masalah-belajar-dan-solusinya/, diakses 05-01-2018 pukul 09.00.

Anita Puspita Dewi, “Manfaat Kompetendi Pedagogik bagi Guru”, online:

http://anitapuspitadewi15.blogspot.co.id/2016/12/manfaat-kompetensi-pedagogik-bagi-guru.html, diakses 15-10-2017, pukul 10:10.

Anwar, Moch. Idoch. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya

Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2004.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010.

Arti Kata Peningkatan, onlone: http://m.artikata.co./arti-381949-peningkatan.html,

diakses 03-10-2017 jam 08.50.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2013.

Edukae Siswa, “Pentingnya kompetensi Pedagogik Guru”, online:

http://edukasiswae.blogspot.com/2012/08/pentingnya-kompetensi-pedagogik-guru.html, diakses 20-10-2017 pukul 07:30.

Fajri, EM Zul dan Ratu Aprilia Senja. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa

Publisher, 2008.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif teori dan Praktek, Jakarta: Bumi

Aksara, 2015.

Hairul Islan, “Problematika Pembelajaran”, online:

http://hairulislan.blogspot.com/2016/10/problematika-pembelajaran-masalah.html?m=1, diakses 05-01-2018 pukul 09.00.

Hanafi, Ushul Fiqh, Jakarta: Widjaya, 1981.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observaasi, dan Focus Groups, Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2013.

Hirzullah, Muhammad Faiq. dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalitas Guru di MAN 2

Diterbitkan, 2015), Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Tulungagung, dalam file pdf.

Khozin, Manajemen Pemberdayaan Madrasah, Malang: UMM Press, 2006.

Lisa Deni listiningrum, “Kompetensi Pedagogik Guru, online:

http://lisadenilistiningrum.bloggspot.co.id/2012/01/kompetensi-pedagogik-guru.html, diakses 15-10-2017 pukul 09:45.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014.

Masrofah, Nurul, “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran

2015/2016”, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2016), Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Tulungagung, dalam file pdf.

Miftahkul Munir, “Pengertian, Syarat, dan Fungsi Sebagai Kepala Sekolah”,

online:

http://banjirembun.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-syarat-dan-fungsi-sebagai.html? m=1, diakses 25-10-2017 pukul 07.30.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian kualitatiif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015

Mufarrokah, Anissatul. Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: TERAS, 2009.

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2008.

Nata, Abudin. Managemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan di

Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003.

Nelly Chandrawati M, “Pentingnya Kompetensi Paedagogik Bagi Guru” , online:

http://haluankepri.com/rubik/opini/45143-pentingya-kompetensi- paedagogik-bagi-guru.html, diakses 15-10-2017, pukul 11:45.

Nurhakim, Moh. Metodologi Studi Islam, Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang, 2005.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Thun 2007

Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dalam file

pdf.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dalam file pdf.

Q.A, Dharisatullatifah. “Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru di MAN Tulungagung 1”, (Tulungagung: Skripsi

Tidak Diterbitkan, 2015), Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Tulungagung, dalam file pdf.

Ramayulis. Profesi dan Eetika Keguruan, Jakkarta: Kalam Mulia, 2013.

Rifqi Amin, “Pengertian, Syaarat, dan Fungsi Sebagai Kepala Sekolahh”, online:

http://banjirembun.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-syarat-dan-fungsi-sebagai.html?m=1, diakses 25-10-2017 pukul 07.30.

Sarimaya, Farida. Sertifikasi Guru Apa Mengapa Bagaimana?, Bandung: Yrama

Wijaya, 2008.

Sarjanaku.com, “Pengertian Peran Definisi Menurut Para Ahli, Konsep,

Struktur”,online: http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-peran-

definisi-menurut-para.html?m=1,- diakses tanggal 26-09-2017 jam 18:30.

Sheily Nur Fajriyah, “Data, Analisis Data, dan Penalaran Deduktif”, online:

http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/04data-analisis-data-dan-penalaran_2771.html?m=1, diakses 05-11-2017, pukul 06:45.

Sudirman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press,

2004.

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, surabaya: Elkaf, 2006.

Suprihaatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &

Kompetensi guru, Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2014.

Suryati, “Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar”,

Jurnal Administrasi Pendidikan, ISSN : 3821-7925-1-SM, Volume 2

nomor 1, 2014, Juruan Administrasi Pendidikan, Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, dalam file pdf.

Suryobroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010.

Tanzeh, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis, Yogyakarta: Terass, 2011.

Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Undan-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dalam file pdf.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Uno, Hamzah B. dan Masri Kuadrat. mengelola Kecerdasan dalam

Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Grafindo Persada,

2007.

Wikipedia, “Pedagogi”, online: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pedagogi, diakses

diakses 26-09-2017 jam 19.45.

Lampiran : 1

VALIDASI TEMUAN PENELITIAN

Bahwa setiap temuan penelitian oleh Muhtar Dwi Saktiardi dengan judul skripsi “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru [Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Pucanglaban Tulungagung]” sebagai di bawah ini, telah dimusyawarahkan dan dikonfirmasikan dengan kepala madrasah untuk dapat disetujui dan divalidasi.

1. Dari paparan data lapangan secara keseluruhan yang terkait dengan fokus penelitian pertama mengenai peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru, dapat dipahami bahwa peran kepala madrasah sebagai evaluator direalisasikan melalui (a) agenda supervisi, (b) agenda rapat evaluasi kinerja guru, (c) agenda penilaian kinerja guru di akhir tahun pelajaran. Ketiga agenda perealisasian peran kepala madrasah sebagai evaluator itu berimplikasi secara positif terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru yang ditunjukkan melalui fenomena (a) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam penyusunan RPP, (b) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam mengelola pembelajaran, (c) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami karekter masing-masing siswa, (d) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami potensi masing-masing siswa untuk dikembangkan lebih lanjut, (e) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami problematika pembelajaran dari sudut gejala dan penyebab, (f) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menyiapkan secara cepat lagi tepat alternatif solusi atas setiap problem pembelajaran. 2. Dari paparan data lapangan secara keseluruhan yang terkait dengan fokus penelitian

kedua mengenai peran kepala madrasah sebagai edukator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru, dapat dipahami bahwa peran kepala madrasah sebagai edukator direalisasikan melalui (a) agenda keteladanan dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran dalam kategori baru, (b) agenda memfasilitasi guru untuk mengiukti waorkshop, (c) agenda memfasilitasi guru untuk mengikuti pendidikan dan latihan (diklat), (d) agenda memfasilitasi guru untuk mengikuti kegiatan MGMP. Keempat agenda perealisasian peran kepala madrasah sebagai edukator itu berimplikasi secara positif terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru yang ditunjukkan melalui fenomena (a) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menegakkan kedisiplinan pembelajaran, (b) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menerapkan strategi pembelajaran yang baru, (c) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memahami dan menguasai perkembangan konsep dan teori pembelajaran, (d) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam mengelola pembelajaran yang dialogis lagi demokratis.

3. Dari paparan data lapangan secara keseluruhan yang terkait dengan fokus penelitian ketiga mengenai peran kepala madrasah sebagai motivator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru, dapat dipahami bahwa peran kepala madrasah sebagai motivator direalisasikan melalui (a) agenda rapat guru dengan sosialisasi motivasi kerja Islāmi dan sosialisasi visi misi madrasah (b) agenda reward dengan pemberian

hak-hak guru semisal penghargaan bagi guru berprestasi, pengusulan kenaikan pangkat/jabatan, pengusulan sertifikasi guru, (c) agenda penambahan fasilitas teknologi pembelajaran, (d) agenda pemberian bimbingan dengan musyāwarah face

to face. Keempat agenda perealisasian peran kepala madrasah sebagai motivator itu

berimplikasi secara positif terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru yang ditunjukkan melalui fenomena (a) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam memerangi kemasalan kerja dengan kedisiplinan kerja, (b) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menangani setiap unsur dari tugas pokok dan fungsi guru, (c) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam merasai urgensi perhatian pimpinan, (d) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam menguasai aspek-aspek teknologi pembelajaran, (e) guru memiliki kemampuan yang semakin baik dalam berperilaku non-diskriminatif.

Tulungagung, 04 Januari 2018 disetujui dan divalidasi Kepala Madrasah, H. Asrori, M. Pd.I

Lampiran : 2

DAFTAR INFORMAN

No. Observasi Nama Keterangan

1- W Asrori, M.PdI Kepala madrasah

2- W Mahruf Muarif, M.Pd.I H. Wakil kepala bidang kurikulum, guru mata pelajaran bahasa Inggris. 3- W Suyoko, S.Pd, M.KPd Wakil kepala bidang kesiswaan,

guru mata pelajaran IPA 4- W Shohifah, S. Ag. Guru mata pelajaran fiqih.

5- W Sunoto, S. Pd.I Guru mata pelajaran fiqih.

6- W Ghufron, S. Pd.I Guru mata pelajaran bimbingan

konseling dan bahasa Jawa.

Lampiran : 3

DAFTAR OBSERVASI DAN DOKUMENTASI

No. Observasi Keterangan No. Dokumentasi Keteranan

1- O Kepala madrasah

sebagai edukator 1- D Profil madrasah

2- O Rapat akhir semester 2- D Wawancara dengan nara

sumber

Lampiran : 4

RINGKASAN DATA Kode :1/1-W/WK/26-09-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 26 September 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 10.20-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Guru

Fokus : I Metode : Wawancara

Isi : Usaha kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru

Sifat : Rekrontuksi

Data :

Pada pagi hari tepatnya hari selasa 26 September 2017 sekitar pukul 09.30 WIB penulis berangkat ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Pucanglaban Tulungagung. Disana penulis tiba pukul 10.20, hampir satu jam dalam perjalanan karena memang kondisi jalan yang cukup jauh dari tempat tinggal penulis dan sedikit naik turun. Penulis pergi ke MTs Negeri Pucanglaban bersama dengan satu teman yang bernama Munir. Sampai di madrasah penulis bermaksud untuk menemui kepala madrasah. Penulis tiba di MTs langsung menujuu ke kantor guru, kemudian penulis menemui salah satu guru dan penulis dipersilahkan duduk di kursi tamu. Kebetulan pada saat itu kepala madrasah sedang sibuk, sehingga bapak Arif Muarif selaku wakil ktua bidang kurikulum mengajak bicara penulis. Penulis ditanya nama penulis, berasal dari mana, maksud dan tujuan penulis, judul skripsi penulis serta alamat rumah penulis. Bapak Arif sangat baik sekali, beliau sangat ramah dan menerima kedatangan penulis. Ketika itu penulis meminta ijin kepada beliau untuk mengadakan penelitian, walaupun saat itu penulis belum membawa surat ijin untuk mengadakan penelitian, Syukur alhamdulillah sangan menerima kedatangan penulis dan penulis diperbolehkan untuk mengadakan penelitian di madrasah tersebut. Dan beliau berkata untuk surat ijin penelitiannya bisa menyusul. Ketika penulis mewawancarai beliau dengan pertanyaan ”bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Pucanglaban Tulungagung?”, dengan senang hati dan santainya beliau menjawab pertanyaan penulis, menurut beliau bahwa:

Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru, kepala madrasah biasanya mengikutkan guru untuk diklat atau juga mengikuti MGMP. Untuk yang mandiri, dari gurunya biasanya bisa mengikuti seminar-seminar yang bisa mendukung untuk meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Selain itu sebelum perekrutan guru kan seorang calon guru harus menguasai kompetensi, yang bisa didapat saat kuliah atau pendidikan profesi. Akan tetapi untuk meningkatkan kompetensi pedagogik yang sudah dimiliki guru biasanya kepala sekolah, yaitu tadi, mengikutkan guru untuk diklat atau pelaitah-pelatihan dan lain sebagainya, agar kompetensi pedagogik guru bisa ditingkatkan.

RINGKASAN DATA Kode :2/2-W/WK/24-10-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Osis

Fokus : I Metode : Wawancara

Isi : pentingkan

peningkatan kompetensi pedagogik bagi guru

Sifat : Rekrontuksi

Data :

Pada tanggal 24 Oktober 2017 pada hari Selasa penulis sudah berada di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung, dengan maksud ingin mewawancarai bapak Mahruf Muarif, M.Pd.I selaku wakil kepala bidang kurikulum sekaligus guru baha Inggris. Penulis berangkat dari Tulungagung pukul 06.15 kemudian pukul 07.10 penulis sudah sampai di Mts. Saat itu penulis masih melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangn (PPL), pada hari itu jadwal piket penulis, tiba di MTs penulis memarkirkan motor di halaman masjid samping MTs. Kemudian penulis masuk ke MTs dan berjabat tangan kepada guru yang ada di depan kantor guru. Pada saat itu penulis melihat bahwa bapak Arif tidak ada di mejanya, dan penulis memutuskan untuk menunggu di ruang osis, yang ternyata bapak Arif ada jadwal mengajar dikelas. Setelah kurang lebih sekitar 2 jam menunggu dan penulis melihat bahwa bapak Aris sudah berasa dimejanya, penulis langsung bergegas menemui bapak Arif, sampai di depan beliau penulis mengucapkan salam dan berjabat tangan. Kemudian penulis menanyakan dulu apakan beliaunya repot atau tidak, karena penulis belum janjian untuk melakukan wawancara. Dan ternyata bapak Arif tidak repot. Kamipun sepakat untuk melakukan wawancara, dan bapak Arif meminta dilakukan di ruang osis. Ketika penulis mengajukan pertanyaan pada bapak Arif “seberapa penting guru harus meningkatkan kompetensi pedagogiknya?”. kemudian bapak Arif menjelaskan bahwa:

Itu mutlak. Setiap guru harus meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Harus terus di tingkatkan agar bisa maksimal dalam menjalankan tugasnya.

RINGKASAN DATA Kode :3/2-W/WK/24-10-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Osis

Isi :Usaha individu yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik Sifat : Rekrontuksi Data:

Bapak arif selaku wakil kepala bidang kurikulum menjelaskan usaha yang dilakukan, khususnya individu dalam meningkattkan kompetensi pedagogik. Pada saat itu penulis sedang berada di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung tempatnya di ruang osis pada tanggal 24 Oktober 2017, sekitar pukul 07.10 WIB. Ketika diwawancarai penulis dengan pertanyaan “bagaimana usaha yang dilakukan bapak dalam meningkatkan kompetensi pedagogik?” beliau menjelasakan bahwa:

Secara kedinasan kita menanti giliran semacam diklat, kalau secara pribadi, kita diberi kesempatan untuk mengikuti berabagai pelatihan, dan forum ilmiah dimana saja, yang kaitannya dengan meningkatkan kompetensi pedagogik. Dan juga bisa dengan penataran-penataran. Dan kalau diklat, biasa yang menentukan kemenag kabupaten, nanti kita bisa pesan semisal kalau ada diklat di Surabaya kita bisa pesan, dari kami untuk diberi jatah ikut diklat. Dan kendalanya itu untuk diklat tidak setiap tahun dapat, bisa jadi dapat jatah untuk diklat itu lima tahun lebih, dan saya saja juga belum dapat jatah. Saya dapat, tapi hanya di tempat, maksudnya dikabupaten. Kalau yang biasanya nunggu lama itu tempatnya dibalai diklat surabaya.

RINGKASAN DATA Kode :4/3-W/WK/24-10-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Osis

Fokus : I Metode : Wawancara

Isi : Kendala dalam usaha meningkatkan kompetensi pedagogik

Sifat : Rekrontuksi

Data:

Penulis berada di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung tepatnya di ruangan osis bersama dengan bapak Mahruf Muarif selaku wakil ketua bidang kurikulum pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2017 sekitar pukul 07-10. Menurut bapak Arif menjelaskan mengenai kendala dalam usaha meningkatkan komeptensi pedagogik sesuai dengan pertanyaan yang penulis ajukan kepada beliau “apa yang menjadi kendala dalam usaha meningkatkan kompetensi pedagogik?” beliau menjelaskan bahwa:

Kendalanya cuma bengini, kalau usaha individu dalam meningkatkan kompetensi pedagogik itu biasa pelaksaan diklat itu kan di jam efektif, dan kalau tidak dapat ijin dari atasan kan tidak bisa mengikuti. Beda lagi kalau diklat yang di balai diklat surabaya, itukan sudah diatur, karena itu dari kedinas. Kalau pelaksanaannya diluar jam dinas itu baru dibolehkan, seperti hari minggu, atau biasanya dilakukan di hari-hari free, sesudah ujian, liburan semester.

RINGKASAN DATA Kode :5/2-W/WK/24-10-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Osis

Fokus : 1 Metode : Wawancara

Isi : Peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan

kompetensi pedagogik guru

Sifat : Rekrontuksi

Data :

Penulis berada di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung tepatnya di ruangan osis bersama dengan bapak Mahruf Muarif selaku wakil ketua bidang kurikulum pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2017 sekitar pukul 07-10. Bapak arif menjelaskan mengenai peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru sperti pertanyaan yang penululis ajukan “bagaimana peran kepala sekolah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru?” kemudian bapak Arif menjelaskan bahwa:

Tugas kepala sekolah salah satunya adalah sebagai supervisor. Jadi kepala sekolah itu menilai semua bawahannya. Kepala sekolah mengawasi kinerja para guru, apakah ada yang belum maksimal dalam bekerjanya atau sudah maksimal. kemudian saat rapat juga bisa, dan rapat itu diadakan, satu karena punya program, program itu dirapatkan. Yang kedua, yaitu diadakan karena muncul ada masalah, masah yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan KBM, ketika ini ada ketimpangan di KBM , melalui tangan kanannya, semua waka yang ada dimadrasah dimintai keterangan dari proses belajar mengajar. Kemudian dalam pelaksanaan rapat biasanya satu bulan sekali, dan juga kadang tergantung pemimpinnya, karena setiap pemimpin itu mempunyai tipe sendiri. Bahkan pernah dulu setiap minggunya itu rapat. Tapi kalau saat ini, minimal satu bulan sekali.

RINGKASAN DATA Kode :6/2-W/WK/24-10-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Osis

Fokus : 1 Metode : Wawancara

Isi : Peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru

Sifat : Rekrontuksi

Data:

Penulis berada di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung tepatnya di ruangan osis bersama dengan bapak Mahruf Muarif selaku wakil ketua bidang kurikulum pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2017 sekitar pukul 07-10. Bapak arif menjelaskan mengenai peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru sperti pertanyaan yang penululis ajukan “bagaimana cara kepala madrasah menjalankan supervisinya dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru?” beliau menjawab dengan senang hati bahwa:

Kepala sekolah mengawasi kinerja para guru, apakah ada yang belum maksimal dalam bekerjanya atau sudah maksimal. kadang juga kepala madrasah melakukannya dengan mengawasi dari kejahuan dan juga kadang berkeliling kelas untuk melihat proses belajar yang dilakkan oleh para guru. Kadang juga kepala madrasah melihatnya dari kejauhan tanpa sepengetahuan para guru.

RINGKASAN DATA Kode :7/2-W/WK/24-10-2017

Sumber : Mahruf Muarif, M.Pd.I Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017

Peneliti :Muhtar Dwi Saktiardi Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi Tempat : Ruang Osis

Fokus : 1 Metode : Wawancara

Isi : Peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru

Data:

Penulis berada di MTs Negeri Pucanglaban Tulungagung tepatnya di ruangan osis bersama dengan bapak Mahruf Muarif selaku wakil ketua bidang kurikulum pada hari Selasa tanggal 24 Oktober 2017 sekitar pukul 07-10. Bapak arif menjelaskan mengenai peran kepala madrasah sebagai evaluator dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru sperti pertanyaan yang penululis ajukan “apa tindakan lanjut yang dilakukan oleh kepala madrasah setelah beliau melakukan pengawasan tersebut pak?” beliau menjawab

Yaitu apabila kepala madrasah menemukan guru yang dalam mengajarnya tidak sesuai atau belum maksimal, kepala madrasah akan mengundang guru ke ruangannya untuk di beri arahan atau bimbingan. Kadang juga kepala madrasah langsung menegur guru tersebut untuk memberi arahan kalau mengajar itu lebih baik seperti ini. Tetapi kalau ini dilakukan seusai guru tersebut selesai mengajar. Dengan hal tersebut diharapkan guru dapat mengajar siswanya dengan baik.

RINGKASAN DATA Kode :8/2-W/WK/24-10-2017 Sumber : Mahruf Muarif,

M.Pd.I

Hari-Tgl-Bln-Thn : Selasa 24 Oktober 2017 Peneliti :Muhtar Dwi

Saktiardi

Jam : 07.10-... WIB

Peresum : Muhtar Dwi Saktiardi

Tempat : Ruang Osis

Dalam dokumen Peran Kepala Madrasah dalam Peningkatan (Halaman 156-200)

Dokumen terkait