• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengutamakan bahasa Indonesia di lingkungan formal lebih ditingkatkan lagi.

b. Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap sikap berbahasa secara mendalam, khususnya pada sikap positif terhadap bahasa Indonesia dengan teknik analisis yang lebih menarik untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih relavan dan akurat.

c. Peneliti selanjutnya dapat memanfaatkan instrument dalam penelitian ini untuk melakukan penelitian mengenai ilmu kebahasaan, khususnya yang berkaitan dengan kajian sosiolinguistik dalam praktik berbahasa.

71

DAFTAR PUSTAKA

A.S. Ibrahim. 1990. Sosiolinguistik: Sajian Tujuan, Pendekatan, dan Problem-problemnya. Malang: Kota Dingin.

Abdurrahman. 2011. Sosiolinguistik: Teori, Peran, dan Fungsinya Terhadap Kajian Bahasa Sastra. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. 2011

Alwi, Hasan. Dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Andre, Hardjana. 2000. Audit Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta: Grasindo. Cangara, Harfied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Diananda, Amita. 2018. Psikologi Remaja dan Permasalahannya. Jurnal Vol. 1,No 1. Januari 2018.P-ISSN 1979-2824.

Hasyim, Munira. 2008. Faktor Penentu Penggunaan Bahasa pada Masyarakat Tutur Makassar. Kajian Sosiolinguistik di Kabupaten Gowa. Jurnal Humaniora 20 (1). Februari 2008.

Haerudin, Dingding. 2010. Sikap Berbahasa Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Bahasa Daerah. 2010.

Mansyur, Umar. 2018. Sikap Berbahasa dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jurnal. Juli 2018.

Masnur, Muslich.2015. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

M. Irfan, Dkk. Elkomika: Jurnal Teknik Energi Elektronik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika 6 (1), 1, 2018.

Rahayu, Ratih. 2014. Sikap Berbahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kota Metro Provinsi Lampung. Madah Volume 5. Oktober 2014.

Rella Mareta, Afra Dwi R, Rendra Dwi F. JST (Jurnal Sains dan Teknologi) 6 (2). 279-289. 2017.

Storey, Jhon. 2003. Teori Budaya dan Budaya Pop.Yogyakarta: Qalam

Subiyatningsih, Foriyani. 2017. Foriyani Subyatningsih: Sikap Berbahasa Remaja: Kasus Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Rubrik “Deteksi” Jawa Pos. Jurnal Bahasa dan Sastra. 2017.

Sulastriana, Elva. 2015. Pengaruh Sikap Berbahasa Terhadap Kesantunan Berbahasa Mahasiswa Ikip Pgri Pontianak. Jurnal Penelitian Bahasa. Vol.4. No. 1. Juni 2015.

Zahrok, Siti dan Marsudi.2015. Kesetiaan Berbahasa Indonesia dipertanyakan di Era Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora.8 (1). Juni 2015.

L

A

M

P

I

R

A

N

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (10-Mei-2021) Narasumber: Hijrah Hadyatullah

1. Mengapa Anda menggunakan bahasa K-Pop?

Narasumber : Sekarangkan serba online, kuliah online dan sa lebih sering menggunakan aplikasi Telegram, jadi setiap sa selesai kuliah online yah sa manfaatkan waktu untuk menonton drama K-Pop di aplikasi Telegram itu, hampir setiap hari. Jadi sa terbiasa mi pakai bahasa K-Pop seperti kata Ne (iyah), Ani (tidak), Otokke (astaga).

2. Mengapa Anda menggunakan aplikasi telegram untuk mencari informasi tentang Budaya K-Pop?

Narasumber : Karena di aplikasi telegram lengkap drama K-Popnya dan sudah pasti ada subtitle Bahasa Indonesia-nya,

3. Apakah Anda merasa bangga dengan menggunakan bahasa K-Pop?

Narasumber : Bangga, karena menurut saya tidak semua orang bisa berbahasa K-Pop, dan kayak ada kelebihan tersendiri saat sa pakai Bahasa K-Pop itu.

4. Mengapa Anda lebih bangga menggunakan bahasa K-Pop dibanding dengan menggunakan Bahasa daerah sendiri?

Narasumber : Sa bangga juga menggunakan bahasa daerah, tapi kalau tidak pakai bahasa gaul seperti bahasa K-Pop seperti sa terkucilkan dengan teman lainnya, karena banyak sekali sa punya teman terobsesi pakai bahasa K-Pop.

5. Menurut Anda budaya K-Pop ada pengaruhnya atau tidak terhadap diri anda? Pengaruhnya seperti apa?

Narasumber : Ada, pengaruhnya menurut sa sendiri adalah pengaruh baik karena setidaknya sa tidak hanya tahu dan paham bahasa Inggris dan bahasa Indonesia tapi juga bahasa K-Pop.

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (20-Mei-2021) Narasumber: Mutmainnah

1. Bagaimana awalnya sehingga Anda tertarik dengan budaya -Pop? Narasumber : Awalnya sa punya teman yang suka, karena sa

selalu bersama dengan temanku itu akhirnya sayapun juga suka.

2. Sikap Anda terhadap adanya budaya K-Pop ini seperti apa?

Narasumber : Sa lebih banyak tahu tentang bahasa, baik bahasa Indonesia, bahasa Inggris, termasuk bahasa K-Pop. 3. Apakah Anda setuju menggunakan bahasa K-Pop dalam kehidupan

sehari-hari?

Narasumber : Sa tidak setuju, walaupun sa suka Bahasa K-Pop tapi sa lebih sering pakai Bahasa Indonesia.

4. Apakah Anda yakin bahwa Bahasa Indonesia akan menjadi Bahasa Internasional?

Narasumber : Sa masih ragu, karena sa sendiri saja dan teman lainnya jarang sekali pakai Bahasa Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kalau sa pakai Bahasa Indonesia pasti ikut dialek daerahnya.

5. Apa yang mempengaruhi remaja Kolaka masih kurang bangga berbahasa Indonesia secara baik dan benar?

Narasumber : Karena remaja Kolaka termasuk sayami lebih sering pakai Bahasa gaul, Bahasa daerah juga dalam kehidupan sehari-hari karena faktor lingkungan dan temapt sekelilingnya.

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (20-Mei-2021) Narasumber: Lia

1. Bagaimana awalnya sehingga Anda tertarik dengan budaya -Pop?

Narasumber :Awalnya sa hanya coba-coba saja lihat di aplikasi telegram karena na bilang temanku bagus sekali nonton drakor di aplikasi telegram ada subtitle bahasa Indonesianya.

2. Sikap Anda terhadap adanya budaya K-Pop ini seperti apa?

Narasumber :Sa lebih mudah berinteraksi dengan teman-teman sekitar, seperti sama teman yang juga suka Bahasa K-Pop.

3. Apakah Anda setuju menggunakan bahasa K-Pop dalam kehidupan sehari-hari?

Narasumber :Sa tidak setuju, karena meskipun saya suka bahasa K-Pop tapi sa tidak aplikasikan ji dalam kehidupan sehari-hari ku dan tetap menggunakan bahasa Indonesia karena sa lebih hargai poin ke tiga “Sumpah Pemuda”.

4. Apakah Anda yakin bahwa bahasa Indonesia akan menjadi bahasa Internasional?

Narasumber :Sa masih ragu, karena sekarang sa lihat banyak sekali remaja terobsesi dengan bahasa gaul seperti bahasa K-Pop. 5. Apakah bahasa K-Pop sering Anda gunakan ketika bersama dengan

teman?

Narasumbr :Sa seringji tapi dengan teman-teman sesama pecinta bahasa Pop, alasannya untuk lebih fasih berbahasa K-Pop.

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (22-Mei-2021) Narasumber: Andi Reski Aulia

1. Mengapa banyak remaja Kolaka menyukai bahasa K-Pop dalam penggunaannya sehari-hari?

Narasumber : Kalau menurut sa sendiri, karena Bahasa K-Pop itu unik mulai dari hurufnya sampai dengan cara pengucapannya yang jarang sekali mudah dipahami orang lain.

2. Bahasa apa yang sering Anda gunakan saat berkumpul dengan teman-teman?

Narasumber : Kalau sa lebih sering pakai bahasa K-Pop tapi hanya dengan teman yang juga suka bahasa K-Pop, alasannya supaya lebih fasih berbahasa K-Pop.

3. Apa dampak positif dan negatif ketika menyukai budaya K-Pop?

Narasumber : Positifnya sa lebih mandiri karena belajar bisnis hasil menjual baju online yang berbau K-Pop, serta lebih banyak tinggal di dalam rumah. Dan negatifnya kekurangan tidur dan boros kuota.

4. Mengapa Anda menggunakan aplikasi telegram untuk mencari informasi tentang budaya K-Pop?

Narasumber : Karena aplikasi telegram lebih banyak grup tentang drama K-Pop dan sa lihat aplikasi telegram itu informasinya lebih jelas.

5. Kesehariannya berapa kali/jam Anda mengkonsumsi tayangan K-Pop? Narasumber : 2-5 jam, kadang semalaman penuh.

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (22-Mei-2021) Narasumber: Asmiati

1. Mengapa banyak remaja Kolaka menyukai bahasa K-Pop dalam penggunaannya sehari-hari?

Narasumber : Karena setidaknya sa tidak hanya tahu dan paham bahasa Inggris, bahasa Indonesia saja, tapi juga paham bahasa K-Pop.

2. Bahasa apa yang sering Anda gunakan saat berkumpul dengan teman-teman?

Narasumber : Inaku mombake o tolu Bahasa, kadang ku laa mombake Bahasa daerah, me Bahasa K-Pop hende tea so kata te ruo kata. (Kalau saya kadang pakai 3 bahasa, kadang pakai Bahasa daerah, Bahasa Indonesia, dan Bahasa K-Pop seperti satu kata atau dua kata.)

3. Apa dampak positif dan negatif ketika menyukai budaya K-Pop? Narasumber : Positifnya sa lebih mudah bergaul dengan

teman-teman, seperti teman yang menyukai hal berkaitan dengan K-Pop. Dan negatifnya sa kurang tidur saking seringnya nonton drama K-Pop.

4. Mengapa Anda menggunakan aplikasi telegram untuk mencari informasi tentang budaya K-Pop?

Narasumber : Lebih hemat kuota pakai aplikasi telegram daripada pakai aplikasi youtube, instagram dan aplikasi lainnya.

5. Kesehariannya berapa kali/jam Anda mengkonsumsi tayangan K-Pop? Narasumber : Bergantung dari mood, kalau bagus sa punya

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (29-Mei-2021) Narasumber: Weny Swandawardani

1. Apakah bahasa Indonesia sering Anda gunakan pada saat bersama dengan teman?

Narasumber : Bergantung situasi dan kondisi, kalau sa ketemu dengan teman yang tidak sedaerah sa pakai bahasa Indonesia beserta dialek daerah Kolaka.

2. Apakah bahasa daerah sering anda gunakan saat bersama dengan teman? Narasumber : Iyah sering, apalagi kalau sa ketemu dengan teman

sedaerah, sa pakai Bahasa daerah.

3. Apakah Anda bangga menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari?

Narasumber : Bangga, alasan sa karena pakai bahasa Indonesia itu berarti memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi kepada NKRI melalui Bahasa yang kita pakai sehari-hari.

4. Bahasa apa yang Anda gunakan saat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat pembelajaran?

Narasumber : Jelasmi sa pakai bahasa Indonesia Baku

5. Apakah bahasa Indonesia sering Anda gunakan saat berdiskusi dengan teman?

Narasumber : Bergantung situasi dan kondisi, biasanya online (zoom, wa) yang situasinya formal sa pakai bahasa Indonesia Baku, kalau kumpul biasa ji kadang sa pakai bahasa daerah. 6. Apakah bahasa Daerah sering Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan

dari Guru?

Narasumber : Kalau di dalam kelas/virtual sa pakai bahasa Indonesia Baku, tapi kalau diluar kelas sekali-kali ji sa pakai bahasa daerah.

TEKNIK REKAM

HASIL WAWANCARA (29-Mei-2021) Narasumber: Nur Wakiah Fadillah

1. Apakah bahasa Indonesia sering Anda gunakan pada saat bersama dengan teman?

Narasumber : Kalau sa kadang pakai bahasa daerah tetapi lebih sering pakai bahasa Indonesia, alasannya karena sa memang lebih memprioritaskan bahasa persatua, bahasa Indonesia.

2. Apakah bahasa daerah sering anda gunakan saat bersama dengan teman? Narasumber : Iyah sa sering, apalagi dengan teman sedaerah.

3. Apakah Anda bangga menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari?

Narasumber :Iyah bangga, karena kalau pakai bahasa Indonesia kita sudah menghargai Sila ke tiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.

4. Bahasa apa yang Anda gunakan saat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat pembelajaran?

Narasumber : Lebih sering pakai bahasa Indonesia Baku.

5. Apakah bahasa Indonesia sering Anda gunakan saat berdiskusi dengan teman?

Narasumber :Kadang, karena kalau sa pakai bahasa Indonesia Baku kayak tidak akrab dengan teman lainnya, jadi biasa sa pakai bahasa Indonesia beserta dialek daerah Kolaka supaya terlihat lebih akrab.

6. Apakah bahasa Daerah sering Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan dari Guru?

DOKUMENTASI

Gambar 1. Proses pengurusan surat penelitian di kantor Bupati Kolaka

Gambar 3. Proses wawancara dengan remaja Kolaka

RIWAYAT HIDUP

A. Husnul Khatimah dilahirkan di Sinjai pada tanggal

11 Mei 1999, dari pasangan Ayahanda Abd. Karim, S.Ag dan Ibunda Suhartina, S.Ag. Peneliti masuk taman kanak-kanak Dalohai Iwoimendaa pada tahun 2004, lalu melanjutkan sekolah dasar pada tahun 2005 di SD Negeri 1 Iwoimendaa Kabupaten Kolaka. Tamat di MTS Iwoimendaa Kabupaten Kolaka tahun 2014 dan tamat di MA Negeri 2 Kolaka Kabupaten Kolaka tahun 2017. Pada tahun yang sama (2017), Peneliti melanjutkan pendidikan pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan selesai tahun 2021.

Dokumen terkait