• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

C. Saran

1. Kepada guru mata pelajaran sejarah agar lebih mempersiapkan diri dalam melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan sepenuh hati. Hambatan dalam pemahaman Kurikulum Berbasis Kompetensi hendaknya disikapi dengan memanfaatkan MGMP untuk menyelesaikan setiap persoalan. Guru juga

diharapkan senantiasa mau belajar lebih banyak baik melalui buku-buku penunjang maupun sumber sejarah yang ada di lingkungan sekitar.

Guru hendaknya pula mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam mengeksplorasi potensi diri yang dimiliki sehingga kompetensi dapat diraih seperti guru memberi tugas ciri-ciri peninggalan Hindu di candi Gedong Songo atau di candi Ngempon; guru memberi tugas portofolio dengan memanfaatkan bahan pustaka yang ada kaitannya dengan peninggalan sejarah Hindu di kabupaten Semarang.

Guru mata pelajaran sejarah sebaiknya menunjukkan keprofesional dirinya dengan menunjukkan kompetensi diri yang dimiliki dalam wujud memanfaatkan peninggalan sejarah khususnya peninggalan sejarah Hindu sebagai sumber belajar dengan mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran yang berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi.

2. Kepada guru yang berpendidikan non-mata pelajaran sejarah namun harus mengampu mata pelajaran sejarah untuk selalu belajar mandiri atau berkoordinasi dengan guru sejarah yang berpengalaman khususnya dalam menghadapi implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

3. Kepada kepala sekolah agar memberikan prioritas dalam memperkaya sumber belajar sehingga mampu menjawab keingintahuan peserta didik akan pelajaran yang diajarkan. Perlu pula menyusun strategi yang tepat agar Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat disosialisasikan pada seluruh guru dan dilaksanakan dengan benar. Untuk itu supervisi senantiasa diperlukan agar sasaran yang dituju dapat tercapai. Kepala sekolah perlu mengatasi kesulitan-kesulitan guru dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki.

Kepala sekolah hendaknya memberi kelonggaran yang lebih pada guru non sejarah yang mengajar mata pelajaran sejarah dengan memberikan referensi yang cukup dan atau memberi kesempatan pada guru tersebut untuk menambah wawasan dengan mengikuti seminar atau workshop atau bahkan pendidikan tambahan

Kepala sekolah hendaknya juga memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk melakukan kunjungan wisata sejarah terdekat dalam bimbingan guru sejarah untuk mengalami secara langsung cara memanfaatkan keberadaan peninggalan sejarah sebagai sumber belajar.

Kepala sekolah bersama dengan komite yang didukung para guru untuk merencanakan dan melaksanakan suatu aktivitas yang melibatkan peserta didiknya minimal 1 kali dalam satu tahun yang berhubungan dengan pencapaian standar kompetensi lintas kurikulum.

4. Dinas pendidikan agar membuat langkah yang tepat dalam menyosialisasikan Kurikulum Berbasis Kompetensi secara lebih efektif dan efisien

5. Dinas pariwisata sebaiknya membuka akses lebih diperluas ke masyarakat terutama akses terhadap dunia pendidikan. Pengelolaan peninggalan sejarah dapat pula dilakukan dengan menggandeng pihak swasta sehingga peninggalan sejarah terpelihara dengan baik

6. Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hendaknya melakukan kerjasama dengan guru sejarah dalam forum MGMP untuk mendata menginventarisasi peninggalan sejarah di kabupaten Semarang dengan informasi lengkap dalam kemasan yang menarik baik dalam media cetak ataupun media audio visual dengan harapan media tersebut dapat dijadikan sumber belajar. Selain itu kedua dinas tersebut hendaknya memberikan

perhatian khusus kepada sekolah atau peserta didik yang akan melakukan kunjungan ke tempat wisata konservasi dengan biaya lebih terjangkau.

7. Pemerintah pusat agar menyusun kurikulum yang memiliki life circle (siklus hidup) yang panjang dan dengan perubahan yang dapat diantisipasi sebelumnya sehingga waktu penyesuaian dapat diminimalisisr dan tidak mengganggu proses belajar mengajar.

8. Beberapa pihak seperti masyarakat (Komite sekolah), Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, Pemerintah Daerah agar menyediakan sumber belajar yang memadai dengan jumlah peserta didik agar peserta didik dan guru dapat melangsungkan pembelajaran yang menyenangkan.

9. Semua pihak untuk tidak sekedar memperhatikan kesejahteraan guru tetapi agar kesejahteraan guru dan keluarganya benar-benar dapat diwujudkan sehingga guru dapat fokus mangabdikan diri dalam dunia pendidikan sepenuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ayotrohaedi. 1981. Kamus Istilah Arkeologi I. Jakarta : Depdikbud.

_______. 1982. Peranan Benda Purbakala dalam Historiografi Tradisional. Indonesia Journal of Cultural Studies. Jilid X No 03. Jakarta : Fakultas Sastra UI.

Ace Wijaya dan Tabrani Rusyan. 1994. Kemampuan Dasar Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arnie Fajar. 2002. Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarja.

Esther Arianti. 2003. “Relevansi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia dengan Peninggalan Sejarah sebagai Sumber Belajar”. Tesis. UNS. Bernert Kempers, Aj. 1959. Ancient Indonesia Art. Amsterdam : Bookhandel

Antiquariaten ilitgeverij C.P.J Van der peet.

Cony Semiawan. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses : Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar? Jakarta : PT Grasindo

Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Dinas Pendidikan. 2001. Pendataan Museum Kepurbakalan dan Benda Cagar Budaya di Kabupaten Semarang. Semarang : Dinas Pendidikan Kabupatan Semarang.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Dasar Lanjutan Pertama. 2003. Pedoman Umum : Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta : Depdiknas.

________. 2003. Pedoman Khusus : Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah. Menengah Pertama (SMP). Jakarta : Depdiknas. ________. 2003. Pedoman Khusus : Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis

Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial. Jakarta : Depdiknas.

________. 2003. Pedoman Khusus : Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial.Jakarta : Depdiknas.

_______. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama : Pedoman Umum Pengembangan Sistem Pengujian Berbasis

Kemampuan Dasar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Jakarta: Depdiknas.

_______. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial : Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Sosial. Jakarta : Depdiknas.

_______. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial : Perencanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Depdiknas.

Djohar Ms. 2003. Pendidikan Strategik : Alternatif untuk Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta : LESFI.

Erry Utomo. 1997. Pokok-pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

_______. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep : Karakteristik dan Implementasi. Bandung : RT Remaja Rosdakarya.

_______. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional : Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

_______. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

_______. 2005. Menjadi Guru Profesional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Endang Sri Hardiati. 1998. Aspek Arsitektural dan Aspek simbolik Bangunan candi-candi sebagai warisan Budaya Bangsa. Jogyakarta : Yayasan Cempaka Kencana.

Foutain, Jan. 1990. Sculpture of Indonesia. Washington: Board of trustees National Gallery of Art.

Gupte, RS. 1972. Iconograpic of the Hindus Buddhist and jainst. Bombay : DB Taraporevala sous and co Private. Ltd.

Hasan Muarif Ambari. “Pola Pembinaan dan Pengembangan Tradisi dan Sejarah”. Pakuan Pajajaran Dalam Lingkup Kebudayaan Nasional. Makalah Seminar Nasional. Bogor.

Hadi Setia Tunggal. 1997. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Benda Cagar Budaya.Jakarta : Harvarindo.

Hariani Santiko. 1980. Dewi Sri di Jawa. Jakarta : pertemuan ilmiah arkeologi pulitarkenas

Imam Sudibyo. (2002). Peninggalan Sejarah Lokal sebagai Sumber Belajar . Makalah Seminar UKSW. Salatiga.

________. 2002. Percandian sebagai Bangunan Purbakala dan Maknanya bagi Masyarakat. Makalah Seminar di Banyubiru Kabupaten Semarang. Salatiga : Jurusan pendidikan Sejarah FKIP UKSW.

Libbert, Gosta. 1976. Iconographic Dictionary of the Indian Religion, Studies in South Asian Culture. Volume V. Leiden : Ej Brill.

Maria Sri Hartati. 2003. “Kemampuan Guru Dalam Mengembangkan Bahan Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia dan Umum”. Tesis. UNS. Maulana Ratnaesih. 1997. Ikonografi Hindu. Jakarta : Universitas Indonesia press. Miles, Mathew B dan A Michael Huberman. 1992/453. Qualitative Data Analysis:

A Source Book of New Methods.Beverly Hills : Sage Publication.

Moleong, Lexy J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Nugroho Noto Susanto. 1984. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : PN Balai

Pustaka.

Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.

Prasetyo. 2002. Dasar-Dasar Mengajar. Salatiga : Widya Sari Press.

Proyek Pendataan Muskala dan Benda Cagar Budaya. 2001. Museum Kepurbakalaan dan Benda Cagar Budaya di Kabupaten Semarang. Semarang : Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang.

Proyek Inventarisasi Sejarah dan Peninggalan Purbakala. 1983. Daftar Inventaris Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah. Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah.

Puji Joharnoto. 2003. Panduan Mengenal : Museum Jawa Tengah Ronggowarsito. Semarang : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Pusat Kurikulum Balitbang. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Standar

Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah. Jakarta : Depdiknas.

________. 2003. Kurikulum dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah SMP dan MTS.Jakarta : Depdiknas.

Suparno, Paul. 1007. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Jakarta : Kanisius.

Soekmono. 1977. Fungsi Candi dan Pengertiannya. Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.

________. 1987. Local Genius dan perkembangan bangunan sakral di Indonesia. “Kepribadian Budaya Bangsa”. Jakarta : Pustaka Jaya.

________. 1993. Pengantar sejarah kehidupan Indonesia 2. Jogyakarta : Kanisius Sri Joko Yunanto. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas : Bagaimana Menggunakan

Sumber Belajar dari Lingkungan Sekitar.Jakarta : Grasindo.

Sumarna Supranata. 2004. Penilaian Portofolio : Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sutopo. H.B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Soediman. 1986. Kalpataru Pohon Kayangan Lambang Kemakmuran dan Keabadian. Kumpulan karya Alumni. Yogyakarta : Panitia Kegiatan Ilmiah dan Ulang Tahun ke- 40. Sastra UGM.

Suhadi dan Soekarno. 1985. Laporan penelitian Epigrafi di Jawa Tengah. “Berita penelitian arkeologi”. Jakarta : Depdikbud.

Sutiyah. 2003. “Situs Sangiran sebagai Sumber Belajar dan Pengembangan Materi Pembelajaran Sejarah Menyongsong Kurikulum Berbasis Kompetensi”. Historika Volume I, No. 1. Jurnal Ilmiah Surakarta : Program Studi Pendidikan Sejarah. Program Pasca sarjana Universitas Negeri Surakarta.

Suyatno Kartodirdjo. 2003. “Perubahan Kurikulum dan Revitalisasi Pembinaan Wawasan Kebangsaan”. HistorikaVolume 1, No. 1 Surakarta : Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana UNS.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Tim penyusun. 1981. Candi in Central Java Indonesia, Provincial Government of central java Indonesia. Semarang.

________. 1998. Khasanah Budaya Nusantara IX. Jakarta : Dirjen Kebudayaan Depdikbud

________. 1999. Vedemekum Benda Cagar Budaya. Jakarta. Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan pusat Depdikbud.

Timbul Haryono. 1984. Artifak Kualitas dan Validitasnya sebagai Data Arkeologi dalam Artifak No. 1 / 1. Yogyakarta : Jur. Arkeologi UGM.

Tri Widiarto. 2000. Pengajaran Sejarah dengan CBSA. Salatiga : Historia Press. ________. 2000. Sejarah sebagai Ilmu dan Seni. Salatiga : Historia Press.

_______. 2001. Potensi Budaya Daerah dan Relevansinya dengan Perkembangan Kepariwisataan. Tesis. Jakarta : UNJ.

Uka Candrasmita. 1978. Himpunan Peraturan-peraturan Perlindungan Cagar Budaya Nasional. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Purbakala.

Undang-Undang Otonomi Daerah. 1999. UU No : 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.Surabaya : Karya Utama.

________. 2004. UU RI No. 22 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Bandung : Citra Umbara.

Undang-Undang Republik Indonesia. 2003. UU No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

________. 1990. UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Tahun 1989).

Semarang : Media Wiyata.

Waluyo, Herman. J. 2000. “Hermeneutik sebagai Pusat Pendekatan Kualitatif”. Historika No. II Tahun XII.

Wahono. 2003. Museum Ronggowarsito Jawa Tengah. Semarang : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jateng

Wahyo Sumidjo. 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah : Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Yin, Robert K. 1987. Research : Design and Methods. Beverly Hills : Sage Publication.

Yurahman Yohanes B. 2004. Paradigma Baru dan Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran Monyongsong Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Yogyakarta : IKIP PGRI Wates Kulon Progo.

PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK KEPALA SEKOLAH

1. Apakah mulai tahun ajaran 2004 telah dilaksanakan kurikulum baru (KBK) ?

2. Bagaimana caranya agar guru mendapat informasi tentang KBK ?

3. Bagaimana sosialisasi KBK bagi guru yang belum mendapat penataran tentang KBK ?

4. Bagaimana cara memonitor pelaksanaan KBK, baik dalam menyusun rencana pembelajaran maupun pelaksanaan PBM ?

5. Apakah ruangan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi multi arah dalam PBM ?

6. Apakah guru mata pelajaran sejarah ada yang mengajukan permohonan pengadaan sumber belajar bagi PBM mata pelajaran sejarah ?

7. Apakah guru mata pelajaran sejarah ada yang mengajukan permohonan kunjungan bersama siswa ke lokasi bangunan candi Hindu untuk mendukung PBM mata pelajaran sejarah ?

8. Apakah guru mata pelajaran sejarah ada yang mengajukan permohonan pengadaan buku referensi ?

9. Bagaimana mekanisme pengadaan sumber dan buku referensi untuk mata pelajaran sejarah ?

UNTUK GURU MATA PELAJARAN SEJARAH

1. Apakah mulai tahun ajaran 2004 telah dilaksanakan kurikulum baru (KBK) ?

2. Bagaimana caranya agar mendapat informasi tentang KBK ?

3. Apakah ada sosialisasi KBK dari sekolah bagi guru yang belum mendapat penataran tentang KBK ?

4. Apakah guru membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar ?

5. Ada berapa pokok materi / pokok bahasan untuk kelas VII pada semester 1 ? 6. Apa saja pokok materi tersebut ?

7. Sumber belajar apa yang dimiliki sekolah untuk mata pelajaran sejarah ? 8. Metode mengajar apa yang digunakan dalam PBM sejarah ?

9. Buku apa yang digunakan dalam PBM sejarah ?

10. Apakah pernah mengajukan permohonan pengadaan sumber belajar dan buku referensi untuk PBM sejarah ?

11. Apakah pernah ada kunjungan bersama siswa ke lokasi bangunan candi Hindu untuk mendukung PBM mata pelajaran sejarah ?

12. Bagaimana menentukan keberhasilan siswa yang telah mengikuti PBM sejarah ?

13. Kapan diadakan pertemuan MGMP dan apa saja yang pernah dibahas ?

UNTUK SISWA

1. Setiap mengajar apakah guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai ?

2. Bagaimana caranya guru mengajar ?

3. Apakah dalam mengajar guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya berpendapat atau komentar ?

4. Buku apa saja yang dipakai untuk mata pelajaran sejarah ? 5. Apakah semua siswa wajib memilikinya ?

6. Apakah di perpustakaan tersedia buku yang dimaksud ?

7. Apakah guru dalam mengajar menggunakan media, seperti slide, film, gambar, foto, chart, peta ?

8. Pernahkan anda diminta untuk berdiskusi, baik kelompok maupun kelas ? Apa saja yang pernah didiskusikan ? Hasilnya diminta guru atau tidak ? 9. Apakah ada tugas baik dari individu maupun kelompok dan apakah tugas itu

dikumpulkan. Jika dikumpulkan apakah kemudian dikoreksi dan dikembalikan hasilnya ?

10. Apakah tugas-tugas itu juga dikeluarkan sebagai soal dalam tes ? UNTUK PETUGAS PERPUSTAKAAN

2. Buku apa yang dimiliki untuk mata pelajaran sejarah ? 3. Bagaimana mekanisme peminjaman buku ?

4. Buku apa saja yang rata-rata dibaca siswa dan guru ?

5. Aktivitas apa saja yang dapat dilakukan siswa di perpustakaan ? 6. Apakah ada guru sejarah yang sering datang di perpustakaan ?

7. Buku apa saja yang dimiliki untuk mendukung pembelajaran mata pelajaran sejarah ?

UNTUK JURU KUNCI CANDI TENGARAN, CANDI DUKUH DAN CANDI NGEMPON

1. Sudah berapa lama merawat candi disini ?

2. Bagaimanakah sejarah ditemukannya candi disini ?

3. Bagaimanakah pemerintahan memberi kepedulian terhadap peninggalan sejarah disini ?

4. Bagaimanakah peran masyarakat sekitar terhadap kelestarian terhadap bangunan candi sebagai peninggalan sejarah disini ?

Dokumen terkait