• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Miskonsepsi siswa SMA kelas X dan kelas XI pada materi stoikiometri yang teridentifikasi dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan analisis menggunakan kunci determinasi diantaranya sebagai berikut:

1. Miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada hukum dasar kimia menunjukkan bahwa siswa kelas X lebih banyak mengalami miskonsepsi dibandingkan dengan siswa kelas XI. Siswa kelas X mengalami miskonsepsi lebih dominan dari segi nilai persentase pada hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum kelipatan perbandingan, serta hukum perbandingan volume, sedangkan kelas XI mengalami persentase miskonsepsi paling besar dibandingkan kelas X pada konsep hipotesis Avogadro.

2. Miskonsepsi siswa SMA kelas X dan XI pada konsep stoikiometri reaksi menunjukkan bahwa siswa kelas XI lebih banyak mengalami miskonsepsi dibandingkan dengan siswa kelas X. Siswa kelas XI mengalami miskonsepsi lebih dominan dari segi nilai persentase pada hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel dan pada konsep hubungan jumlah mol dengan volume. Siswa kelas X lebih banyak mengalami miskonsepsi dibandingkan dengan siswa kelas XI berdasarkan persentase jumlah miskonsepsi pada konsep rumus empirik, menentukan rumus air kristal, pereaksi pembatas dalam suatu reaksi serta banyak zat pereaksi atau hasil reaksi.

84

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014

Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Penggunaan tes diagnostik ini digunakan secara luas oleh guru agar miskonsepsi siswa dapat diketahui sehingga proses remediasi dapat dilakukan dengan efektif.

2. Tes diagnostik yang digunakan guru sebaiknya berupa pilihan ganda dua tingkat karena dapat memperkecil kemungkinan siswa menebak jawaban sehingga hasil interpretasi jawaban siswa lebih akurat.

3. Dalam pelaksanaan tes sebaiknya guru tidak hanya menanyakan soal hitungan saja tetapi juga menanyakan konsep-konsep agar pemahaman siswa mengenai konsep dan hitungan dapat seimbang.

4. Melakukan analisis perbandingan miskonsepsi untuk mendeteksi pola fikir ataupun miskonsepsi siswa dalam materi stoikiometri khususnya, harus lebih memperhatikan kehomogenitasan/kesamaan dari yang akan dibandingkan, berupa variabel tingkat kecerdasan, gender dan lain-lainnya 5. Diperlukan metode yang lebih tepat yang harus digunakan guru dalam

menyampaikan materi, sehingga miskonsepsi materi kimia dapat diminimalisir.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014

Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada materi Hidrokarbon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendiikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendiikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bayrak, B.K. (2013). “Using Two-Tier Test to Identify Primary Students’ Conceptual Understanding and Alternative Conceptions in Acid Base”. Mevlana International Journal of Education, 3 (2): 19-26.

Chandrasegaran, A.L. et al. (2007). “The development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for evaluating secondary school students’ ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation”. Chemistry Education Research and Practice, 2007, 8 (3): 293-307.

Chang, R. (2010). Chemistry 10th edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Depdiknas. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

86

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014

Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Devi et al. (2009). Kimia 1, Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fach, M., de Boer, Tanja dan Parchmann, Ilka. (2007). “Results of an Interview Study as Basis for The Development of Stepped Supporting Tools for Stoichiometric Problems”. Chemistry Education Research and Practice. 8 (1), 13-31.

Hermawan et al. (2009). Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA.Jakarta: Depdiknas.

Jutmini, Sri, et al. (2007). Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Lembaga Pengambangan Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hart-Suminar. (1983). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat (edisi ke enam). Bogor: Erlangga.

Lawshe, C.H. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personnel Physichology, 28: 563-575.

Lewis & Evans. (2006). Chemistry Third Edition. New York: PALGRAVE MACMILLAN.

McKenzie, J.F. et al. (1999). “Establishing Content Validity: Using Qualitative and Quantitative Steps”. Am J Health BehavTM, 23(4): 311-318.

M. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Moore & Langley. (2007). Chemistry for the Utterly Confused. New York: McGraw-Hill.

Morgil, I., Seyhan, H.G., Secken, N., Yucel, A.S., Temel, S., dan Ural, E. (2009). “Overcoming the Determined Misconception in Melting and Dissolution

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014

Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Through Question and Answer and Discussion Methods”. Chemistry, 3, (3), 49-61.

Mulyono. (2012). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.

Myers, R. (2003). “The Basics of Chemistry”. London: Greenwood Press Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Penerbit Erlangga

Purtadi dan Sari. (TT). Analisis Miskonsepsi Konsep laju dan Kesetimbangan

Kimia pada Siswa SMA. [Online]. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Makalah%20Semnas%20MIPA%20 %20Analisis%20Miskonsepsi%20Konsep%20laju%20dan%20Kesetimbang an%20Kimia_0.pdf [4 Februari 2014].

Puspitasari, D. (2009). Remediasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Bahan Kajian Struktur Atom Melalui Penggunaan Software Multimedia Interaktif. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rizki, I. (2013). Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X melalui Tes Diagnostik Two-Tier. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Schmidt, H.C., Kaufmann B., dan Treagust, F.D. (2009). “ Students’ Understanding of Boiling Point and Intermolecular Forces”. Chemistry Education Research and Practice. 10, 265-272.

Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. Boston: McGraw-Hills. Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja

88

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014

Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan, Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunarya, Y dan Setiabudi A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA. Jakarta: Depdiknas.

Sunyono, dkk. (2012). IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS X DI PROPINSI LAMPUNG. Jurnal Pendidikan MIPA – FKIP Universitas Lampung, Th 2009 – 1.

Suyanti, R.D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tan, Daniel, et al. (2005). Development of a Two-Tier Multiple Choice Diagnostic

Instrument to Determine A-Level Students’. Singapore: NTU.

Tekkaya, Ozden, et al. (1999). “A Cross-age Study of High School Student’s Understanding of Diffusion and Osmosis”. Hacettepe University Egitim FakUltesi Dergisi. 15: 84-93.

Treagust, D.F., et al. (1995). “Diagnostic assessment of students science knowledge”. Learning science in the schools: Research reforming practice, 327 - 346.

Tsai, C.C. dan Chou, C. (2002). “Diagnosing Students’ Alternative Conceptions in Science Through A Networked Two-Tier Test System”. Int. J. Comp. Assisted Learn. 18, (2), 157-165.

Tuysuz, C. (2009). “Development of two-tier diagnostic instrument and assess students’ understanding in chemistry”. Scientific Research and Essay. 4: 626-631.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014

Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Whitten. (2004). General Chemistry 7th edition. Philadelphia: Saunders College Publishing.

Dokumen terkait