• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan pengamatan dan data yang peneliti peroleh selama proses penelitian. Peneliti akan menyampaikan beberapa saran kepada pihak sekolah, guru, orang tua dan praktisi pendidikan.

1. Pihak sekolah

Bagi pihak sekolah umum dan sekolah inklusi khususnya, pada saat penerimaan siswa baru yang memiliki kebutuhan khusus, perlu disertakan rekomendasi dari dokter atau ahli

188

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

psikolog. Hal ini sangat dibutuhkan oleh guru untuk menyusun rencana pembelajaran yang tepat bagi siswa ABK tersebut.

Jauh sebelum itu kendala yang dihadapi guru adalah minimnya pengetahuan guru ikwal pembelajaran siswa ABK. Oleh karena itu, pihak sekolah harus membina sumber daya pengajar agar mampu membimbing siswa ABK dengan baik. Hal ini dilakukan dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam sebuah pelatihan atau seminar yang membahas tentang siswa ABK. Pihak sekolah juga diharapkan dapat memperkaya sarana berupa media pembelajaran bagi siswa ABK tersebut.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran individual berbasis media cerita bergambar berdampak positif bagi peningkatan keterpahaman baca siswa ABK di sekolah inklusi. Faktor keberhasilan penelitian ini adalah proses perencanaan yang tepat dan sesuai. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan karaktersitik dan kenyamanan subjek saat proses pembelajaran. Dengan demikian mengidentifikasi karakteristik ABK dan menyusun model pembelajaran yang tepat harus dilakukan sejak siswa ABK tersebut berada di kelas rendah. Hal ini dilakukan agar siswa ABK yang mengalami kesulitan membaca akan lebih cepat teratasi, sebab apabila siswa ABK telah berhasil menguasai dengan baik keterampilan membaca, siswa tersebut akan mudah mempelajari mata pelajaran lainnya.

Hal tersebut didasari temuan dalam penelitian ini. Terbukti peningkatan keterpahaman membaca kedua subjek berbeda. Subjek yang memiliki kekhususan autis lebih lambat dibandingkan dengan subjek yang memiliki kekhususan CP.

Selain itu, ada beberapa karakteristik siswa ABK mengalami kesulitan dalam mengenal konsep makna sebuah kata. Oleh karena itu, disarankan pada saat pembelajaran membaca guru selalu mengunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik. Hal ini digunakan untuk merangsang indera melalui proses menghadirkan gambaran makna kata secara nyata. Media pun harus dirancang semenarik mungkin, agar siswa antusias dan nyaman pada saat proses pembelajaran membaca.

189

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi orang tua

Orang tua siswa diharapkan selalu menjalin komunikasi dengan guru di sekolah. Komunikasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan yang sudah berhasil anak capai. Orang tua juga diharapkan dapat meluangkan waktu lebih untuk datang dan mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran yang dilakukan di rumah dapat berlangsung dengan maksimal.

Banyak orang tua yang merasa prihatin dan menyerah terlebih dahulu ketika mengetahui anaknya memiliki kelainan atau dikategorikan sebagai siswa ABK. Pandangan tersebut harus dihilangkan dan diganti. Pandangan dan sikap tersebut keliru karena siswa ABK dapat berhasil dalam bidang akademik asalkan mendapatkan penanganan dan penyaluran bakat yang tepat.

4. Bagi praktisi

Banyak masyarakat awam berpendapat bahwa siswa ABK adalah siswa yang bodoh dan siswa yang tidak bisa berkembang. Anggapan masyarakat tersebut dapat membuat siswa ABK menjadi pesimis dan terpuruk. Hal tersebut tidak sesuai dengan temuan dalam penelitian ini. Penelitian ini membuktikan bahwa kedua subjek dapat berkembang positif dalam memahami makna sebuah teks. Oleh karena itu, kepada para praktisi atau pemerhati pendidikan disarankan untuk mensosialisasikan kekeliruan ini dengan berbagai cara.

Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara menginformasikan bahwa siswa ABK adalah siswa yang dapat berkembang dan mampu ajar. Selain itu memposisikan siswa abk sebagai siswa yang memiliki hak sama dengan siswa normal lainya untuk mengikuti pembelajaran secara baik dan layak.

193

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrahman, M. (2002). Landasan Pendidikan Inklusif dan Implikasinya dalam

Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Depdiknas: Jakarta.

Anderson, N. (2003). “Reading” dalam Practical English Language Teaching Reading.

David Nunan (ed.). New York: McGraw Hall

Arsyad, A. (2002) Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Barokah, S. (2008). Moralitas Peserta Didik dalam Pendidikan Inklusif: Studi Kasus Pada

Sekolah Inklusi Hj. Isriati Semarang.( Tesis, IAIN Walisongo,2008).

Daryanto. (2012). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media . Delphie. B . (2009). Pendidikan Anak Austiktik. Sleman: KTSP.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pedidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas .

Dyah. S. (2008). Pengkajian Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. (online) http: // Puslitjaknov.Org/data/file/2008/makalah-undangan/DYAH%20S_pengkajian

20_pendidikan%20 inklusif.pdf.

Eppen, G.D.,F.J. Gould & C.P. Schmid. (1993) Introductory of Management Science. Prentice-Hall, Inc.

Ernes, S (2013) 50 Cerita Fabel Dunia. Jakarta: Trans Media.

Hamalik, Oe. (1994). Media Pengajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.

Hastuti, P.H.S. (1996/1997). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

194

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herlina, L. (2009). Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Berimbuhan dan

Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing pada Pembelajaran BIPA melalui Pelatihan Strategi Metakognitif. Disertasi pada SPs Upi Bandung: tidak

diterbitkan.

Hurlock, E. (1978) Perkembangan Anak Jilid 1, Edisi Keenam, Jakarta: Erlangga

Ishartiwi (2007) Dampak Intervensi Program Pembelajaran terindividualisasikan Terhadap

Hasil Belajar Keterampilan Fungsional Prilaku Adaptif Anak Retardasi Mental (

Desertasi, Program Pascasarjana Universitas Negeri malang) Retrieved from http:/ repository.um.ac.id/.

Iskandarwwassid. (2002) Efektifitas Model Mengajar membaca Interpretatif dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Apresiasi Sastra Mahasiswa. Disertasi Doktor pada PPS

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

John W. Santrock. ( 2007) Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Kosasih. (2012) Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya.

Muchyidin, A.S. & Fatoni, T. (2002). Media Pembelajaran. Bandung: FIP-UPI

Mulyani. (2009), Penggunaan Model Pengajaran timbal balik ( Reciprocal Teaching) Bagi

peningkatan membaca pemahaman (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kota Tasikmalaya). ( Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009)

Mudjito.A, Harizal & Elfindri (2012) Pendidikan Inklusif. Jakarta: Baduose Media.

Pratiwi. R & Murtiningsih. A (2013) Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro. Rochyati. & Zaenal, A. (2003) . pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi

Anak Tunagrahitha.(online) http://www.google.co.id/search?

q=program+pembelajaran+individual7hl=id7gbv=27oq=program=pembelajar +&gs.

195

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. & Rivai, A. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Susanto, J. Takeuchi, K. & Nakata, H. (2006). Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung: Upi Press

Suyanto, S. (2005) Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat

Smith, D. (2012) Konsep dan Penerapan Pembelajaran Sekolah Inklusif. Bandung: Nuansa

Syafi’i, R. (2012) Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar

Penyelenggara Pendidikan Inklusi Kota Tasikmalaya. ( Tesis, Universitas Pendidikan

Indonesia, 2012) Retrieved from http:/ repository.upi.edu

Supriatna, Y. (2005). Program Bimbingan untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan

Berbicara (Berbahasa Lisan) Anak Usia Taman Kanak -kanak. Tesis SPs UPI Bandung:

tidak diterbitkan

Soemantri. S (2012) Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Tarigan. (1979). Membaca Sebagai Suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa Tim Pusat Perbukuan. (2003-2004). Hasil Studi Keterbacaan Retrieved from

http://file.upi.edu/direktori/FPBS/...ringkasan_eksekutif.pdf

Tompubolon. (1987). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Dokumen terkait