5
MN-111: Satu Demi Satu Ketika Mereka Muncul
(Anupada Sutta)
Dibabarkan pada tanggal 20 Februari 2006 di Dhamma Dena Vipassanā Center, Joshua Tree, California.
BV: Sutta ini sangatlah menarik karena Sang Buddha menjelaskan praktek meditasi Sāriputta, dan keadaan-keadaan yang dilaluinya dan apa yang ia lihat ketika ia berada dalam setiap keadaan-keadaan meditasi itu.
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā berdiam di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapindika. Di sana beliau berbicara kepada para bhikkhu demikian: “Para bhikkhu.”—“Yang Mulia Bhante” jawab mereka. Sang Bhagavā mengatakan hal ini:
2. “Para bhikkhu, Sāriputta sangatlah bijaksana; Sāriputta memiliki kebijaksanaan besar; Sāriputta memiliki kebijaksanaan yang luas; Sāriputta memiliki kebijaksanaan yang gembira; Sāriputta memiliki kebijaksanaan yang cepat; Sāriputta memiliki kebijaksanaan yang tajam; Sāriputta memiliki kebijaksanaan yang menembus. Selama setengah bulan, para bhikkhu, Sāriputta memperoleh pandangan terang di dalam keadaan-keadaan satu demi satu ketika mereka muncul. Sekarang pandangan terang Sāriputta di dalam keadaan-keadaan satu demi satu ketika mereka muncul adalah ini:
Sebelum kita melanjutkan terlalu jauh: kata 'kebijaksanaan' adalah salah satu kata yang definisinya seharusnya diketahui semua orang,
tapi tidak seorang pun benar-benar mengerti arti sesungguhnya dari kata ini.
Dalam Buddhisme, setiap kali kata 'kebijaksanaan' digunakan, kata itu mengacu pada melihat Sebab Musabab yang Saling Bergantungan. Ketika Anda melihat Sebab Musabab yang Saling Bergantungan dan bagaimana itu bekerja, Anda mengembangkan kebijaksanaan Anda, Anda mengembangkan pandangan terang di dalam kebenaran alamiah dari apa pun yang muncul. Jadi kapanpun Anda melihat kata 'kebijaksanaan', itu sebenarnya mengacu pada Sebab Musabab yang Saling Bergantungan.
3. “Di sini, para bhikkhu, terpisah dari kesenangan indera, terpisah dari keadaan-keadaan tidak bajik,
Bagaimana Anda terpisah dari kesenangan indera? Ketika Anda duduk dalam meditasi, Anda duduk dengan mata terpejam. Kesenangan indera dari melihat tidak ada di sana; itu terpisah.
Jika Anda mendengar bunyi, petunjuknya adalah: segera setelah pikiran Anda pergi ke gangguan itu, lepaskan, rilekskan, tersenyum, dan kembali ke objek meditasi Anda. Anda tidak ikut terlibat dengan isi dari bunyi itu. Jika seseorang berbicara, Anda tidak ikut terlibat di dalam percakapan itu. Anda hanya mendengarnya sebagai suatu bunyi, lepaskan, rilekskan, tersenyum dan kembali ke objek meditasi Anda. Begitu juga dengan rasa, bau, dan sentuhan.
Ketika Anda terpisah dari kesenangan indera, maksudnya adalah tidak ikut terlibat dengan kesenangan indera apapun yang muncul. Tidak terperangkap dengan betapa Anda menyukai penglihatan ini, atau suara ini, atau sentuhan ini, atau rasa ini, atau bau ini; tapi melihat itu sebagaimana adanya. Ini hanyalah kesenangan indera, dan tidak jadi masalah bagi kesenangan indera itu untuk berada di sana, tapi Anda membiarkannya ada di sana, lepaskan, rilekskan, tersenyum dan kembali ke objek meditasi Anda.
“Terpisah dari keadaan-keadaan tidak bajik,” apakah artinya? Menjadi terpisah dari keadaan-keadaan tidak bajik artinya melepaskan semua gangguan. Saat pikiran Anda mulai menjadi lebih tenang dan lebih nyaman, pada saat itu gangguan cenderung tidak muncul.
Sāriputta masuk dan berdiam di dalam jhāna pertama, yang dibarengi oleh pikiran yang berpikir dan pemeriksaan pikiran, dengan kegembiraan dan kesenangan yang terlahir dari kesendirian.”
Bagaimana jhāna terjadi: Anda bekerja dengan gangguan, jenis gangguan yang satu atau yang lain, apa pun yang terjadi saat itu, dan ketika Anda melepaskannya, dan merilekskannya, tersenyum dan kembali ke objek meditasi Anda, gangguan mulai melemah, dan melemah, sampai akhirnya gangguan tidak muncul lagi. Ketika gangguan tidak muncul lagi, Anda merasakan rasa lega, berikutnya Anda merasakan kebahagiaan muncul.
Ada lima jenis kebahagiaan yang berbeda. Jenis kebahagiaan yang pertama (1) adalah seperti merinding; kebahagiaan itu hanya akan ada di sana sebentar dan kemudian kebahagiaan itu mereda. Kebahagiaan berikutnya (2) adalah seperti halilintar yang menyambar; kebahagiaan itu sangat intens untuk periode waktu yang pendek dan kemudian kebahagiaan itu memudar. Kebahagiaan berikutnya (3) adalah seperti Anda berdiri di laut dan Anda merasakan gelombang kebahagiaan melewati Anda; gelombang demi gelombang. Tiga jenis kebahagiaan ini bisa terjadi pada setiap orang untuk alasan apapun. Ketika kondisinya tepat, kebahagiaan jenis ini akan muncul.
Dua jenis kebahagiaan berikutnya hanya muncul melalui pengembangan mental. Kebahagiaan keempat (4) adalah “kebahagiaan yang meringankan,” Anda merasa sangat ringan di pikiran dan ringan di badan jasmani Anda. Anda merasa sangat bahagia dan ada kegembiraan di dalamnya. Kebahagiaan yang terakhir (5) disebut “kebahagiaan yang meresap.” Kebahagiaan itu
sepertinya keluar dari semua tempat; seperti meluap dan melewati seluruh tubuh.
Ketika Anda melihat rupang Buddha, seringkali Anda lihat kedua matanya sedikit terbuka. Senimannya menggambarkan “kebahagiaan yang meresap.” Dan itu terjadi ketika rasa bahagianya sangat dalam. Anda sedang duduk dalam meditasi, rasa bahagia ini muncul, rasanya sangat menyenangkan, tidak ada banyak kegairahan di dalamnya, pikiran Anda sangat waspada dan tenang; terdapat kebahagiaan dalam apapun yang Anda lihat.
Ketika Anda duduk, tiba-tiba rasa bahagia ini muncul, dan kedua mata Anda terbuka. Dan Anda berpikir: “Baiklah, itu aneh.” Jadi Anda menutup kedua mata Anda dan mata Anda terbuka lagi; lalu Anda menutup kedua mata Anda lagi dan mata Anda kembali terbuka lagi. Anda berkata: “Baiklah, oke, kalau mau terbuka, tetaplah terbuka.” Tapi inilah apa yang ingin diperlihatkan oleh senimannya dengan kedua mata yang terbuka sebagian pada rupang Buddha.
Jika Anda ingat apa yang saya katakan tentang jhāna, kata “jhāna” di negara ini seringkali diterjemahkan sebagai “konsentrasi.” Sebenarnya kata “jhāna” artinya tahap dalam meditasi Anda. Itu hanya tingkatan pengertian Anda akan Sebab Musabab yang Saling Bergantungan (Pattica Samuppada); itu hanya tingkatan. Kebahagiaan muncul; segera setelahnya ketika itu memudar, Anda merasa sangat nyaman di pikiran dan di badan jasmani. Perasaan ini adalah apa yang dikatakan Buddha sebagai “sukha” dalam bahasa Pāli, yaitu kegembiraan. Pikiran Anda tidak terlalu sering mengembara dalam meditasi. Pikiran Anda tinggal bersama meditasi Anda; Anda merasa sangat damai dan sangat tenang. Dalam bahasa Pāli, kata untuk itu adalah “ekaggatā.” Dan jika Anda melihat kata itu dalam kamus bahasa Pāli, “ekagga,” itu artinya ketenangan, itu artinya damai, itu artinya pikiran yang diam. Ekaggatā artinya kondisi diam ini. Jadi ini adalah hal-hal yang dialami Sāriputta di dalam jhāna pertama.
4. “Dan keadaan-keadaan di dalam jhāna pertama—pikiran yang berpikir dan pemeriksaan pikiran, kebahagiaan, kesenangan dan penyatuan pikiran;
Di sana ada Lima Agregat (Lima Kelompok Kehidupan). Kemudian beliau berkata:
kontak, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk, dan pikiran;
Lima Agregat (Lima Kelompok Kehidupan) adalah cara lain dalam menyebut Empat Landasan Kewaspadaan. Kelima agregat sudah disebutkan [kontak, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk, dan pikiran]; Empat Landasan Kewaspadaan adalah badan jasmani, perasaan, kesadaran, dan objek pikiran.
Ketika Anda amati lebih mendalam dan letakkan ‘persepsi’ dan ‘perasaan’ bersama, Anda lihat kedua ini merupakan hal yang sama. Ini penting untuk Anda sadari karena kapanpun Anda melihat Lima Agregat (Lima Kelompok Kehidupan), mereka mengatakan pada Anda bahwa Empat Landasan Kewaspadaan ada di tiap jhāna sampai di landasan bukan-persepsi-pun-bukan-tanpa-persepsi (akan dijelaskan nanti).
Kemudian dikatakan:
semangat, keputusan, energi, kewaspadaan, ketenang-seimbangan, dan perhatian—keadaan-keadaan ini telah didefinisikan olehnya satu demi satu ketika muncul; diketahui olehnya keadaan-keadaan itu muncul, diketahui mereka ada, diketahui mereka lenyap.
Apa yang kita bicarakan di sini? Kita bicara mengenai ketidak-kekalan. Anda melihat ketidak-kekalan ketika Anda berada di dalam jhāna; Anda melihat hal ini muncul dan tenggelam satu demi satu ketika mereka muncul (ketika Anda berlatih dengan metode TWIM {Tranquil Wisdom Insight Meditation/ Meditasi Pandangan Terang, Ketenangan dengan Kebijaksanaan}, tapi Anda tidak akan melihat mereka jika Anda berlatih konsentrasi absorpsi/tercerap jenis apapun). Mereka
tidak selalu mengikuti urutan yang diberikan di sini; mereka sepertinya muncul kapanpun mereka akan muncul.
Dia memahami demikian: ‘Memang demikian, keadaan-keadaan ini, yang tadinya belum ada, lalu menjadi ada; setelah ada, mereka lenyap.’
Lagi-lagi ketidak-kekalan.
Dengan memperhatikan keadaan-keadaan itu, dia berdiam tak tertarik,
Dia tidak berpegang pada hal itu, tidak berusaha untuk mempertahankan mereka.
tak menolak,
Dia tidak berusaha mendorong mereka pergi, tidak berusaha menghentikan mereka.
tak bergantung,
Ia melihat kealamian dari semua keadaan-keadaan ini sebagai tanpa diri pribadi (impersonal); anattā—tanpa diri pribadi (impersonal). Saya tidak menyukai definisi dari “anattā” sebagai “tanpa aku” karena banyak orang salah memahami hal itu. Ketika Anda berkata “tanpa diri pribadi (impersonal),” Anda melihat itu sebagai bagian dari proses; ketika Anda melihat “tanpa aku,” sangat mudah menjadi bingung.
tak melekat,
Sekali lagi, tanpa diri pribadi (impersonal).
bebas,
tak berhubungan, dengan pikiran yang bebas dari penghalang. Dia memahami: 'Ada jalan keluar yang melampaui,' dan dengan pengembangan pencapaian itu, dia telah memastikan bahwa memang masih ada.”
Pikiran yang bebas dari penghalang maksudnya pikiran yang menjadi murni dan tidak memiliki gangguan atau tidak ada kepercayaan tentang diri di dalamnya. Ketika ia masuk dalam jhāna pertama, ia tahu masih ada lagi yang harus dilakukan. Ketika ia berada di dalam
jhāna, ia melihat kekalan. Siapapun yang melihat
ketidak-kekalan melihat bentuk dari ketidak-puasan karena kita ingin semua hal menjadi kekal, dan ketika tidak begitu, ada sedikit ketidak-puasan muncul.
Dan kita melihat kealamian tanpa diri pribadi (impersonal) dari semua keadaan-keadaaan yang berbeda ini sewaktu mereka muncul dan tenggelam. Anda tidak punya kontrol atas hal ini; mereka muncul ketika kondisinya tepat untuk mereka muncul. Di sana tidak ada ”diriku”; tidak ada “milikku”; tidak ada “aku.” Anda melihat anicca (ketidak-kekalan), dukkha (penderitaan), anattā (tanpa diri pribadi/impersonal) ketika Anda berada di dalam jhāna. Anda juga melihat lima agregat (lima kelompok kehidupan). Ini adalah kuncinya.
Di sutta ini dapat kita lihat bahwa Sāriputta terus melihat lima agregat (lima kelompok kehidupan) sampai ke landasan ketiadaan. Di dalam Samyutta Nikāya, ada penjelasan tentang lima agregat (lima kelompok kehidupan). Di sana dikatakan bahwa lima agregat (lima kelompok kehidupan) dan empat landasan kewaspadaan adalah hal yang sama. Ketika Anda berlatih dan masuk ke dalam jhāna dengan menambah langkah ekstra : “rileks,” Anda berlatih empat landasan kewaspadaan.
5. “Sekali lagi, para bhikkhu, dengan berhentinya pikiran yang berpikir dan pemeriksaan pikiran, Sāriputta masuk dan berdiam di dalam jhāna kedua, yang memiliki keyakinan dan kediaman pikiran tanpa pikiran
yang berpikir dan pemeriksaan pikiran, dengan kegembiraan dan kenikmatan yang terlahir dari pikiran yang menyatu.”
Di sini dikatakan “konsentrasi,” tapi saya tidak suka menggunakan kata “konsentrasi” karena kata ini salah dimengerti. Orang-orang yang berlatih konsentrasi, mereka berlatih sejenis konsentrasi absorpsi (tercerap).
Ketika Anda membaca buku dan benar-benar berkonsentrasi, jika seseorang datang, Anda bahkan tidak tahu mereka ada di sana karena Anda benar-benar terpaku pada apa yang Anda baca; itu adalah konsentrasi. Tapi yang Sang Buddha maksudkan adalah seperti penyatuan pikiran, karena Anda memiliki lima agregat (lima kelompok kehidupan). Itu adalah pikiran yang damai; pikiran yang diam, tenang dan waspada pada apapun yang ada di sekeliling Anda.
Anda lihat, ketika kita bicara mengenai lima agregat (lima kelompok kehidupan), daripada menggunakan kata “badan jasmani,” mereka menggunakan kata “kontak.” Supaya ada kontak, Anda harus memiliki badan jasmani, tapi Anda tidak selalu menyadari badan jasmani Anda sampai adanya kontak. Ketika ada sentuhan, maka Anda tahu bahwa badan jasmani Anda masih ada. Sedangkan dalam konsentrasi absorpsi (tercerap), pikiran Anda begitu terabsorpsi (tercerap) dalam objek meditasi Anda sampai Anda kehilangan semua rasa pada badan jasmani Anda.
Saya telah pergi ke pusat-pusat meditasi dimana orang berlatih meditasi konsentrasi, dan cara kita tahu apakah mereka benar-benar berkonsentrasi atau tidak adalah ketika Anda sentuh mereka, mereka tidak tahu. Buat bunyi-bunyi keras di samping mereka, mereka tidak tahu. Mereka tidak memiliki kesadaran penuh. Mereka memiliki pikiran konsentrasi yang dalam, tapi mereka tidak memiliki kesadaran akan sekeliling mereka. Mereka tidak dapat merasakan kontak – kontak dengan telinga, kontak dengan badan jasmani – mereka tidak dapat merasakan itu ketika mereka mencapai keadaan-keadaan
konsentrasi yang dalam. Tapi yang Anda alami di sini [retret TWIM] adalah bahkan ketika Anda berada di arūpa jhāna, Anda masih memiliki kontak.
Jika Anda berada di dalam arūpa jhāna, dan saya datangi Anda dan bilang: “Saya perlu berbicara dengan Anda sekarang,” Anda akan dengar itu. Kemudian Anda membuat keputusan apakah Anda akan keluar dari meditasi Anda atau tidak. Jadi sutta ini sangatlah penting karena sutta ini menunjukkan bahwa masih ada kesadaran penuh ketika Anda berada di dalam jhāna.
Dan apa perbedaan antara konsentrasi absorpsi (tercerap) dan
samatha-vipassanā? Samatha-vipassanā memiliki langkah ekstra
yaitu langkah rileks. Ketika Anda menambahkan langkah rileks, hal itu mengubah seluruh meditasi Anda. Inilah yang membuat ajaran Buddha sangat unik dari apapun yang diajarkan oleh guru-guru lain pada masa itu.
6. “Dan keadaan-keadaan di dalam jhāna kedua—keyakinan,
Mengapa Anda memiliki keyakinan ketika Anda mulai mengembangkan keadaan meditasi yang semakin dalam? Karena Anda mulai mengerti proses Sebab Musabab yang Saling Bergantungan dan Anda mulai melihatnya sebagai proses tanpa diri pribadi (impersonal); Anda mulai melihatnya sendiri .
Kemarin saya memberitahu semua orang, saya mau kalian melihat bagaimana pergerakan pikiran bekerja. Apa yang terjadi; bagaimana itu terjadi? Ketika Anda mulai melihat itu, Anda mulai melihat bagian-bagian dari Sebab Musabab yang Saling Bergantungan dan Anda melihat adanya sebab dan akibat; ketika ini muncul, kemudian itu muncul.
Ketika Anda melepaskan nafsu keinginan, serta melepaskan ketegangan dan keketatan yang disebabkan oleh perhatian pikiran dan pergerakannya, maka tidak ada kemelekatan, sehingga tendensi
kebiasaan tidak muncul. Pada saat itu, Anda memiliki pikiran yang jernih dan waspada, tidak ada bentuk-bentuk pikiran, kemudian Anda bawa perhatian pikiran kembali ke objek meditasi Anda. Yang Sāriputta alami ketika ia berada di setiap jhāna ini sangatlah berbeda dari apa yang dideskripsikan sebagai konsentrasi absorpsi (tercerap).
6. {mengulang} “Dan keadaan-keadaan di dalam jhāna kedua— keyakinan [diri],
Anda mulai benar-benar melihatnya dan Anda mulai mempercayai bahwa ini sungguhan dan Anda mendapat keyakinan yang besar ketika Anda melakukannya.
Kebahagiaan,
Kebahagiaan yang muncul di dalam jhāna kedua lebih kuat; Anda merasa lebih ringan di dalam pikiran, lebih ringan di badan jasmani Anda. Ada murid saya yang saat interview berkata mereka merasa sangat ringan; saking ringannya sampai mereka harus membuka mata karena mereka pikir mereka akan membentur langit-langit. Rasanya begitu ringan.
kesenangan,
Kesenangan yang Anda alami: lebih nyaman, sangat, sangat menyenangkan, damai, merasa tenang di dalam pikiran dan di badan jasmani Anda. Anda tidak punya banyak rasa sakit yang muncul karena kenyamanan yang murni ini.
dan penyatuan pikiran; kontak, perasaan, persepsi, formasi (bentuk-bentuk), dan pikiran;
Lagi-lagi tentang Lima Agregat (Lima Kelompok Kehidupan) dan Empat Landasan Kewaspadaan.
semangat, keputusan, energi, kewaspadaan, ketenang-seimbangan, dan perhatian—keadaan-keadaan ini telah didefinisikan olehnya satu demi satu ketika mereka muncul; dengan diketahui olehnya keadaan-keadaan itu muncul, dengan diketahui semua itu ada, dengan diketahui semua itu lenyap.
Ia melihat anicca (ketidak-kekalan), dukkha (penderitaan), anattā (tanpa diri pribadi/ impersonal), di dalam setiap jhāna.
Ketika Anda mulai melihat bagaimana Sebab Musabab yang Saling Bergantungan bekerja; Anda melihat bagaimana nafsu keinginan muncul dalam bentuk ketegangan dan keketatan di badan jasmani dan di pikiran Anda; Anda bisa melepaskan ketegangan dan keketatan itu, merilekskan, tersenyum, dan kembali ke objek meditasi Anda; maka Anda mulai memiliki sedikit rasa antusias akan hal itu; ini benar-benar bekerja. Saya tidak ingin Anda mempercayai saya, dan saya tidak ingin Anda mempercayai Buddha; buktikan sendiri, buktikan apakah ini benar-benar bekerja atau tidak.
{mengulang} semangat, keputusan, energi, kewaspadaan, ketenang-seimbangan, dan perhatian—
Ini selalu menjadi aspek yang menarik dalam meditasi. Anda punya pilihan; ketika Anda bermeditasi, apakah Anda mau terperangkap oleh pikiran atau perasaan, sensasi, emosi, atau tidak; itu semua tergantung pada Anda. Apa yang muncul pada saat ini mendikte apa yang terjadi di masa mendatang.
Pilihan Anda menentukan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Jika Anda memutuskan untuk tinggal dengan emosi itu, kesedihan itu, ketidak-puasan itu, atau apa pun, jika Anda berpegang padanya maka Anda bisa nantikan itu terjadi lagi dan lagi; Anda sedang menantikan datangnya penderitaan.
Anda lepaskan, rilekskan, tersenyum dan kembali ke objek meditasi Anda; ketika Anda melakukan itu, Anda sedang menuju pada pelepasan dari penderitaan. Itu adalah Kebenaran Mulia yang Ketiga. Saya selalu takjub pada penggunakan kata “Yang Tercerahkan.” Jika saya memberitahu Anda sesuatu yang Anda tidak tahu, berarti saya membuat Anda tercerahkan. Jika Anda melepaskan nafsu keinginan dan kembali ke objek meditasi Anda dengan pikiran yang jernih itu, saat itu adalah saat pencerahan karena tidak ada nafsu keinginan, hanya ada pikiran murni yang tidak terkontaminasi yang Anda bawa kembali ke objek meditasi Anda.
Orang-orang mengatakan tentang Buddha menjadi tercerahkan; memang dalam banyak hal ia tercerahkan. Tapi kata “Buddha” bukanlah suatu gelar, bukanlah suatu nama, dan bukan pula berarti “Yang Tercerahkan”; arti kata itu adalah “Yang Sadar/Bangun.” Ketika Anda melepaskan nafsu keinginan, dan Anda melakukannya sampai gangguan lenyap, Anda menjadi lebih dan lebih sadar bagaimana prosesnya bekerja. Jadi saya agak menjauhi penggunaan kata “tercerahkan.”
Tapi Sang Buddha mengajari kita bagaimana menjadi lebih dan lebih sadar, lebih dan lebih waspada terhadap bagaimana kita menyebabkan diri kita sendiri menderita. Tidak ada orang lain di dunia ini yang menyebabkan penderitaan Anda. Anda menyebabkan diri Anda sendiri menderita: dengan keputusan Anda ketika suatu perasaan muncul, dan itu adalah perasaan yang menyakitkan, dan Anda tidak menyukainya, lalu Anda berpegang dan berusaha mengontrolnya serta berperang dengannya. Kemudian Anda malah mengatakan dan melakukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan bagi diri Anda sendiri dan orang-orang di sekeliling Anda. Tapi itu adalah pilihan Anda, keputusan Anda.
Ketika Anda lebih dan lebih menyadari bagaimana proses ini bekerja, Anda mulai melihat dan menjadi lebih sadar bagaimana Anda
menyebabkan diri Anda sendiri menderita; dan Anda mulai melepaskan lebih banyak, semakin banyak dan semakin banyak. Kemudian pikiran Anda mulai masuk ke dalam keadaan ketenang-seimbangan.
Dengan itu tidak ada lagi reaksi dimana Anda bersikap seperti kebiasaan lama Anda ketika perasaan seperti itu muncul. Anda mulai melepaskan reaksi lama Anda dan Anda mulai menanggapi dengan cara baru, dengan cara yang penuh kebahagiaan dan mengarah ke kebahagiaan bagi diri Anda sendiri dan semua orang di sekitar Anda.
Bagian berikutnya—energi—sungguh menarik. Ketika orang pertama kali memulai meditasi dan mereka akhirnya mengerti, dan mulai merasakan kebahagiaan, saat mereka masuk ke dalam jhāna pertama, mereka sungguh antusias. Ketika mereka keluar dari sesi meditasi itu karena alasan tertentu, lalu saat mereka kembali duduk bermeditasi, mereka berkata: “Saya mau seperti yang tadi lagi.” Sebenarnya, mereka akhirnya menaruh terlalu banyak energi pada meditasi mereka dan malah menjadi gelisah, dan kemudian mereka harus bekerja dengan kegelisahan itu. Energi sangatlah menarik karena energi tidak selalu sama setiap saat. Anda harus mendorongnya sedikit ke sini atau sedikit ke sana.
Seperti berjalan di atas tali. Jika Anda memiliki terlalu banyak energi, Anda jatuh ke satu sisi; jika Anda kurang energi, Anda jatuh ke sisi lainnya. Dibutuhkan penyesuaian terus menerus dengan energi Anda sehingga Anda bisa tetap seimbang. “Ya, saya sebelumnya berada di kondisi mental ini, dan saya akan menaruh energi sebanyak ini.” Dan hal ini membuat kondisi mental itu pergi.
Terkadang tidak. Itu tergantung bagaimana Anda menambahkan energi dan bagaimana Anda dapat menyesuaikannya dengan cara