AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN TARIF DAN NON TARIF 2015-
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
Penurunan rata-rata tarif terbobot di negara mitra FTA (6 negara berdasarkan baseline 2013)
9,05 8,47 7,92 7,33 7,78
Penurunan indeks Non-Tariff Measure (Baseline tahun 2013 berdasarkan data WTO)
38,32 33,74 29,16 24,58 20,00
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, arah kebijakan dan strategi yang ditempuh adalah:
1. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global melalui
strategi:(a) pelaksanaan diplomasi Indonesia dalam penanganan konflik di Timur Tengah; (b) pelaksanaan peran Indonesia dalam
penanganan people smuggling/irregular migration bersama
negara asal, negara transit, dan negara tujuan; (c) pemantapan
peran Indonesia dalam penanganan transnational organized
crime; (d) pelaksanaan kerja sama internasional dalam mengatasi masalah global yang mengancam umat manusia, seperti penyakit menular, perubahan iklim, penyebaran senjata ringan ilegal, dan peredaran narkotita; (e) peningkatan partisipasi Indonesia dalam pengiriman pasukan pemelihara perdamaian; (f) penguatan diplomasi Indonesia di PBB yang efektif; (g) pemantapan peran
Indonesia dalam mendorong terlaksananya Comprehensive
Nuclear Test Ban Treaty (CTBT); (h) fasilitasi untuk mendorong penempatan putra-putri terbaik Indonesia di dalam organisasi internasional dan regional khususnya di PBB, OKI, dan Sekretariat ASEAN.
2. Meningkatkan kesiapan publik domestik dan meningkatnya peran
(kontribusi) dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN melalui strategi:(a) penguatan diplomasi inklusif Indonesia di ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang aman, stabil, dan sejahtera sesuai kepentingan nasional; (b) peningkatan peran) Indonesia dalam penguatan sentralitas dan peran ASEAN dalam guliran arsitektur kawasan dan global; (c) meningkatkan dukungan dan
6-9
mendorong traktat persahabatan dan kerjasama di Kawasan Asia Pasifik dan kawasan lainnya; (d) Mendorong pelaksanaan peran (kontribusi) Indonesia dalam South East Asia Nuclear Weapon
Free Zone di kawasan; (e) Meningkatkan peran Indonesia dalam
pengelolaan konflik kawasan termasuk sengketa Laut Tiongkok Selatan melalui mekanisme ASEAN; (f) meningkatkan peran partisipasi aktif di East Asia Summit (EAS) termasuk mendorong penyusunan road map; (g) intervensi kebijakan pemerintah terkait Masyarakat ASEAN; (h) penguatan kapasitas domestik dalam pembentukan Masyarakat ASEAN; (i) penguatan kelembagaan untuk mendukung pemantapan pelaksanaan Masyarakat ASEAN; (j) penguatan kemitraan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya; (k) meningkatkan kerja sama ASEAN dengan Mitra Wicara ASEAN.
3. Menguatkan diplomasi ekonomi Indonesia dalam forum bilateral,
multilateral, regional dan global melalui strategi (a) penguatan diplomasi perluasan pasar prospektif dan promosi perdagangan, pariwisata dan investasi Indonesia; (b) Perumusan Cetak Biru peran Indonesia di G20 untuk memperjuangkan kerjasama yang berimbang dan relevan; (c) pelaksanaan koordinasi kebijakan yang lebih erat antara negara anggota G-20 guna menuju pemulihan ekonomi global dan menjaga terciptanya sistem perekonomian global yang kuat, berkelanjutan, dan seimbang; (d) peningkatan peran Indonesia di APEC dan G-20 untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dan negara berkembang serta peran aktif dalam kerja sama antarkawasan MIKTA dan IORA; (e) Peningkatan pemanfaatan keanggotaan Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan organisasi terkait komoditi, hak kekayaan intelektual (HKI) dan pembangunan industri guna membuka akses pasar, peningkatan perlindungan HKI, dan pengembangan SDM nasional; (f) peningkatan diplomasi politik yang seiring dengan target-target diplomasi ekonomi; (g)
pelaksanaan peran Indonesia di Regional Comprehensive
Economic Partnership (RCEP); dan (h) pelaksanaan kontribusi Indonesia dalam terbentuknya norma/rezim internasional yang mengatur perdagangan dan pembangunan, energy and food security sebagai public goods; (i) penguatan pranata diplomasi ekonomi sebagai pelaksana diplomasi ekonomi.
4. Meningkatkan peran Indonesia dalam kerja sama selatan selatan
dan triangular melalui strategi (a) Intervensi kebijakan pengembangan kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular; (b) pengembangan dan penguatan kapasitas dan kapabilitas lembaga yang menangani KSST; (c) pengembangan dan pemantapan
6-10
eminent persons group untuk membantu pemangku kepentingan KSST; (d) promosi KSST di tingkat nasional dan internasional; dan (e) pengembangan model insentif bagi K/L, swasta, dan masyarakat sipil yang terlibat KSST.
5. Meningkatkan promosi dan pemajuan demokrasi dan HAM
melalui strategi (a) promosi demokrasi dan HAM di tingkat regional dan internasional; (b) pemantapan dialog HAM dan interfaith di level bilateral, regional dan internasional; (c) penegakan demokrasi dan HAM di dalam negeri; (d) penguatan koordinasi antar pemangku kepentingan; (e) penyusunan dan penyampaian paket-paket komunikasi untuk menyampaikan upaya penegakan HAM dan demokrasi di dalam negeri kepada kalangan internasional.
6. Meningkatkan kerjasama ekonomi internasional di tingkat multi-
lateral, regional, dan bilateral dengan prinsip mengedepankan kepentingan nasional, saling menguntungkan, serta memberikan keuntungan yang maksimal bagi pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan strategi :
a. Meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara lain
secara bilateral, dengan titik berat pada aspek kerjasama yang dapat mendorong peningkatan akses produk dan jasa ekspor Indonesia ke pasar prospektif, seperti: Eropa Timur, Afrika Utara, Afrika Barat, Afrika Selatan, dengan fokus pada Sub Sahara Afrika, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Asia yang sedang tumbuh pesat, penurunan hambatan non-tarif di pasar ekspor utama, terutama untuk produk ekspor manufaktur dan ekspor jasa prioritas, peningkatan arus masuk investasi asing ke Indonesia, pengamanan pasar dalam negeri, untuk kepentingan perlindungan konsumen dan pengamanan industri domestik sesuai dengan aturan internasional yang berlaku.
b. Mendorong kerjasama ekonomi (terutama pada sektor
perdagangan dan investasi; termasuk pariwisata) di tingkat regional secara lebih intensif dan selektif, dengan tetap mengedepankan jati diri bangsa, meningkatkan citra Indonesia di mata internasional, serta menjaga kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan dan berkeadilan yang akan diarahkan pada kerjasama ekonomi
di kawasan ASEAN dan Asia Pacific, terutama dalam rangka:
(i) implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, (ii) ASEAN Post 2015, Asia Pacific Economic Cooperation
6-11
(APEC), (iii) kerjasama ASEAN dengan negara-negara mitra,
kerjasama ekonomi dalam kerangka Indian Ocean Rim
Association (IORA), yang ditujukan untuk memperjuangkan
kepentingan ekonomi nasional, yang antara lain
dititikberatkan untuk mendorong: (a) pengembangan sentra ekonomi di kawasan pantai barat Pulau Sumatera, (b) peningkatan pemanfaatan potensi ekonomi dan sumber daya hayati laut di kawasan Samudera Hindia wilayah barat Pulau Sumatera, serta (c) pengembangan jalur maritim untuk mendorong konektivitas ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara di jalur sabuk samudera hindia. Kerjasama sub regional dititikberatkan pada Kerjasama IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle) dan BIMP-EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Philippines East ASEAN Growth Area), melalui: (1)
pengembangan konteks kerjasama yang saling
menguntungkan dengan cara identifikasi produk-produk
unggulan dan prioritas di bidang-bidang yang
dikerjasamakan sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat; (2) peningkatan koordinasi baik antar instansi terkait di tingkat Pusat maupun antar instansi Pusat dengan Pemerintah Daerah dalam rangka sinkronisasi kebijakan yang mendukung pelaksanaan kerjasama ekonomi Sub-Regional; (3) Penguatan kinerja kelembagaan dan pelayanan Pemerintah Daerah, serta penguatan kapasitas/kemampuan dan dayasaing dunia usaha di daerah; serta (4) pengembangan pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan kalangan dunia usaha di daerah untuk menyusun strategi dan langkah-langkah operasional dalam memperkuat posisi dan daya saing Indonesia dalam
kerjasama ekonomi sub-regional yang saling
menguntungkan dan memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi masyarakat lokal.
c. Mendorong peran aktif Indonesia dalam forum multilateral,
seperti: WTO (World Trade Organization) dan G-20. Dalam
forum WTO, peran aktif Indonesia akan dititikberatkan pada: (1) pelaksanaan Post Bali Declaration, terutama untuk isu pertanian, fasilitasi perdagangan, dan isu pemba- ngunan; (2) pemanfaatan forum WTO untuk memperjuang- kan permasalahan diskriminasi perdagangan yang dialami oleh produk dan jasa ekspor Indonesia; (iii) pemanfaatan forum WTO untuk mendorong sistem perdagangan dunia yang lebih adil, terutama bagi negara-negara berkembang;
6-12
serta (iv) pemanfaatan kerjasama-kerjasama teknis dalam kerangka WTO dalam memperkuat kapasitas ekonomi domestik.
d. Dalam forum G-20, peran aktif Indonesia akan dititik-
beratkan pada upaya-upaya untuk mendorong pertum- buhan ekonomi nasional yang tinggi dan berkualitas, dengan tetap memperhatikan kestabilan ekonomi dan keuangan yang dipandang sebagai fondasi efektif bagi implementasi strategi pertumbuhan tersebut.
e. Meningkatkan peranan Indonesia dalam organisasi komo-
diti internasional untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia, seperti: peningkatan akses pasar, menjaga sta- bilitas harga di pasar internasional, pertukaran informasi dan data, alih teknologi, serta pengembangan paska panen.
f. Menjaga keselarasan dan sinergitas antara diplomasi
ekonomi dan diplomasi politik, sehingga proses dan implementasi kerjasama ekonomi akan menjadi lebih efektif dan efisien.
g. Meningkatkan peran Indonesia dalam kerjasama keuangan
regional, misalnya ASEAN Infrastructure Fund (AIF), Credit
Guarantee and Invesment Facility (CGIF), Asian
Infrastructure Invesment Bank (AIIB) dan sebagainya.
6.1.7 Meminimalisasi Dampak Globalisasi SASARAN
Sasaran yang akan dicapai dalam upaya untuk meminimalisasi dampak globalisasi ekonomi adalah:
1. Peningkatan pertumbuhan ekspor yang menggunakan skema
kesepakatan kerjasama ekonomi internasional menjadi 10 persen pada tahun 2019
2. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap hasil-hasil kese-
pakatan kerjasama ekonomi internasional mencapai 65 persen pada tahun 2019.
6-13
TABEL 6.2
SASARAN MINIMALISASI DAMPAK GLOBAL EKONOMI 2015-2019