• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.5. Kerangka Pemikiran

5.2.2. Saran Praktis

1. Tunanetra dewasa awal yang telah memiliki derajat PWB yang tinggi perlu mempertahankan dan meningkatkan keenam dimensi dengan aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengembangan diri baik yang diadakan oleh PSBN ‘X’ Kota Bandung dan kegiatan-kegiatan di luar lembaga.

2. Tunanetra dewasa awal dengan derajat PWB yang rendah perlu melakukan usaha untuk meningkatkan PWB mereka melalui pengembangan diri terkait dengan dimensi-dimensi PWB mereka. Pengembangan diri tersebut dapat dengan melalui seminar, training, atau ceramah yang berkaitan dengan penerimaan diri dan keterbatasan penglihatan yang dialami serta yang dapat mengembangkan kemandirian berpikir mereka. Selain itu, dapat mengikuti acara keagamaan untuk menumbuhkan penerimaan diri dan ketunanetraan yang dialami (self-acceptance dan autonomy).

3. Tunanetra dewasa awal perlu mencari informasi atau sharing dengan tunanetra lainnya yang telah sukses dan hidup mandiri di dalam kehidupannya agar menjadi inspirasi dan motivasi (Purpose in Life).

Universitas Kristen Maranatha komunitas tunanetra dan memperluas pergaulan baik dengan sesama tunanetra dan masyarakat pada umumnya (Positive Relation with Others).

4. Tunanetra dewasa awal perlu untuk mengasah kemampuan orientasi dan mobilitas agar kehilangan fungsi penglihatan tidak dirasa membatasi aktivitas mereka. Mereka juga perlu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dan pelatihan yang sesuai dengan bakat dan minat untuk mengasah kemampuan mereka. Selain itu, mereka juga perlu mempelajari dan berlatih cara mengakses komputer dan internet khusus bagi tunanetra agar mudah mendapatkan akses terhadap informasi dan bahan bacaan (Environmental Mastery dan Personal Growth).

5. Pihak PSBN ‘X’ dapat membuat program bimbingan dan konseling yang

bertujuan untuk meningkatkan PWB mereka dan mendorong mereka agar aktif berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut. Program dapat berupa konseling tatap muka secara pribadi maupun kelompok yang bertujuan meningkatkan penerimaan diri mereka sebagai tunanetra, bimbingan karir dan orientasi masa depan, mengadakan talkshow atau sharing pengalaman dengan tunanetra yang telah sukses di dalam kehidupannya agar dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi mereka, mengadakan seminar serta

training pengembangan diri, mengembangkan kursus-kursus atau pelatihan mengenai keterampilan yang dapat dilakukan oleh tunanetra. Selain itu, pihak PSBN juga perlu untuk mengadakan kegiatan yang bertujuan melibatkan tunanetra dengan masyarakat umum, seperti

Universitas Kristen Maranatha mengadakan lomba yang dapat diikuti oleh berbagai kalangan, agar mereka dapat terbiasa berbaur dengan masyarakat umum.

6. Pihak keluarga dan pasangan agar memberikan dukungan dan menerima keadaan anggota keluarga atau pasangannya yang mengalami ketunanetraan setelah lahir dan buta total di PSBN ‘X’ Kota Bandung. Selain itu, perlunya bimbingan dan arahan dari keluarga atau pasangan terhadap tunanetra dewasa awal untuk menerima keadaan dirinya sebagai tunanetra, membantu menemukan kembali tujuan hidup, mendorong tunanetra untuk aktif mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya, dan melibatkan tunanetra dalam relasi sosial baik dengan anggota keluarga maupun dengan masyarakat di lingkungan sekitar.

99

Universitas Kristen Maranatha Fraenkel J.R., & Norman E. Wallen, 1993. How To Design And Evaluate

Research In Education Second Edition. New York: MGraw-hill Companies.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. United States: Alyn & Bacon.

Guilford, J.P. 1954. Psychometric Methods. United States: McGraw-Hill Companies. Inc.

Hidalgo, J.T., Bravo, B.N., Martinez, I.P., Pretel, F.A., Postigo, J.M., Rabadan, F.E. Psychological Well-Being, assessment tools, and related factors. Dalam Wells, Ingrid E (Ed). 2010. Psychological Well-Being: Psychology of Emotions, Motivations, and Actions. (77-113). New York: Nova Science Publishers, Inc.

McCrae, R.R., & John, O.P. 1992. An introduction to the Five-Factor Model and its applications. Journal of Personality. 175-215.

Ryan, R.M., & Edward L. Deci. 2001. On happiness and human potentials: a review of research on hedonic and eudaimonic well-being. Annu Rev Psychol. 141-166.

Ryff, C.D. 1989. Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology Vol.57 No.6. 1069-1081.

Ryff, C.D., & Burton H. Singer. 2006. Know thyself and become what you are: a eudaimonic approach to psychological well-being. Journal of Happiness Studies. Springer.

Ryff, C.D., & Corey L.M. Keyes. 1995. The structure of psychological well-being revisited. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 69 No.4, 719-727.

Ryff, C.D., Corey L.M. Keyes., & Dov Shmotkin. 2002. Optimizing well-being: the empirical encounter of two traditions. Journal of Personality and Social Psychology Vol. 82 No.4, 1007-1022.

Ryff, C.D., Singer, B., From Social Structure to Biology: Integrative Science in Pursuit of Human Health and Well-Being. Dalam Snyder, C.R., Lopez, S.L

Universitas Kristen Maranatha (Ed). 2002. Handbook of Positive Psychology. (541-555). New York: Oxford University Press, Inc.

Ryff, C.D., William J. Magee., Kristen C. Kling., & Edgar H. Wing. Tanpa Tahun. Forging macro-micro linkages in the study of psychological well-being. Dalam C.D. Ryff & Victor W. Marshall. (Eds). 1999. The Self and Society in Aging Process. (247). New York: Springer Publishing Company, Inc.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

_______________. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Siegel, S. 1992. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Gramedia.

Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

101

Universitas Kristen Maranatha

Aprilianti, Putri. 2013. “Studi Deskriptif Mengenai Psychological Well-Being

Pada Pensiunan Bank ‘X’ Kota Bandung”. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Aryani, Neysa V.T. 2011. “Studi Deskriptif Mengenai Psychological Well-Being

pada Single Mothers di Komunitas ‘X’”. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Barnes, C. 1996. Visual impairment and disability. Dalam Hales, G (Ed). Beyond Disability: Towards an Enabling Society, Chapter 4. (36-44). California: Sage Publications Inc.

Chevigny, H., & Braverman, S. 1950. The Adjustment of the Blind. New Haven.

CT: Yale University Press. (Online).

(http://www.unco.edu/ncssd/resources/Conversations/DTuttle/litreview.ht ml, diakses tanggal 19 Januari 2012).

Cutsforth, T.D. 1951. The blind in school and society: A psychological study (rev.ed.). New York: American Foundation for the Blind. (Online). (http://www.unco.edu/ncssd/resources/Conversations/DTuttle/litreview.ht ml, diakses tanggal 19 Januari 2012).

Duyo, Maryam. 2010. Profil Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna.

Febrianti, W.I. 2011. “Studi Deskriptif Mengenai Profile Psychological Well-Being pada Mantan Pengguna Narkoba Usia Dewasa Awal yang Berada

pada Tahap Aftercare di Panti Rehabilitasi “X” Kota Bandung”. Skripsi.

Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Indarwati, Indri. 2009. Expose Data Penyandang Cacat Berdasarkan Klasifikasi

ICF Tahun 2009. (Online).

(http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=10 13, diakses tanggal 30 Maret 2012).

Japan International Cooperation Agency Planning and Evaluation Department. 2002. Country Profile on Disability Republic of Indonesia. (Online). (http://siteresources.worldbank.org/DISABILITY/Resources/Regions/East -Asia-Pacific/JICA_Indonesia.pdf, diakses tanggal 22 Januari 2012). Jernigan, K. (1969). Blindness: Concepts and misconceptions. Baltimore:

Universitas Kristen Maranatha (http://www.unco.edu/ncssd/resources/Conversations/DTuttle/litreview.ht ml, diakses tanggal 19 Januari 2012).

Maristiany, Mega T. 2012. “Kontribusi Determinan-Determinan Intention

Terhadap Intention Untuk Mengurangi Bermain Game Online pada Remaja Pecandu Game Online di Kota Bandung Utara”. Usulan Penelitian. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. National Center on Low-Incidence Disabilities. Tanpa Tahun. Adjusting to

blindness literature review. (Online).

(http://www.unco.edu/ncssd/resources/Conversations/DTuttle/litreview.ht ml, diakses tanggal 19 Januari 2012).

Rahardja, Djadja. 2008. Konsep Dasar Orientasi dan Mobilitas. (Online). (http://dj-rahardja.blogspot.com/2008/04/konsep-dasar-orientasi-dan-mobilitas.html, diakses tanggal 28 Agustus 2012).

Tarsidi, Didi. 2007. Konseling Populasi Khusus. (Online). (http://d-tarsidi.blogspot.com/2007/07/khusus.html, diakses tanggal 29 Maret 2012).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas. (Online). (http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/17346/UU0192011.pdf, diakses tanggal 30 Maret 2012).

Wagner, Lampi A., & Oliver, G.W. 1994. Folkflore of Blindness. Journal of Visual Impairment & Blindness, 267-276. (Online). (http://www.unco.edu/ncssd/resources/Conversations/DTuttle/litreview.ht ml, diakses tanggal 19 Januari 2012).

West, Rubin GS., et. al. 1996. Blindness and early childhood development. Dalam American Optometric Association. 2010. Care of the patient with visual impairment (low vision rehabilitation).

Dokumen terkait