• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan budidaya rumput laut dapat terus dilakukan karena belum mengidentifikasikan perubahan kualitas air di sekitarnya. Walaupun parameter kualitas air di daerah budidaya rumput laut belum menunjukkan gangguan terhadap lingkungan, namun monitorong dan pengawasan terhadap parameter kualitas air di kawasan budidaya rumput laut perlu dilakukan secara berkala dan mengantisipasi lebih awal setiap kemungkinan perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E. Liviawaty,1993. Budidaya Laut dan Cara Pengolahannya. Bharata. Jakarta. 60-64 hal.

Amiluddin, NM. 2007. Kajian Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii yang Terkena Penyakit Ice-Ice di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Andarias, I., 1992. Pengaruh Takaran Urea dan TSP Terhadap Produksi Bobot Kering Klekap. Buletin Ilmu Perikanan dan Peternakan.

Aslan, M., 1999. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta.

Atmadja, dkk., 1996. Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Boyd, C.E., 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Auburn University. Alabama. USA.

Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds For Aquaculture, Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University. Alabama. 482 p.

Dahuri, R., dkk., 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2010. Profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar. Takalar.

Effendy, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisisus. Yogyakarta. Fardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisisus. Yogyakarta.

Hutabarat dan Evans. 2001. Pengantar Oseonografi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Hutagulung, H., P., dan Rozak, A., 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota Laut. Intitus Pertanian Bogor. Bogor.

Indriani, H., dan E. Sumiarsih. 2004. Budidaya dan Pemasaran Rumput laut.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Jana, T., dkk., 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kadi, A., Atmadja WS. 1988. Rumput Laut Jenis Algae. Reproduksi, Produksi, Budidaya dan Pasca Panen. Proyek Studi Potensi Sumberdaya Alam Indonesia. Jakarta: Pusat penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 101 hlm.

Kadi, A., 2006. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum di Perairan Indonesia. LIPI. Lampung.

Kantor Desa Punaga. 2008. Profil Desa Punaga. Takalar.

Kamlasi Y. 2008. Kajian Ekologi dan Biologi untuk Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottoni) di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Propinsi Nusa Tenggra Timur. [Tesis]. Bogor: ProgramPascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Luning K. 1990. Sea Weeds Their Environment, Biogeography,and Ecophysiology. A Wiley Interscience Publication, John Wiley and Sons, Inc.

Nontji, A., 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nyabakken, J., W., 2000. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta.

Mays, L.W., 1996. Water Resources Handbook. MC Graw-Hill. New York. P: 8.27-8.28.

Prasetyarto dan Suhendar. 2010. Modul Tentang Laut dan Pesisir. Jakarta. Romimohtarto, K., 1991. Ekosistem Laut dan Pantai. Gramedia. Jakarta.

Romimohtarto, K., dan Juwana, S., 1999. Biologi Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Romimohtarto, K., dan Juwana, S., 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Berkelanjutan. Djambatan. Jakarta.

Ruslan. M., 2002. Studi Beberapa Parameter Fisika-Kimia Air Di Perairan Danau Tempe Kabupaten Wajo. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Simanjuntak, M., 2006. Kadar Fosfat, Nitrat Dan Silikat Kaitannya Dengan Kesuburan Di Perairan Delta Mahakam, Kalimantan Timur. Pusat Penelitian Oseanografi Lipi. Jakarta.

Sirajuddin M., 2009. Analisa Ruang Ekologi untuk Pengelompokan Zona Pengembangan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottoni) di Teluk Waworanda Kabupaten Bima. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Soesono. 1989. Limnology. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Bogor

Sutika, N., 1989. Ilmu Air. Universitas Padjadjarang. BUNPAD Bandung. Bandung.

Tambaru, R., dan F. Samawi. 1996. Beberapa Parameter Kimia Fisika Air di Muara Sungai Tallo Kota Makassar. TORANI Universitas Hasanuddin. Makassar.

Umaly, R.C., dan L.A Cuvin. 1988. Lymnology : Laboratory And Field Guide, Physico-Chemical Factors, Biological Factors. National Book Store, Inc. Publishers. Metro Manila. 322 p.

Walhi. 2006. Dampak Lingkungan Hidup Operasi Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. WALHI. Jakarta Indonesia.

Widodo dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Yogyakarta. www.the child:ph sebagai indikator kualitas air limbah.com), diakses tanggal 28

Juli 2011

Yusuf, M.I., 2004. Produksi, Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty (1988) yang Dibudidayakan Dengan Sistem Air Media dan Tallus Benih Yang Berbeda. (Disertasi) Program Pasca Sarjana Universitas Hasanudin. Makassar. Hlm 13-15. Yusuf, M.I., 2005. Laju Pertumbuhan Harian, Produksi dan Kualitas Rumput Laut

Kappapycus alvarezii (Doty), 1988 yang dibudidayakan Dengan Sistem Aliran Air Media dan Tallus Benih Yang Berbeda. Disertasi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Lampiran 1. Hasil pengukuran parameter kualitas air di daerah budidaya rumput laut dan daerah tidak ada budidaya rumput laut di Dusun Malelaya, Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang,Kabupaten Takalar

Tanggal Pengambilan sampel Intensitas Cahaya Salinitas Suhu Kekeruhan pH Phosfat Nitrat DO BOD COD

13/09/2010 1 1990

33

27.3 14.6 8.2 0.64 0.71

3

1.9 16.51 27/09/2010 2 2050

34

28 9.5 8.1 0.24 1.8

2.6

1.6 20.64 11/10/2010 3 4380

33

28 8.5 8.4 1.05 0.14

4.2

0.3 19.57 25/10/2010 4 3010

33

28.2 12 7.9 0.83 1.17

3

1.7 18.4 8/11/2010 5 2760

33

27.2 8.5 8.4 1.05 1.07

2.5

0.8 20 22/11/2010 6 4000

34

28.6 11.5 8.2 0.64 0.71

3

1.4 15.1 13/09/2010 7 1590

34

27.3 11.5 8.1 0.78 0.69

2.3

2.6 20.64 27/09/2010 8 1270

34

26 9 8.1 0.28 1.31

2.2

0.3 20.64 11/10/2010 9 2080

33

28 7 8.4 1.08 0.25

3.8

0.3 20.11 25/10/2010 10 2060

33

27.9 8.7 8 0.85 0.37

2.3

2.3 20.19 8/11/2010 11 1973

33

26.7 6.5 8.5 1.06 1.17

2.9

0.9 19.89 22/11/2010 12 2100

34

28 11.5 8.1 0.69 0.69

2.3

1.7 19.77 2438.58 33.42 27.6 9.90 8.18 0.77 0.84 2.84 1.32 19.29 13/09/2010 1 1937

33

28 9.3 8 0.69 0.53

2

2.2 22.7 27/09/2010 2 2090

34

28.4 7 7.6 1.27 2.05

2.1

0.3 22.7 11/10/2010 3 4329

33

28.4 6 7.5 1.1 0.08

2.2

0.6 18.57 25/10/2010 4 3013

33

28 8.5 7.6 1.25 1.27

2.4

0.7 20.61 8/11/2010 5 2720

33

26.9 5 8.4 1.15 0.98

2.3

1.2 21 22/11/2010 6 4038

34

28 9.3 8 1 0.83

2.8

1.8 17.5 13/09/2010 7 1530

33

27.2 9 7.5 1 0.34

1.2

3.8 18.58 27/09/2010 8 1240

33

25.2 8.6 7.1 1.21 1.17

1.3

0.3 18.58 11/10/2010 9 2150

33

28.1 5.3 7.4 1.1 0.52

3.2

1 18.58 25/10/2010 10 2070

33

28 6.2 7.9 1.24 0.3

2.4

0.7 19.57 8/11/2010 11 1978

33

25.3 7.6 8.4 1.13 0.3

2.3

2.8 20.39 22/11/2010 12 2110

34

28.9 9 7.5 0.78 0.34

2

1.5 18.4 2433.75 33.25 27.53 7.57 7.73 1.08 0.73 2.18 1.41 19.77 rata-rata rata-rata

Lampiran 2. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan intensitas cahaya daerah budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

INTENSITAS CAHAYA

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks intensitas_cahaya budidaya 12 12.25 147.00 Tidak ada budidaya 12 12.75 153.00 Total 24 Test Statisticsb intensitas_cahaya Mann-Whitney U 69.000 Wilcoxon W 147.000 Z -.173

Asymp. Sig. (2-tailed) .862

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .887a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 3. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan salinitas budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

SALINITAS

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

salinitas budidaya

12 13.50 162.00

Tidak ada budidaya 12 11.50 138.00

Total 24 Test Statisticsb salinitas Mann-Whitney U 60.000 Wilcoxon W 138.000 Z -.848

Asymp. Sig. (2-tailed) .397

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .514a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 4. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan suhu budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

SUHU

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

suhu budidaya

12 11.79 141.50

Tidak ada budidaya 12 13.21 158.50

Total 24 Test Statisticsb suhu Mann-Whitney U 63.500 Wilcoxon W 141.500 Z -.500

Asymp. Sig. (2-tailed) .617

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .630a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 5. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan kekeruhan budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

KEKERUHAN

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks kekeruhan budidaya

12 15.71 188.50

Tidak ada budidaya 12 9.29 111.50

Total 24 Test Statisticsb kekeruhan Mann-Whitney U 33.500 Wilcoxon W 111.500 Z -2.230

Asymp. Sig. (2-tailed) .026

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .024a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 6. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan pH budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

pH

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

pH budidaya 12 16.79 201.50

Tidak ada budidaya 12 8.21 98.50

Total 24 Test Statisticsb pH Mann-Whitney U 20.500 Wilcoxon W 98.500 Z -2.979

Asymp. Sig. (2-tailed) .003

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 7. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan phosfat budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

PHOSFAT

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks phosfat budidaya

12 8.33 100.00

Tidak ada budidaya 12 16.67 200.00

Total 24 Test Statisticsb phosfat Mann-Whitney U 22.000 Wilcoxon W 100.000 Z -2.891

Asymp. Sig. (2-tailed) .004

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .003a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 8. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan nitrat budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

NITRAT

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

nitrat budidaya

12 13.58 163.00

Tidak ada budidaya 12 11.42 137.00

Total 24 Test Statisticsb nitrat Mann-Whitney U 59.000 Wilcoxon W 137.000 Z -.752

Asymp. Sig. (2-tailed) .452

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .478a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 9. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan oksigen terlarut (DO) budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

OKSIGEN TERLARUT (DO)

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

DO budidaya 12 15.88 190.50

Tidak ada budidaya 12 9.12 109.50

Total 24 Test Statisticsb DO Mann-Whitney U 31.500 Wilcoxon W 109.500 Z -2.346

Asymp. Sig. (2-tailed) .019

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .017a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 10. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan BOD budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

BOD

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

BOD budidaya

12 12.58 151.00

Tidak ada budidaya 12 12.42 149.00

Total 24 Test Statisticsb BOD Mann-Whitney U 71.000 Wilcoxon W 149.000 Z -.058

Asymp. Sig. (2-tailed) .954

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .977a

a. Not corrected for ties.

Lampiran 11. Independent Samples Uji Mann-Withney perbandingan COD budidaya rumput laut dengan daerah tidak ada budidaya rumput laut

Mann-Whitney Test

COD

Ranks

lokasi N Mean Rank Sum of Ranks

COD budidaya

12 12.33 148.00

Tidak ada budidaya 12 12.67 152.00

Total 24 Test Statisticsb COD Mann-Whitney U 70.000 Wilcoxon W 148.000 Z -.116

Asymp. Sig. (2-tailed) .908

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .932a

a. Not corrected for ties.

Dalam dokumen PERBANDINGAN KUALITAS AIR DI DAERAH BUD (Halaman 47-62)

Dokumen terkait