• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapang, maka peneliti mengajukan saran berupa alternatif yang dapat dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga kedelai yang terjadi yaitu pemerintah sebaiknya dapat memberlakukan BULOG kembali agar stabilitas distribusi dan harga kedelai dapat dikendalikan sehingga harga tidak meningkat terus menerus.

70

DAFTAR PUSTAKA

Alim MR. 1996. Keragaan industri pakan ayam ras di wilayah Bogor dan Bekasi: Suatu analisis efisiensi dan skala ekonomi [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Amalia S. 2008. Dampak kenaikan harga kedelai terhadap efisiensi teknis dan pendapatan usaha tempe dengan pendekatan stochastic frontier, studi kasus Desa Citeureup, Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Amang B, Husein S, Anas R. 1996. Ekonomi Kedelai di Indonesia. Jakarta : IPB Press

Apretty B.J. 2000. Analisis dampak kisis ekonomi pada industri tempe skala kecil (Studi Kasus : Di Desa Citeureup, Desa Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) [skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian. Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010a. Jumlah Penduduk Indonesia. http://www.bps.go.id//. [21 September 2012]

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010b. Produksi Kedelai Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010c. Keragaman UKM Indonesia, http://www.bps.go.id//. [21 September 2012]

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Tanaman Pangan Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Perkembangan Harga Kedelai Nasional. http://www.bps.go.id//. [21 September 2012]

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2012. Indonesia Dipercaya Membuat Tempe Standar Internasional. http://koran-jakarta.com [22 September 2012]

[Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2012. Harga Kedelai. http://www.disperindag.com//. [ 21 September 2012]

[Disperindag] Dinas Perindustrian dan Perdagangan. 2012. Harga Kedelai. http://www.disperindag.com//. [ 21 September 2012]

Handayani D. 2008. Simulasi kebijakan daya saing kedelai lokal pada pasar domestic. Jurnal Teknologi Pertanian Volume 19 (Januari): 7-15. Http://web.ipb.ac.id/ [ 21 September 2012 ]

71 Harvita G. 2007. Identifikasi jinerja industri kecil tempe di Pulau Jawa dan Lampung [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Ismira R. 2012. Analisis efisiensi produksi dan pendapatan pengrajin tahu di Desa Ciampea, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Koriawan, N. 2009. Karakteristik dan kinerja perusahaan jasa konstruksi kualifikasi kecil di Kabupaten Jembrana. [tesis]. Denpasar: Program Magister Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana Denpasar Krisdiana R. 2007. Karakteristik biji kedelai yang sesuai dengan preferensi

penggunaan. Kajian pada industri tahu dan tempe di Jawa Barat

Kurniasari E. 2010. Analisis dampak kenaikan harga kedelai di sentra industri tempe Kelurahan Semanan, Jakarta Barat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Latifah FN. 2006. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap pendapatan usaha pengrajin tempe, kasus pada anggota koperasi primer tahu tempe (PRIMKOPTI), Kelurahan Cilendek Timur, Kotamadya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Lipsey R G, Courant P N, Purvis D D, Steiner P O. 1995. Pengantar

Mikroekonomi Jilid Satu. Jaka W, Kirbrandoko, penerjemah: Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Economics 10th ed.

Lisa H. 2010. Analisis struktur biaya usahapenggemukan sapi potong

(fattening), studi kasus PT Zagrotech Dafa Internasional dan CV Bintang

Tani, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Mankiw NG. 2003. Pengantar Ekonomi. Ed ke-2, Jilid 1. Haris Munandar, penerjemah; Jakarta: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Principles of

Economics, 2nd ed.

Nicholson W. 1994. Mikroekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Patmawaty. 2009. Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai Terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu Skala Kecil dan Rumah Tangga

(skripsi). Bogor: .Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Setiadi B. Menjadikan Tempe Sebagai Pangan Dunia. www.ristek.go.id [28 September 2012]

Sondang M. 2008. Analisis nilai tambah dan daya saing serta dampak kebijakan pemerintah terhadap industri tempe di kabupaten bogor, studi studi kasus Desa Citeureup, Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

72 Soekartawi. 2002. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Stani D. 2009. Analisis struktur biaya usaha ternak kambing perah. Kasus: Tiga

Skala Pengusahaan di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Suharno P, Mulyana W. 1996. Industri Tahu dan Tempe. Di Dalam Amang B, Sawit MH, Rachman A, editor. Ekonomi Kedelai di Indonesia. Bogor: IPB Press. Hlm 265-294

Sugianto. 1996. Industri Pengolahan Kedelai. Di Dalam Amang B, Sawit MH, Rachman A, editor. Ekonomi Kedelai Indonesia. Bogor: IPB Press. Syahrudin. 1990. Dasar-Dasar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

73

LAMPIRAN

74 Lampiran 1. Kuesioner

PANDUAN PERTANYAAN

Analisis Pengaruh Kenaikam Harga Kedelai Terhadap Kinerja Usaha Industri Tempe Di Desa Citeureup Kabupaten Bogor

Oleh : Tita Nursiah / H34104105

Mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kode Responden : Tanggal Wawancara : A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Alamat :

3. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

4. Usia :

5. Pendidikan : 6. Tanggungan Keluarga :

B. KARAKTERISTIK USAHA

I. Sejarah Usaha

1. Sejak kapan menjadi pengrajin tempe? 2. Alasan menjadi produsen tempe?

a. Turun temurun c. Banyak permintaan b. Modal kecil d. Proses produksi sederhana e. Lainnya

3. Belajar membuat tempe dari?

a.Diklat b. Magang c.Belajar sendiri d. Turun temurun 4. Sudah berapa lama Bapak/Ibu memproduksi tempe?

5. Bagaimana proses awal mendirikan usaha tempe?pihak mana saja yang terlibat?

6. Apa saja yang disiapkan ketika akan memulai usaha?

7. Berapa modal awal yang Bapak/Ibu keluarkan dalam memulai usaha? 8. Darimana asal modal diperoleh?

a. Modal sendiri c. Pinjaman keluarga b. Pinjaman bank d. Lain-lain, sebutkan……

9. Jika berasal dari pinjaman, berapa besar jumlah pinjaman? berapa bunganya? berapa lama waktu pelunasannya?

75 10. Bangunan yang digunakan untuk usaha, milik sendiri atau sewa? jika

sewa berapa besarnya?

11. Jika bangunan pabrik merupakan milik sendiri, berapa harga pabrik tersebut pada saat Bapak/Ibu membeli? Rp..., pada tahun... 12.Bagaimana Bapak/Ibu membeli bangunan pabrik tersebut?

a. Membayar lunas

b. Mencicil sebesar, Rp……../bulan, selama……(bln/thn*)

13. Pada awal usaha berapa banyak tempe yang diproduksi?pemasaran yang dilakukan kemana saja?

II. Aspek Manajerial 14. Struktur organisasi?

15. Berapa tenaga kerja yang Bapak/Ibu miliki? ...orang

16. Berapa proporsi tenaga kerja keluarga dan luar keluarga yang Bapak/Ibu miliki? ……… tenaga kerja keluarga

……….……… tenaga kerja luar keluarga 17. Pembagian tugas?

18. Bagaimana proses pengambilan keputusan?siapa yang berperan?

III. Aspek Operasional dan Finansial

19. Dalam satu kali produksi berapa banyak jumlah kedelai yang digunakan?

Jenis kedelai Jumlah (kg) Persentase (%) Lokal

Impor

20. Alasan memilih kedelai tersebut?

Alasan Urutkan Nilai 1-6

Mutu baik (bersih, kering) Mudah diperoleh

Ukuran seragam Harga stabil

Lebih disukai konsumen Biji besar dan mekar

76 Lokasi Jumlah (kg) Persentase (%) Harga sebelum kenaikan Harga setelah kenaikan Pasar Agen Kopti Lainnya

22. Pembelian kedelai dilakukan secara individu atau berkelompok?mengapa?

23. Sistem pembayaran?

24. Dalam seminggu berapa hari Bapak/Ibu memproduksi tempe?

25. Bagaimana proses pembuatan tempe yang dilakukan? 26. Ragi yang digunakan?

a. Buatan sendiri b. Laru LIPI 27. Sumber air utama yang digunakan?

a. Air PAM b. Sumur Alam c. Air sungai 28. Kemasan yang digunakan?

29. Sumber energi / bahan bakar yang digunakan?

a. Kayu b. Minyak tanah c. Solar d. Lainnya (sebutkan)

30. Peralatan yang dibutuhkan saat produksi tempe?

Peralatan satuan unit Harga Jumlah Umur ekonomis (tahun)

77 No Kegiatan Jumlah TK Jumlah jam/hari Jumlah hari Total Upah (Rp)

32. Pada saat terjadi kenaikan harga kedelai apakah mempengaruhi jumlah tenaga kerja?

Jumlah tenaga kerja sebelum kenaikan harga kedelai

Jumlah tenaga kerja setelah kenaikan harga kedelai

33. Input produksi apa saja yang diperlukan untuk memproduksi tempe

sebelum dan setelah kenaiakan harga kedelai?

Sebelum kenaikan Setelah kenaikan

Uraian satuan Jumlah Satuan jumlah

Kedelai Ragi Kemasan -daun -plastik -lainnya Bahan bakar TK Air

34. Berapa harga input yang digunakan sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai?

Sebelum kenaikan Setelah kenaikan Uraian Harga per

satuan (Rp)

Total Harga per satuan (Rp) Total Kedelai Ragi Kemasan Bahan bakar TK Air Kedelai Jumlah

78

Uraian satuan biaya total

Jumlah

36. Menurut Bapak/Ibu, apakah kenaikan harga kedelai berpengaruh terhadap jumlah produksi tahu?

a. Ya b. Tidak

37. Berapa jumlah rata-rata produksi tahu sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai?

Sebelum Kenaikan Harga Kedelai Setelah Kenaikan Harga Kedelai

Ukuran tempe

Harga Total produksi Ukuran

tempe

Harga Total produksi

Total Harga Total Harga

38.Apa yang dilakukan Bapak/Ibu dalam menyiasati kenaikan harga kedelai?mengapa?

39.Apakah menurut Bapak/Ibu strategi yang Bapak/Ibu lakukan berhasil? a. Ya b. Tidak

40. Apakah para pelanggan mengeluh terhadap apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam mengatasi kenaikan harga kedelai?

a. Ya b. Tidak

41. Apakah jumlah pelanggan yang Bapak/Ibu miliki berkurang setelahh kenaikan harga kedelai?

a. Ya, sebutkan... b. Tidak

IV. ASPEK PEMASARAN

42. Promosi yang dilakukan? 43. Pemasaran yang dilakukan? 44. Cara pemasaran?

79 45. Pembeli utama tempe?

Pembeli Urutan (1-5) Rumah tangga Pedagang keliling Katering Rumah makan Lainnya 46. Sistem pembayaran? a. Tunai b. konsinyasi

47. Masalah yang dihadapi selama menjalankan usaha?

Masalah Urutkan (1-7)

Permodalan

Harga bahan baku yang fluktuatif

Bahan baku yang sulit didapat Pemasaran

Sumber daya manusia Pengelolaan limbah tempe Ijin usaha

80 Lampiran 2. Contoh Perhitungan Biaya Penyusutan

No Peralatan Unit Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp) Umur ekonomis (bln) Nilai sisa Penyusutan (Rp) Penyusutan per hari 1 Drum besi 2 110.000 220.000 6 0 36.667 1.222 2 Drum plastik 4 70.000 280.000 36 0 7.778 259 3 Mesin PK 1 2.500.000 2.500.000 120 0 20.833 694 4 Ember 2 15.000 30.000 12 0 2.500 83 5 Kere 70 30.000 2.100.000 120 0 17.500 583 6 Ayakan bambu 3 8.000 24.000 12 0 2.000 67 7 Keranjang 4 50.000 200.000 24 0 8.333 278

Dokumen terkait