• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

4.3. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Desa Lubuk Bayas bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 487 KK dengan persentase 47,06 %. Selain itu masayarakat di desa ini bermata pencarian sebagai pedagang yang diketahui sebanyak 215 KK dengan persentase sebesar 20,78 %.

4.3 Sarana Dan Prasarana

Desa Lubuk Bayas memiliki beberapa sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung sektor pertanian khususnya pertanian sawah diantaranya terdapat beberapa kilang padi dan kios-kios pupuk. Akan tetapi pada saat ini kilang yang dapat digunakan hanya satu kilang saja dan yang lainnya masih dalam proses sehingga belum bisa digunakan untuk saat ini. Adapun jalan desa sekitar 21 km sebagian rusak dan untuk jalan dusun sekitar 12 km dalam keadaan rusak ringan akan tetapi keadaan untuk jembatan sebanyak 6 unit dalam keadaan baik.

Selain itu terdapat sarana dan prasarana lainnya seperti prasarana ekonomi, pendidikan, keamanan, kesehatan, peribadatan, prasarana irigasi, dan sosial yang mendukung perkembangan sumber daya manusia yang terdapat di Desa Lubuk Bayas. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Sarana Dan Prasarana Desa Lubuk Bayas 2013

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Limit)

1. • Kios pupuk dan pestisida • Kilang padi • Koperasi 2 3 1 2. • SD/ Sederajat • SMP/Sederajat • TK 2 1 1 3. • Puskesmas pembantu • Posyandu 1 3 4. • Mesjid • Musholla 3 6 5. • Prasarana Irigasi 2 6. • Balai Desa 1

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penggunaan Tenaga Kerja di Daerah Penelitian

Petani padi sawah anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas rata-rata merupakan penggarap pemilik, yaitu mengolah sendiri usaha taninya. Sebagian petani memilih untuk menjual seluruh hasil panen padinya sedangkan beberapa petani lainnya menyisakan sebagian dari hasil panennya untuk dikonsumsi sendiri.

Pada usahatani di daerah penelitian terdapat beberapa kegiatan dalam usahatani dimana garis besarnya dapat diuraikan pada tabel 9.

Tabel 9. Jenis Kegiatan yang Dilakukan Petani Padi Organik dan Padi Non Organik di Desa Lubuk Bayas, Tahun 2015

No Jenis Kegiatan Padi Organik Padi Non Organik

1 Pembenihan √ √

2 Penyiapan lahan tanam √ √

3 Penanaman √ √

4 Penyiangan √ √

5 Pengairan √ √

6 Pemupukan √ √

7 Pengendalian hama dan

penyakit √ √

8 Pemanenan √ √

Tenaga kerja yang digunakan oleh petani untuk mengelola usaha taninya berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga biasanya anak, istri, dan anggota keluarga lainnya petani padi sawah itu sendiri. Tenaga kerja luar keluarga dengan menggunakan penduduk setempat dengan upah Rp. 50.000,- per hari. Selain itu, tenaga kerja luar keluarga yang digunakan oleh petani padi sawah

anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas dapat berupa upahan borongan kerja dan upahan berdasarkan produktivitas atau hasil kerja. Tenaga kerja luar keluarga upahan borongan kerja ditemukan pada pekerjaan penanaman, pembajakan, dan pemanenan.

Pada pekerjaan menanam dilakukan dengan sistem borongan digunakan satu atau dua orang atau lebih tenaga kerja luar keluarga pria untuk mencabut bibit yang sudah siap ditanam dari lahan persemaian untuk selanjutnya ditanam pada lahan tanam. Sedangkan tenaga kerja luar keluarga wanita sebanyak 20 sampai 45 orang melakukan penanaman pada lahan tanam. Tenaga kerja luar keluarga diberi upah Rp 20.000 per rantai untuk mencabut bibit dari lahan persemaian dan Rp 30.000 per rantai untuk tenaga kerja luar keluarga yang melakukan penanaman.

Pekerjaan membajak sawah oleh tenaga kerja luar keluarga biasanya dibayar dengan upah Rp 50.000 per rantai sebanyak 3 kali bajak. Pekerjaan ini biasa dilakukan oleh 2 orang tenaga kerja luar keluarga pria.

Pada panen, digunakan tenaga kerja luar keluarga yang banyak karena padi yang sudah siap panen harus segera dipanen agar tidak terlalu banyak dimakan burung dan tikus. Tenaga kerja luar keluarga yang digunakan dibayar menurut hasil yang dipanen. Upah panen sebesar 12% dari hasil panen .

Tenaga kerja di daerah penelitian melakukan pekerjaan hanya sekitar + 7 jam per hari, yaitu antara jam 8 pagi – 12 siang melakukan pekerjaan, jam 12 – 2 siang istirahat, dan jam 2 siang – 5 sore melakukan pekerjaannya kembali. Tenaga kerja di

45

daerah penelitian ini hanya melakukan pekerjaan 7/8 HKP dalam sehari baik tenaga kerja pria dan tenaga kerja pria.

Terdapat perbedaan antara tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dalam usahatani padi sawah. Perbedaannya yaitu pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Tenaga kerja wanita biasanya melakukan pekerjaan pada kegiatan penanaman, penyulaman, dan penyiangan. Sedangkan pekerjaan yang biasa dilakukan tenaga kerja pria adalah kegiatan penyiapan lahan persemaian dan lahan tanam, membajak sawah, pengairan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, dan pemanenan.

5.1.1 Curahan Tenaga Kerja pada Setiap Tahap Kegiatan Padi Organik

Hasil analisis curahan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga pada setiap tahap kegiatan usahatani padi organik di Desa Lubuk Bayas dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Rata-Rata Curahan Tenaga Kerja dalam Keluarga dan Luar Keluarga pada Setiap Tahap Kegiatan Padi Organik di Desa Lubuk Bayas Musim Tanam Maret-Juli, 2015

Tahap Kegiatan CTKDK (HKP) CTKLK (HKP) TOTAL (HKP) % 1. Pembenihan Per Petani 1.11 0.26 1.37 3.81 Per Ha 3.85 0.40 4.25 4.65 2. Penyiapan Lahan Per Petani 0.00 4.22 4.22 11.74 Per Ha 0.00 11.08 11.08 12.13 3. Penanaman Per Petani 0.02 9.83 9.85 27.41 Per Ha 0.10 20.87 20.97 22.96 4. Penyiangan Per Petani 1.20 2.15 3.35 9.32 Per Ha 5.13 3.94 9.08 9.94 5. Pengairan Per Petani 4.14 0.00 4.14 11.52 Per Ha 14.24 0.00 14.24 15.59 6. Pemupukan Per Petani 1.87 1.90 3.77 10.49 Per Ha 5.94 3.14 9.08 9.94 7. Pengendalian HPT Per Petani 1.15 0.61 1.76 4.90 Per Ha 3.97 1.17 5.13 5.62 8. Pemanenan Per Petani 0.03 7.45 7.48 20.81 Per Ha 0.11 17.40 17.51 19.17 Jumlah Per Petani 9.52 26.42 35.94 100.00 Per Ha 33.34 58.00 91.34 100.00

47

a. Pembenihan

Tahap kegiatan pembenihan dimulai dengan menyeleksi benih terlebih dahulu. Benih bermutu merupakan syarat untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. Benih yang sudah diseleksi kemudian direndam selama 2 hari. Bersamaan dengan seleksi benih petani juga menyiapkan tempat pembenihan dengan cara mencangkul bagian sawah sedalam 30 cm secara merata. Selanjutnya tanah dihaluskan dengan cara pencangkulan berulang-ulang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan diinjak-injak sampai lumer. Selama proses penghalusan ini, lahan sawah padi organik ditambahkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 40 Kg setiap 35 �2 dengan cara ditebar secara merata. Setelah benih yang direndam selama 2 hari sudah berkecambah barulah benih ditebar secara merata dan tidak tumpang tindih pada lahan pembenihan yang sudah disiapkan. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 3,85 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga 0,40 HKP/Ha.

b. Penyiapan Lahan

Tahap kegiatan penyiapan lahan tanam dimulai dengan memperbaiki pematang sawah agar pada lahan sawah tidak terdapat lubang keluarnya air karena lahan sawah harus tergenang air selama seminggu yang bertujuan agar tanah menjadi lunak sebelum dilakukan pembajakan. Pembajakan lahan sawah organik dilakukan oleh tenaga kerja luar keluarga menggunakan traktor sebanyak 2 sampai 3 kali. Pada kegiatan penyiapan lahan di daerah penelitian para petani tidak ikut serta karena traktor yang digunakan untuk membajak sawah hanya dimiliki oleh tenaga kerja luar keluarga.

Besarnya jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga untuk kegiatan ini sebesar 11,08 HKP/Ha.

c. Penanaman

Kegiatan menanam bibit pada lahan tanam terbagi menjadi dua yaitu kegiatan mencabut semai pada lahan pembenihan yang biasa dilakukan oleh tenaga kerja pria dan kegiatan menanam semai pada lahan tanam yang biasa dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Pada tahap kegiatan ini tenaga kerja luar keluarga lebih dominan dibandingkan tenaga kerja dalam keluarga. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 0,10 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 20,87 HKP/Ha.

d. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman padi dari tanaman pengganggu dan gulma. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman pengganggu dengan tangan dan dilakukan pula kegiatan penyulaman yaitu mengganti bibit yang tidak tumbuh pada lahan tanam. Kegiatan menyiang dominan dilakukan oleh tenaga dalam keluarga yang bertujuan untuk menghemat biaya dan memanfaatkan waktu luang petani. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 5,13 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 3,94 HKP/Ha.

49

Kegiatan megairi sawah bertujuan untuk menjaga kebutuhan air tanaman padi hingga waktu pemanenan tiba. Kegiatan mengairi sawah pada daerah penelitian hanya dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga mulai dari awal pertumbuhan sampai fase pembungaan padi sudah selesai. Pada lahan organik air yang digunakan untuk mengairi sawah adalah air hujan yang ditampung pada petakan lahan yang dikhususkan oleh petani bertujuan untuk menghindari lahan organik terkena pestisida kimia dari saluran air irigasi. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 14,24 HKP/Ha.

f. Pemupukan

Di daerah penelitian, pemupukan lahan organik dilakukan dengan cara memberikan pupuk kandang dan pupuk organik cair-mol. Pupuk organik cair merupakan hasil racikan petani sendiri terdiri dari urin sapi, air kelapa, serabut kelapa yang difermentasikan. Pupuk kandang diberikan hanya sekali sebelum masa tanam berfungsi sebagai pupuk dasar. Sedangkan pupuk organik cair diberikan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 15 hari dan 40 hari setelah tanam. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 5,94 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 3,14 HKP/Ha.

g. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Pada lahan organik, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida nabati yang dibeli oleh petani dari distributor. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara menyemprot tanaman sebanyak 2 kali per

musim tanam. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 3,97 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 1,17 HKP/Ha.

h. Pemanenan

Pada kegiatan panen, petani padi organik mengeringkan lahan sawah terlebih dahulu sedangkan kegiatan mengarit dan pengangkutan hasil panen dilakukan oleh tenaga kerja luar keluarga. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh petani di daerah penelitian. Petani memanen lahannya dengan cara mengupah tenaga kerja luar keluarga dengan sistem borongan. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 0,11 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 17,40 HKP/Ha.

51

5.1.2 Curahan Tenaga Kerja pada Setiap Tahap Kegiatan Padi Non Organik Hasil analisis curahan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga pada setiap tahap kegiatan usahatani padi non organik dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja dalam Keluarga dan Luar Keluarga pada Setiap Tahap Kegiatan Padi Non Organik di Desa Lubuk Bayas Musim Tanam Maret-Juli, Tahun 2015

Tahap Kegiatan CTKDK (HKP) CTKLK (HKP) TOTAL (HKP) % 1. Pembenihan Per Petani 1.37 0.62 1.99 5.10 Per Ha 4.01 0.66 4.67 4.28 2. Penyiapan Lahan Per Petani 0.00 9.23 9.23 23.64 Per Ha 0.00 18.35 18.35 16.81 3. Penanaman Per Petani 0.09 10.10 10.19 26.10 Per Ha 0.19 18.95 19.14 17.54 4. Penyiangan Per Petani 1.89 3.27 5.16 13.22 Per Ha 5.46 5.69 11.16 10.22 5. Pengairan Per Petani 2.97 0.00 2.97 7.61 Per Ha 8.12 0.00 8.12 7.44 6. Pemupukan Per Petani 1.30 4.23 5.54 14.19 Per Ha 3.85 5.95 9.81 8.99 7. Pengendalian HPT Per Petani 2.11 1.85 3.96 10.14 Per Ha 5.73 1.85 7.58 6.94 8. Pemanenan Per Petani 0.26 14.34 14.60 37.40 Per Ha 1.51 28.82 30.32 27.78 Jumlah Per Petani 9.73 29.30 39.04 100.00 Per Ha 28.87 80.27 109.15 100.00

a. Pembenihan

Berbeda dengan lahan organik yang menggunakan pupuk kandang pada lahan pembibitannya, pada lahan sawah non organik lahan tempat pembibitannya menggunakan pupuk urea dan TSP 10 gr tiap �2. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 4,01 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 0,66 HKP/Ha.

b. Penyiapan Lahan

Tahap kegiatan penyiapan lahan tanam dimulai dengan memperbaiki pematang sawah agar pada lahan sawah tidak terdapat lubang keluarnya air karena lahan sawah harus tergenang air selama seminggu yang bertujuan agar tanah menjadi lunak sebelum dilakukan pembajakan. Pembajakan lahan sawah non organik dilakukan oleh tenaga kerja luar keluarga menggunakan traktor sebanyak 2 sampai 3 kali. Pada kegiatan penyiapan lahan di daerah penelitian para petani tidak ikut serta karena traktor yang digunakan untuk membajak sawah hanya dimiliki oleh tenaga kerja luar keluarga. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga untuk kegiatan ini sebesar 18,35 HKP/Ha.

c. Penanaman

Kegiatan menanam bibit pada lahan tanam terbagi menjadi dua yaitu kegiatan mencabut semai pada lahan pembenihan yang biasa dilakukan oleh tenaga kerja pria dan kegiatan menanam semai pada lahan tanam yang biasa dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Pada tahap kegiatan ini tenaga kerja luar keluarga lebih dominan dibandingkan tenaga kerja dalam keluarga. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja

53

dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 0,19 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 18,95 HKP/Ha.

d. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman padi dari tanaman pengganggu dan gulma. Penyiangan pada lahan non organik di daerah penelitian dilakukan dengan cara menyemprot bedengan lahan yang ditumbuhi tanaman pengganggu menggunakan pestisida kimia yang dibeli petani dari distributor. Pada kegiatan penyiangan dilakukan pula kegiatan penyulaman yaitu mengganti bibit yang tidak tumbuh pada lahan tanam setelah 2 minggu masa tanam. Kegiatan menyiang dominan dilakukan oleh tenaga dalam keluarga yang bertujuan untuk menghemat biaya dan memanfaatkan waktu luang petani. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 5,46 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 5,69 HKP/Ha.

e. Pengairan

Pada lahan non organik air yang digunakan untuk mengairi sawah adalah air yang berasal dari saluran air irigasi. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 8,12 HKP/Ha.

f. Pemupukan

Di daerah penelitian, pemupukan lahan non organik dilakukan dengan cara memberikan pupuk urea, pupuk ZA, pupuk TSP, dan pupuk Phonska yang dibeli petani dari distributor. Pupuk urea biasa diberikan petani hanya sekali pada waktu

penyiapan lahan berfungsi sebagai pupuk dasar. Sedangkan pupuk ZA, pupuk TSP, dan Pupuk phonska diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali tergantung kemampuan ekonomi petani yaitu pada umur 3-4 minggu dan 6-8 minggu hari setelah tanam. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 3,85 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 5,95 HKP/Ha.

g. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk mencegah tanaman terserang hama dan penyakit. Pada lahan non organik di daerah penelitian, pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia yang dibeli oleh petani dari distributor. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara menyemprot tanaman sebanyak 2 hingga 5 kali per musim tanam tergantung kemampuan ekonomi petani membeli pestisida kimia tersebut. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 5,73 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 1,85 HKP/Ha.

h. Pemanenan

Pada kegiatan panen, petani padi non organik di daerah penelitian mengeringkan lahan sawah terlebih dahulu sedangkan kegiatan mengarit dan pengangkutan hasil panen dilakukan oleh tenaga kerja luar keluarga. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh petani di daerah penelitian. Petani memanen lahannya dengan cara mengupah tenaga kerja luar keluarga dengan sistem borongan. Besarnya jumlah curahan tenaga kerja dalam keluarga untuk kegiatan ini sebesar 1,51 HKP/Ha dan jumlah curahan tenaga kerja luar keluarga sebesar 28,82 HKP/Ha.

55

5.1.3 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Total Curahan Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Non Organik

Selanjutnya hasil analisis uji beda rata-rata total curahan tenaga kerja pada usahatani padi organik dan non organik dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Total Curahan Tenaga Kerja Per Ha pada Usahatani Padi Organik dan Non Organik

Padi Organik (HKP) Padi Non Organik (HKP)

t-hitung Signifikansi Kesimpulan 91,33 109,14 -3,094 0,003 Hi diterima Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai Sig 0,003 < 0,05 maka hipotesis �0 ditolak dan

1diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Ini berarti bahwa ada perbedaan penggunaan tenaga kerja pada usahatani padi organik dan non organik.

5.2 Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik

5.2.1 Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik

Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu cara melihat penggunaan tenaga kerja, jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani dan manajemen yang dilakukan oleh petani dalam mengelola usahataninya.

Untuk melihat produktivitas tenaga kerja pada penelitian ini berdasarkan produksi yang dihasilkan per musim tanam dibandingkan dengan curahan tenaga kerja per musim tanam (Kg/HKP). Produktivitas tenaga kerja dalam mengelola usahatani padi organik dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Produktivitas Tenaga Kerja Rata-Rata pada Usahatani Padi Organik Anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas Musim Tanam Maret-Juli, Tahun 2015

Uraian Per Petani Per Ha

1. Produksi (Kg/Musim tanam) 2.417,50 5.979,17 2. Curahan Tenaga Kerja (HKP/Musim

tanam) 35,94 91,33

3. Produktivitas Tenaga Kerja (Kg/HKP) 66,28 66,28 Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 7a dan 7b

Dari tabel dapat dilihat bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata padi organik per petani dan per Ha sebesar 66,28 Kg/HKP. Produktivitas tenaga kerja diperoleh dari hasil bagi produksi dengan total curahan tenaga kerja.

5.2.2 Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Non Organik

Untuk melihat produktivitas tenaga kerja pada penelitian ini berdasarkan produksi yang dihasilkan per musim tanam dibandingkan dengan curahan tenaga kerja per musim tanam (Kg/HKP). Produktivitas tenaga kerja dalam mengelola usahatani padi organik dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Produktivitas Tenaga Kerja Rata-Rata pada Usahatani Padi Non Organik Anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas Musim Tanam Maret-Juli, Tahun 2015

Uraian Per Petani Per Ha

1. Produksi (Kg/Musim tanam) 4.072,80 7.033,40 2. Curahan Tenaga Kerja (HKP/Musim

tanam) 53,65 109,14

3. Produktivitas Tenaga Kerja (Kg/HKP) 68,03 68,03 Sumber : Data Diolah Dari Lampiran 8a dan 8b

Dari tabel dapat dilihat bahwa produktivitas tenaga kerja rata-rata padi non organik per petani dan per Ha sebesar 68,03 Kg/HKP. Produktivitas tenaga kerja diperoleh dari hasil bagi produksi dengan total curahan tenaga kerja.

57

5.2.3 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik

Selanjutnya hasil analisis uji beda rata-rata produktivitas tenaga kerja pada usahatani padi organik dan padi non organik dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik

Produktivitas TK organik (Kg/HKP) Produktivitas TK non organik (Kg/HKP)

t-hitung Signifikansi Kesimpulan

66,28 68,03 -2,563 0,014 Hi diterima Sumber : Analisis Data Primer

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai Sig 0,739 > 0,05 maka hipotesis �0 diterima dan

1ditolak pada tingkat kepercayaan 95%. Ini berarti bahwa tidak ada perbedaan produktivitas tenaga kerja pada usahatani padi organik dan non organik.

5.3 Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik 5.3.1 Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik

Untuk melihat biaya tenaga kerja pada penelitian ini berdasarkan sistem upah tenaga kerja yang biasa dilakukan oleh petani padi organik di daerah penelitian. Produktivitas tenaga kerja dalam mengelola usahatani padi organik dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Biaya Tenaga Kerja Rata-Rata pada Usahatani Padi Organik Anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas Musim Tanam Maret-Juli, Tahun 2015

Uraian Per Petani Per Ha

Biaya Tenaga Kerja (Rp) 2.428.361,11 5.807.604,17 Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 5a dan 5b

Dari tabel dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja rata-rata padi organik per Ha sebesar Rp 5.807.604,17,- .

5.3.2 Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Non Organik

Untuk melihat biaya tenaga kerja pada penelitian ini berdasarkan sistem upah tenaga kerja yang biasa dilakukan oleh petani padi non organik di daerah penelitian. Produktivitas tenaga kerja dalam mengelola usahatani padi non organik dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Biaya Tenaga Kerja Rata-Rata pada Usahatani Padi Non Organik Anggota Kelompok Tani Subur di Desa Lubuk Bayas Musim Tanam Maret-Juli, Tahun 2015

Uraian Per Petani Per Ha

Biaya Tenaga Kerja (Rp) 3.761.266,67 4.906.648,10 Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 6a dan 6b

Dari tabel dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja rata-rata padi non organik per Ha sebesar Rp 4.906.648,10,- .

5.3.3 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik

Selanjutnya hasil analisis uji beda rata-rata produktivitas tenaga kerja pada usahatani padi organik dan padi non organik dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Produktivitas Tenaga Kerja pada Usahatani Padi Organik dan Padi Non Organik

Biaya TK organik (Rp) Biaya TK non organik (Rp)

t-hitung Signifikansi Kesimpulan 5.807.604,17 4.906.648,10 4,888 0,000 Hi diterima Sumber : Analisis Data Primer

59

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai Sig 0,000 < 0,05 maka hipotesis �0 ditolak dan

1diterima pada tingkat kepercayaan 95%. Ini berarti bahwa ada perbedaan biaya tenaga kerja pada usahatani padi organik dan non organik.

60 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan nyata penggunaan tenaga kerja pada setiap tahap

Dokumen terkait