BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang ada di unit Offset, maka diketahui bahwa upaya tindakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Sistem Proteksi Pasif
Sistem proteksi pasif yang ada di unit Offset adalah sebagai berikut : a. Kompartemenisasi
Pada area Pura Offset belum dilengkapi dengan kompartemenisasi. Akan tetapi, setiap ruangan baik ruangan office
maupun ruangan produksi dipisahkan dengan sekat-sekat berupa dinding. Konstruksi dinding yang ada merupakan dinding biasa, bukan dinding yang tahan terhadap api.
b. Sarana Evakuasi 1) Jalur Evakuasi
Pura Offset menyediakan jalur evakuasi sebagai upaya awal apabila terjadi suatu bencana agar tidak timbul adanya korban manusia. Pada setiap jalur-jalur evakuasi tersebut dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk arah keluar area. Selain itu jalur
commit to user
evakuasi yang mana panjang jarak tempuhnya tidak melebihi 30 meter dan bebas hambatan.
Adapun untuk memberikan petunjuk kepada karyawan dan orang lain yang ada di tempat kerja mengenai jalur evakuasi, Pura
Offset juga melengkapi denah jalur evakuasi. Denah jalur evakuasi
ini ditempel pada dinding-dinding yang penempatannya mudah dibaca oleh karyawan maupun customer yang memasuki area perusahaan.
2) Assembly point
Pura Offset menyediakan assembly point (tempat berkumpul sementara) bagi karyawannya sebagai tempat evakuasi sementara apabila terjadi kebakaran di perusahaan. Area ini merupakan lahan luas yang terletak di depan Ruang Showroom unit Offset dan dilengkapi dengan papan nama yang bertuliskan assembly point, untuk memudahkan proses evakuasi.
3) FireSafety Sign dan Poster Bahaya Kebakaran
Fire safety sign yang ada di Pura Offset meliputi petunjuk
safety yang secara khusus dibuat untuk mencegah terjadinya
kejadian yang dapat memicu kebakaran, seperti pemasangan rambu-rambu “Dilarang merokok di area perusahaan”.
Sedangkan poster bahaya kebakaran yang ada di Pura Offset adalah peringatan bahaya kebakaran yang dipasang pada setiap area perusahaan yang memiliki potensi bahaya kebakaran. Pemasangan
commit to user
poster bahaya kebakaran ini diutamakan pada area yang memiliki potensi bahaya kebakaran yang tinggi.
2. Sistem Proteksi Aktif
Sistem proteksi aktif yang digunakan pada Pura Offset, antara lain : a. Sistem Pendeteksi Kebakaran
Pura Offset tidak memiliki sistem pendeteksi otomatis seperti detektor panas, detektor nyala api, maupun detektor asap untuk mendeteksi apabila terjadi bahaya kebakaran. Akan tetapi, Pura Offset
memiliki fire alarm untuk memberikan peringatan dini kepada karyawan apabila terjadi kebakaran.
Fire alarm yang digunakan pada Pura Offset merupakan fire
alarm manual yang dapat beroperasi apabila terdapat karyawan yang
menyalakan fire alarm tersebut pada saat terjadi kebakaran. Fire alarm
yang digunakan berjumlah 15 buah.
Pemasangan fire alarm pada Pura Offset diletakkan pada titik-titik yang mudah dilihat dan mudah dijangkau oleh setiap orang dan dilengkapi dengan tanda pemasangan fire alarm serta denah pemasangan fire alarm.
Fire alarm ini dilengkapi dengan accu kering sebagai pemasok
daya listrik apabila terjadi kebakaran, yang menyebabkan diputusnya seluruh aliran listrik. Sehingga masih dapat digunakan pada saat keadaan darurat.
commit to user b. Sistem Pemadam Kebakaran
Pemadam kebakaran yang ada di Pura Offset adalah berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Penempatan APAR yang ada di Pura
Offset antara kelompok satu dengan kelompok lainnya berjarak 15 m,
akan tetapi pada area-area produksi tertentu yang memiliki potensi bahaya kebakaran tinggi, jarak jangkauan antar APAR sekitar 5 m.
Pemasangan APAR diletakkan pada titik-titik yang mudah dijangkau oleh setiap orang, dan dilengkapi dengan tanda pemasangan APAR dengan tinggi pemasangan setinggi 125 cm dari dasar lantai (kecuali pada APAR jenis DCP). Selain itu juga dilengkapi denah pemasangan APAR yang dipasang pada titik-titik yang mudah dibaca oleh setiap orang yang memasuki area produksi maupun area kantor di unit Offset. Adapun jenis alat pemadam api ringan atau APAR yang digunakan adalah :
1) APAR DCP (Dry Chemical Powder)
Pura Offset menyediakan APAR jenis DCP dengan jumlah 97 buah. Penempatan APAR jenis DCP diletakkan kurang dari 15 cm dari permukaan lantai.
2) APAR AF 11
APAR jenis AF11 ini masih belum banyak disediakan, yaitu berjumlah 13 buah. Pura Barutama mencanangkan pemasangan APAR jenis ini untuk seluruh area kerja, untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.
commit to user c. Sarana Penyelamatan Kebakaran
1) Pencahayaan Darurat, Tanda Penunjuk Arah Evakuasi, dan Pintu Darurat
Pura Offset juga menyediakan pencahayaan darurat atau biasa disebut dengan emergency lamp yang digunakan pada saat terjadi keadaan darurat yang menyebabkan terputusnya jaringan listrik secara total. Emergency lamp ini dipasang pada setiap jalur dan pintu yang digunakan pada saat keadaan darurat.
Sedangkan tanda penunjuk arah yang ada di Offset
digantungkan dari langit-langit dan ada pula ditempelkan pada dinding. Pemasangannya tergantung dengan keadaan area yang ada di tempat tersebut. Tanda penunjuk arah evakuasi tersebut dipasang tidak jauh dari emergency lamp, sehingga pada saat aliran listrik padam, maka tanda tersebut masih dapat terlihat dengan jelas melalui bantuan pencahayaan emergency lamp tersebut.
Pintu darurat berfungsi sebagai jalan keluar yang dapat dilalui pada saat terjadinya keadaan darurat. Pintu darurat yang ada di Pura Offset terbuat dari baja tahan api, berengsel, berukuran lebar 70 cm dan tinggi 140 cm atau lebih serta hanya dapat dibuka dari dalam ruangan.
2) Sistem Daya Darurat
Pura Offset menyediakan sistem daya darurat yang berfungsi untuk memberikan daya listrik pada proteksi aktif yang
commit to user
membutuhkan energi listrik seperti fire alarm dan emergency lamp
pada saat kondisi darurat dan terjadinya pemadaman pada panel listrik. Sistem daya darurat yang digunakan pada unit Offset adalah
accu kering.
3. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
Dalam hal ini penulis mencari data tentang manajemen pengaman kebakaran hanya yang berkaitan dengan peraturan dan sanksi safety fire, inspeksi rutin, identifikasi potensi bahaya kebakaran, organisasi satuan pemadam kebakaran, tanggap darurat, pelatihan pemadaman, dan simulasi kebakaran, disebabkan karena adanya keterbatasan waktu dalam pencarian data. Manajemen pengamanan kebakaran yang diterapkan pada unit Offset, adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan Perusahaan
Pura Offset membuat kebijakan mengenai mencegah dan menanggulangi kebakaran yang mana tercantum dalam salah satu sasaran K3. Selain itu pula perusahaan menerapkan peraturan dan sanksi safety fire sebagai salah satu bentuk komitmen dari kebijakan yang diterapkan pada Pura Offset. Peraturan Safety fire adalah peraturan yang berkaitan dengan kebakaran diberlakukan pada perusahaan untuk menekan karyawan agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
Sedangkan sanksi safety fire yang ada di Pura Offset meliputi sanksi yang diberlakukan pada karyawan yang melanggar peraturan
commit to user
yang telah di tentukan. Contohnya adanya peraturan dilarang merokok di area perusahaan Pura Offset. Sehingga apabila terdapat karyawan yang melanggar ketentuan tersebut, maka karyawan akan dikenai sanksi berupa surat peringatan dan denda.
Selain tercantum dalam PKB (Perjanjian Kerja Bersama), Pura
Offset juga memasang peraturan tersebut di tempat-tempat yang mudah
dibaca oleh karyawan ataupun orang lain yang akan memasuki area kerja, misalnya pada pintu masuk pabrik. Tujuan pemasangan papan peraturan tersebut, untuk mengingatkan karyawan ataupun orang lain
(customer) yang akan memasuki area kerja.
b. Inspeksi Rutin
Inspeksi rutin yang dilakukan Pura Offset adalah pemerikaan terhadap alat pendeteksi dan pemadam kebakaran, meliputi pemeriksaan terhadap proteksi aktif yang ada di unit Offset. Adapun pemeriksaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di unit ini dilakukan setiap 3 bulan sekali, dengan kriteria pemeriksaan sebagai berikut : pemeriksaan kunci pengaman, pengatup, manometer, selang, pipa keluar, isian, kondisi tabung, cincin pengait, dan corong.
Sedangkan pengecekan Fire alarm dilakukan setiap 1 (satu) minggu sekali. Pemeriksaan Fire alarm meliputi : pemeriksaan bunyi,
accu, listrik, tombol, dan kebersihan yang kemudian dicatat dan didokumentasikan oleh tim SATDAM.
commit to user
Untuk pengecekan terhadap emergency lamp dilakukan setiap satu minggu sekali, bersamaan dengan pemeriksaan Fire alarm. Pemeriksaan terhadap lampu, listrik, accu, pencahayaan dari lampu, dan kebersihan lampu.
c. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran
Adapun langkah awal yang telah dilakukan unit Offset dalam upaya mengendalikan kebakaran, yaitu adanya identifikasi terhadap potensi bahaya kebakaran. Pura Offset melakukan identifikasi potensi bahaya kebakaran yang ada di masing-masing divisi produksi. Pengidentifikasian kebakaran yang dilakukan pada unit ini dilakukan secara bersamaan dengan pengidentifikasian potensi bahaya dan faktor bahaya K3 umum. Pengidentifikasian potensi dan faktor bahaya ini dilakukan oleh tim P2K3 dan tim SATDAM yang ada di Pura Offset. Berikut ini merupakan hasil dari identifikasi sumber potensi bahaya di unit Offset, adalah sebagai berikut :
1) Oksigen
Sumber potensi bahaya kebakaran yang paling utama di Pura Offset
adalah adanya oksigen. Untuk memperlancar kegiatan produksinya, Pura Offset melibatkan manusia sebagai pelaksana. Sehingga sangat tidak mungkin untuk menghilangkan oksigen yang ada di area perusahaan, karena manusia juga membutuhkan oksigen untuk bernafas. Untuk itu Pura Offset melakukan
commit to user
pengendalian berupa pengaturan ruangan sehingga udara tetap terjaga dengan baik.
2) Bahan Kimia Mudah Terbakar
Sumber potensi bahaya yang paling utama di unit Offset
adalah adanya bahan kimia yang mudah terbakar sebagai bahan baku dalam proses printing (percetakan). Adapun bahan kimia mudah terbakar yang digunakan Pura Offset adalah solvent yang berupa campuran antara toluene dan etil asetat. Selain itu, juga penggunaan tinta cetak dimana pada suhu dan keadaan tertentu dapat terbakar (khususnya apabila terdapat nyala api terbuka). Bahan kimia ini terdapat pada area gudang penyimpanan solvent, gudang tinta dan area cetak.
Pura Offset telah melakukan pengendalian terhadap potensi bahaya ini, dimana upaya pengendaliannya dilakukan sesuai dengan area dari sumber bahaya tersebut, yaitu :
a) Area gudang penyimpanan solvent
Adapun sistem proteksi yang dilakukan pada gudang
solvent ini meliputi :
(1)Isolasi ruangan dengan pengaturan sirkulasi udara.
(2)Pada gudang dilengkapi dengan water spray yang akan memancar secara otomatis pada setiap 5 menit sekali.
commit to user
(3)Pada gudang tidak diberikan aliran listrik, menggunakan lampu sorot dari luar ruangan dengan jarak 10-15 meter dari lokasi gudang solvent.
(4)Pada lantai gudang diberikan jaring-jaring yang kemudian pada dilapisi pasir, hal ini bertujuan supaya jika terdapat tumpahan solvent, maka solvent tidak tergenang.
b) Area gudang penyimpanan tinta
Adapun upaya pengendaliannya, yaitu pada area ini penyimpanan pada ruangan yang ber-AC, selain menghindari kebakaran, peletakan tinta tersebut bertujuan agar tinta tidak mudah menggumpal dan rusak.
c) Area cetak
Pada area ini, dilakukan penyimpanan solvent yang
portable, sehingga apabila terjadi kebakaran, maka solvent
yang digunakan dalam proses produksi tersebut segera dipindahkan ke tempat yang lebih aman dari bahaya kebakaran. Selain itu juga peletakan solvent yang dijauhkan dari mesin, yang mana apabila as roll pada mesin aus akan menimbulkan percikan api.
3) Kertas
Sebagai perusahaan printing and packaging, kertas merupakan bahan baku utama untuk proses produksi. Kertas merupakan sumber potensi bahaya yang sangat potensial karena
commit to user
sifatnya yang mudah terbakar. Adapun upaya pengendalian yang dilakukan adalah pemnyimpanan kertas pada gudang khusus kertas.
4) Instalasi Listrik
Instalasi listrik merupakan sumber bahaya kebakaran yang sangat potensial di Pura Offset, karena seluruh area perusahaan menggunakan instalasi listrik. Pengendalian yang dilakukan yaitu pemasangan circuit breaker sistem pada instalasi listrik yang bekerja secara otomatis menghentikan arus listrik pada saat terjadi kebakaran.
5) Panas
Penggunaan panas sebagai proses produksi menyebabkan timbulnya potensi bahaya kebakaran di Pura Offset. Misalnya pada proses laminasi yang menggunakan panas, yang mana tanpa adanya panas yang cukup maka hasil akan menjadi tidak maksimal. Untuk itu, upaya pengendalian yang dilakukan yaitu dengan menyediakan ruang terbuka pada mesin cetak agar panas hasil proses laminasi dapat berkurang.
6) Petir
Petir juga merupakan sumber potensi bahaya yang ada di Pura Offset. Khususnya pada saat musim hujan tiba. Untuk mencegah terjadinya kebakaran yang disebabkan oleh petir, maka
commit to user
Pura Offset memasang instalasi penangkal petir di seluruh area perusahaan.
d. Satuan Pemadam Kebakaran (SATDAM)
Satuan Pemadam Kebakaran (SATDAM) yang ada di Pura Offset
bergabung dengan Pura Barutama. SATDAM bekerja sama dengan Tim Penanggulangan Kebakaran yang ada di masing-masing unit dalam mengupayakan tindakan pengendalian bahaya kebakaran. Adapun SATDAM bertugas sebagai :
1) Mengontrol secara berkala petunjuk atau alat-alat yang pemadam kebakaran.
2) Memadamkan api disaat terjadi kebakaran.
3) Mengadakan kegiatan pelatihan dan simulasi kebakaran bersama Tim P2K3.
4) Melakukan investigasi terhadap kejadian kebakaran.
Adapun struktur organisasi Satuan Pemadam Kebakaran yang ada di Unit Offset adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Struktur Organisasi SATDAM Sumber : Biro Administrasi SATDAM
Dept. Legal-EA Pura Barutama Sect. Head Keamanan
Supervisor Pelatih TIMSUS Kepala jaga Satpam DANRU PMK Anggota Administrasi
commit to user
Satuan Pemadam Kebakaran yang ada di Pura Barutama dibawah Departemen Legal-External Affair Pura Barutama. Selanjutnya, dipimpin oleh Kepala Keamanan dan dibantu oleh beberapa staff, yang meliputi :
1) Administrasi
Administrasi ini berfungsi untuk mengatur segala administrasi yang berkaitan dengan SATDAM PT. Pura Barutama. Tugasnya menginventarisir laporan kejadian kebakaran, laporan peralatan pemadam kebakaran, dan lain sebagainya.
2) Pelatih
Pelatih pemadam kebakaran di PT. Pura Barutama ini bertugas untuk memberikan pelatihan, baik kepada karyawan maupun tim pemadam kebakaran yang tersebar di seluruh unit yang ada di PT. Pura Barutama.
3) Supervisor
Supervisor berfungsi untuk melakukan investigasi kebakaran apabila terjadi kebakaran di area perusahaan yang ada di PT. Pura Barutama. Supervisor tersebut juga bertugas untuk mengidentifikasi potensi bahaya kebakaran yang ada di area kerja. 4) Tim Khusus (TIMSUS)
Tim khusus ini berfungsi sebagai badan intelijen yang ada di Pura Barutama. Adapun tugas dari TIMSUS ini, antara lain :
commit to user
a) Mengidentifikasi seluruh permasalahan yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
b) Membuat dan menyusun BAP (Berita Acara Perkara).
c) Mengumpulkan keterangan atau informasi yang kemudian dijadikan data.
d) Menyelidiki data-data sehingga menjadi fakta. 5) Kepala jaga SATPAM
Kepala jaga SATPAM yang ada di PT. Pura Barutama adalah Kepala jaga SATPAM pada saat keadaan biasa (pada saat tidak terjadi kebakaran). Kepala jaga SATPAM bertugas untuk memberikan aba-aba kepada seluruh anggota SATPAM untuk segera menangani kebakaran yang terjadi.
6) DANRU PMK
DANRU (Komandan Regu) PMK yang ada di PT. Pura Barutama merupakan orang yang memimpin regu pemadam kebakaran. Tiap regu pemadam kebakaran terdapat 5-6 orang. 7) Anggota
Anggota SATDAM yang ada juga merupakan anggota SATPAM yang ada di Pura Barutama. Anggota SATPAM yang berada di bawah pimpinan Kepala jaga SATPAM akan menjadi anggota SATDAM apabila terjadi kebakaran. Namun tidak seluruh SATPAM yang menjadi angggota pemadam kebakaran.
commit to user e. Pelatihan Pemadaman Kebakaran
Pelatihan pemadaman kebakaran yang dilakukan di unit Offset
mengikuti jadwal pelatihan yang ditentukan dengan Satuan Pemadam (SATDAM) PT. Pura Barutama.
Adapun pelatihan pemadaman kebakaran pada karyawan dilakukan setiap satu tahun sekali dengan penjadwalan yang tidak tentu. Sedangkan untuk pelatihan pemadaman kebakaran pada satuan pemadam yang ada di unit Offset dilakukan setiap 3 bulan sekali. f. Simulasi Kebakaran
Sebagai bentuk komitmen kebijakan perusahaan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran, Pura Offset mengadakan simulasi kebakaran yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Simulasi kebakaran yang dilakukan melibatkan sebagian karyawan dan tim P2K3 di unit Offset.
g. Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran
Pura Offset memiliki Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran (PTDK) yang tergabung dengan PT. Pura Barutama secara keseluruhan. Adapun PTDK yang ada di Pura Barutama adalah sebagai berikut :
1) Karyawan yang masih melakukan pekerjaannya, harus segera mematikan listrik di panel lokal ruang kerja terdekatnya.
2) Pemadaman api dengan menggunakan alat pemadaman yang sesuai dengan sifat bahan yang terbakar (biasanya menggunakan APAR)
commit to user
oleh karyawan yang ada paling dekat (operator) dengan sumber bahaya api (apabila kebakaran termasuk dalam kategori kebakaran kecil) yang dipimpin oleh pengawas. Sekaligus melokalisir area kebakaran.
3) Operator lain memberitahukan kepada bagian security jaga.
4) Security jaga segera memberitahu bagian-bagian lain untuk
bersiap-siap dan membantu penanggulangan serta mengaktifkan
alarm.
5) Security jaga melaporkan pada Kepala jaga security.
6) Kepala jaga security memerintahkan anggota security jaga untuk menjaga tempat kejadian dan membantu penanggulangan kebakaran.
7) Kepala jaga melaporkan ke SATDAM PT. Pura Barutama untuk mengantisipasi segala kemungkinan.
8) Kepala jaga melapor ke POSKO security PT. Pura Barutama. 9) Evakuasi terhadap karyawan (diutamakan pada karyawan wanita)
serta barang-barang atau dokumen yang dianggap penting.
10)Setelah dinyatakan aman, maka tim security bersama tim P2K3 melakukan identifikasi terhadap penyebab kebakaran dan laporan penanggulangannya terhadap pimpinan unit.
commit to user