• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Saran

Demikian kompleksnya pemakaian sapaan oleh masyarakat suku Serawai, peneliti merasa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Penelitian ini telah berupaya untuk mendeskripsikan bagaimana penggunaan sapaan oleh masyarakat

suku Serawai di desa Suka Negeri, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Manna, Bengkulu Selatan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai suku Serawai.

Setelah penelitian ini dilakukan, peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan yang membahas dan mengungkap lebih banyak lagi mengenai aspek-aspek kehidupan dalam masyarakat Serawai. Dengan tujuan untuk memperkenalkan masyarakat Serawai kepada masyarakat umum dan pada akhirnya akan memperkaya khasanah bangsa.

173

DAFTAR PUSTAKA

Aliana, dkk. 1979.Bahasa Serawai. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Alwi, Hasan. 1998.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Asni, Ayub. 1984.Sistem Sapaan Bahasa Minagkabau. Jakarta: Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bambang, Suwando. 1979. Adat Upacara Perkawinan Daerah Bengkulu.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

Brown dan Ford. 1972. Address in American English. Ringwood: Penguin Book, Inc.

Brown dan Gillman. 1990.The Pronoun and Solidarity. Middlesex: Penguin. Chaer, Abdul. 1994. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakata: Penerbit

Bhatara.

Chaer, Abdul dan Leone Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Crystal, David. 1991. A Dictionary of Linguistic and Phonetics. Massachusett: Basil Blackwell.

Djajasudarma dan Fatimah. DR. 1993. Metode Linguistik, Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Penerbit PT Eresco.

Hasna. 1995. Kata Sapaan Bahasa Minangkabau dalam Hubungan Perkawinan di Kecamatan Kota Kampuang Dalam Pariaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. Kridalaksana, Harimurti. 1982.Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia. Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:

Penerbit Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 1992. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. 2000.Penelitian Bahasa.Berbagai Tahap Strategi, Metode dan Teknik-tekniknya.Universitas Mataram.

174

Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Ed. Rev). Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Moleong, J. Lexy dan Suryaman, Tjun. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Remadja Karya.

Moeliono, Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.

Nimmanupad, Sumalee. 1994. Sistem Panggilan dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Thai, Analisis Sosiolinguistik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia.

Pateda, Mansoer. 1992.Sosiolinguistik. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung. Ramlan, M. 2001.Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.

Syahid, Abu. 1976. Peta Kesenian Propinsi Bengkulu. Bengkulu: Depratemen Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu.

Sujarwo, 1981. Sapaan Mesra dalam Bahasa Indonesia dalam Pengembangan Ilmu Bahasa dan Pembinaan Bangsa. Harimurti Kridalaksana (ed), Ende Flores: Nusa Indah.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sulistyowati. 1998. Sistem Sapaan Bahasa Jawa: Analisis Kasus Sapaan di Keraton Yogyakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakata.

Salamah, dkk. 1986. Morfo-Sintakasis Bahasa Serawai. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Supadi, dan Joko Agus. 1997. Pola Bahasa Serawai. Laporan Penelitian; Proyek

Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan. Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Bengkulu.

Tripp-Ervin. 1972.Sociolinguistic Rules Of Address. Penguin Books.

Widharyanto. 2000. Manifestasi Perspektif Pemberitaan Surat Kabar Indonesia Pada Akhir Era Orde Baru ke dalam Strategi Penyajian Informasi dan Bentuk-bentuk Ekspresi Bahasa. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

175

Wijana, I Dewa Putu. 1991. The Use of Term Address in Bahasa Indonesia. Faculty of Letter. Yogyakarta. Gadjah Mada University.

Yahin, 1991. Afiksasi Bahasa Serawai. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yulistio, dkk. 2002. Pemajemukan Bahasa Serawai. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

SKRIPSI Dosen Pembimbing Dr. B. Widharyanto, M.Pd. Oleh Iin Yukrawan 011224058

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA

DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

pembicaraan dengan teknik simak bebas libat cakap yaitu peneliti tidak ikut berpartisipasi dalam pembicaraan itu (Sudaryanto, 1993: 134). Penyadapan dilakukan untuk merekam pembicaraan para informan, agar data yang didapat benar-benar akurat dan sesuai dengan pemakaian sapaan dalam penuturan yang sebenarnya. Penyadapan ini dilakukan untuk menjaring data sapaan pada situasi formal dan informal seperti pada percakapan di lingkungan rumah, di pasar, sekolah, tempat-tempat pertemuan masyarakat, pada acara pernikahan, di gereja, dan kantor instansi pemerintahan.

Penyadapan pertama dilakukan di lingkungan rumah tempat tinggal penduduk pada tanggal 19 Agustus 2007 di halaman rumah Bpk. Rahan saat beberapa orang sedang berkumpul dan bercakap. Masyarakat yang menjadi objek penelitian sekaligus informan pada saat ini berjumlah 18 orang dewasa perempuan dan 10 orang laki-laki dan 20 anak-anak.

Posisi peneliti pada saat ini adalah sebagai pendengar dan tidak terlibat langsung dalam percakapan namun peneliti merekam dan mencatat setiap sapaan yang digunakan oleh para informan.

Dari percakapan tersebut ditemukan beberapa sapaan yang digunakan oleh mereka untuk menyapa lawan tuturnya seperti sapaan: wak, niniak, wau, nga, dang, donga, bapak, andung, pak uncu, bu, anya, udau, adik, niniak lanang, niniak tinau, maknga, paknga, pakanya, cucung, bucik, makwau, cik wau, kaba dan dighi. Sapaan berdasarkan kekerabatan.

Dimanau pualau kamu nagbiak jeghing tadi, wau?…beghapau sekilo dighi ngambiak jeghing, pak uncu? Aku nginak niniak lanang baliak jakdi skul tadi. Bu, amu ndak nginak adekni, bu! Maju ngaruk diauni. Pagi skul kaba,nga? Awu, ngapau kaba ndak serempak? Nah, pulihan niniak tinau la banyak tegalau. Oi, cucung kamuni disanaukah wui! Manau Yukrawan, mak nga? Itu adau di dalam ngiciak ngan pak nga kamu. Luakmanau ceritau anak bujang kapau dighitu, cik wau? Ngapau, dank? Jakdi manau kaba ngan anya, ngan pak anya(ā) tadi…? …bapak, adau udau ndak tandang ngan dighi. …bucik ngapau ndik ngikut mak wau? Ai, adau kataunyau ndak keseini pulau lelau serempak dengan wau nyau. Tapau ceritau andung? Singgah kudai wak!Donga, pantau kudai bapak kamu tadi gi!

Dokumen terkait