• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan pembahasan pada tiap bab dan kesimpulan diatas, penulis menyampaikan beberapa saran demi terwujudnya pengembangan visi dan misi bagi anggota KTM Distrik Yogyakarta yang sesuai dengan situasi konkrit anggota. Beberapa saran yang diusulkan oleh penulis antara lain:

1. Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik merupakan spiritualitas yang menjiwai kehidupan KTM. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat apabila anggota KTM memperdalam pemahaman dan penghayatan mengenai kedua spiritualitas tersebut dengan membaca dan merenungkan buku-buku bacaan yang mengarah atau bersangkutan mengenai Spiritualitas Karmel dan Spiritualitas Karismatik serta dapat pula mengikuti berbagai retret-retret yang dapat membantu memahami kedua spiritualitas tersebut. Dengan bertambahnya

pemahaman dan penghayatan tentang spiritualitas yang menjiwai KTM akan terbantulah anggota KTM dalam mengembangkan visi dan misi, khususnya anggota KTM Distrik Yogyakarta.

2. Nabi Elia merupakan hamba Allah yang sangat peka terhadap situasi masyarakat sekitaranya, terutama mereka yang sangat menderita. Oleh karena itu sudah sepantasnya anggota KTM Distrik Yogyakarta juga memperhatikan masyarakatnya yang sangat membutuhkan pertolongan, khususnya mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Melalui sikap peka terhadap sesama yang membutuhkan tersebut, anggota KTM secara tidak langsung sudah melaksanakan tugas kenabiannya yaitu membawa sukacita kepada sesama, khususnya mereka yang menderita.

3. Katekese model SCP merupakan salah satu model katekese yang dapat digunakan dalam setiap pertemuan sel dengan tujuan untuk lebih mendalami dan menghayati ajaran-ajaran dan tradisi Gereja yang menjadi dasar bagi Spirtualitas karmel dan Spiritualitas Karismatik. Oleh karena itu, akan sangat bermanfaat apabila anggota KTM juga memperdalam katekese model SCP melalui buku-buku yang membahas mengenai SCP dan mempraktekan katekese model SCP dengan cara dan media yang kreatif, sehingga pertemuan sel menjadi lebih berwarna dan menarik.

4. Komunitas telah mengusahakan pembinaan bagi para anggota KTM dengan berbagai cara, misalnya PPAT, BINUS, retret KTM, retret pelayan, dll. Maka seluruh anggota KTM, khususnya yang ada di Distrik Yogyakarta mempergunakan dengan sungguh berbagai pembinaan yang telah dan akan dilaksanakan agar apa yang telah di cita-citakan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Amalorpavadass, D. S. (1982). Ketekese Sebagai Tugas Pastoral Gereja (Seri Puskat No. 77). Yogyakarta: Puskat.

Banawiratma, J. B, SJ. (1990). Spiritualitas Transformatif: Suatu Pergumulan Ekumenis. Yogyakarta: Kanisius.

Buku Pegangan Program Pembinaan Anggota Tahap I.

Darminta, J, SJ. (1994). Nabi dan Martir Bersama Yesus. Yogyakarta: Kanisius. .(1983). Hidup Bersama Allah (Seri Ikhrar 13). Yogyakarta: Kanisius.

Etty, maria, dkk. 2008. Yohanes Indrakusuma, O. Carm: Sang Pertapa Sejati. Jakarta: Fidei Press.

Eugene, P. Marie, OCD. (2008). Aku Ingin Melihat Allah: Sebuah Sintese Praktis Spiritualitas Karmel (Seri I: Perspektif), (Sr. Angelica Maria, P. Karm, Alih Bahasa). Cipanas: Pertapaan Shanti Buana.

. (2012). Aku Ingin Melihat Allah: Sintesa Praktis Spiritualitas Karmel Bagian – III (Sr. Angelica Maria, P. Karm, Alih Bahasa). Cipanas: Pertapaan Shanti Bhuana.

Fransiskus, Paus. (2013). Lumen Fidei (Terang Iman). Seri Dokumen Gereja No. 93 (T. Krispurwana Cahyadi, SJ, Penerjemah). Jakarta: DOKPEN KWI. . (2013). Evangelii Gaudium (Sukacita Injil). Seri Dokumen Gereja No. 94 (F. X. Adisusanto, SJ & Bernadeta Harini Triprasasti, Penterjemah). Jakarta: KWI.

Fransiskus Maria, CSE. (2004). Hidup di Hadirat Allah dan Semangat KTM (Majalah Hidup Dalam Roh, hal. 15-26). Cipanas: Pertapaan Shanti Bhuana. Groome, Thomas. H. (2010). Christian Religious Education, Pendidikan Agama

Kristen ( Daniel Stefanus, Penerjemah). Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia . (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model

Berkatekese, Seri Puskat no. 356, Drs. FX. Heryatno W. W. SJ, M. Ed., Penyadur). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Helwig, Drs. W. L. (1974). Sejarah Gereja Kristus. Yogyakarta: Kanisius.

Heuken, A. S.J. (2002). Spiritualitas Kristiani, Pemekaran Hidup Rohani selama Dua puluh Abad. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

Huber, TH, SJ. (1980). Beberapa Catatan Pada Rumusan Katekese Umat PKKI II(Dalam buku”Katekese Umat: Hasil pertemuan Antar Keuskupan se Indonesia di Klender 29 Juni-5 Juli 1980). Jakarta: Panitia Wali Gereja Indonesia Bagian Kateketik.

Indrakusuma, Yohanes, O. Carm. (1979). Pengantar Pembaharuan Karismatik. Malang: Ngroto.

. (2002). Kasih, Kepercayaan dan Pasrah: Jalan Kecil Kanak-kanal Rohani Theresia Lisieux. Cipanas: Pertapaan Shanti Bhuana.

. (2007). Dalam Keheningan Dasar Samudera Ilahi: Menjelajah Puri Batin Teresa Avila). Cipanas: Pertapaan Shanti Bhuana.

. (2008). Menuju Persatuan Cinta Kasih Dengan Allah. Cipanas: Pertapaan Shanti Bhuana.

. (2011). Dibabtis Dalam Roh. Yogyakarta: Kanisius. . (2012). Hidup Dalam Roh. Malang: Karmelindo.

.(2010). Pembaharuan Karismatik Katolik: Rahmat dan Tantangan. Yogyakarta: Kanisius.

. (2014). Bahasa Roh. Yogyakarta: Kanisius.

Jacobs, Tom, SJ. Dr. (1987). Rahmat Bagi Manusia Lemah: Sakramen Tobat, Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Yogyakarta: Kanisius.

. (1988). Karya Roh Dalam Gereja. Yogyakarta: Kanisius.

Jungmann, J. A, SJ. (1980). Sejarah Katekese Sampai Konsili Trente. Yogyakarta: Pusat Pastoral.

Katrin. (2012). Distrik Yogyakarta (Buku Kenangan 25 Tahun Komunitas Tritunggal Mahakudus). Lembah Karmel: Sekretariat KTM.

Kiswara, C, SJ. (1988). Gereja Memasyarakat, Belajar dari Kisah Para Rasul. Yogyakarta: Kanisius.

Komisi Kateketik KWI. (1995). Katekese Umat Dan Evangelisasi Baru. Yogyakarta: Kanisius

Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.

. (1995). Katekismus Gereja Katolik. Ende: Percetakan Arnoldus. . (2000). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi). Yogyakarta: Kanisius.

Kongregasi Ibadat dan Tata-tertib Sakramen. (2004). Redemtionis Sacramentum (di terjemahkan oleh R. P. Cornelis Bӧhm, MSC dari naskah bahasa Inggris dalam L’ Osservatore Romano, weekly Edition No. 17, 28 April 2004). Jakarta: KWI.

Lembaga Alkitab Indonesia. (2007). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Martasudjita, E, Pr. (1999). Komunitas Peziarah. Sebuah Spiritualitas Hidup Bersama. Yogyakarta: Kanisius.

. (2003). Sakramen-sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta: Kanisius.

O’rourke, MGR. (1983). Karya dan Karunia Roh Kudus (Terj. Soepomo S. Wardoyo). Yogyakarta: Kanisius.

Phang, Benny, O. Carm. (2012). Berkobar-kobar Bagi Allah, Percikan Permenungan Spiritualitas karmel. Malang: Karmelindo.

PKKI III. (1984). Usaha Pembinaan Pembina Katekese Umat (Dalam buku “Arah Katekese di Indonesia”, dikumpulkan oleh J. S. Setyakarjana, SJ). Yogyakarta: Pusat Kateketik Yogyakarta.

Prasetyantha, Y. B, MSF. (2008). Ekaristi Dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius

Ramadhani, Deshi, SJ. (2008). Mungkinkah Karismatik Sungguh Katolik?. Yogyakarta: Kanisius.

Shibley, David. (1993). Pembaharuan Karismatik dan Pekabaran Injil Sedunia. Yogyakarta: Andi.

Slattery, Peter. (1993). Sumber-sumber Karmel, Pengantar Pada Spiritualitas Karmel. Malang: Dioma.

Soenarja, A, SJ. (1971). Arti Hidup Komunitet Dalam Djaman Pembaharuan. Yogyakarta: Kanisius.

Statuta Komunitas Tritunggal Mahakudus

Sugiono, P, SCJ. (1982). Penilaian Terhadap Pembaharuan Karismatik Katolik. Yogyakarta: Kanisius.

Sumarno Ds. M, SJ. (2014). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK PAROKI). Diktat Mata Kuliah Mahasiswa Semester VI IPPAK USD.

Team P. Karm & CSE. (1993). Pesona Karmel. Cikanyere: Pertapaan Shanti Bhuana.

Telaumbanua, Dr. Martinus, OFMCap. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, dan Peserta Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.

Tisera, Guido, SVD. (2002). Bercermin Pada Jemaat Perdana: Membaca dan Merenungkan Kisah Para Rasul. Maumere: Penerbit Ledalero.

Verbeek, P. Cyprianus, O. Carm. (1973). Dalam Kuasa Cinta. Ende: Nusa Indah. Yohanes Paulus II, Paus. (1979). Catechesi Trandendae (Penyelenggaraan

Katekese). Seri Dokumen Gerejawi No. 28 (terj. R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: DOKPEN KWI (dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

. (2008). Novo Millennio Ineunte: Pada Awal Milenium Baru (Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang seruan dan ajakan untuk mengenang masa lampau dengan penuh syukur, menghayati masa sekarang dengan penuh entusiasme dan menatap masa depan penuh kepercayaan). Seri Dokumen Gerejawi No. 28 (Terj. R. Hardawiryana, SJ). Jakarta: Dokpen KWI.

(1) HASIL WAWANCARA

PERTANYAAN I

Bagaimana menurut mu tentang kesatuan hati anggota komunitas dalam kegiatan bersama, koordinasi dan komunikasi di KTM Distrik Yogyakarta?

JAWABAN DARI BEBERAPA ANGGOTA KTM 1. Lana Yulianti

Menurut saya masih kurang, karena kalau dilihat keseluruhnya, komunikasi yang kurang itu menjadikan koordinasi yang kacau. Komunikasi sekarang terlalu fokus dengan peralatan elektronik (BBM/WA & facebook), jadi kurang fokus sosialisasi dengan anggota yang lain. Jika koordinasi, seharusnya seluruh anggota komunitas dikumpulkan supaya informasi kegiatan atau rencana kerja bisa disosialisasikan dengan baik. Hal itulah yang saya rasa masih kurang dalam komunitas kita.

2. Manasye Cahya Nugroho

Dalam beberapa waktu terakhir ini, masih kurang adanya koordinasi dan komunikasi yang cukup baik mengenai berbagai kegiatan bersama, sehingga ada anggota komunitas yang tidak tahu menahu tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga persiapan pun tidak seluruhnya matang.

3. Lestari Dewi

Kesatuan hati disini masih harus dipupuk lebih lagi. Kurangnya rasa memiliki komunitas dan adanya kelekatan (sikap yang "menjagakan" teman lainnya) juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Dan diatas semuanya itu, kurangnya pembinaan di dalam intern komunitas juga menjadi faktor utamanya.

(2) PERTANYAAN II

Bagaimana dengan adanya orang-orang yang terlihat mendominasi dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan di setiap kegiatan komunitas?

JAWABAN ANGGOTA KTM 1. Lana Yulianti

Biasanya yang mendominasi itu orang yang terlalu tidak percaya pada orang lain, dan biasanya orang seperti itu tidak banyak memberi masukkan kepada orang lain, tetapi yang mau belajar itu yang membantu orang lain.

2. Manasye Cahya Nugroho

Adanya orang-orang yang terlihat mendominasi membuat anggota komunitas lain menjadi kurang berkembang, sehingga perlu adanya pembinaan supaya setiap anggota bisa berkembang dan tidak menggantungkan diri pada orang-orang yang dianggap lebih berpengalaman.

3. Lestari Dewi

Karena tidak adanya keterlibatan seluruh anggota menyebabkan adanya satu atau dua orang yang terlihat mendominasi. Bahkan bisa terjadi, pihak yang mendominasi merasa seakan bekerja sendiri tanpa ada teman lainnya yang membantu. Sedangkan pihak lainnya merasa tidak dilibatkan dan melihat adanya sikap keegoisan dari si pendominasi tersebut. Dan akhirnya terjadilah lingkaran setan yang tidak ada titik temunya.

Dokumen terkait