• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian

PELAKSANAAN SIMRS DI UNIT REKAM MEDIK

Input:

Berdasarkan gambar diatas dapat dirumuskan definisi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan SIMRS agar dapat berjalan dengan baik, meliputi:

a. SDM (Human Resources)

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan petugas yang akan menjalankan SIMRS sesuai dengan fungsi dan jabatan. Secanggih apapun SIMRS yang dibuat, kalau sumber daya manusia yang ada tidak siap dan belum memiliki kemampuan yang mencukupi untuk mengoperasikan, kecanggihan sistem tersebut menjadi tidak berarti.

b. Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam mendukung kegiatan pelaksanaan SIMRS yaitu: hardware, software, jaringan, SOP.

1) Perangkat keras (Hardware Resources)

Sumber daya berupa perangkat keras yang digunakan dalam sistem informasi, tidak hanya berupa mesin (komputer, printer, scanner), namun juga berupa media seperti database (tempat penyimpanan data), atau flashdisc.

2) Perangkat lunak (Software Resources)

Sumber daya ini merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu, yang berupa system software, aplikasi software, dan prosedur.

3) Jaringan komputer (Network Resources)

Sumber daya jaringan ini mencakup teknologi telekomunikasi seperti internet.

Sumber daya jaringan disebut juga Local Area Network (LAN). Sumber daya ini menggunakan server untuk mendukungnya dan letaknya juga jangan terlalu jauh atau terhalang-halang untuk mendapatkan jaringan yang mendukung.

4) SOP adalah tata cara atau pedoman dalam pelaksanaan kegiatan SIMRS

2. Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, meliputi:

a. Pengumpulan data merupakan proses untuk mengumpulkan data seperti data-data pasien mulai dari melakukan pendaftaran sampai dengan menerima pelayanan kesehatan.

b. Pengolahan data merupakan proses mengubah data menjadi informasi.

Pengolahan data di unit rekam medik terdiri dari assembling, coding, dan indexing.

c. Penyimpanan merupakan proses menyimpan data seperti data pasien.

3. Luaran (output) adalah hasil akhir dari proses yaitu ketersedian informasi, dimana untuk ketersedian informasi dapat dilihat dari indikator pelayanan rawat inap rumah sakit.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang dikutip oleh Moleong (2010) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia (Sanapiah, 2007).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Adnaan WD Payakumbuh, Sumatera Barat di bagian Rekam Medik. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2018 sampai bulan September 2018.

Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan ia dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam, tentang nilai-nilai, sikap, bangunan, proses, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut (Moleong, 2013).

Dari penjelasan diatas, maka peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya. Purposive Sampling adalah teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu berjumlah 8 informan yang terdiri dari Direktur Umum dan Keuangan, Kepala Instalasi SIMRS, 2 informan petugas rekam medik bagian pengolahan data, 2 informan petugas SIMRS , 1 informan bagian penyimpanan, dan 1 informan bagian pendaftaran.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam (indepth interview), yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung dan mendalam untuk memperoleh data lengkap dan mendalam kepada pihak-pihak terkait yang berpedoman pada panduan wawancara yang telah disiapkan. Alat bantu yang digunakan dalam proses wawancara adalah alat tulis, buku catatan, alat perekam/HP

Selain itu metode yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi.

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam hal ini, penulis berfungsi sebagai pengamat (observer) yakni tidak sepenuhnya berperan serta tetapi hanya melakukan pengamatan. Dokumentasi, dimana dokumentasi diambil yang berhubungan dengan pelaksanaan SIMRS di RSUD dr. Adnaan WD

Payakumbuh. Alat bantu yang digunakan saat pengambilan dokumentasi adalah kamera/HP.

Telaah dokumen juga digunakan untuk mengumpulkan informasi yang

Undang-undang, Permenkes, profil rumah sakit serta dokumen lain yang terkait dengan SIMRS.

Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adaalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dengan metode kualitatif yang dilakukan dengan; (1)

Membangdingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) mebandingkan apa yang dilakukan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4)

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Bungin, 2011).

Metode Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi dari gejala yang diteliti. Menurut Moleong (2010), teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan menafsirkan dengan analisis dan menggunakan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010) , analisis terdiri dari 3 jalur kegiatan yang secara bersamaan, yaitu:

1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data, yaitu mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam penelitian kualitatif, kesimpulan

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini sebagai hipotesis yang apabila didukung oleh data maka akan dapat menjadi teori.

Letak geografis. Letak geografis RSUD dr. Adnaan WD adalah ± 1 km sebelah Utara dari pusat Kota Payakumbuh di Kelurahan Labuah Baru dan Balai Kaliki Koto Nan Gadang Kecamatan Payakumbh Utara. RSUD dr. Adnaan WD sekarang ini merupakan pusat rujukan wilayah sekitarya termasuk wilayah sebagian Kabupaten Lima Puluh Kota dan Tanah Datar. Jumlah penduduk Kota Payakumbuh Tahun 2017 sebanyak 125.690 jiwa yang tersebar di 5 kecamatan dan 64 kelurahan.

RSUD dr. Adnaan WD berdiri Tahun 1923 yang menjadi sarana pelayanan pengobatan pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang. Pada Tahun 1967

menjadi Rumah Sakit Pembantu Payakumbuh dengan luas areal 3.267 m dengan 26 tempat tidur dan jumlah personil 30 orang termasuk 1 dokter umum yang merangkap Kepala Rumah Sakit. Tahun 1978 – 1992 status RSUD dr. Adnaan WD adalah tipe D dan pada tahun 1993 menjadi Tipe C, melalui SK Menkes No.

191/Menkes/SK/II/1993.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 dan melalui Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, Kota Payakumbuh ditetapkan sebagai kota kecil menjadi Daerah Tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri. Tanggal dikeluarkannya Permendagri tersebut diatas kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Payakumbuh. Tahun 1993 berdasarkan SK DPRD Kodya Dati II Payakumbuh Nomor 1 dikukuhkan nama Rumah Sakit ini “RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh”.

Visi dan misi RSUD dr. Adnaan WD. Visi RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh adalah Rumah Sakit Umum Daerah yang Maju, Aman (Safety), dan Terdepan Dalam Pelayanan Kesehatan Rujukan di Sumatera Barat Tahun 2017.

Adapun misi untuk mewujudkan visi tersebut yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan komprehensif bagi masyarakat 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berwawasan mutu dan keselamatan

pasien

3. Menjalankan pengelolaan Rumah Sakit yang sehat dan berwawasan lingkungan

4. Memberikan nilai positif bagi pelanggan internal dan eksternal rumah sakit Moto rumah sakit unuk mengimplementasikan misi RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh yang diaplikasikan dalam bentuk program dan kegiatan adalah

“Memberikan Pelayanan yang SMART (Senyum, Manusiawi, Aman, Ramah, dan Tepat)”.

Fasilitas pelayanan RSUD dr. Adnaan WD. Pelayanan yang dilakukan di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh yaitu:

1. Administrasi dan manajemen a. Administrasi umum b. Keuangan, kepegawaian 2. Pelayanan medis dan keperawatan

a. Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari : 1) Poliklinik umum

2) Poliklinik penyakit dalam

4) Poliklinik bedah umum 5) Poliklinik mata

6) Poliklinik kesehatan anak

7) Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan 8) Poliklinik THT

9) Poliklinik paru dan DOTS 10) Poliklinik Neurologi 11) Poliklinik jantung

12) Poliklinik kedokteran fisik dan rehabilitasi 13) Poliklinik kulit kelamin

14) Hemodialisa

15) Klinik general check up 16) Klinik bedah orthopedi

17) Diagnostik terpadu dan intervensi terpadu b. Pelayanan rawat jalan terdiri dari :

1) Ruang melati → rawatan anak (26 TT)

2) Ruang Cempaka I&II → rawatan penyakit dalam, jantung & kulit (55 TT)

3) Ruang Teratai → rawatan bedah umum, mata, THT dan Orthopedi (31 TT)

4) Ruang Dahlia → rawatan paru dan neurologi (26 TT)

5) Ruang Mawar → rawatan kebidanan dan kandungan (23 TT) c. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam

d. Pelayanan Intensif (ICU) (4 TT)

e. Pelayanan Perinatologi (10 TT)

f. Pelayanan/ tindakan operasi kecil s.d operasi besar g. Pelayanan ICU

3. Pelayanan Penunjang Medik a. Pelayanan radiologi b. Pelayanan laboratorium

c. Pelayanan farmasi / obat – obatan d. Palayanan gizi

e. Pelayanan rehabilitasi medik/ fisioterapi f. Pelayanan IPSRS

4. Pelayanan Khusus a. Bank darah b. General check up c. EKG

d. USG

e. Diagnostik terpadu f. Hemodialisa 5. Pelayanan non medis

a. Pelayanan Ambulance

b. Pelayanan kesehatan lingkungan c. Pelayanan rekam medis dan SIMRS

d. Pelayanan PKRS (Promosi Pelayanan Rumah Sakit) 6. Fasilitas lainnya :

b. Kantin c. Mushola

d. Kamar mandi umum dan WC e. Generator set berkapasitas 100 f. ATM Bank Nagari dan BNI

Struktur organisasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, Prmendagri Nomor 64 Tahun 2007 dan Peraturan Daerah Kota

Payakumbuh Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis Lingkungan di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh.

Susunan struktur organisasi RSUD dr. Adnaan WD adalah :

Direktur Utama : dr. Efriza Naldi, Sp.OG

Direktur Umum dan Keuangan : Nora Herlinda, S.IP Kabag Akuntansi dan Pelaporan : Yusfadodi, SKM, M.Kes

Kabag Perencanaan dan Penganggaran : Roza Susanti, S.Sos, Beni Hendril SKM, MPH

Direktur Pelayanan dan Penunjang : dr. Hj. Yanti, MPH Kabid Pelayanan Medis : dr. Wahyu Kurniaty Kabid Pelayanan Keperawatan : Desmawati, SKP Kabid Pelayanan Penunjang : Septin Alrini, SKM

Karakteristik Informan

Jumlah informan penelitian adalah sebanyak 8 orang yang terdiri dari 1 informan Direktur Umum dan Keuangan, 1 informan Kepala Instalasi SIMRS, 2 informan petugas rekam medik bagian pengolahan data, 2 informan petugas

SIMRS , 1 informan bagian penyimpanan, dan 1 informan bagian pendaftaran.

Karakteristik informan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 1

Karakteristik Informan

Stuktur Organisasi SIMRS

Susunan struktur organisasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah :

Tabel 2

Struktur organisasi SIMRS

Nama Jabatan

dr. Efriza Naldi, Sp.OG Direktur Utama

Nora Herlinda, S.IP Direktur Umum dan Keuangan

Nama Jenis

Kelamin Pendidikan Jabatan/ Tanggung Jawab

L S1 Komputer Penyimpanan

Thessa Thizana (Informan 8)

P SLTA Pendaftaran

Beni Hendril, SKM, MPH Kabag Perencanaan dan Penganggaran

Zahlul Ali, S.kom Anggota SIMRS

Asnul Fajri Anggota SIMRS

Analisis Komponen Input

Masukan (Input). Masukan merupakan elemen yang diperlukan untuk berfungsinya sebuah sistem (Notoatmodjo, 2011). Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan (input) dalam pelaksanaan SIMRS yaitu : SDM, sarana dan prasarana.

Sumber daya manusia. Sumber daya adalah kecukupan baik kualitas

maupun kuantitas untuk menunjang terlaksananya kegiatan. Sumber daya manusia terbagi menjadi dua yaitu kuantitas tenaga pelaksana dan pelatihan terhadap tenaga pelaksana.

Kuantitas tenaga pelaksana. Sumber daya manusia adalah tenaga yang dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Penyelenggaraan SIMRS harus dilakukan oleh unit kerja struktural atau fungsional didalam

organisasi Rumah Sakit dengan sumber daya manusia yang kompeten dan terlatih.

Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 932 tahun 2002 menyebutkan bahwa tenaga purna waktu untuk mengelola SIK sangat penting adanya. Tidak adanya tenaga purna waktu yang mengelola Sistem informasi Manajemen (SIM)

merupakan kendala yang cukup bermakna terutama di unit-unit pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.

Berdasarkan PERMENKES no. 82 tahun 2013 tenaga pelaksana yang terlibat dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIMRS) terdiri dari staf analisis system, staf programmer, staf hardware, staf maintanance jaringan.

Khusus di bagian rekam medik yang terlibat dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen (SIMRS) yaitu petugas entry data. Rumah Sakit dr. Adnaan WD Payakumbuh masih belum sepenuhnya melaksanakan SIMRS. Hanya beberapa instalasi yang sudang menggunakan SIMRS diantaranya instalasi rekam medik.

Jumlah tenaga untuk pelaksanaan SIMRS masih belum mencukupi. Petugas SIMRS untuk unit rekam medik RSUD dr. Adnaan WD terdiri dari 2 orang anggota yang memiliki tugas sebagai system support software, system support hardware, dan system support jaringan.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai kuantitas tenaga pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) diperoleh informasi :

“untuk jumlah tenaganya belum mencukupi, karena SIMRS yang belum sepenuhnya berjalan jadi pembagian kerjanya pun belum merata”

(Informan 1)

“ untuk saat ini belum, masih dua orang anggotanya. solusinya ya nanti harusnya ditambahkan lagi anggotanya karena kan 2 orang itu

kerjaanya jadi double. Memang sudah ada perencanaannya nantikan SIMRS di rumah sakit ini akan dikembangkan secara bertahap nah kalau sudah dilakukan pengembangan dan semua unit sudah terintegrasi satu sama lain gak mungkinlah anggotanya cuma dua orang” (Informan 2)

“SIMRS dan seluruh unit kerja yang terintegrasi dengan sistem ikut terlibat, umumnya rekam medis. Kalo dilihat dari struktur organisasinya ya dek Cuma abang sama bang Asnul anggotanya, jadi intinya yang bekerja sebagai system support softrware, hardware dan jaringan ya abang dengan bang Asnul tetapi alhamdulilah semuanya bisa

“Sebenarnya gak cukuplah, dilihat dari struktur organisasinya saja

anggotanya cuma 2 orang dan belum adanya pembagian kerja yang merata.

Idealnya itu untuk system support hardware, system support software, dan system support jaringan itu harusnya 4 orang” (Informan 6)

Berdasarkan kutipan informan diatas diketahui bahwa, penanggung jawab terhadap hardware, software, dan jaringan terdiri dari 2 orang anggota. Hal ini menunjukkan masih kurangnya tenaga pelaksana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan belum adanya pembagian kerja yang merata sehingga mengakibatkan tugas menjadi double atau rangkap.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunides (2008) tentang Analisis Pelaksanaan Sistem informasi Rumah Sakit Dalam Mendukung Penyusunan Perencanaan di RSUD Lubuk Basung Kabupaten Agam Tahun 2008.

Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa permasalahan yang ditemui yaitu kurangnya tenaga pelaksana SIMRS yang menyebabkan adanya tugas rangakap untuk tenaga tertentu sehingga lebih mengutamakan terhadap pelayanan pasien.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Delfi (2015) tentang Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dalam Penyusunan

Perencanaan di RSUD Pasaman Barat yang menyatakan bahwa tenaga, alat, dan prosedur sudah ada, namun masih belum mencukupi serta organisasi khusus sistem informasi rumah sakit belum ada.

Pelatihan terhadap tenaga pelaksana. Salah satu upaya untuk

meningkatkan kompetensi terhadap tenaga pelaksana program dapat dilakukan dengan pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan melalui 1) advokasi dan sosialisasi, 2) pendidikan dan pelatihan, 3) bimbingan teknis, 4) pemantauan dan

evaluasi. Pelatihan digunakan sebagai metode untuk meningkatkan kualitas aparatur yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku aparatur kesehatan ke arah yang positif.

Hasil wawancara mendalam mengenai pelatihan terhadap tenaga pelaksana terkait dengan pelaksanaan SIMRS adalah sebagai berikut :

“ kalau pelatihan itu ada, tapi waktunya tidak ditentukan, misalnya kalau ada trouble atau permasalahan” (Informan 1)

“Ada, hanya saja memang frekuensinya tidak menentu.

Karena memang SIMRS itu sendiri secara keseluruhan belum sepenuhnya berjalan di rumah sakit ini dek. Baru rekam medik yang punya aplikasi SIMRS, jadi belum bisa lah diadakan pelatihan. Kalau nanti sudah

sepenuhnya berjalan SIMRS nya barulah diadakan pelatihan” (Informan 2)

“ Kalau pelatihan khusus sih gak ada ya dek, karena memang petugas SIMRS itu sendiri mempunyai pengalaman dibidang komputer. Lagian kalo

pelatihan SIMRS kan istilahnya cuma pengetahuaannya saja dan kalo sudah punya pengalaman dibidang komputer kesulitan untuk menggunakan SIMRS itu hampir tidak ada” (Informan 5)

“Untuk pelatihan khusus tidak ada tapi setahu abang kalau seminar-seminar gitu ada” (Informan 6)

Berdasarkan kutipan informan diatas dapat diketahui bahwa tidak adanya pelatihan khusus terkait Sistem Informasi Manajemen (SIMRS) namun untuk seminar terkait SIMRS telah dilakukan. Seminar yang diadakan hanya untuk memberikan pengetahuan kepada petugas terkait SIMRS. Pelatihan hanya dilaksanakan pada waktu tertentu, misalnya ada perubahan atau perbaikan pada aplikasi yang digunakan maka akan dilakukan pelatihan terkait dengan aplikasi yang telah diperbaharui.

Penelitian ini sejalan dengan Sari (2016) yang mengatakan bahwa pelatihan terkait Sistem Sakit (SIMRS) di RSUP M.Djamil Padang telah

dilaksanakan namun hanya saja sasaran dari pelatihan tersebut belum mencakup semua tenaga yang terlibat.

Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam mendukung kegiatan pelaksanaan SIMRS yaitu:

hardware, software, jaringan, SOP.

Perangkat keras (hardware). Hardware adalah salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alat nya bisa dilihat dan diraba secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan diketahui bahwa ada sekiar 160 unit komputer di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh .

Berdasarkan hasil wawancara mengenai ketersedian komputer terkait pelaksanaan SIMRS :

“Untuk saat ini kalau diserver pusat itu kira-kira ada sekitar 40 unit komputer dan kondisinya bagus” (Informan 2)

“menurut kakak sudah cukup sih. Udah pegang komputer sendiri-sendiri”

(Informan 3)

“Dibagian rekam medik itu ada 7, dibagian pendaftaran termasuk poli ada sekitar 14 an kalau tidak salah .udah lebih dari cukuplah dek untuk saat ini”

(Informan 4)

“bagian rekam medik termasuk bagian pendaftaran, dan server pusat SIMRS jumlah komputernya itu kira-kira ada 40 unit, udah cukup untuk saat ini”

(Informan 5)

Berdasarkan kutipan informan diatas diketahui bahwa untuk jumlah komputer dibagian rekam medik itu ada sekitar 40 unit. Hal ini menunjukkan

bahwa kuantitas hardware sudah cukup untuk mendukung pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara mengenai hardware jika dilihat dari segi kualitas adalah sebagai berikut :

“Kondisinya bagus semua” (Informan 2)

“Tidak ada masalah dengan kualitasnya” (Informan 3)

“Menurut kakak sudah bagus sih, selama akak pakai gak ada masalah sih, tapi sesekali bisa juga error, kalau lah error tu paling nanti bang Alul yang perbaiki” (Informan 4)

“kualitasnya cukup bagus, karena kan juga rutin di servis. Kalau ada yang rusak dan masih bisa diperbaiki di tempat biasanya abang yang perbaiki tapi kalau memang udah parah itu tinggal telfon nomor yang itu” (Informan 5)

“bagus lah dek. Kan ini bagian pendaftaran pasien ya, kalo kualitasnya jelek terus sering rusak proses pelayanan nya terganggu lah nanti kasian

pasiennya, bisa- bisa waktu tunggu pasien jadi lama” (Informan 8) Berdasarkan kutipan informan diatas dapat diketahui bahwa dari segi kualitas komputer yang ada sudah bagus, karena memang untuk komputer sendiri kondisinya masih baru dan juga rutin dilakukan perawatan agar kualitasnya tetap bagus dan pelayanan kepada pasien pun tidak terganggu.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Bulqis (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Rumah Sakit dalam Mendukaung Penyusunan Perencanan RSUD Prof. Dr. Hanafiah SM Batusangkar menyatakan bahwa alat yang diperlukan untuk pengolahan data terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit sudah ada, tapi masih kurang karena keadaan unit komputer yang masih kurang baik.

Perangkat lunak (software).Perangkat Lunak adalah data-data yang terdapat pada sebuah komputer yang doformat kemudian disimpan secara digital.

Bisa dibilang bahwa Software merupakan komponen yang tidak terlihat secara fisik, tetapi terdapat dalam sebuah komputer. Software bisa juga diartikan sebagai aplikasi yang digunakan guna mendukung suatu kegiatan.

Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di bagian rekam medik RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh menggunakan aplikasi VB (Visual Basic) versi 6. Berdasarkan wawancara mendalam diketahui bahwa pelaksanaan aplikasi tersebut untuk saat ini berjalan dengan lancar dan tidak banyak ditemukan kendala dalam penggunaan aplikasi VB tersebut. Pelaksanaan aplikasi ini belum menyeluruh untuk semua bagian di Rumah Sakit, aplikasi ini hanya digunakan dibagian rekam medik termasuk bagian pendaftaran pasien. Hal ini disebabkan karena aplikasi masih dalam tahap pengembangan secara bertahap.

Sebagaimana hasil wawancara berikut :

“Secara keseluruhan belum. Di rumah sakit ini SIMRS nya belum sepenuhnya berjalan, jadi yang punya aplikasi SIMRS itu baru bagian pendaftaran yang terintegrasi dengan rekam medik, rawat jalan dan inap, untuk farmasi sendiri itu beda lagi aplikasi yang digunakan. Tapi

“Secara keseluruhan belum. Di rumah sakit ini SIMRS nya belum sepenuhnya berjalan, jadi yang punya aplikasi SIMRS itu baru bagian pendaftaran yang terintegrasi dengan rekam medik, rawat jalan dan inap, untuk farmasi sendiri itu beda lagi aplikasi yang digunakan. Tapi

Dokumen terkait