BAB V. PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran dari penelitian ini adalah :
1. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian makanan enteral dengan berbasis bahan pangan lokal Indonesia sebagai upaya untuk mengatasi malnutrisi dengan mengkaji beberapa parameter lain diantaranya adalah pemeriksaan kadar feritin, transferin, pre-albumin, eritrosit, dan beberapa pemeriksaan biokimia darah yang lainnya, serta waktu penelitian dengan jangka waktu yang lebih lama.
2. Agar penyerapan zat besi dalam tubuh lebih optimal, maka perlu dilakukan pemberian suplementasi vitamin C atau dengan pemberian bahan pangan lain yang banyak mengandung vitamin C ke dalam makanan enteral yang diberikan, karena vitamin C mampu mempercepat penyerapan zat besi nonheme di dalam tubuh.
3. Masyarakat yang menderita malnutrisi, dapat memanfaatkan makanan dengan kombinasi antara tempe, beras, kacang hijau, dan ganyong sebagai bahan makanan untuk konsumsi sehari-hari, karena pemberian makanan dengan kombinasi bahan pangan tersebut terbukti dapat meningkatkan berat badan, kadar albumin, Hb, dan zat besi dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan status gizi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, D. S. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I. Dian Rakyat, Jakarta.
Adin. 2007. Tepung Mata Beras.
http://www.sinarharapan.co.id/804/11/kesra02.html [23 September 2008] Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Andryani. 2002. ‘Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar (Usia 9-10 tahun) di Desa Mojolegi Kecamatan Teras Boyolali’.
Skripsi. Fakultas Kedokteran-UNS, Surakarta.
Angwar, M., D. Ariani., Y. Khasanah., Ratnayani., P. Ditahardiyani. 2008. ' Pengembangan Formula Makanan Lewat Pipa (Mlp) Menggunakan Bahan Pangan Lokal'. Laporan Teknis Kegiatan Penelitian DIPA 2008. UPT BPPTK LIPI Yogyakarta.
Ariani, Dini., M. Angwar., Y. Khasanah., Ratnayani., P. Ditahardiyani. 2009. ' Pengembangan Formula Makanan Lewat Pipa (MLP) Menggunakan Bahan Pangan Lokal'. Rencana Kegiatan Penelitian DIPA 2009. UPT BPPTK LIPI Yogyakarta. (Belum dipublikasikan)
ASPEN (American Society for Parentral and Enteral Nutrition). 2006. What is
Nutrition Support Theraphy?.
www.nutritioncare.org/WorkArea/linkit.asp[7 November 2008]
Astawan, Made. 2008. Tempe Cegah Penuaan dan kanker Payudara. http://www.docudesk.com [23 September 2008]
Bakara. 2006. ‘Karakteristik Fisik dan Kandungan Isoflavon Cookies dengan Subtitusi Tepung Tempe’. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian–IPB, Bogor.
Boediwarsono. 2006. ‘Terapi Nutrisi pada Penderita Kanker’. Naskah Lengkap
Surabaya Hematology Oncology Update IV Medical Care of the Cancer Patient : 134-141
Bovell-Benjamin AC, Viteri FE, and Allen LH. 2000. 'Iron Absorption from Ferrous Bisglycinate and Ferric Triglycinate in Whole Maize is Regulated by Iron Status '. American Journal Clinic and Nutrition (71) : 1563-1569
Bouis, H.E., R.D. Graham, and R.M. Welch. 2000. ‘The Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR) Micronutrients Project: Justification and Objectives’. Food and Nutrition Bulletin 21 (4) : 374-381 Caroline. 2008. Metabolisme dan Fungsi Zat Besi dalam Tubuh.
http://fransis.wordpress.com/2008/07/14/page/2/ [23 September 2008] Coppo, J.A., and A.F. Santiago. 2005. 'Blood and Urine Physiological Values in
Farm Cultured Rona Catesbeiana (Ranidae) in Argentina'. International
Journal Tropical Biology 53 (3) : 545-559.
Darwin, Karyadi., dan Hermana. 1995. 'Potensi Tempe untuk Gizi dan Kesehatan'.
Makalah Simposium Nasional Pengembangan Tempe dalam Industri Pangan Modern, Yogyakarta 15-16 April 1995 : 12-14
Dewi, Kumala. 1998. 'Sekilas Tentang Budidaya Ganyong (Canna edulis Ker) dan Pemanfaatan Rhizoma Ganyong sebagai Bahan Pangan'. Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Pangan dan Gizi - Yogyakarta, 15 Desember
1998 : 3-8
Direktorat Gizi Depkes RI. 1996. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Penerbit Bhratara, Jakarta.
Dorland. 1996. Kamus Kedokteran Edisi 26. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Ganong, W. F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Guyton, A. C. dan J.E. Hall. 1997. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Hallberg L, & Hulthen L. 2000. 'Prediction of Dietary Iron Absorption : An Algorithm for Calculating Absorption and Biovailability of Dietary Iron'.
American Journal Clinic and Nutrition (71) : 1147-1160.
Hartono, Andry. 1997. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Hasan, Irsan., dan Tities Anggraeni Indra. 2008. ‘Peran Albumin dalam Penatalaksanaan Sirosis Hati’. Medicinus 21 (2) : 3-6
Hidayat, Nur. 2008. Sari Kacang Hijau Effervescent.
http://wordpress.com/2008/03 [23 September 2008]
Indrasari, Siti Dewi., dan Made Oka Adnyana. 1997. ’ Preferensi Konsumen terhadap Beras Merah Sebagai Sumber Pangan Fungsional’. Iptek
Indrasari, Siti Dewi. 2006. ’ Kandungan Mineral Padi Varietas Unggul dan Kaitannya dengan Kesehatan’. Iptek Tanaman Pangan 1 : 88-99
Karyadi, D dan H. Hermana. 1995. Potensi Tempe untuk Gizi dan Kesehatan. Pusat Penelitian Gizi, Bogor.
Kralik, A., Eder K., & Kirchgessner, M. 1996. ’Influence of Zinc and Selenium Deficiency on Parameters Relating to Thyroid Hormone Metabolism’.
Hormone Metabores Journal (28) : 223-226
Kristin, Erna. 2005. 'Pengaruh Pemberian Tablet Ferrous Sulphate @ 300 Mg Sesaat dan 2 Jam setelah Makan terhadap Profil Farmakokinetika Besi pada Wanita dengan Hb > 12 g/dl'. Berkala Ilmu Kedokteran 37 (4) : 183-189.
Madjid, Amir., dkk. 1987. ’Nutrisi Enteral pada Penderita Kritis’. Cermin Dunia
Kedokteran 42 : 14-18
Maryani, Eny. 2000. ‘Hubungan Antara Perkembangan Berat dan Tinggi Badan, pada Anak Usia Balita dengan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua di Kelurahan Gilingan’. Skripsi. Fakultas Kedokteran-UNS, Surakarta.
McGregor, S.G. & Ani, C. 2001. ‘A Review of Studies on The Effect of Iron Deficiency on Cognitive Development in Children’. Journal of Nutritions 131 : 649-668
Muhammad, Adar dan Osmar Sianipar. 2005. 'Penentuan Defisiensi Besi Anemia Penyakit Kronis Menggunakan Peran Indeks Stfr-F'. Indonesian Journal of
Clinical Pathology and Medical Laboratory 12 (1): 9-15
Meliana, Dina. 2004. ‘Studi Banding Beberapa Metode Pengukuran Kadar Hemoglobin’. Skripsi. Fakultas Kedokteran-UNS, Surakarta.
Mulyawati, Yenni. 2003. ‘Perbandingan Efek Suplementasi Tablet Tambah Darah Dengan Dan Tanpa Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin pada Pekerja Wanita di Perusahaan Plywood, Jakarta 2003’. Thesis. Program Pascasarjana Unversitas Indonesia, Jakarta.
Nasoetion, A. H. 1988. Mengenal Pengetahuan Gizi Mutakhir. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Numala, Sri. 2005. Tanaman Ganyong Bisa Jadi Substitusi Tepung Terigu. Http//www.Pikiranrakyat.com. [6 November 2008]
Nurmiyati, Irna. 2006. 'Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Puskesmas Kandangan Tahun 2005'. Berkala Kedokteran 5 (1) : 62-69
Rahardjo, Sri Setyo., Ngatijan., dan Suwijiyo Pramono. 2005. 'Influence of Etanol Extract of Jati Belanda Leaves (Guazuma ulmifolia Lamk.) On Lipase Enzym Activity of Rattus norvegicus Serum'. INOVASI Online Vol.4/XVII/Agustus 2005
Ratnasari, N., Siti, N., & Paulus. 2001. ’Diet Tempe Kedelai pada Penderita Sirosis Hati dalam Upaya Meningkatkan Kadar Albumin dan Perbaikan Encefalopati Hepatik’. Berkala Ilmu Kedokteran 33 (1) : 19-26
Rokhe, J. E. 1979. Prioritas Pediatri di Negara Berkembang. Yayasan Estetika Medika, Penerbit Buku-buku Ilmiah Kedokteran, Yogyakarta.
Saneto, dan T. Susanto. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina Ilmu, Surabaya.
Sastroamidjojo, Soemilah., dkk. 2000. Pegangan Penatalaksanaan Nutrisi
Pasien. PGMI, Jakarta.
Sja'bani, Mochammad. 1998. 'Arti Klinis Pemeriksaan Albumin Serum sebagai Pertanda Progres Malnutisi dengan Metode Brom Cresol Green (BCG) dan Elektroforesis pada Penderita Hemodialisis Rutin'. Berkala Ilmu
Kedokteran 30 (4) : 181-187
Smith, John B., dan Soesanto Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan
dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta.
Sobariah, Enok., dkk. 2005. Panduan Pemberian Makanan Enteral. CV Jaya Pratama, Jakarta.
Soetjiningsih, 1988, Obesitas Pada Anak, dalam Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Surabaya, Hal. 185-90.
Speicher, Carl E., & Jack W. Smith. 1994. Pemilihan Uji Laboratorium yang
Efektif. Editor: Siti Boedina Kresno. EGC Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta.
Suastika K. 1992. ‘Pengaruh Malnutrisi terhadap Berbagai System dan Organ Tubuh’.Majalah Ilmu Penyakit 18 (3) : 163 – 170
Suhanantyo., dkk. 2000. ‘Pengaruh Suplementasi Besi terhadap Hemoglobin dan Berat Badan Anak Sekolah Dasar, Wanita Umur 9-11 Tahun di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali’. Penelitian Kelompok. UNS, Surakarta.
Suharti, Wiwik dan Hamam Hadi. 2003. 'Pengaruh Suplementasi Besi dan Vitamin C terhadap Asupan Zat Gizi dan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah'. Berita
Kedokteran Masyarakat 19 (1) : 1-5
Suliantari. 1994. 'Komplementasi Kedelai dengan Beras untuk Pembuatan Tempe'. Buletin Teknologi dan Industri Pangan 5 (2) : 61-66
Sun, Hembing. 2006. Mengendalikan Kolesterol Tinggi dengan Herba & Pola
Hidup Sehat. http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/index.htm [14
Mei 2009]
Susetyowati. 2005. 'Peranan Konsultasi Gizi Berkelanjutan terhadap Kadar Serum Albumin penderita Penyakit Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RS Dr.Sardjito Yogyakarta'. Berkala Kedokteran Klinik 11 (1) : 37-42
Susilo, Joko., dan Hamam Hadi. 2002. 'Hubungan Asupan Zat Besi dan Inhibitornya sebagai Prediktor Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Kabupaten Bantul Propinsi DIY'. Berita Kedokteran Masyarakat 18 (1) : 1-8
Sutedjo, SKM. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Amara Books, Yogyakarta.
Tandra, Soemato., dan Tjokroprawiro A. 1998. 'Metabolisme dan Aspek Klinis Albumin'. Medika (3) : 249-258
Tillman., et al. 1994. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.
Triawanti. 2002. 'Pengaruh Pemberian Zat Besi dan Kalsium dengan Kombinasi Dosis terhadap Kadar Besi Serum'. Berkala Kedokteran 2 (2) : 9-16
Wahyuni, Arlinda Sari. 2004. ‘Anemia Defisien Besi pada Balita’. USU digital
library : 1-13
Waterlow. 1991. ‘Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Jawa Timur, Dinkesda TK I, Jatim’. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia (2) : 5-12
Werner, S. 2002. Iron Supplementation Programes. Http://www.unu.edu.html [7 September 2008]
Widianarko, B.A., Rika P., Renaningsih. 2000. Tempe, Makanan Populer dan
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yusnanda, Reni. 2008. Ganyong. Http//www.renicantik.blogspot.com/ [6
November 2008]
Zahidah, Ida Irfan. 2000. 'Pengaruh Pemberian Pakan Tepung Ampas Tahu dan Pakan Bekatul terhadap Peningkatan Berat Badan Burung Puyuh (Catuirnix-caturnix japanica) Umur 1 Hari sampai 35 Hari'. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan-UGM, Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rata-rata Berat Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan Formula yang Berbeda selama 30
hari
Rerata berat badan (gram) Kelompok
Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-31
A 124.33 172.67 218.22
B 140.56 183.56 223.67
C 135.22 185.89 206.22
Lampiran 2. Rata-rata Kadar Albumin Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan Formula yang Berbeda selama 30 hari
Rerata kadar albumin (g/dl) Kelompok
Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-31
A 2.60 3.69 3.94
B 2.62 4.11 4.76
C 2.61 3.92 4.18
Lampiran 3. Rata-rata Kadar Hemoglobin Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan Formula yang Berbeda selama 30 hari
Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-31
A 7.77 10.57 11.80
B 8.04 11.69 13.37
C 7.78 10.65 12.69
Lampiran 4. Rata-rata Kadar Zat Besi Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan Formula yang Berbeda selama 30 hari
Rerata kadar zat besi (µg/ml) Kelompok
Perlakuan Hari ke-0 Hari ke-15 Hari ke-31
A 63.58 95.32 441.98
B 113.59 125.03 472.80
C 112.52 172.98 365.54
Lampiran 5. Rata-rata Pakan yang Tersisa pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan Formula yang Berbeda selama 30 hari
Lampiran 6. Rata-rata Pakan yang Dikonsumsi oleh Tikus Putih (Rattus
norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan
Formula yang Berbeda selama 30 hari Kelompok perlakuan Rerata pakan yang tersisa (gram)
A 0.21
B 0.24
C 0.24
Kelompok perlakuan Rerata pakan yang dikonsumsi (gram)
A 19.79
Lampiran 7. Rata-rata Peningkatan Berat Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan Pemberian Makanan Enteral dengan Formula yang Berbeda selama 30 hari
a. Uji Deskriptif
Descriptives
95% Confidence Interval for Mean
N Mean
Std.
Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum Kelompok A 9 93.8889 11.18531 3.72844 85.2911 102.4867 72.00 106.00
Kelompok B 9 83.1111 7.86518 2.62173 77.0654 89.1568 74.00 99.00
Kelompok C 9 71.0000 9.46044 3.15348 63.7281 78.2719 61.00 92.00
Total 27 82.6667 13.26070 2.55202 77.4209 87.9124 61.00 106.00
b. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.491 2 24 .618
c. Uji Anava
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2360.222 2 1180.111 12.805 .000
Within Groups 2211.778 24 92.157
Total 4572.000 26
d. Uji DMRT Duncan
Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 3
Kelompok C 9 71.0000
Kelompok B 9 83.1111
Kelompok A 9 93.8889