• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Meningkatkan Produksi Pangan

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA (LKJ) TAHUN 2016 (Halaman 36-43)

“Terwujudnya Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan Mandiri”

AKUNTABILITAS KINERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 3.1 Kerangka Pengukuran

1. Sasaran Meningkatkan Produksi Pangan

Sasaran Meningkatkan Produksi Pangan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan Misi Pertama: “Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi ekonomi lokal melalui sektor agribisnis, parIwisata, dan industri berwawasan lingkungan”.

27 Dalam tahun 2016 pencapaian sasaran Meningkatkan Produksi Pangan menunjukan hasil yang positip untuk produksi padi, jagung, kedele dan bawang merah . Sebagaimana nampak pada tabel dibawah ini , realisasi kinerja tahun 2016 menunjukan bahwa Persentase capaian sasaran tahunan terhadap target sasaran Renstra telah melebihi target yang ditetapkan, dengan pencapaian lebih 100. %, sedangkan untuk produksi ubikayu, cabe dan tomat masih dibawah 100 %. Indikator lainnya yang mendukung peningkatan produksi pangan berupa Optimasi lahan, pengembangan infrastruktur pertanian serta fasilitasi alat panen, pasca panen dan Alsintan lainnya melebihi target dengan pencapaian lebih dari 100 %, sedang untuk cetak lahan sawah capaiannya masih dibawah 100 %. Secara rinci disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 10. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1.2. Meningkatnya Produksi Pangan

Indikator Capaian 2015 2016 Target Akhir Renstra (2021) Capaian s/d 2016 terhadap 2015 (%) Target Realisasi % Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian : 1. Padi 2. Jagung 3. Kedele 4. Ubi Kayu 5. Cabe 6. Tomat 7. Bawang Merah 8. Optimasi Lahan 9. Cetak lahan sawah/

Perluasan Areal Sawah 10. Pengembangan

Infrastruktur Pertanian 11. Alat Panen dan Pasca

Panen 12. Alsintan Pertanian 886.304 38.424 10.922 156.844 13.611 12.027 396 200 0 3.000 96 170 885.882 35.000 5.000 150.000 27.450 24.630 403 500 50 4.000 117 420 963.925 96.157 6.480 130.860 23.387 19.749 908 540 22,9 5.000 117 481 108,81 274,73 129,60 87,24 85,20 80,18 225,31 108,00 46,00 125,00 100,00 114,52 921.317 39.000 5.000 170.000 29.713 26.613 437 1.000 250 5.000 200 500 108,76 250,25 59,32 83,433 194,45 164,21 229,29 270,00 100,00 166,67 121,88 282,94

Sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Produksi Pertanian sedangkan dari anggaran APBN dicapai melalui dukungan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan, dengan penyerapan anggaran sebagai berikut :

28

Tabel 11. Penyerapan anggaran untuk mencapai sasaran 1.2.

PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp)

REALISASI

(Rp) % Program Peningkatan Ketahanan Pangan

1. Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan 2. Pengembangan Infrastruktur pertanian,

Peternakan,Perkebunan dan penyulihan Dana Alokasi Khusus (DAK)non DR

3. Pengembangan Perbenihan/Pembibitan Padi,

Palawija dan Hortikultura

4. Prasarana dan Sarana Pertanian 5. SILPA DAK Reguler tahun 2015

Program Peningkatan Produksi Pertanian Kegiatan :

1. Optmalisasi kebun Dinas

2. Pengamanan Produksi Padi ,Palawija dan Hortikultura

3. Pengembangan Intenssifikasi Tanaman Padi dan Palawija

4. Peningkatan Produksi melalui Penyediaan benih Unggul dan Pupuk

5. Peningkatan Produksi,Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian

6. Perencanaan Pembangunan Pertanian 7. WISMP II (Dampingan)

8. WISMP (Hibah/Loan)

Program Peningkatan Produksi Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan

1.517.241.350,- 14.362.257.000,- 90.000.000,- 13.552.185.000,- 73.413.579,- 403.500.000,- 200.720.000,- 441.562.250,- 1.052.000.000,- 605.000.000,- 286.857.875,- 300.000.000,- 80.000.000,- 29.357.200.000,- 1.498.946.862,- 14.113.244.712,- 90.000.000,- 13.444.857.150,- 66.948.000,- 400.447.500,- 200.470.000,- 441.465.000,- 1.039.478.250,- 603.451.000,- 283.520.933,- 296.014.068,- 80.000.000,- 28.494.708.000,- 98,79 98,27 100,00 99,21 91,19 99,34 99,88 99,98 98,81 99,74 98,84 98,67 99,03 97,02 Jumlah 61.335.068.454,- 61.053.550.613,- 99,54 Penilaian pencapaian kinerja berdasarkan penetapan kinerja tahun 2016 pada Peningkatan Produksi Tanaman Pangan untuk persentase yang tercapai meliputi peningkatan produksi padi,jagung,kedele dan produksi bawang merah karena pencapaiannya melebihi 100%. Demikian pula dengan indikator pendukung berupa optimasi lahan, pengembangan infrastruktur pertanian, fasilitasi alat panen dan pasca panen serta alsintan pencapaian kinerjanya tercapai. Sedangkan untuk persentase peningkatan produksi ubi kayu, cabe, tomat dan cetak lahan sawah tidak dapat tercapai karena pencapainya kurang dari 100%.

29 Bila melihat pada skala penilaian terhadap kinerja pemerintah menggukan permendagri No.54 tahun 2014 Pencapaian ini menunjukan kinerja sangat tinggi untuk indikator produksi padi, jagung dan ubi kayu, namun untuk prouksi kedelai capaiannya sangat rendah.

Tabel 12. Perkembangan Produksi Pangan

Uraian Tahun 2015 Tahun 2016 % Peningkatan

Produksi Padi 886.304 Ton 963.925 Ton 8,76 Produksi Jagung 38.424 Ton 96.157 Ton 150,00 Produksi Kedelai 10.922 Ton 6.480 Ton (40,68) Produksi Ubi Kayu 156.844 Ton 130.860 Ton (16,57) Produksi Cabe 13.611 Ton 23.387 Ton 71,82 Produksi Tomat 12.027 Ton 19.749 Ton 64,21 Produksi Bawang Merah 396 Ton 908 Ton 129,29

Dari keempat indikator pada sasaran 1.2, terdapat 4 (empat) indikator dengan kategori

tidak tercapai yaitu ketersediaan pangan pokok ubikayu (87,24 %), Cabe (85,20 %), tomat (80,18

%) dan cetak lahan sawah (46,00 %). Sedangkan indikator lainnya termasuk dalam kategori

tercapai yaitu ketersediaan pangan pokok padi (108,81%), jagung (274,73%), kedele ( 129,60 %),

bawang merah (225,31 %), Optimasi lahan (108,00 %), Pengembangan infrastruktur pertanian ( 125,00%), Alat Panen dan Pasca Panen (100 %) dan Alsintan ( 114,52 %).

Tercapainya target ketersediaan pangan pokok padi didukung oleh peningkatan luas areal panen padi sebesar 16,66 % dibanding tahun sebelumnya yaitu dari luas panen 145.546 Ha meningkat menjadi 176.230 Ha . Peningkatan luas panen padi disebabkan peningkatan luas areal tanam pada setiap musim tanam karena ketersediaan air yang memadai akibat hujan turun sepanjang tahun 2016 . Walaupun dari capaian produktivitas padi sawah sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,08 Ku/Ha namun dengan peningkatan luas panen baik padi sawah maupun padi gogo maka capaian produksi padi bisa melebihi target.

Pencapaian Produksi Padi di Kabupaten Sukabumi didukung pula dengan adanya perluasan Areal melalui kegiatan pecetakan sawah baru seluas 22,9 Ha dari percetakan sawah baru karena adanya alih fungsi lahan. Selain itu ada kegiatan optimasi lahan , SRI dan Jides untuk meningkatkan indeks pertanaman yaitu seluas 5.000 Ha

30 Dukungan program dan kegiatan dari anggaran Kabupaten, Propinsi maupun Pusat berupa bantuan benih dan pupuk serta adanya Program UPSUS Padi Jagung dan Kedele (Pajale) yang didukung oleh TNI angkatan darat yang ada di tingkat Kabupaten, kecamatan dan desa. Program UPSUS Pajale yang didukung oleh TNI Angkatan darat mendorong petani untuk percepatan tanam sehingga luas tambah tanam pada 2016 ini baik padi sawah maupun padi gogo mengalami peningkatan dari 152.484 Ha di tahun 2015 menjadi 179.362 Ha di tahun 2016. Walaupun Peningkatan ini belum diikuti dengan peningkatan Produktivitasnya.

Tercapainya target ketersediaan pangan pokok jagung disebabkan oleh Peningkatan Luas Panen hampir tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya yaitu dari luas panen 6.164 Ha menjadi 17.478 Ha. Peningkatan ini disebabkan adanya dukungan dari pemerintah pusat berupa benih unggul jagung untuk lahan seluas 18.588 Ha yang memang diarahkan untuk peningkatan produksi jagung pipilan kering, sedangkan yang diluar program hanya 1.000 Ha.

Target ketersediaan pangan pokok kedelai tahun 2016 sebesar 5.000 Ha dibanding tahun 2015 mengalami penurunan, sehingga untuk mencapai target ini dapat tercapai walaupun bila dibandingkan produksi tahun sebelumnya mengalami penurunan. Penanaman kedele masih terfokus di daerah Sukabumi selatan serta budidaya kedele memerlukan penanganan yang lebih sulit dibanding komoditi palawija lainnya. Walaupun minat petani untuk menanam kedele masih kurang karena harga benih yang cukup mahal dan relatif sulit tersedia, serta memerlukan keahlian khusus dalam perlakuan benihnya namun dengan dukungan pemerintah melalui anggaran pusat petani difasilitasi benih dan pupuk untuk lahan seluas 4.000 Ha serta mendapat pembinaan dari petugas yang ada di kecamatan.

Hampir 95 % dari Luas tanam kedele di tahun 2016 ini mendapat dukungan pemerintah pusat melalui program pengembangan kedelai seluas 4.000 Ha dengan pemberian bantuan benih unggul dan pupuk. Bila dibandingkan dengan luas panen kedelai pada tahun 2015 maka tahun 2016 ini menurun dari 6.614 Ha menjadi 4.030 Ha . Penurunan Luas panen ini disebabkan adanya penurunan luas tanam.

Target ketersediaan pangan pokok ubi kayu tidak tercapai karena penurunan produktivitas dari 210,50 ku/ha menjadi 204,98 ku/Ha serta penurunan luas panen dari 7.451 Ha menjadi 6.384 Ha. Penurunan produktivitas ini dipengaruhi penggunaan bibit unggul ubi kayu yang masih rendah dan pemupukan juga kurang. Adapun penurunan Luas panen disebabkan karena adanya penurunan luas tanam. Penanam ubi kayu, dalam dua tahu terakhir terus menurun seiring harga jual

31 produksinya yang kurang menguntungkan petani dan terjadinya alih fungsi lahan pertanian ubi kayu ke non-pertanian seperti perumahan.

Untuk Komoditi cabe dan tomat pada tahun 2016 belum mencapai target karena pada daerah-daerah tertentu yang biasa menanam cabe dan tomat di lahan sawah , terhalang oleh penanam padi karena faktor air yang tetap ada, sehingga petani lebih memilih tetap menanam padi. Hal ini berdampak pada penurunun luas tanam dan panen. Curah hujan yang tinggi dan terus terjadi juga memicu beberapa penyakit seperti patek pada tanaman cabe dan blas pada tomat yang dampaknya adalah penurunan produktivitas sehingga produksi tidak optimal.

Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2015 baik produksi cabe maupun tomat mengalami peningkatan yang cukup besar. Produksi cabe meningkat 71,82 % sedangkan produksi tomat meningkat 64, 21 %. Cabe yang terdiri dari cabe merah dan cabe rawit merupakan salahsatu komoditi yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi, dan capaian produksinya menjadi target UPSUS Kementrian pertanian. Dukungan Program dan kegiatan dari APBN untuk cabe seluas 40 Ha yang tersebar di 18 kecamatan dengan fasilitasi bantuan Benih, pupuk , mulsa sarana produksi lainnya. Untuk Komoditi tomat walaupun tidak ada program khusus untuk pencapaian produksinya namun karena kebiasaan petani menanam komoditi tersebut sehingga capaian produksinya masih tetap ada dan meningkat dibanding capaian tahun sebelumnya walaupun bila dibandingkan dengan target di tahun 2016 belum tercapai.

Komoditi hortikultura lainnya adalah Bawang merah, yang capaian produksinya lebih dari 100 %. Demikian pula bila dibandingkan dengan capaian produksi tahun sebelumnya mengalami peningkatan lebih dari 100 %. Capaian produksi bawang merah didukung oleh program dari pemerintah pusat melalui pengembangan kawasan bawang merah seluas 30 Ha.

Dalam meningkatkan produksi pangan didukung pula dengan adanya infrastruktur pertanian yang memadai untuk menjamin ketersediaan air bagi pertanaman. Melalui program dan kegiatan pengembangan infrastruktur pertanian berupa perbaikan dan pembangunan jaringan irigasi, pembangunan embung dan damparit maupun pipanisasi terjadi peningkatan Indek pertanaman rata rata 200 sampai 300 . artinya pertanaman bisa dilakukan sebanyak 2 kali sampai 3 kali dalam setahun terutama untuk komoditi padi.

Capaian dari pengembangan infrastruktur pertanian lebih dari 100 % karena dari infrastruktur yang dibangun yang dibiayai dari anggaran Kabupaten dan Pusat memperluas daerah yang dapat terairi yang capaiannya mencapai 5.000 Ha.

32 Peningkatan produksi pangan juga dapat dicapai dengan percepatan tanam dan mengurangi kehilangan hasil akibat penanganan panen dan pasca panen yang baik. Untuk mendukung hal tersebut maka pemerintah melalui anggaran kabupaten, propinsi dan pusat memfasilitasi petani dengan alat panen dan pasca panen serta Alat mesin pertanian (ALSINTAN) berupa traktor, tranplanter dan pompa air.

Sebagai kesimpulan, realisasi ketersediaan pangan pokok padi pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 77.621 ton GKG (8,76%) dibanding tahun sebelumnya. Realisasi produksi jagung tahun 2016 juga mengalami peningkatan sebesar 150,25 % (57.733 ton pipil kering) dibandingkan produksi tahun 2015. Sedangkan untuk realisasi kedelai mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebanyak 4.442 ton (40,68 %) demikian pula dengan ubi kayu mengalami penurunan sebanyak 25.984 ton ubi (16,57 %).

Permasalahan

- Luas Tanam Kedele terus menurun karena keterbatasan Benih unggul berkualitas dan Harga Jual yang kurang menguntungkan sehingga minat petani kurang berminat untuk menanam kedele .

- Terjadinya alih fungsi lahan pertanian produktif ke non pertanian .

- Terjadinya alih komoditi ke komoditi lain seperti sayuran karena petani merasa yang lebih menguntungkan

- Pemanfaatan lahan terus menerus tanpa diimbangi dengan pemupukan yang berimbang menyebabkan kesuburan tanah menurun.

- Tidak adanya pergiliran varietas menyebabkan daya tanah tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menurun.

- Harga jual komoditi palawija masih rendah sehingga keuntungan yang diperoleh petani masih belum memadai.

- Masih terbatasnya petani hortikultura yang menerapkan GAP dan GHP sehingga produktivitasnya masih belum optimal

Solusi

- Menumbuhkan penangkar benih kedele lokal dengan pembinaan dan pemantauan dari Petugas Pengawas Benih

33

- Meningkatkan Nilai Jual Komoditi pangan dengan proteksi dari pemerintah

- Pergiliran varietas dan pemberian pupuk organik untuk mengembalikan kesuburan tanah.

- Program Subsidi Benih dan pupuk masih perlu dilanjutkan , untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura.

- Adanya regulasi pemerintah ynag mengatur HET komoditi palawija dan hortikultura .

- Pembinaan bagi kelompok tani perlu ditingkatkan.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Tabel 13. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Sasaran 1.2.

Sasaran Indikator Kinerja % Capaian Kinerja % Penyerapan Anggaran Tingkat Efisiensi Meningkatnya Produksi Pangan Meningkatnya produksi Hasil Pertanian 100 99,54 0,46 %

Keberhasilan dalam pencapaian Persentase capaian sasaran tahunan peningkatan Produksi Tanaman Pangan ditunjang pula dengan kegiatan-kegiatan berupa Pengembangan Perbenihan/Pembibitan Padi, Palawija dan Hortikultura; Pengembangan Infrestruktur Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Penyuluhan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non DR; Pengembangan Infrestruktur Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Penyuluhan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non DR (SiLPA); Dana Alokasi Tambahan Pendukung Program Prioritas Kabinet Kerja (P3K2) Bidang Pertanian Tahun 2015; Optimalisasi Kebun Dinas serta dari anggaran APBN berupa Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (APBN Bidang Tanaman Pangan).

Dalam dokumen LAPORAN KINERJA (LKJ) TAHUN 2016 (Halaman 36-43)

Dokumen terkait