• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

C. Tahap Penilaian

4. Sarana dan prasarana

Menurut guru wali kelas 2 dan guru PKn kelas 4 dalam mencapai keberhasilan pengembangan karakter siswa adalah fasilitas atau sarana dan prasarana yang lengkap. Karena dengan sarana dan prasarana yang lengkap proses pembelajaran terutama dalam pembentukan karakter akan tercapai.

148 5. Peran orangtua murid

Menurut guru wali kelas 2 dan guru PKn kelas 4 pengembangan karakter siswa agar tercapai hendaknya melakukan koordinasi atau komunikasi antara pihak sekolah maupun dengan orangtua murid. Koordinasi yang dilakukan adalah mengadakan pertemuan setiap awal tahun ajaran dan setiap pembagian rapot serta buku penghubung yang gunanya untuk melakukan pemantauan peserta didik di sekolah dan yang harus dilakukan oleh orangtua murid.

c. Penilaian

Menurut guru wali kelas 2 dan guru PKn kelas 4 penilaian pada tahap proses yaitu dengan pembiasaan dan keteladanan yang dilakukan oleh pihak guru dan karyawan setempat. Apabila melanggar peserta didik siap dengan resiko sanksi bukan pada kekerasan tapi sanksi yang bisa mendidik.

Sedangkan pada tahap hasil apabila peserta didik kurang maksimal dalam penilaian atau tidak mencapai ketuntasan belajar maka guru mengadakan remedial yang dilaksanakan di luar jam pembelajaran sekolah.

149 D.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan beberapa hal berkaitan dengan pengembangan karakter siswa melalui Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu sebagai berikut :

4) Kepada Dinas Pendidikan terkait, melihat keadaan bangsa kondisi saat ini menjadi suatu keharusan dalam membangun karakter yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (UU NRI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka untuk mewujudkan tujuan pembangunan karakter tersebut berbagai elemen yang terkait dengan pembangunan karakter peserta didik harus sinergis, meliputi : kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, pihak yayasan, jamiyyah atau komite sekolah, guru-guru serta orangtua peserta didik sehingga penciptaan karakter dapat tercapai dan terintegrsi pada proses pembelajaran.

5) Kepada pihak sekolah, pengembangan karakter siswa bukan hanya proaktif oleh sekolah saja tetapi berbagai elemen dari sekolah. Proses pembelajaran bukan hanya dilakukan di dalam kelas tetapi di luar kelas pun harus dilaksanakan. Selain itu, bukan kemampuan secara teoritis tetapi kemampuan secara pengalaman pun peserta didik harus dilibatkan. Agar ada kesinergisan pembelajaran antara kemampuan dan pengalaman.

160 6) Pihak guru-guru, baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi pada proses pembelajaran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada penilaian harus memuat nilai-nilai etika, moral, sesuai dengan landasan negara yaitu undang-undang RI dan Pancasila. Selain dari itu, dalam pengembangan karakter harus terus dilakukan proses pembiasaan, baik yang dilakukan di sekolah, kelas, lingkungan masyarakat serta di rumah.

7) Untuk penelitian beikutnya, SD Islam Al-Azhar 30 Bandung bukan satu-satunya sekolah yang mengembangkan karakter siswa melalui PKn. Untuk itu, agar dilakukan penelitian sejenis untuk sekolah-sekolah seperti itu. Sehingga diperoleh data dan kesimpulan akurat tentang pengembangan karakter siswa melalui PKn.

149 DAFTAR PUSTAKA

Acta Civicus (2008). Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan dan Masyarakat Multikultural Demokratis. Bandung: Prodi PKn SPs UPI.

Alwasilah, A. Chaedar. (2009). Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Arikunto, Suharsimin. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. BAHAN PENELITIAN Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa (Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa). Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional

Bogdan, B, C, dan Biklen, S, K. (1982). Qualitative Research for Education An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon. Branson, M.S. (1998). The Role of Civic Education, A Forthcoming Education Policy

task Force Position Paper from the Communitarian Network. Branson. S. Margareth dkk. (1998). Belajar Civic Education dari Amerika.

Yogyakarta: diterbitkan atas kerjasama: Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LkiS) dan The Asian Foundation (TAF).

Brooks, B.D. and F.G. Goble (1981). the Case For Character Education: The Role of the School in Teaching Values and Virtues. Studios 4 Production. Budimansyah, D. (2009). Membagun Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi

dan Gerakan Demokratisasi : Reposisi Peran Pendidikan Kewarganegaraan . Pidato pengukuhan Guru Besar UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press. Budimansyah, D dan Karim Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural.

150 Budimansyah, D dan Syaifullah (Ed). (2006). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi

Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Lab. PKn FPIPS UPI. Cogan, J.J. (1998). Citizenship for the 21 Century : An International Perspective on

Education. London : Cogan Page.

Dahliana, (2011). Pengembangan Habituasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah. Tesis. Bandung: SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Depdiknas, (2003). UUD RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, (2009). Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum. Jakarta: BP. Dharma Bakti.

Degeng, N.S. (1989). Ilmu Pembelajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Dirjen Dikti. De Vos, G.A. (1968). “National Character” in Sills, David L. (eds) International

Encyclopedia of the Social Sciences, New York: The Macmillan Company and the Free Press, vol. 11&12, p.14-19.

Djahiri, A.K. (2006). Pendidikan Nilai dan Moral dalam Dimensi PKn. Bandung : Lab. PKn UPI.

Gungwu, W, (Ed). (2005). Nation Building: Five Southeast Asian Histories. Singapura: Institute of Southeast Asian Studies.

Iryana (2006). Kontribusi Pembelajaran Kontekstual dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Pembentukan Karakter Siswa. Tesis. Bandung: SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Kahin, G McTurnan, (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca and London: Cornell University Press.

Kardiman (2006). Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-Situs Kewarganegaran. Tesis. Bandung: SPS UPI. Tidak diterbitkan. Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

151 Komalasari. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT

Refika Aditama.

Leshin, C.B., Pollock, J., dan Reigeluth, C.M. (1992). Instructional Design Strategies and Tacties. Englewood Diffs: Educational Technology Publication.

Lickona, Thomas (1992). Educating For Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Lincoln. S. Y dan Denzin. K. Norman. (2009). Handbook Of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalilstic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication

Maleong. J. Lexy. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung

Martin, B.L. & Briggs, L.J. 1986. The Affective and Cognitive Domains: Integration of Instruction and Research. New York: Educational Technology Publication.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta : BPMIGAS dan Star Energi.

Miles dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UPI-Press.

Moleong, L (1988). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Morgenthau, Hans J. (1963). Politics Among Nation: The Stuggle for Power and

Prace (Third Edition). New York: Alfred A. Knopf.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif : cetakan ketiga. Bandung: Tarsito.

NCSS. (1972). Curriculum Standards for Social Studies: Expectation of Excellence. Washington DC.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa. Tahun 2010-2025.

152 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008

Tentang Pembinaan Kesiswaan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Quigley, C.N. (1991). Civitas: A Frame Work for Civic Education. Calabasas: CCE. Ruminiati, (2008). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar.

Jakarta:Depdiknas.

Sapriya, (2007). Perspektif Pemikiran Pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Bandung: Disertasi prodi Pendidikan IPS.

Soekarno. (1930). Indonesia Menggugat: Pidato Pembelaan Bung Karno di Muka Hakim Kolonial tahun 1930. Jakarta: Departemen Penerangan RI. Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Schmit. Et al. (2005). The Heart of the Matter: Character and Citizenship Education in Alberta schools. Canada: Alberta.

Tim Pendidikan Karakter Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Tidak diterbitkan.

Tuhuteru (2007). Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda Pasca Konflik Sosial Ambon. Tesis. Bandung:

SPS UPI. Tidak diterbitkan.

Dokumen terkait