• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PENUTUP

B. Saran

0 54,16 16,67 0 21 Faktor penghambat dalam melaksanakan pembinaan iman

a. Faktor lingkungan dan tempat yang kurang mendukung

b. Sarana dan prasarana panti yang tidak mendukung dalam melaksanakan pembinaan iman c. Pembina kurang

bersemangat dan kreatif d. Lainnya 7 7 10 0 29,1 29,16 41,67 0

Table 7 no 18 m enunjukkan alasan pe mbinaan iman terlaksana dengan baik. Dari 44 responden, ada 10 re sponden (41,6 %) m enyatakan bahwa pembinaan im an terlaksana dengan ba ik karena fasilitas panti m endukung, 7 responden (21,16 %) menyatakan Pembina pembinaan iman semangat dan kreatif dan 7 responden (29,16 %) m enyatakan bahwa pembinaan im an yang dilaksanakan sangat bervariasi. Tabel 7 no 19 m enunjukkan sikap yang mendukung terbentuknya pembinaan iman. Ada 14 responden (58,33 %) yang

menyatakan saling bertukar pengalam an dengan sesama, 5 responden (20,83 %) menyatakan sem angat dan disiplin m entaati aturan yang ada dan 5 responden (20,83%) m enyatakan saling m endengarkan. Tabel 7 no 20 tentang faktor penghambat yang membuat responden kurang aktif dalam mengikuti pembinaan iman. Ada 13 responden (54,16 %) m enyatakan bentuk pembinaan iman tidak sesuai dengan apa yang diharapk an, ada 7 responden (29,16 %) menyatakan model pe mbinaan im an terlalu m enjenuhkan dan 4 r esponden (16,67 %) menyatakan pembinaan iman kurang bervariasi dan hidup. T abel 7 no 21 faktor penghambat dalam melaksanakan pembinaan iman ada 10 responden (41,67 % ) menyatakan pem bina kurang sem angat dan kreatif, ada 7 responden (29,1 %) menyatakan faktor lingkungan dan tem pat yang tidak m endukung, dan 7 responden (29,1%) m enyatakan sarana dan prasarana panti yang tidak mendukung dalam melaksanakan pembinaan iman.

5. Bentuk Pembinaan iman yang diharapkan oleh responden.

Pada bagian ini penulis akan m enguraikan hasil penelitian dari variabel tentang, bentuk pembinaan iman yang diharapkan oleh responden yang terungkap dalam tabel.

Tabel 8. Bentuk Pembinaan iman yang diharapkan oleh responden (N=24).

No Item

Aspek-aspek yang diungkap

Alternatif Jawaban Jumlah %

22 Bentuk-bentu k pembinaan iman yang diharapkan.

a. Pendalaman iman atau Katekese b. Camping rohani c. Rekoleksi d. Ret-ret 17 7 0 0 70,83 29,16 0 0 23 Metode-m etode pembinaan yang di harapkan. a. Metode ceramah b. Metode dialogal c. Metode dinamika kelompok d. Lainnya 9 3 12 0 37,5 12,5 50 0 24 Yang di harapakan

dari pembinaan iman agar dapat

memperkembangkan iman.

a. Membantu mengatasi persoalan yang kita hadapi b Metode yang bervariasi c. Pembimbingnya yang

menarik dan trampil e. Lainnya… 4 20 0 0 16,67 83,3 0 0

Tabel 8 no 22 m enunjukkan bentuk- bentuk pem binaan im an yang diharapkan. Ada 17 responden (70,83 %) m enyatakan bentuk pe mbinaan iman yang mereka harapkan adalah pendalam an iman atau katekese, dan 7 responden (29,16 %) m enyatakan bentuk pembinaan iman yang m ereka harapkan adalah camping r ohani. Tabel 8 no 23 m erupakan model pe mbinan yang responden

harapkan. A da 12 responden (50 %) m enyatakan model dinam ika kelompok, 9 responden (37,5 %) m enyatakan model ceramah dan ada 3 responden (12,5 %) yang m enyatakan model dialogal. Tabel 8 no 24 m enunjukkan bahwa hal yang di harapakan dari pem binaan im an agar dapat m emperkembangkan iman rem aja. Ada 20 responden (83,3 %) m enyatakan metode yang bervariasi dan 4 responden (16, 67 %) m enyatakan membantu mengatasi persoalan yang kita hadapi.

D. Hasil Wawancara Dengan Para Pembina Panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort

Pada bagian ini akan di laporkan hasil w awancara dengan para Pembina panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort.

1. Pembinaan iman yang dilaksanakan di Panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort.

Dari wawancara diperoleh data bahwa, para pem bina m empunyai pandangan m engenai latar bela kang didirikan panti Asuhan di St. Louis Grignon De Monfort. Menurut mereka panti Asuhan di dirikan berdasarkan visi m isi kongregasi untuk m emperhatikan orang- orang kecil khususnya anak-anak yang kurang beruntug nasibnya, kehilangan orang tua, terlantar, miskin. Kejadian T imor-Timur m embuat banyak orang yang m engunsi ke Atambua dan Kupang dan banyak anak ya ng terlantar, sehingga Kongregasi berinisiatif untuk m endirikan panti As uhan St. Louis Grignon De Monfort ini.

Dan pendiri Kongregasi juga m empunyai kharisma untuk m encintai orang-orang kecil sehingga semangat ini di teruskan oleh putri-putrinya.

Para pem bina m enyatakan bahwa tujuan diadakannya pembinaan im an di panti Asuhan supaya anak menyadari bahwa diri mereka dicintai oleh Tuhan dan sesam a. Dengan pembinaan iman m ereka dididik m enjadi anak yang baik, sehingga dapat m embaharui diri da n mendewasakan iman m ereka secara terus menerus dalam kehidupannya.

Para pem bina m enyatakan bahwa m anfaat diadakan pembinaan im an bagi rem aja di panti Asuhan St. Loui s Grignon De Monfort, agar rem aja semakin mem ahami t entang hidupnya se bagai orang yang berim an kristiani. Apa yang diperoleh dari pem binaan iman dapat m enjadi pedom an hidup bagi rem aja dalam m enghadapi tangtangan dan kesulitan dalam hidup m ereka. Pembinaan im an ya ng diberikan kepada re maja dim aksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan m ereka serta m endekatkan diri m ereka kepada Tuhan.

2. Keterlibatan remaja dalam kegiatan pembinaan iman di Panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort.

Para pem bina m enyatakan bahwa para rem aja sudah terlibat untuk mengikuti kegiatan pembinaan yang d ilaksanakan di panti Asuhan, namun kalau ada kegiatan di luar panti Asuha n m aka rem aja tidak terlibat m engikuti kegiatan di panti Asuhan.

Para p embina m enyatakan bahwa alas an d iadakan pem binaan iman bagi rem aja di panti Asuhan St. Loui s Grignon De Monfort, adalah untuk

membantu para rem aja m ampu menge nal diri dan m ampu m engolah hidup mereka. Mereka datang dari latar belakang keluarga yang berbeda sehingga mereka perlu untuk mendapatkan pembinaan iman.

Pembinaan iman dilaksanakan di panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort dengan m enyesuaikan kegiatan pokok m ingguan, jadwal harian, dan kegiatan pada waktu luang yang s udah terjadwal. Dalam kenyataannya pelaksanaan pem binaan tidak s esuai de ngan jadwal yang ada. Misalnya kurang tenaga pembina dan dilihat dari situas i saja, karena ada pem bina ya ng m asih kuliah dan mengajar di TK dan SMP.

Ada beberapa hal yang perlu m endapat perhatian dari Pembina dalam memberi pembinaan iman. Para pembina harus kreatif dan se mangat, sehingga pembinaan iman yang dilaksanakan para remaja tidak dirasa membosankan tetapi, tetap emangat untuk mengikuti kegiatan pembinaan iman yang dilaksanakan.

3. Faktor – faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembinaan iman.

Faktor pendukung pelaksanaan pembinaan iman remaja di panti Asuhan St. Louis G rignon De Monfort, yang di ungkapkan oleh para pem bina adalah adanya sarana prasarana ya ng m endukung dan pe mbina yang rela mendampingi para rem aja dalam pelaksanaan kegiatan pem binaan im an. Dengan adanya fasilitas yang m endukung kegiatan pembinaan iman secara umum dapat dikatakan berjalan dengan ba ik dan lancar. Kendati dem ikian para pembina masih m engalami kesulitan dalam pelaksana an pem binaan im an. Pembinaan im an seringkali terhambat karena para pem bina yang m enetap di

panti Asuhan hanya kepala panti saja, para pembina yang lain m asih kuliah dan mengajar di TK dan SMP dan kurang terfokus untuk m endampingi para remaja yang ada di panti Asuhan. Pembina baru mendampingi kalau ada waktu kosong baru mengadakan kegiatan pembinaan iman dengan para remaja.

Para P embina me rasa b ahwa me reka perlu belajar lebih banyak lagi dalam mengembangkan kreatifitas agar pembinaan iman yang dilaksanakan lebih hidup dan m enarik, sehingga anak-anak rem aja yang m ereka dampingi sungguh-sungguh terlibat dalam kegiatan pembinaan iman. Bukan karena diwajibkan dan terpaksa melainkan karena m erasa tersentuh dan tergerak hatinya, karena pembinaan iman yang hidup dan menarik.

4. Bentuk pembinaan iman yang diharapkan Oleh Para Pembina

Para pem bina m engatakan bahwa bentuk pembinaan im an yang di harapkan anak-anak panti adalah pem binaan im an dala m bentuk pendalam an iman atau Katekese. Para pem bina m enyatakan bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembinaan im an, para rem aja dapat m enjawab kebutuhan im annya, menjawab persoalan-persoalan yang aktu al bagi hidup mereka baik di panti Asuhan, rumah maupun di dalam masyarakat. Dan bentuk pembinaan iman yang cocok dan sesuai harapan anak-anak ad alah pendalam an im an atau katekese, karena dengan Pendalaman Iman atau Katekese anak-anak dapat saling m embagi pengalaman dan saling m eneguhkan da n m engkoreksi segala perbuatan yang pernah mereka lakukan dan mencoba untuk merefleksikannya. Menurut para pembina Pandalam an I man atau Katekese m erupakan salah satu bentuk pembinaan iman yang diharapkan rem aja untuk memberi semangat dan motivasi

hidup baru bagi m ereka. Dari segi sarana para Pem bina m engatakan bahwa belum lengkap. Kurangnya sarana ini m enyebabkan pembinaan bagi rem aja kurang m enarik. Sarana dalam pe mbinaan im an m empunyai peranan yang cukup penting karena sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan dalam suatu kegiatan. Dengan menggunakan sarana, para rem aja lebih m udah m emahami apa yang diberikan dalam proses pembinaan iman.

Para pembina m enyatakan bahw a m etode pem binaan im an yang diharapkan rem aja adalah dinam ika kelompok dan m etode dialogal. Dengan dinamika kelom pok rem aja bisa sali ng m embagi bakat y ang dim iliki diantara mereka dan m etode dialogal juga rem aja bisa saling komunikasi dan tidak hanya m endegarkan saja tetapi m ereka m ampu untuk berdialog dengan sesamanya. Para pem bina menyatakan bahwa pembinaan iman yang diharapkan oleh remaja untuk dapat m emperkembangkan im an harus dengan m etode yang bervariasi. Para Pembina m erasa bahwa m ereka belum trampil dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembinaan iman.

E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembinaan Iman Bagi Remaja di Panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort di Sikumana Keuskupan Agung Kupang.

Pada bagian ini penulis m embahas hasil penelitian yang telah dilaporkan pada bagian sebelum nya. Pem bahasan ini bertujuan untuk m enjelaskan lebih lanjut hasil penelitian yang menggambarkan tentang pembinaan iman bagi Remaja

di panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort di S ikumana Keuskupan Agung Kupang. Pembahasan hasil penelitian ini meliputi identitas responden, pembinaan iman yang dilaksanakan, keterlibatan da lam kegiatan pembinaan iman, faktor– faktor pendukung dan pengham bat pelaksanaan pem binaan im an dan bentuk pembinaan iman yang diharapkan oleh responden.

1. Identitas Responden

Indentitas responden secara lengkap telah dipaparkan dalam tabel 4, yang meliputi usia, latar belakang pendidikan da n asal usul responde n. Dari tabel 4, dapat kita ketahui bahwa responden yang tinggal di panti Asuhan 58,3 % adalah anak-anak perempuan dan anak laki-laki 41,6 %, dengn dem ikian jumlah anak perempuan lebih banyak dari pada anak laki-laki. Sekalip un jum lah anak-anak perempuan lebih banyak dari pada anak la ki-laki, tetapi pihak panti memberikan perhatian yang seimbang kepada mereka.

Dalam hal usia dalam tabel 4, tela h dinyatakan bahwa usia responden yang paling banyak 13-15 tahun ada 75 % responden. Usia 16-19 tahun ada 16,6 % responden dan 20-23 tahun ada 12, 5 % responden. Hal ini m enunjukkan bahwa remaja yang paling banyak adalah remaja usia SMP. W alaupun usia SMP paling banyak, tetapi pihak panti masih memberikan perhatian kepada responden yang lain, karena m ereka sem ua adalah remaja yang sedang bergejolak dan mencari identitas diri.

Berdasarkan tabel 4, pendidikan ya ng sedang ditem puh responden saat ini yang paling banyak adalah an ak-anak SMP ada 62,5 % responden. Walaupun anak-anak SMP lebih bany ak, tetapi pi hak panti m asih

memberikan perhatian juga kepada an ak-anak panti yang bersekolah di SMU dan STM. Ada 33, 3 % responden a nak SMU dan 4,1 % responden anak-anak STM. Data ini menunjukkan bahwa anak-anak-anak-anak yang sekolah di SMP paling banyak m aka, Pihak panti lebih m emberikan perhatian kepada anak-anak ini, untuk mempersiapkan diri sehingga ketika lulus SMP mereka tidak bingung untuk memilih sekolah baik di SMU atau STM. Pihak panti m emberikan kebebasa n kepada mereka untuk memilih sekolah sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Asal usul rem aja berdasarkan tabel 4, dari Timor Barat ada 37,5 % responden, dari Papua 20,8 % responden, dari Rote 16,6 % responden, dari Timor-Timur 12,5 % responden dan dari Flores 8,3 % responden. Data tersebut mengambarkan bahwa, anak-anak panti Asuhan berasal dari berbagai daerah, dan responden yang palin g banyak dari Ti mor Barat dan m ereka m emiliki latarbelakang dan adat istiadat yan g berbeda. Sekalipun m ereka memiliki latar belakang dan adat istiadat yang berbeda, mereka tidak mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri satu dengan yang lain, tetapi m ereka hidup bersam a sebagai saudara.

2. Pembinaan iman yang dilaksanakan di Panti Asuhan

Pembinaan im an di panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort di Sikumana Keuskupan Agung Kupang, berd asarkan tabel 5, m enurut 91 % responden, sudah dilaksanakan denga n rutin. Artinya pihak panti sudah memberikan perhatian kepada kegiatan pem binaan iman. Walaupun pihak panti sudah memberikan perhatian kepada kegi atan pembinaan iman, tetapi masih ada 8,3 % responden, m erasa bahwa kegiatan pem binaan iman belum dilaksanakan.

Hal ini perlu di perhatikan oleh piha k panti Asuhan, karena ada responden yang menyatakan bahwa kegiatan pem binaan im an rutin dilaksanakan dan ada yang menyatakan belum.

Pembinaan im an yang dilaksan akan di panti Asuhan m empunyai tujuan khusus. Ada 75 % responden m enyatakan bahwa tujuan pem binaan iman yang dilaksanakan sangat m embantu dan m engembangkan iman mereka secara terus m enerus. Selain itu m enurut 16,6 % respon den, pem binaan im an untuk m embaharui diri, dan m enurut 8,3 % responden, untuk m endewasakan iman m ereka. Hal ini m enunjukkan bahwa pem binaan im an m erupakan aktivitas, usaha dan proses yang d ilakukan responden guna m engembangkan hidup yang lebih baik, khususnya m engembangkan iman m ereka secara teru s menerus. Melalui pem binaan im an responden juga dibim bing untuk mengalami proses penyadaran batin sehingga m ereka m ampu me mbaharui diri dan m ampu me nemukan hal baik yang dapat dikem bangkan dalam dirinya guna memekarkan pribadinya sebagai manusia kristiani yang dewasa.

Pembinaan im an yang dilaksanakan, m enurut 41,6 % responden bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, 37,5 % responden, menyatakan pem binaan berm anfaat untuk m enambah wawasan dan pengetahuan tentang pem binaan im an, dan ada 20,8 % responden, menyatakan bahwa manfaat pembinaan im an m embantu m ereka untuk memahami tentang pem binaan im an. Dengan dem ikian m enurut m ereka pembinaan i man sangat relevan untuk dilaksanakan dan sungguh berm anfaat bagi kehidupan remaja.

Pembinaan im an ya ng dilaksanakan, berdasarkan tabel 5 sudah diikuti 75 % anak-anak penghuni panti. Artinya pihak panti harus bersyukur, karena anak-anak sudah ikut dalam pela ksanaan pe mbinaan im an. Meskipun demikian pihak panti perlu m encermati anak-anak yang belum ikut, sehingga pada saatnya mereka mengikuti kegiatan pembinaan iman yang dilaksanakan. Menurut 87,5 % responden, kegiatan pe mbinaan im an yang m ereka perlukan atau harapkan adalah pendalam an i man at au katekese. Dengan dem ikian kegiatan pem binaan yang diharapka n oleh m ayoritas responden adalah pendalaman iman atau katekese.

3. Keterlibatan responden dalam kegiatan di Panti Asuhan.

Tabel 6 m enunjukkan bahwa panti Asuha n telah melaksanakan kegiatan pembinaan im an yang beragam . Ternya ta yang paling banyak diikuti oleh responden adalah rekoleksi, yang dii kuti oleh 58,3 % res ponden. Kegiatan-kegiatan lain seperti pendalaman iman diikuti 29,16 % responden, selain itu masih ada kegiatan cam ping rohani dan ret-re t. Kegiatan-kegiatan yang beragam ini tidak sem ua diadakan s ecara ru tin. Hanya kegiatan rekoleksi yang diadakan setiap bulan dan se mua responden m engikutinya. Kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan pendalaman iman diadakan hanya pada Masa Adven, Masa Prapaskah dan Bulan Kitab Suci. Kegiatan camping rohani diadakan kadang-kadang saja. Kegiatan retret selam a ini belum diad akan, m eskipun a da jadwal retret 1 x setahun merencanakan untuk dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran.

Dalam m engikuti kegiatan pem binaan ada 54,16 % responden, yang sudah sering m engikuti, sedangkan 45,8 % r esponden hanya kadang-kadang. Hal ini m enunjukkan bahwa pe mbinaan iman yang dilaksanakan perlu bervariasi dan hidup, sehingga rem aja bersem angat unt uk m engikuti pem binaan im an, karena dilihat dari segi keaktif an atau keterlibatan rem aja sudah sering mengikuti kegiatan pembinaan iman ya ng dilaksanakan. Mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan im an yang dilaksanakan, karena m engikuti kegiatan di luar panti Asuhan.

Responden yang m engikuti kegiatan pem binaan im an serupa, karena kesadaran pribadi ada 100 %. Hal in i menunjukkan bahwa dalam kenyataannya, remaja m engikuti a tau terlibat da lam kegiatan pembinaan im an, karena kesadaran pribadi dari dalam diri mereka. Mereka dengan hati bebas dan sadar mengikuti kegiatan pembinaan iman yang dilaksanakan.

100 % responden sudah m engikuti kegiatan pembinaan iman, tetapi ada responden yang m asih m emberi alasan bahwa m ereka tidak m engikuti kegiatan pembinaan im an, karena ada 45,8 % re sponden, m enyatakan kegiatan yang diadakan kurang serius, ada 33,3 % res ponden beralasan banyak tugas, ada 12,5 % responden, beralasan pem bimbingnya kurang kreatif, dan ada 8,2 % responden beralasan bahwa membosankan. Soal keaktifan perlu di lihat alasannya, alas an pertam a, kegi atan yang diadakan kurang serius, membosankan sehingga m embuat pa ra responden tidak sem angat untuk mengikuti kegiatan pembinaan yang dila ksanakan, alasan kedua, para pem bina kurang kreatif dan bersem angat da lam m engadakan kegiatan pem binaan

iman. Untuk ini perlulah m ateri atau metode yang bervariasi, sehingga para responden tidak m erasa bosan untuk m engikuti kegiatan pem binaan iman yang dilaksanakan.

Alasan ketiga, para responden tid ak terlibat m engikuti kegiatan pembinaan iman, karena banyak tugas dari sekolah. Hal ini perlu di perhatikan oleh para pem bina. Pe mbina perlu m elihat jadwal sekolah anak-anak, sehingga kegiatan pembinaan iman yang di laksanakan tidak bertertabrak dengan kegiatan sekolah.

Kegiatan-kegiatan pembinaan im an yang diikuti, telah m embantu mengembangkan iman responden. Menurut 62,5 % responden, pembinaan iman yang diikuti telah m endekatkan diri mereka kepada Tuhan. Menurut 37,5 % responden, pem binaan im an m emberi se mangat dalam belajar. Tidak ada responden yang m enjawab bahwa m ereka terpaksa atau asal hadir m engikuti kegiatan pembinaan iman yang dilaksanakan. Hal ini m enunjukkan bahwa para responden tidak m erasa terpaksa atau asal hadir dalam m engikuti kegiatan pembinaan iman yang dilaks anakan, mereka dengan hati bebas dan betul-betul hadir dan percaya bahwa kegiatan pembin aan iman yang diik uti dapat membantu dan m endekatkan diri m ereka kepada Tuhan, dan m emberi sem angat dalam belajar.

Diantara responden yang terdoro ng untuk m engikuti kegiatan pembinaan iman, ada 75 % yang bahwa mereka m endapat wawasan baru, 20,8 % responden m enyatakan acaranya m enarik dan 4,16 % responden

menyatakan terlibat m engikuti kegiatan pem binaan i man hanya mengisi waktu luang. Hal ini m enunjukkan ba hwa responden sudah terdorong untuk mengikuti kegiatan pem binaan im an yang dilaksanakan. Pem bina perlu menyadari bahwa pembinaan iman yang diberikan kepada para remaja, sesuai dengan usia rem aja. Pa da rem aja yang merasa bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat bagi dirinya, m aka ia m enyatakan bahwa kegiatan pem binaan iman yang diikuti m enambah wa wasan baru, tetapi pada rem aja yang asal mengikuti dan tidak tahu m aknanya, di a akan m enyatakan bahwa kegiatan pembinaan im an akan diikuti, kala u acarany a m enarik dan untuk m engisi waktu luang. Maka kegiatan pembinaan im an dilaksanakan harus m enarik dan sesuai untuk usia remaja, supaya mereka bersemangat mengikuti.

Kegiatan yang tidak disenangi m enurut 75 % responden di panti Asuhan adalah kerj a di kebun. Dalam kegiatan pokok m ingguan di panti Asuhan St. Louis Grignon De Monfort ad a jadwal untuk kerja di kebun. Pelaksanaan kegiatan kerja di kebun, tidak didampingi dengan tenaga khusus. Pembina m endampigi anak-anak untuk kerja di kebun, kalau ada waktu kosong, karena para pem bina ada ya ng m asih kuliah, mengajar di TK dan SMP. Tidak ada waktu khusus untuk m endampingi anak-anak untuk kerja di kebun. Anak-anak penghuni panti walaupun tidak senang kerja dikebun, tetapi bersemangat m engikuti kegiatan-kegiatan lain seperti belajar, rek reasi dan kegiatan p embinaan im an seperti pe ndalaman im an, rekolesi dan perayaan ekaristi.

4. Faktor–faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembinaan iman

Faktor pendukung yang dipaparkan dalam tabel 7, m enurut 41,6 % responden m enyatakan bahwa pembinaan im an terlaksana dengan baik, karena ada fasilitas Panti yang m endukung, faktor pendukung lain m enurut 21,16 % responden, adalah pembina panti yang bersemangat dan kreatif dan 58,33 % responden m enyatakan bahwa si kap yang m endukung terlaksananya pembinaan im an dengan baik adal ah saling bertukar pengalam an i man

Dokumen terkait