• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam membuat kebijakan jangan setengah-setangah. Kalau memang Pasar Yuka tersebut akan direlokasi ke lokasi pasar yang baru yaitu Pasar Martubung maka aktifitas jual beli di pasar yang lama harus benar-benar dihentikan agar tidak terjadi persaingan antara pasar yang lama dengan pasar yang baru. Karena dengan begitu pasar yang baru akan menjadi hidup aktifitasnya dan tidak ada pihak yang dirugikan.

2. Ada baiknya pemerintah membuat kebijakan lainnya yang mendukung terlaksananya proses relokasi Pasar Yuka. yaitu membangun dan memperbaiki infrastruktur di sekitar lokasi pasar yang baru. Misalnya seperti menambah jumlah sarana angkutan umum agar lokasi pasar menjadi lebih mudah dijangkau oleh konsumen. Rencana membuat jalan tembus langsung ke pasar yang baru dengan membuka jalan baru yang berada di belakang pasar. Rencana membuka terminal bus angkutan umum di dekat lokasi pasar agar pasar menjadi ramai oleh pengunjung.

3. Para pedagang banyak yang mengeluhkan tentang lokasi pasar baru yang menurut mereka kurang layak karena terlalu jauh. Pengertian layak adalah tempat berjualan yang baik disertai sarana dan prasarana yang baik pula, kemudian lingkungan yang kondusif serta ramai pengunjungnya. Jika Pemerintah Kota ingin merelokasi Pasar Yuka ke Pasar Martubung, maka perlu dilakukan musyawarah lebih dahulu dengan para pedagang agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Hasil musyawarah tersebut diharapkan akan dituangkan dalam suatu keputusan bersama dan ditaati bersama.

4. Sebelum membuat kebijakan selayaknya pemerintah melakukan survey terlebih kepada para pedagang agar bisa diketahui apa saja keinginan para pedagang. Dengan begitu kebijakan yang diambil pun akan sangat sedikit peluangnya mengalami kegagalan. Setelah dilakukan survey kemudian melaksanakan rapat atau pertemuan dngan beberapa perwakilan pedagang untuk membahas rencana yang akan dibuat. Setelah dilakukan rapat baru kemudian dilakukan sosialisasi yang terus-menerus kepada pedagang-pedagang yang lain. Dengan begitu maka pedagang bisa paham akan maksud dan tujuan pemerintah membuat kebijakan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Braun, Juan and Norman V. Loayza. 1994. “Taxation, Public Services, and The Informal Sector in a Model of Endogenous Growth”, Working Paper No. 1334. Washington: The World Bank.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Kencana. Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi. Bielefeld: PT Raja Grafindo Persada.

Kuswartojo. Tjuk. 1999. Gelar Nalar Prof. Hasan Poerbo Lingkungan Binaan untuk Rakyat. (penyunting): Pusat Penelitian Lingkungan Hidup ITB bekerjasama dengan Yayasan AKATIGA.

Limbong, Dayat. 2006. Penataan Lahan Usaha PK-5: Ketertiban VS Kelangsungan Hidup. Yogyakarta: Pustaka Bangsa Press.

Moleong, J Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

O’Hara, Philip Anthony. 2001. Encyclopedia of Political Economy. London: Routlledge. Poloma, Margaret M. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rahardjo, Satjipto. 1996. Ilmu Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Ritzer, George. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sarman, Mukhtar dan Sajogyo. 2000. Masalah Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta:

Puspa Swara.

Suwarsono dan Alvin Y. So. 1994. Perubahan Sosial dan Pembangunan. Jakarta: LP3ES Waluyo. 2000. Studi tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kota

Surakarta. Surakarta: Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Zuraida, Desiree dan Jufrina Rizal (Penyunting). 1993. Masyarakat dan Manusia dalam Pembangunan (Pokok-Pokok Pikiran Selo Sumardjan). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sumber Lain

Majalah dan Koran

Anonimous. Tanggal 27 Januari 2004. Pedagang K-5 Datangi DPRD dan Balaikota Medan Protes Penggusuran Pedagang. Medan: Harian Sinar Indonesia Baru. Fakhrulloh, Zudan Arif. 2002. Hukum yang Humanis Partisipatoris sebagai Sarana

Pemberdayaan Sektor Informal. Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum dan Keadilan Vol 2 No 1.

Internet

Indra. Pasar Tradisional di Tengah Kepungan Pasar Modern. http://indrakh.wordpress.com/2007/09/03/pasar-tradisional-di-tengah-kepungan-pasar-modern/ diakses tanggal 20-12-2010 pukul 13.10

Kurniawan, Teguh. Isu dan Masalah dalam Upaya Menggali Potensi Pajak/Retribusi Daerah dari Sektor Informal.

Rahma. Pasar modern dan Pasar Tradisional

Okan. Perubahan social dan pembangunan di bidang pekerjaan social.

Puspitasari, Nindiyah. Pasar Modern dan Pasar Tradisional.

Setiawan, Guruh. Perkantoran dan Pertokoan Wajib Sediakan Lahan untuk Pedagang

Kaki Lima.

13.50

Yulianto, Hendi. Studi Implementasi Pengaturan dan Pembainaan PKL dalam Program Relokasi PKL di Wilayah Kecamatan Semarang Timur.

http://gordonstevensijabat.wordpress.com/2009/03/27/sosiologi-pembangunan/ diakses tanggal 22-12-2010 pukul 11.00

PANDUAN WAWANCARA (INTERVIEW GUIDE) Panduan wawancara pedagang di Pasar Yuka

Profil informan a. Nama : b. Usia : c. Jenis kelamin : d. Status : e. Suku bangsa : f. Agama : g. Pendidikan : h. Alamat : i. Pekerjaan :

j. Lama masa pekerjaan : k. Penghasilan perbulan : l. Jumlah tanggungan : Profil pedagang

1. Kapan pertama kalinya anda berdagang?

2. Apa yang anda rasakan ketika pertama kali berdagang?

3. Apakah usaha berdagang ini merupakan sumber mata pencaharian utama saudara? Kalau tidak sebutkan usaha yang lainnya!

4. Mengapa anda memilih usaha berdagang ini sebagai sumber mata pencaharian utama

5. Apakah pendapatan anda dari berdagang ini bisa memenuhi kebutuhan keluarga

anda?

Lokasi berdagang

6. Apakah anda membayar pajak selama berdagang di tempat ini? Jika iya, pungutan

apa saja?

7. Mengapa anda memilih lokasi ini sebagai tempat berjualan?

8. Bagaimana cara anda menarik perhatian pembeli?

9. Adakah kendala yang saudara alami selama berjualan di sini?

- Jika ada, kendala apa itu?

- Bagaimana cara anda mengatasi kendala tersebut?

10. Pernahkah anda mengalami kerugian selama berjualan di sini?

- Apa penyebabnya?

- Bagaimana cara anda mensiasati kerugian tersebut?

Kebijakan pemerintah terkait dengan relokasi pasar

11. Apakah anda tahu tentang Perda Kota Medan No 31 Tahun 1993 tentang Pemakaian

12. Bagaimana tanggapan anda tentang kebijakan pemerintah seperti masalah penggusuran atau relokasi terutama terkait dengan relokasi Pasar Yuka ini?

- Bagaimana tanggapan anda tentang lokasi pasar yang menjadi tempat tujuan

relokasi?

- Bagaimana tanggapan anda tentang bangunan pasarnya?

13. Siapa yang melakukan proses relokasi?

14. Apakah anda setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut?

15. Apa sebenarnya harapan anda dari proses relokasi tersebut?

16. Mengapa anda kembali ke lokasi awal yaitu Pasar Yuka ini?

17. Di lokasi pasar yang baru apakah anda mendapatkan kios ataukah anda hanya

menyewa?

18. Adakah keuntungan yang saudara peroleh dari proses relokasi?

19. Adakah kerugian yang saudara peroleh dari proses relokasi?

20. Apa persoalan yang yang paling menonjol pada saat proses relokasi?

21. Adakah persoalan yang masih belum selesai sampai sekarang ini?

23. Menurut anda apa sebenarnya penyebab dari gagalnya prose relokasi pasar ini?

Upaya pemerintah dalam proses relokasi

24. Apakah anda pernah diajak rapat oleh pemerintah sebelum dilaksanakannya proses

relokasi?

25. Apakah ada sosialisasi dari pemerintah terkait dengan proses relokasi?

26. Terkait dengan lokasi pasar yang baru, apakah lebih dulu pasar tersebut yang dibangun ataukah ada pemberitahuan kepada pedagang terlebih dahulu bahwasanya ke tempat tersebut lah lokasi pasar yang baru akan berdiri?

27. Adakah konfik yang terjadi pada saat proses relokasi maupun pasca relokasi?

28. Bagaimana pendapat anda agar proses relokasi ini tidak mengalami kegagalan?

29. Menurut anda seperti apa idealnya relokasi pasar itu?

30. Kalau harus tetap pindah dari lokasi ini, lokasi mana yang menurut anda cocok

Panduan wawancara kepada aparat pemerintahan Profil informan a. Nama : b. Usia : c. Jenis kelamin : d. Status : e. Suku bangsa : f. Agama : g. Pendidikan : h. Alamat : i. Pekerjaan :

1. Apa alasan yang paling mendasar dari pemindahan lokasi Pasar Yuka ke lokasi yang sudah disediakan oleh pemerintah?

2. Apakah ada kebijakan pemerintah yang mengatur tentang perelokasian pasar tradisional seperti Pasar Yuka tersebut?

3. Menurut anda apa penyebab dari gagalnya proses relokasi tersebut?

4. Apa sebenarnya yang menjadi kendala dalam proses relokasi?

5. Mengapa sampai muncul masalah pedagang yang telah direlokasi kembali ke lokasi awal mereka berdagang?

6. Apakah pemerintah pernah memberikan sosialisasi kepada pedagang mengenai proses

7. Apakah pemerintah pernah melakukan survey kepada para pedagang untuk mengetahui keinginan-keinginan mereka terkait dengan proses relokasi?

8. Apa tahapan-tahapan yang dilakukan pemerintah dalam upaya relokasi?

9. Bagaimana pendekatan yang dilakukan pemerintah dalam proses relokasi pasar tersebut, apakah menggunakan top down approach ataukah bottom up approach?

10. Lalu bagaimana dengan pendekatan yang partisipatif, apakah ada di dalam proses

relokasi pasar ini?

11. Terkait dengan lokasi pasar yang baru, apakah lebih dulu pasar tersebut yang dibangun ataukah ada pemberitahuan kepada pedagang terlebih dahulu bahwasanya ke tempat tersebut lah lokasi pasar yang baru akan berdiri?

12. Apakah pemerintah mempunyai alternative lain untuk mengatasi kegagalan dari

DOKUMENTASI PADA SAAT PENELITIAN

Gambar 1

Aktifitas Pasar Yuka yang berada di jalan masuk ke perumahan Komplek Yuka

Gambar 2

Gambar 3

Pasar Martubung tempat tujuan relokasi

Gambar 4

Gambar 5

Aktifitas Pasar Yuka yang tampai ramai oleh pedagang dan juga pengunjung

Gambar 6

Suasana di Pasar Martubung yang terlihat sepi dari aktifitas pasar dan banyak kios yang tutup

Gambar 7

Penleiti sedang mewawancarai salah satu pedagang di Pasar Yuka

Gambar 8

Dokumen terkait