• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.2 Sarana dan Prasarana

Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2010

Dari tabel diatas terlihat, bila dibandingkan dengan standar yang tertulis dalam Renstra Kemenkes, semua jenis tenaga kesehatan yang ada di Kota Mojokerto telah memenuhi standar rasio, namun bila dibandingkan dengan standar dalam Indonesia Sehat 2010 terlihat bahwa untuk tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitarian masih belum memenuhi standar yang ada.

Namun kebutuhan tenaga dokter spesialis, terutama spesialis anak (Sp.A) serta spesialis kandungan dan ginekologi (Sp.OG) dari segi kuantitas masih kurang, karena dokter spesialis ini memiliki peran ganda, selain memberikan pelayanan spesialis di instansi bekerjanya, juga mempunyai kewajiban pula untuk memberikan pelayanan dan pembinaan bagi sarana pelayanan lainnya, termasuk di 2 puskesmas perawatan/PONED yang ada di Kota Mojokerto, yaitu Puskesmas Kedundung dan Blooto.

5.2. SARANA DAN PRASARANA

Selain ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi yang cukup, diperlukan juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar pelaksanaan pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Situasi sarana kesehatan di Kota Mojokerto pada tahun 2010 akan diuraikan sebagai berikut. 5.2.1. Puskesmas dan Jaringannya

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto yang berada di wilayah kecamatan, yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Pada tahun 2010 di Kota Mojokerto telah terdapat 5 Puskesmas yang tersebar di 2 Kecamatan. 3 Puskesmas berada di wilayah Kecamatan Magersari, yaitu Puskesmas Kedundung, Puskesmas Gedongan dan Puskesmas Wates. Dua puskesmas lain masing-masing berlokasi di Kecamatan Prajurit Kulon yaitu Puskesmas Blooto dan Puskesmas Mentikan.

Selain mempunyai tugas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, utamanya untuk upaya promotif dan preventif, masing-masing Puskesmas yang ada di Kota Mojokerto sudah mulai mengembangkan inovasi layanan yang spesifik.

53 Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2010

Puskesmas Kedundung mempunyai pengembangan pelayanan Rawat Inap dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial Dasar (PONED) serta layanan Unit Gawat Darurat (UGD) karena berada di tepi jalan raya penghubung antar kota/propinsi (by pass). Puskesmas Gedongan diarahkan untuk pengembangan layanan kesehatan jiwa dan lanjut usia. Puskesmas Wates, meskipun masih dalam tahap pembangunan, sudah mulai diarahkan untuk dikembangkan menjadi Puskesmas layanan indera dan juga layanan untuk lanjut usia.

Puskesmas Blooto, sebagaimana halnya dengan Puskesmas Kedundung, mempunyai pengembangan pelayanan Rawat Inap dan Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial Dasar (PONED). Sedangkan Puskesmas Mentikan, karena lokasinya yang berdekatan dengan daerah Lokalisasi, pelayanannya dikembangkan untuk menangani masalah – masalah IMS.

Idealnya, 1 puskesmas mampu menjangkau dan memberikan pelayanan terhadap 30.000 penduduk. Di tahun 2010, dengan jumlah penduduk sebesar 120.271 jiwa, maka rasio puskesmas yang ada di Kota Mojokerto terhadap jumlah penduduk adalah 1 : 24.054. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Puskesmas yang ada di Kota Mojokerto telah memenuhi target jangkauan pelayanan.

Untuk memperluas jangkauan pelayanan puskesmas,dikembangkan puskesmas pembantu (Pustu) yang seluruhnya berjumlah 14 buah, serta terdapat sarana puskesmas keliling roda empat sebanyak 6 unit yang dapat menjangkau seluruh daerah di wilayah Kota Mojokerto.

5.2.2. Rumah Sakit

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bergerak dalam upaya kuratif dan rehabilitatif serta merupakan sarana pelayanan rujukan dari Puskesmas. Jumlah Rumah Sakit yang ada di Kota Mojokerto pada tahun 2010 sebanyak 7 rumah sakit, yaitu RSU. Wahidin Sudirohusodo, RS. DKT. Dr. Hadiono Singgih, RS. Gatoel, RSI. Hasanah, RS. Rekso Waluyo, RS. Emma dan RS. Kamar Medika, dengan jumlah tempat tidur

54 Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2010

pasien seluruhnya sebanyak 534 TT. Jumlah tempat tidur terbanyak ada di RS. Gatoel (135 TT) dan RSU. Dr. Wahidin Sudirohusodo (125 TT).

Indikator yang digunakan untuk menilai pelayanan di Rumah Sakit antara lain melalui BOR, TOI, ALOS, GDR dan NDR.

a. Bed Occupacy Rate (BOR)

BOR merupakan indikator untuk menggambarkan tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit, idealnya berkisar 60% – 85%. Tahun 2010, hanya 2 Rumah Sakit yang belum memenuhi kisaran ideal tersebut, yaitu RS. DKT Hadiono Singgih (35,76%) dan RS. Kamar Medika (36,25%).

b. Turn Over Interval (TOI)

TOI digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur, idealnya berkisar 1 – 3 hari. TOI sebagian besar rumah sakit di Kota Mojokerto berada dalam kisaran 1 – 3 hari, hanya RS. DKT Hadiono Singgih dan RS. Kamar Medika yang berada dalam kisaran > 5 hari.

c. Average Length Of Stay (ALOS)

ALOS merupakan indikator untuk mengukur rata – rata lama waktu pasien mendapat perawatan, idealnya < 9 hari. ALOS untuk seluruh Rumah Sakit yang ada di Kota Mojokerto tahun 2010 berkisar < 5 hari.

Tabel 5.3 Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di Kota Mojokerto Tahun 2010

No. Nama RS Jumlah

TT BOR ALOS TOI GDR NDR

1 RSU. Dr. Wahidin Sudirohusodo 125 68.21 4.76 2.22 3.36 3.36 2 RS. DKT Dr. Hadiono Singgih 24 35.76 3.10 5.57 2.97 1.98 3 RS. Gatoel 135 72.23 4.78 1.84 3.36 2.28 4 RSI. Hasanah 90 73.56 3.12 1.12 4.26 1.81 5 RS. Reksa Waluya 75 60.12 4.13 2.74 4.52 2.26 6 RS. Emma 51 63.25 3.80 2.21 3.55 1.61 7 RS. Kamar Medika 34 36.25 3.60 6.33 3.20 1.60

55 Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2010

5.2.3. Sarana Kesehatan Lain

Selain Puskesmas dan Rumah Sakit, masih terdapat sarana kesehatan lain yang mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terdiri atas 13 unit Balai Pengobatan/Klinik, 3 unit Rumah Bersalin dan 1 unit Klinik Rawat Inap, yang seluruhnya dikelola oleh pihak swasta.

Pelayanan kesehatan di Mojokerto masih ditambah lagi dengan adanya praktek dokter bersama sebanyak 2 buah, dokter praktek swasta perorangan sebanyak 34 orang serta 2 tempat dokter praktek bersama.

5.2.4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Berbagai upaya telah dikembangkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada di masyarakat antara lain melalui Posyandu, Poskesdes dan Desa Siaga.

Gambar V.2 Strata Posyandu di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2010

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pratama Madya Purnama Mandiri 14 63 74 9 21 49 76 14 20 47 81 12 J u m l a h 2008 2009 2010

Dokumen terkait