• Tidak ada hasil yang ditemukan

IX. SIMPULAN DAN SARAN 157

9.2.   Saran 159

1. Kabupaten Indramayu dan Pesisir Selatan merupakan wilayah yang dipengaruhi ENSO dan IOD sehingga dua wilayah tersebut disarankan menjadi prioritas utama dalam aksi adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian khususnya di Jawa Barat dan Sumatera Barat.

2. Strategi penetapan kalender tanam di sentra padi terkena dampak ENSO dan IOD harus didasarkan kepada pendekatan strategis berupa penetapan potensi waktu dan pola tanam, ;endekatan taktis berupa prediksi curah hujan dan pendekatan operasional berupa kajian berdasarkan adaptasi petani dan daya dukung sumberdaya air.

3. Lokasi penelitian masih terbatas pada wilayah Jawa Barat dan Sumatera Barat sebagai pewakil wilayah monsunal dan equatorial, dengan demikian penelitian ini perlu dilakukan pula di wilayah sentra produksi padi lainnya di Indonesia.

160 4. Karena sumberdaya iklim bersifat dinamis, maka hasil penelitian ini perlu

dikemas dalam bentuk sistem informasi spasial yang dapat memberikan informasi secara cepat, dan near real time.

5. Pengembangan kalender tanam dinamik perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lebih interaktif antara variabilitas iklim dengan dinamika sifat hujan dalam setiap periode musim tanam.

161

DAFTAR PUSTAKA

Abram NJ, Gagan MK, Liu Z, Hantoro WS, McCulloch MT and Suwargadi BW. 2007. Seasonal characteristics of the Indian Ocean Dipole during the Holocene epoch. Nature 445, doi: 10.1038/nature05477.

Aldrian E, and Susanto RD. 2003. Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their Relationship to sea surface temperature, Intl. J. Climatol., 23, 1435-1452.

Allan R. 2000. ENSO and climatic variability in the past 150 years, in ENSO: Multiscale Variability and Global and Regional Impacts, Diaz, H. & Markgraf, V. (Eds.), pp. 3-55. Cambridge Univ. Press. Cambridge.

Allen RG, Pereira LS, Raes D and Smith M. 1998. Crop evapotranspiration. Guidelines for Computing Crop Water Requirement. FAO Irrigation and Drainage Paper 56. Rome. 301p.

Apriyana Y. 2003. Contribution de l’analyse agro climatique a l’évaluation des possibilités de développer les cultures maraîchers de Java, Indonésie (Cas de Pagerejo, Java Central et de Selpoamioro, Yogyakarta). Thèse de Master of Science. Centre National d’études agronomiques des régions chaudes.115p. Ashok K, Guan Z, and Yamagata T. 2001: Impact of the Indian Ocean Dipole on

the relationship between the Indian monsoon rainfall and ENSO. Geophys. Res. Lett., 28, 4499–4502.

Bang SK, and Sitango K. 2003. Indigenous Drought Coping Strategies and Risk Management Againts El Niño in Papua New Guinea. CGPRT Center Working Paper No. 74.

Betts R. 2005. Integrated approaches to climate–crop modelling: needs and challenges. Phil. Trans. R. Soc. B 360, 2049–2065. (doi:10.1098/rstb.2005.1739.)

Boer R. 1999. Perubahan Iklim, El Niño dan La Niña. Makalah dalam Pelatihan Dosen-Dosen Perguruan Tinggi Indonesia Bagian Barat dalam Bidang Agroklimatologi. Bogor : Biotrop.

Boer R dan Alimoeso S. 2002. Strategi antisipasi kejadian iklim ekstrim. Paper disajikan dalam Seminar ‘Upaya Peningkatan Ketahanan Sistem Produksi Tanaman Pangan Terhadap Iklim Ekstrim’, Departmen Pertanian, Pasar Minggu, 24 Juni 2002.

Boer R. and Las I. 2003. Sistem Produksi Padi Nasional Dalam Perspektif Kebijakan Iklim Global. In B. Suprihatno, A.K. Makarim et al (eds). Kebijakan Perberasan dan Inovasi Teknologi Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian, Jakarta. p:215- 234.

Boer R, and Subbiah. 2005. Agriculture drought in Indonesia. In V.J. Boken, A.P. Cracknell and R.L. Heathcote (eds). Monitoring and predicting agriculture drought: A global study. Oxford University Press, New York. p:330-344

162 Boer R. 2006. Aplikasi Informasi Prakiraan Iklim di Sektor Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura. Dalam Modul Pelatihan Dosen Bidang Pemodelan dan Simulasi Komputer untuk Pertanian. Bagpro PKSDM Dikti dan Dep. Geofisika dan Meteorologi IPB. Bogor. Cisarua, Bogor, 7 – 20 September 2006

BPS [Biro Pusat Statistik]. 1998. Kondisi Produksi Beras Tahun 1998 Statistik Pertanian. Jakarta.

Budianto J. 2002. Tantangan dan peluang penelitian padi dalam perspektif agribisnis. Dalam: B. Suprihatno et al. (Eds.). Kebijakan perberasan dan inovasi teknologi. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. p. 1-17.

[CIRAD] Coopération Internationale en Recherche Agronomique pour le Dévelppement. 1995. La validation du ETR/ETM sur le rendemen du manioc au Cote d’ivoire. Bulletin CIRAD no 2. 75p

[DARPA] Defense Advanced Research Project Agency. 1988. Neural Network Study Alexandria, VA: AFCEA International Press, p. 60.

D'Arrigo R and Wilson R. 2008. El Niño and Indian Ocean Influences on Indonesian Drought: Implications for Forecasting Rainfall and Crop Productivity. International Journal of Climatology. 28: 611–616

Doorenbos J, and Kassam AH. 1987. Réponse des cultures a l’eau. FAO. Irrigation et drainage paper 33. Rome.

Dupe ZL, dan Tjasyono B. 1998. El Niño Dampaknya terhadap Cuaca dan Musim di Indonesia. Makalah disampaikan pada Semiloka El Niño , Jurusan Geofisika dan Meteorologi, Bandung. ITB.

Edirisinghe N. 2004. A Study of Food Grain Market in Iraq. Document of the World Bank & United Nations World Food Program. Reconstructing Iraq. Working Paper No. 3. June 2004. 72p.

Eksawati R. 2009. Penggunaan Analisis Jaringan Syaraf (Neural Network Analysis) Untuk Menyusun Model Prediksi Curah Hujan Di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Skripsi. Departemen Geofisika dan Meteorologi. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Fagi AM, dan Manwan I. 1991. Teknologi pertanian dan alternatif

penanggulangan dampak negatif kemarau panjang. Prosiding Seminar Nasional Antisipasi Iklim 1992 dan Dampaknya terhadap Pertanian Tanaman Pangan. Bogor, 27-28 Desember 1991.

Falcon WP, Naylor RL, Smith WL, Burke MB, and McCullough EB. 2004. Using Climate Models to Improve Indonesian Food Security. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol. 40, No. 3, 2004: 355–77.

FAO. 1997. Irrigation potential in Africa: A basin approach. FAO Land And Water Bulletin 4. FAO Land and Water Development Division.

FAO. 2005. ”Impact of Climate Change and Diseases on Food Security and Proverty Reduction”. Special event background document for the 31st session of the committee on world food security. Rome, 23-26 May 2005.

163 Fischer G, Shah M, Velthuizen HV. 2002. Climate Change and Agricultural

Vulnerability. IIASA. Luxemburg, Austria.

Forest F. 1984. Simulation du bilan hydrique des cultures pluviales. Présentation et utilisation du logiciel BIP. Rapp. IRAT/CIRAD, Montpellier (FRA), 63p. Fox JJ. 2000. ‘The Impact of the 1997–98 El Niño on Indonesia’, in R.H.

Groveand J. Chappell (eds), El Niño—History and Crisis: Studies from the Asia–Pacific Region, The White Horse Press, Cambridge:171–90.

Gutman GI, Csiszar, and Romanov P. 2000. Using NOAA/AVHRR products to monitor El Ni˜no impacts: focus on Indonesia in 1997-98., Bull. Amer. Meteor. Soc., 81, 1189–1205.

Halpert MS, and Ropelewski CF. 1992: Temperature patterns associated with the Southern Oscillation., J. Climate, 5, 577–593.

Hamada J, Yamanaka MD, Matsumoto J, Fukao S, Winarso PA, Sribimawati, T. 2002. Spatial and temporal variations of the rainy season over Indonesia and their link to ENSO. J Meteorol Soc Jpn 80:285–310.

Handoko I, Sugiarto Y, Syaukat Y. 2008. Keterkaitan Perubahan Iklim dan Produksi Pangan Strategis. Telaah kebijakan independen bidang perdagangan dan pembangunan oleh Kemitraan/Partnership Indonesia. SEAMEO BIOTROP. Bogor.

Harger JRE. 1995. Air-Temperature Variations and ENSO Effects in Indonesia, the Phillipines, and El Salvador: ENSO Patterns and Changes from 1866– 1993’, Atmos. Environ. 29, 1919–1942.

Hastenrath S. 1988. On tropical climate prediction: A progress report 1985-88. Annual Climate Diagnostics Workshop, 13th, Cambridge, MA, 31 October- 4 November 1988. US Department of Commerce, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), National Weather Service, Washington, DC, 1989, pp.443-447.

Haylock M, and McBride J. 2001. Spatial coherence and predictability of Indonesian wet season rainfall, J. Climate, 14, 3882-3887.

Hecht-Nielsen R. 1988. Applications on Counterpropagation Networks. Neural Networks. vol. 1, pp. 131-139.

Hendon HH. 2003. Indonesian rainfall variability: impacts of ENSO and local air-sea `interaction, J. Climate, 16, 1775-1790.

Holmes DA. 1998. Rainfall and Droughts in Indonesia: A Study for the World Bank (Volume 3B: Java and Bali), The World Bank, Jakarta: 110.

http://sedac.ciesin.org/openmeeting/downloads/1001755129_presentation_b aocao_brazin.doc.

[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2001. Climate Change 2001: The Scientific Basis, eds Houghton JT, Ding Y, Griggs DJ, Noguer M, van der Linden PJ, Dai X, Maskell K, Johnson CA (Cambridge Univ Press, Cambridge, UK).

164 [IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2007. Climate Change 2007.

Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change.

Irianto G. 2003. Kekeringan lebih berbahaya daripada banjir. Harian Kompas. 21 Agustus 2003.

Kartiwa B. 2009. Identifikasi dan analisis neraca ketersediaan – kebutuhan air pertanian mendukung peningkatan IP di P. Jawa. Laporan hasil penelitian. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. (Tidak dipublikasikan).

Kirono DGC, and Khakim N. 1999. ENSO Rainfall Variability and Inpacts on Crop Production in Indonesia.Physical Geography, Vol 20. 6, pp. 508-519. Koesmaryono Y, Las I, Runtunuwu E, June T, Pramudia A. 2007. Analisis dan

Prediksi Curah Hujan Untuk Pendugaan Produksi Padi Dalam Rangka Antisipasi Kerawanan Pangan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor.

Koesmaryono Y, Las I, Aldrian E, Runtunuwu E, Pramudia A, Apriyana Y, Trinugroho W. 2009. Laporan Hasil Kegiatan. Pengembangan Stándar Operasional Prosedur Adaptasi Kalender Tanaman Padi terhadap ENSO- IOD Berbasis Sumberdaya Iklim dan Air. Laporan KKP3T. Litbang Deptan- IPB. (Tidak dipublikasikan).

Koesmaryono Y, Las I, Aldrian E, Runtunuwu E, Syahbuddin H, Apriyana Y, Ramadhani F, Trinugroho W. 2008. Laporan Hasil Kegiatan. Sensitivitas dan Dinamika Kalender Tanam Padi Terhadap Parameter ENSO (El-Nino Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole) di Daerah Monsunal dan Equatorial. Laporan KKP3T. Litbang Deptan-IPB. (Tidak dipublikasi). Las I. 2000. Peluang Kejadian El Niño dan La Niña Tahun 1900-2000. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian. Bogor. Tidak Dipublikasikan.

Las I, Unadi A, Subagyono K, Syahbuddin H, Runtunuwu E. 2007. Atlas Kalender Tanam Pulau Jawa. Skala 1:1.000.000 dan 1:250.000. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. 96 hal.

Lau NG, and Nath MJ. 2000. Impact of ENSO on the variability of the Asian- Australian monsoons as simulated in GCM experiments., J. Climate, 13, 4287 – 4308.

Lidon B and Affholder F. 2000. Agroclimate Bulletin. Project Agribussiness. Center for Soil and Agroclimate Research.

Linderholm HW. 2006. Growing season changes in the last century. Agric. For. Meteor., 137(1-2), 1-14.

Muller B. 1996. Analyse du comportement hydrique de cultures : diagnostic et modélisation en vue de la gestion des irrigations. Cas de cultures de maïs et tomate sur sols alluviaux et sols andiques au Guatemala. Thèse. L’Institut National Agronomique Paris-Grignon.213p.

165 Mulyana E. 2001. Interannual Variation of Rainfall over Indonesia and Its

Relation to the Atmospheric Circulation, ENSO and Indian Ocean Dipole

Mode. Hokaido University. Japan.

Murakami T, and Matsumoto J. 1994: Summer monsoon over the Asian continent and western North Pacific. J. Meteor. Soc. Japan, 62, 69-87.

Naylor RL, Falcon WP, Rochberg D and Nikolaswada. 2001. Using El Niño/Southern Oscillation Climate Data to Predict Rice Production in Indonesia. Center for Environmental Science and Policy, Encina hall 405e, Stanford University, Stanford, Ca 94305-6055, U.S.A. Climatic Change 50: 255–265,.

Naylor RL, Battisti DS, Vimont DJ, Falcon WP, and Burke MB. 2007. Assessing the risks of climate variability and climate change for Indonesian rice agriculture, Proc. Nat. Acad. Sci., 104, 7752-7757.

Naylor RL, Falcon W, Wada N, and Rochberg D. 2002. Using El-Niño Southern Oscillation climate data to improve food policy planning in Indonesia, Bulletin of Indonesian Economic Studies, 38, 75-91.

Osborne TM. 2005 Towards an integrated approach to simulating crop–climate inter-actions. Ph.D. thesis, University of Reading.

Panggabean G. 1995. Dari Tahun Perubahan ke Tahun Pemantapan. Warta Pertanian No. 140/tahun.XI/Januari 1995.

Pendleton JW, and Lawson TL. 1989. Climatic Variability and Sustainability of Crop yields in the humid tropics. International Symposium on Climatic Varability and Food Security in Developing Countries 5 – 9 Februari 1987. New Delhi. IRRI: 54 – 58.

Philander SGH. 1989. El Ni˜no, La Ni˜na, and the Southern Oscillation., vol. 46 of International Geophysical Series, Academic Press, 289 pp.

Porter JR, and Semenov MA. 2005. Crop responses to climatic variation. Phil. Trans. R. Soc. B 360, 2021-2035. (doi:10.1098/rstb.2005.1752)

Pramudia A. 2008. Pewilayahan Hujan dan Model Prediksi Curah Hujan Untuk Mendukung Analisis Ketersediaan san Kerentanan Pangan di Sentra Produksi Padi. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.

Pustekkom. 2007. Pengetahuan Populer El Niño. http://www.e-dukasi. Net/index. [14 November 2008]

Ramage CS. 1971: Monsoon Meteorology. International Geophysics Series, Vol. 15, Academic Press, 296pp.

Rao SA, Behera SK, Masumoto Y, Yamagata, T. 2002. Subsurface interannual variability assosiated with the Indian Ocean Dipole. CLIVAR Exchange 23:1-4

Ropelewski C, and Halpert MS. 1989: Rainfall patterns associated with the high index phase of the Southern Oscillation., J. Climate, 2, 268–284.

166 Runtunuwu E, Ramadhani F, Kharmilasari. 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan

Perangkat Lunak Neraca Air Tanaman WARM-2.0 (Water Agroclimate Resources Manajemen Ver 2.0) Balitklimat Litbang.Deptan.

Saji NH. 2000. The ocean at work during the Indian Ocean Dipole Mode. Frontier Newsletter 10.

Saji NH, and Yamagata T. 2003 : Structure of SST and Surface Wind Variability during Indian Ocean Dipole Mode Events : COADS Observations. Journal of Climate, 16, pp. 2735-2751.

Saji NH, Goswami BN, Vinayachandran P N, Yamagata T. 1999 : A Dipole in the Tropical Indian Ocean. Nature, 401, 360-363.

Slingo JM, Challinor AJ, Hoskins, BJ, and Wheeler TR. 2005. Introduction: food crops in a changing climate. Phil. Trans. R. Soc. B 360, 1983-1989. (doi:10.1098/rstb.2005.1755)

Sosiawan H. 2002. Sensibilité du système rizicole irrigue a la diminution de la ressource en eau dans la région de Karawang (Ouest Java – Indonésie). Mémoire de CESA en Agronomie. Ecole Nationale Supérieure Agronomique de Montpellier. Montpellier. 102 p.

Syahbuddin H, Runtunuwu E, Pramudia A, Surmaini E, Shofiati R, Subagyono K, I Amien, dan I Las. 2007. Identifikasi dan Delineasi Kalender dan Pola Tanam Pada Lahan Sawah Terhadap Anomali Iklim di Pulau Jawa. Laporan Tengah Tahun. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.

Trenberth KE. 1997. The Definition of El Niño. Bulletin of the American Meteorological Society, Vol. 78, No. 12, pp. 2771-2777.

Viet NV, Liem NV, and Giang NT.2001. Climate Change and Strategies to be Adapted In Agriculture For Sustainable Development In Vietnam.

Webster PJ, Moore AM, Loschnigg JP, and Leben RR. 1999. Coupled ocean- Atmosphere Dynamics in the Indian Ocean during 1997-98, Nature, 401, 356-359.

Wigena A. 2006. Modeling Iklim. Pengantar Bahan Kuliah Metode Klimatologi. Bogor. Program Studi Agroklimatologi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Wiliamson D. 2001. Using remotely sensed data for humanitarian Relief. Geography Bulletin, Summer 2001, pp. 15-18.

Wiratmo J. 1998. Sudah benarkah pemahaman Anda tentang La Niña dan El Niño? Penerbit ITB. Bandung. 30hal.

Wiriadiwangsa D. 2005. Pranata Mangsa masih penting untuk pertanian. Tabloid Sinar Tani. 9-15 Maret.

Wu R and Kirtman BP. 2007. Roles of the Indian Ocean in the Australian Summer Monsoon-ENSO Relationship.Center for Ocean-Land-Atmosphere Studies1 and George Mason University. 4041 Powder Mill Road, Suite 302 Calverton, Maryland 20705.

167

168 Tabel Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan

menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal.

Tabel Lampiran 2. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun El Niño.

Tabel Lampiran 3. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun IOD Positif.

169 Tabel Lampiran 4. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan

menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun Normal.

Tabel Lampiran 5. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun El Niño.

Tabel Lampiran 6. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun IOD Positif.

170 Tabel Lampiran 7. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan

menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Normal

Tabel Lampiran 8. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun El Niño

Tabel Lampiran 9. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun IOD Positif

171 Tabel Lampiran 10. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan

menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Sumani Kabupaten Solok Tahun Normal

Tabel Lampiran 11. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Sumani Kabupaten Solok Tahun El Niño

Tabel Lampiran 12. Hasil Perhitungan Analisis Neraca Air dengan menggunakan WARM pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Sumani Kabupaten Solok Tahun IOD Positif

172 Tabel Lampiran 13. Hasil Perhitungan Defisit Ketersediaan Air lahan Sawah

Irigasi pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun Normal.

173 Tabel Lampiran 14. Hasil Perhitungan Defisit Ketersediaan Air lahan Sawah

Irigasi pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun El Niño.

174 Tabel Lampiran 15. Defisit Ketersediaan Air lahan Sawah Irigasi pada Waktu

Tanam September III di Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu Tahun IOD Positif.

175 Tabel Lampiran 16. Hasil Perhitungan Defisit Ketersediaan Air lahan Sawah

Irigasi pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun Normal.

176 Tabel Lampiran 17. Hasil Perhitungan Defisit Ketersediaan Air lahan Sawah

Irigasi pada Waktu Tanam September III di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Tahun El-Nino.

Dokumen terkait