• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam pengembangan penelitian selanjutnya mengenai pembuatan batu bata dengan menggunakan bahan additive ISS 2500, disarankan beberapa hal di bawah ini untuk dipertimbangkan yaitu:

1. Diperlukan ketelitian yang lebih baik lagi pada proses pencampuran bahan additive, tanah dan air untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

2. Perlu modifikasi alat pencetakan batu bata yang lebih inovatif, sehingga batu bata yang tercetak dapat lebih padat dan seragam, sehingga kualitas batu bata tidak berbeda jauh satu sama lain.

3. Perlu dilakukan penelitian yang lebih teliti, korelasi hubungan kuat tekan batu bata standard pabrikasi home industry dengan standard SNI.

4. Secara standar produksi batu bata ini memang telah masuk dalam standar kualitas SNI. Namun masih perlu upaya lain untuk meningkatkan mutu batu bata terutama dari kuat tekannya, dengan berbagai macam cara, diantaranya dengan menambahkan bahan penguat pada bahan baku dan menaikkan temperatur bakar dari batu bata itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Bembin, Ferdinand. 2013. Studi Kekuatan Pasangan Batu Bata Pasca Pembakaran Menggunakan Bahan Additive Abu Ampas. Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Bowles, J. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Erlangga. Jakarta.

Bowles, J. 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Craig, R.F. 1991. Mekanika Tanah. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Daryanto. 1994, Pengetahuan Tekhnik Bangunan. Jakarta. Rineka Cipta.

Das, BM. 1995. Mekanika Tanah. (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid II. Erlangga. Jakarta.

Handoko, Didik. 2013. Studi Kekuatan Pasangan Batu Bata Pasca Pembakaran Menggunakan Tanah Lempung dan Zat Addictive Abu sekam Padi. Universitas Lampung. Lampung

Hardiyatmo,1999. Mekanika Tanah I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Ramli. 2007. Pengaruh Pemberian Material Limbah Serat Alami Terhadap Sifat Fisika Bata Merah. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Padang. Sumatera Barat.

Siregar. 2010. Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat Pada Pembuatan Batu Bata. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Standar Nasional Indonesia, 1991. Mutu dan Cara Uji Batu Merah Pejal. SNI 15- 2094-1991.

Suwardono. 2002. Mengenal Pembuatan Bata, Genteng Berglasir. VC, Yrama Widya. Bandung.

Terzaghi, K., dan Peck, R.B. 1987. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Van Vlack, Lawrence. H. 2004. Elemen – Elemen Ilmu dan Rekayasa Material. Jakarta. Erlanga.

Verhoef, P.N.W. 1994. Geologi Untuk Teknik Sipil. Erlangga. Jakarta.

Wesley, L. 1977. Mekanika Tanah. Badan Penerbitan Pekerjaan Umum. Jakarta. Wikipedia. 2013. Pengertian Batu Bata http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bata.

Batu Bata.

Wikipedia. 2013. Pengertian Lempung http://id.wikipedia.org/wiki/lempung. Lempung. April 2013

ABSTRAK

STUDI PENGARUH LAMA WAKTU PROSES PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BATU BATA SETELAH PENAMBAHAN

BAHAN ADDITIVE ISS 2500 (IONIC SOIL STABILIZER)

Oleh

M. Tahta Dinata

Batu bata adalah salah satu material bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan. Batu bata terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa campuran tambahan yang melalui beberapa proses. Proses tersebut meliputi pengeringan dengan cara dijemur dan kemudian dibakar dengan temperature tinggi dengan tujuan agar batu bata mengeras dan tidak hancur jika direndam dalam air. Dalam prosesnya pada penelitian ini digunakan bahan baku berupa tanah liat dan campuran bahan tambahan ISS 2500 yang memiliki variasi kadar sebesar 0,9 ml, 1,2 ml, 1,5 ml dan 1,8 ml dengan tujuan meningkatkan kualitas batu bata, serta membandingkan kuat tekan batu bata dengan memodifikasi lama waktu pembakaran, sehingga dapat diketahui lama waktu pembakaran paling optimal.

Sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah lempung yang berasal dari Jalan Nyunyai, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung. Variasi waktu pembakaran yang digunakan adalah selama satu hari, dua hari dan tiga hari. Sebelum batu bata dicetak, dilakukan pemeraman pada adonan tanah yang telah dicampur dengan ISS 2500 selama 7 hari, setelah dilakukan pemeraman, tanah tersebut kemudian dicetak, lalu dilakukan pengeringan selama 2 minggu, serta dengan perlakuan pembakaran dan tanpa pembakaran batu bata. Berdasarkan hasil pengujian fisik tanah asli, USCS mengklasifikasikan sampel tanah sebagai tanah lempung dengan plastisitas rendah.

Hasil pengujian kuat tekan pasca pembakaran dari keempat kadar, nilai kuat tekan rata-rata maksimum batu bata pasca pembakaran terdapat pada kadar 1,8 ml dengan waktu pembakaran selama dua hari . Nilai kuat tekan tersebut sebesar 31,86 kg/cm2. Nilai kuat tekan rata-rata maksimum batu bata sebelum pembakaran dihasilkan oleh kadar 1,8 ml yaitu sebesar 7,79 kg/cm2. Kata Kunci : Batu bata, tanah lempung, ISS 2500, kuat tekan.

STUDY ON THE EFFECT THE LENGTH OF TIME THE COMBUSTION PROCESS OF COMPRESSIVE STRENGTH OF BRICKS AFTER THE

ADDITION OF ADDITIVE MATERIALS ISS 2500 (IONIC SOIL STABILIZER)

by

M. TAHTA DINATA

Brick is one of the materials of building which have been long known and used by the people both in rural area as well as urban area.Brick is a material made of clay with or without additional mixture through several processes. The process includes of draining in the sun and then burning in high temperature in order to make the brick harden and not broken if it is soaked into the water. In this study used clay and additional materials ISS 2500 which has a variety of levels of 0.9 ml, 1.2 ml, 1.5 ml and 1.8 ml with the purpose to improving the quality of the bricks, as well as to compare compressive strength of bricks by modifying the length of the time combustion. So that can be known a long time the most optimal combustion.

Soil samples were tested in this study are derived from clay Nyunyai Street, District Rajabasa, Bandar Lampung. Variations of burning time is used for one day, two days and three days. Before brick printed, the soil sample that has been mixed with the ISS 2500 and cured for 7 days, after that, the soil sample is printed, then drying for 2 weeks, along with treatment without burning and burning bricks. Based on the results of physical test of originil solid, USCS classified the sample of solid as the clay with low plasticity.

Based on the results of sample’s physical, USCS classify soil sample as clay with low plasticity. Compressive strength test results of the four levels of post combustion, the compressive strength maximum average post-combustion bricks are at a level of 1.8 ml with a burning for two days. The compressive strength value of 31.86 kg/cm2. The compressive strength maximum average brick before combustion generated by the level of 1.8 ml in the amount of 7.79 kg/cm2.

Dokumen terkait