BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
Tabel 57 : Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 58 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan , Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 59 : Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten Rembang Tahun 2013. Tabel 60 : Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Di Kabupaten Rembang Tahun 2013. Tabel 61 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih & Sehat Menurut Kecamatan
& Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 62 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmasdi Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 64 : Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 65 : Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan, Kecamatan, Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 66 : Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 67 : Persentase Tempat Umum Dan Pengelolaan Makanan (Tupm) Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 68 : Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 69 : Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Di Kabupaten Rembang Tahun 2013. Tabel 70 : Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Di Kabupaten
Rembang Tahun 2013.
Tabel 71 : Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes Dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 72 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 73 : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Ukbm) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 74 : Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2013. Tabel 75 : Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Di Kabupaten Rembang Tahun
2013.
Tabel 76 : Jumlah Tenaga Kefarmasian Dan Gizi Di Sarana Kesehatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 77 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Sanitasi Di Sarana Kesehatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 78 : Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana Kesehatan Di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 79 : Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Di Kabupaten Rembang Tahun 2013. Tabel 80 : Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu lintas dan Resiko Korban Luka dan Meninggal
terhadap Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 81 : Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas dan Rumah Sakit Kabupaten Rembang Tahun 2013.
Tabel 82 : Persentase Desa/ Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik Menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun 2013.
.
.
BAB I
P E N D A H U L U A N
A. Latar belakang
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan adanya kesadaran, kemauan dan kemampuan semua komponen bangsa untuk mewujudkan rakyat sehat sebagai sumber kekuatan dan ketahanan bangsa yang menjadi landasan dalam membentuk negara yang kuat. Negara yang kuat dari aspek kesehatan dapat diartikan sebagai NKRI yang memiliki ketahanan yang tangguh dengan basis utama dalam wujud semua rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktivitas yang tinggi.
Salah satu ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan suatu indikator yang dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development Index). HDI ditentukan oleh beberapa indikator berupa kesehatan,
pendidikan, dan ekonomi. Dari segi kesehatan, indikator yang digunakan adalah indikator derajat kesehatan, indikator indonesia sehat dan indikator standart pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan.
Dalam rangka menyediakan data dan informasi program pembangunan kesehatan di Kabupaten Rembang perlu diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang. Buku Profil kesehatan Kabupaten merupakan buku statistik kesehatan untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di kabupaten Rembang. Profil ini berisi data / informasi yang menggambarkan derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan pencapaian indikator pembangunan kesehatan lainnya.
B. Sistematika Penyajian
Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2013 ini terdiri dari 6 bab yaitu : Bab I : Pendahuluan. Menyajikan acuan diterbitkannya Profil Kesehatan ini
serta sistematika penyajiannya.
Bab II : Pembangunan Kesehatan Kabupaten Rembang. Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Rembang yang meliputi uraian tentang letak geografis, demografis, dan informasi umum lainnya serta beberapa hal terkait kebijakan pembangunan kesehatan di kabupaten Rembang.
Bab III : Situasi derajat kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2013 yang mencakup tentang angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi.
Bab IV : Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013, untuk tercapai dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2012 mencakup keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada serta anggaran kesehatan.
BAB II
PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN REMBANG
A. Gambaran Umum 1. Letak geografis
Kabupaten Rembang terletak diantara 11100’ - 11130’ bujur timur dan 630’ - 760’ lintang selatan. Luas wilayah daratan sebesar 101.410 ha, dan lautan sepanjang 62,5 km. Berada di posisi ujung timur propinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah :
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah selatan : Kabupaten Blora Jawa tengah
Sebelah timur : Kabupaten Tuban Jawa timur
Sebelah barat : Kabupaten Pati Jawa tengah
Secara administrasi kabupaten Rembang terbagi menjadi 14 kecamatan, 287 desa dan 7 kelurahan.
2. Topografi Daerah
Sebagian besar berupa dataran rendah (46,39 %) di bagian utara sedangkan bagian selatan relatif tinggi. Kemiringan bervariasi mulai dari bergelombang hingga sangat curam. Luas lahan yang relatif datar mencapai 82.713 ha dan lahan curam sampai sangat curam seluas 18.694 ha.
3. Geologi dan Iklim
Keadaan tanah di Kabupaten Rembang sebagian besar adalah tanah tegalan (35 %) dan sawah (29 %). Sedangkan sisanya terbagi atas hutan (23 %), bangunan (8 %), tambak (1 %) dan lainnya (4 %).
Keadaan iklim berjenis tropis dengan suhu maksimum tahunan sebesar 330C dan suhu rata-rata 230C dengan bulan basah selama 3 – 4 bulan sedangkan selebihnya termasuk kategori bulan kering. Curah hujan relatif rendah hanya
sekitar 380,8 mm/ tahun. Kondisi wilayah umumnya dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering terutama wilayah bagian selatan yang meliputi kecamatan Sumber, Bulu, Gunem, Sulang, Sale, Sedan dan Pamotan.
4. Kependudukan
Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk kabupaten Rembang pada tahun 2013 sebanyak 609.192 jiwa dengan kepadatan penduduk rata – rata 601 jiwa/km 2.
Jumlah penduduk laki – laki sebesar 303.666 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 305.526 jiwa dengan sex ratio 99,4. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak dan kepadatan tertinggi ada di kecamatan Rembang sebanyak 87.344 jiwa dengan kepadatan 1.485 jiwa/ km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling kecil terdapat di kecamatan Bulu sebanyak 26.104 jiwa dengan kepadatan 255 jiwa/ km2.
Untuk melihat struktur penduduk berdasarkan golongan umur di Kabupaten Rembang pada tahun 2013 dapat dilihat pada piramida penduduk di bawah ini.
Grafik 2.2
Jumlah Penduduk Kab. Rembang menurut Umur & Jenis Kelamin Th. 2013
30.000 20.000 10.000 0 10.000 20.000 30.000 0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60 - 64 70 - 74
Perempuan Laki- laki
Sumber data : BPS Kab. Rembang
Dilihat dari Struktur penduduk tersebut dapat dilihat bahwa jumlah terbesar dari penduduk Kabupaten Rembang adalah usia produktif bahkan mulai umur 0 – 4 tahun hingga umur 50 tahun.
B. Pembangunan Kesehatan Kabupaten Rembang 1. Visi dan Misi
Visi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang adalah “Menjadi Institusi Kesehatan yang Handal dan Profesional Untuk Terwujudnya Rembang Sehat”.
Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan lima misi pembangunan kesehatan sebagai berikut :
a. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan.
b. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
c. Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
d. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.
e. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
f. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. g. Mewujudkan sistem pembiayaan kesehatan masyarakat.
2. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang secara umum adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasilguna dan berdayaguna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
Adapun tujuan khusus yang akan dicapai adalah :
a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit serta penanganan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana.
b. Meningkatkan kualitas lingkungan.
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta kemandirian individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehatan.
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
f. Menurunkan prevalensi gizi buruk pada anak balita.
g. Meningkatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan dalam rangka ketersediaan, pemerataan, mutu dan pelayanan di bidang farmasi termasuk obat asli Indonesia, makanan minuman dan perbekalan kesehatan.
h. Mengoptimalkan fungsi dinas kesehatan sebagai regulator dalam pengelolaan pelayanan kesehatan berbasis kinerja.
i. Mewujudkan pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin dan rentan.
3. Sasaran
Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas yang akan dicapai dalam kurun waktu selama lima tahun (2010 s/d 2015), yaitu :
a. Menurunnya angka kesakitan dan kematian penyakit serta KLB. b. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang sehat.
c. Meningkatnya kemandirian dan peran serta masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia bidang kesehatan. e. Meningkatnya akses masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
f. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.
g. Meningkatnya ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan serta mutu dan pelayanan di bidang farmasi termasuk obat asli Indonesia, makanan minuman dan perbekalan kesehatan.
h. Terwujudnya pelayanan kesehatan berbasis kinerja sesuai peraturan yang berlaku.
i. Meningkatnya cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat miskin dan rentan melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
4. Strategi.
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang dalam periode 2010 – 2015 adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan
Mendorong kerjasama antar masyarakat, antar kelompok serta antar lembaga dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan, memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau penyelenggara dan
pelaku pembangunan kesehatan, meningkatkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, menerapkan promosi kesehatan yang efektif, memobilisasi sektor lain untuk sektor kesehatan.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif
Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan, mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik, mental, sosial) dan mengurangi angka kesakitan, meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan melalui kajian, penelitian, pengembangan dan penerapan, menyediakan biaya operasional untuk Puskesmas sehingga mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di Puskesmas, menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan melalui reformasi upaya kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasil guna.
c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan
Memantapkan penataan sub sistem pembiayaan kesehatan kearah kesiapan konsep, kelembagaan dan dukungan terhadap penerapan jaminan kesehatan sosial menuju universal coverage, menyusun perencanaan
pembiayaan dengan menjamin ketersediaan data District Health Account (DHA) dan sinkronisasi kebijakan dan alokasi anggaran, menghimpun sumber – sumber dana baik pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatan peran masyarakat termasuk swasta untuk menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah cukup, utamanya dalam menjalankan upaya preventif dan promotif dan terlaksananya program – program prioritas daerah.
d. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang merata dan bermutu
Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi secara efektif sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara adil, mengedepankan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing dengan lebih memantapkan Sistem Mutu (upaya pengawasan audit), standarisasi dan sertifikasi serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, mengembangkan kode etik profesi serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan SDM kesehatan yang diringi dengan upaya mensejahterakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme SDM kesehatan.
e. Meningkatkan manajemen kesehatan yang dinamis, akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab
Meningkatkan manajemen kesehatan melalui pembenahan
perencanaan kebijakan dan pembiayaan serta hukum kesehatan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan mutakhir, penerapan kebijakan pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat, memantapkan penyelenggaraan Sistem Kesehatan Daerah, melaksanakan reformasi birokrasi dan good governance termasuk akuntabilitas pembangunan dan mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien
f. Program dan Kegiatan
Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi, maka program – program Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang yang disusun untuk periode tahun 2010 – 2015, adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
2. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 4. Program Pengawasan Obat dan Makanan
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
8. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 9. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
10. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
12. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 13. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 14. Program Peningkatan Kesehatan Lansia
15. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 16. Program Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Pada Bab III ini akan diuraikan hasil – hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai pada tahun 2013 sebagai berikut :
A. Angka Kematian (Mortalitas)
Data kematian berikut ini terdiri dari kematian bayi, kematian balita dan kematian ibu.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia 1 tahun. Angka Kematian Bayi adalah jumlah bayi berumur < 1 tahun yang meninggal dalam kurun waktu 1 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2013, jumlah kelahiran hidup di Kabupaten Rembang sebanyak 8.938 bayi, dan terdapat 153 bayi yang meninggal, sehingga Angka Kematian bayi (AKB) pada tahun 2013 sebesar 17,12 /1.000 KH.
Jumlah kematian bayi tertinggi terdapat di wilayah UPT Puskesmas Sarang sebanyak 19 bayi dan Puskesmas Lasem sebanyak 18 bayi. Sedangkan terendah ada di wilayah UPT Puskesmas Gunem dan Kragan II masing-masing 3 bayi.
Grafik 3.1 19 18 13 13 13 10 10 9 9 8 7 6 6 6 3 3 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jumlah Kematian Bayi per Puskesmas di Kab. Rembang tahun 2013
Bayi L Bayi P Jumlah
Peta 3.1
Jml Kematian Bayi Kab. Rembang th. 2013 DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG
≥ 0,0 ≥ 4,8 ≥ 9,6 ≥ 14,3 < 0,0 REM2 REM1 KRA2 KRA1 KAL SUL SUM LAS SLU PAN PAM SED SAR BUL GUN SAL
Sumber data: Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Adapun Angka Kematian Bayi (AKB) selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.2 2009 2010 2011 2012 2013 Bayi meninggal 154 214 198 150 153 AKB / 1000 LH 17,86 24,02 22,00 16,61 17,12 154 214 198 150 153 0,0 % 5,0 % 10,0 % 15,0 % 20,0 % 25,0 % 30,0 % 0 40 80 120 160 200 240 280 320 AKB / 1000 LH Bayi Meninggal
Angka Kematian Bayi Kabupaten Rembang th. 2009 s.d 2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, AKB di Kabupaten Rembang mengalami sedikit peningkatan dari 16,61/1.000 KH menjadi 17,12/1.000KH pada tahun 2013 atau dari 150 kasus kematian bayi pada tahun 2012 menjadi 153 kasus kematian bayi pada tahun 2013.
Hal ini sangat berkaitan dengan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang untuk menekan Angka Kematian Bayi diantaranya :
- Audit maternal perinatal medis
- Persalinan agar dilakukan di Fasilitas Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan yang berkompeten
- Pengaktifan kembali kelas ibu hamil dan kelas ibu balita integrasi di posyandu dan PAUD
- Peningkatan kapasitas puskesmas PONED kerjasama dengan dokter spesialis obsgyn
- Pemantapan sistem rujukan PONED ke PONEK - Optimalisasi Inisiasi Menyusui Dini
- Penanggulangan anemia dan KEK pada ibu hamil
- Meningkatkan kemitraan dengan organisasi masyarakat - Pemanfaatan buku KIA
- Pendidikan dan pelatihan teknis tenaga kesehatan
- Pendataan ibu hamil resti by name, address, phone untuk selanjutnya diberikan KIE lewat SMS gateway.
- Monitoring dan evaluasi dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
- Monitoring dan evaluasi dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.
- Penjaringan PUS resti (tata laksana penyakit dan perencaan kehamilan) - Penguatan GSI, DTPS, tabulin, dll.
2. Angka Kematian Balita ( 1 – 5 tahun)
Kematian anak balita adalah kematian yang terjadi pada anak umur 1-4 tahun. Angka Kematian Anak Balita adalah jumlah kematian anak usia 1-4 tahun
dalam kurun waktu 1 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2013, jumlah kematian anak balita (12 – 59 bln) sebanyak 25 kasus dengan Angka Kematian Anak Balita sebesar 2,8/1.000 KH. Kematian terbanyak di puskesmas Sedan ( 5 anak) dan terendah di puskesmas Rembang I dan Kragan II masing-masing 1 anak. Sedangkan puskesmas yang tidak ditemukan kematian anak balita adalah Kragan I, Rembang 2, Kaliori, Bulu, Sumber, Sulang dan Gunem masing-masing 0 kasus.
Dengan demikian jumlah kematian balita (bayi dan anak balita) sebanyak 178 kasus (19,91/1.000 KH). Jumlah kematian tertinggi ada di wilayah UPT Puskesmas Sarang sebanyak 23 balita sedangkan jumlah kematian balita terendah di Puskesmas Gunem sebanyak 3 balita.
Grafik 3.3 23 20 18 14 14 13 13 10 9 9 8 8 6 6 4 3 0 5 10 15 20 25
Jumlah Kematian Balita per Puskesmas di Kab. Rembang tahun 2013
Balita L Balita P Jml Kematian Balita Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
3. Kematian Ibu Maternal (AKI)
Untuk penghitungan Angka Kematian Ibu Maternal tingkat Kabupaten tidak bisa dihitung, hal ini dikarenakan jumlah lahir hidup di tingkat Kabupaten kurang dari 100.000 sedangkan rumus perhitungan menggunakan angka penyebut
100.000 KH. Sehingga data yang dipakai dalam indikator AKI adalah jumlah kasus kematian ibu.
Pada tahun 2013 jumlah kasus kematian ibu maternal di Kabupaten Rembang sebanyak 17 kasus. Jumlah ini meningkat apabila di bandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 13 kasus pada tahun 2012. Kasus kematian ibu terdapat di Puskesmas: Sarang, Sedan, Rembang I dan Lasem masing-masing sebanyak 2 kasus. Sedangkan di Puskesmas : Bulu, Gunem, Pamotan, Sulang, Kaliori, Rembang II, Pancur, Kragan II dan Sluke masing-masing sebanyak 1 kasus.
Peta 3.2
Jml Kematian Ibu Kab. Rembang th. 2013 DINAS KESEHATAN KAB. REMBANG
≥ 0,0 ≥ 0,5 ≥ 1,1 ≥ 1,6 < 0,0 REM2 REM1 KRA2 KRA1 KAL SUL SUM LAS SLU PAN PAM SED SAR BUL GUN SAL
Sumber data : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Apabila dilihat dari penyebabnya maka kematian ibu dibedakan menjadi dua yaitu penyebab langsung 2 kasus (karena eklamsia) dan 15 kasu karena penyebab tidak langsung (CHF, suspect TB paru, syok cardiogenic, decomp cordis, emboli air ketuban dan lain-lain termasuk karena sebab yang tidak dapat dianalisa.
Menurut tempat kejadian kematian tercatat 8 terjadi di Rumah Sakit (RSUD Rembang, RS Kariadi, RSI Rembang) serta kasus lain terjadi di rumah dan BPS. Ibu meninggal pada saat hamil (9 kasus), bersalin (2 kasus) dan pada saat nifas (6 kasus).
Adapun untuk melihat jumlah kasus kematian ibu selama lima tahun berturut – turut dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.4 2009 2010 2011 2012 2013 Jml kasus 14 9 11 13 17 AKI/100rb LH 162,34 101,03 122,00 144,0 190,2 14 9 11 13 17 162,34 101,03 122,00 144,0 190,2 0 50 100 150 200
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kab. Rembang Th. 2009 s/d 2013
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Untuk menekan kasus kematian ibu, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang telah melakukan berbagai program dan kegiatan Pelayanan Kesehatan ibu di antaranya adalah :
- Persalinan agar dilakukan di Fasilitas Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan yang berkompeten
- Pengaktifan kembali kelas ibu hamil dan kelas ibu balita integrasi di posyandu dan PAUD
- Peningkatan kapasitas puskesmas PONED kerjasama dengan dokter spesialis obsgyn
- Pemantapan sistem rujukan PONED ke PONEK - Penanggulangan anemia dan KEK pada ibu hamil - Pendidikan dan pelatihan teknis tenaga kesehatan
- Pendataan ibu hamil resti by name, address, phone untuk selanjutnya diberikan KIE lewat SMS gateway.
- Monitoring dan evaluasi dalam rangka upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
- Penjaringan PUS resti (tata laksana penyakit dan perencaan kehamilan) - Penguatan GSI, DTPS, tabulin, dll.
B. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Angka kesakitan ini diperoleh dari facility based data yakni data diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidental.
1. TB Paru BTA +
Pada tahun 2013, penemuan penderita TB paru BTA + sebanyak 389 kasus dari perkiraan kasus sebanyak 652 kasus. Angka penemuan penderita atau Case
Detection Rate (CDR) sebesar 59,66%.
Perkembangan CDR penyakit TB Paru di Kabupaten Rembang dari tahun 2011 s/d tahun 2013 mengalami peningkatan dari 48,76% menjadi 59,66% sebagaimana nampak pada grafik berikut ini.
2009 2010 2011 2012 2013 CDR TB Paru (%) 40,37 % 43,30 % 48,76 % 50,14 % 59,66 % 40,37 % 43,30 % 48,76 % 50,14 % 59,66 % 0,00 % 10,00 % 20,00 % 30,00 % 40,00 % 50,00 % 60,00 % 70,00 %
Persentase Penemuan Kasus (CDR) TB Paru BTA+ tahun 2009 - 2013
Sumber : Bidang P2
Adapun persentase kesembuhan penderita TB paru BTA + dihitung dari jumlah penderita yang diobati pada tahun 2012 sebanyak 357 orang dan penderita yang diobati dan telah dinyatakan sembuh sebanyak 301 orang (kesembuhan 84,31%). Apabila dibandingkan dengan tahun 2012, maka angka kesembuhan penyakit TB paru meningkat dari semula 81,69 % pada tahun 2012 menjadi 84,31% pada tahun 2013.
Berkaitan dengan jumlah penderita yang diobati dan yang sembuh diketahui bahwa terdapat 4 puskesmas dengan presentase angka kesembuhan mencapai 100% , yaitu Puskesmas : Sale, Sedan, Kaliori dan Lasem. Persentase angka kesembuhan kurang dari 80% namun sudah lebih dari 50% terdapat di 4 Puskesmas yaitu: Sluke, Kragan I, Kragan II dan Sulang.
Angka kesuksesan (Success Rate) diperoleh dari angka kesembuhan ditambah dengan cakupan pengobatan lengkap. Pada tahun 2013 angka