• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

2.12. Scholastic Aptitude Test (SAT)

Scholastic Aptitude Test (SAT) adalah sebuah tes yang mengukur kemampuan dan bakat seseorang di bidang akademis. Tes ini juga dapat mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual (IQ). Tes ini mula-mula dipergunakan di Amerika sebagai prasyarat penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi jenjang S1. Di Indonesia, SAT

biasa disebut dengan Tes Bakat Skolastik (TBS) atau biasanya lebih dikenal dengan Tes Potensi Akademik (TPA).

SAT merupakan tes masuk universitas yang paling tua yang diterbitkan pada tahun 1926. Tes SAT awalnya bernama bernama Scholastic Aptitude Test, lalu setelah direvisi, diperbaharui, dan berkali-kali dinorma ulang, pada awal tahun 1990-an berganti nama menjadi Scholastics Assessment Test. Pada umumnya tes ini mengujikan empat bidang kemampuan, yaitu pada bidang bahasa atau verbal, bidang numerik atau angka, bidang logika, dan kemampuan di bidang spasial atau gambar.

Secara umum, skoring dilakukan dengan memberi nilai 10 pada setiap soal yang berhasil dijawab dengan tepat. Total skor yang didapat individu berkisar antara 200-800. Sedangkan total skor keseluruhan berkisar antara 600-2400. Skor yang didapat individu tersebut selanjutnya menjadi pertimbangan instansi untuk menerimanya atau tidak.

Dilihat dari segi tujuan dilakukannya, SAT terbagi dalam beberapa jenis tes, contohnya adalah tes untuk pengarahan dan tes untuk penjurusan. Tes penjurusan sering digunakan oleh siswa kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menentukan jurusan, sedangkan tes pengarahan sering digunakan oleh siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk mengetahui program studi yang yang tepat di perguruan tinggi nantinya, tes pengarahan ini juga bisa digunakan di perguruan tinggi untuk mengetahui kesesuaian program studi yang dipilih dengan bakat seorang mahasiswa di bidang tertentu.

Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi juga dapat dibagi menjadi dua jenis tes, yang pertama adalah Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi ilmu alam, dan Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi ilmu sosial. Tes Potensi Akademik untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Alam digunakan oleh siswa SMA kelas XII jurusan IPA untuk mengetahui kesesuaian bakat siswa pada program studi ilmu alam yaitu di bidang Ilmu-ilmu Fisik (IF), Ilmu-ilmu

Biologi (IB), Ilmu Sosial Kuantitatif (ISK), Ilmu Sosial Non Kuantitatif (ISNK), dan Bahasa / Sastra (B/S), sedangkan Tes Potensi Akademik untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Sosial digunakan oleh siswa SMA kelas XII jurusan IPS untuk mengetahui kesesuaian bakat siswa pada program studi ilmu sosial yaitu di bidang Ilmu Sosial Kuantitatif (ISK), Ilmu Sosial Non Kuantitatif (ISNK) dan Bahasa / Sastra (B/S). Pada Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi ilmu alam terdapat beberapa subtest yang dilakukan, yaitu: Tanggapan Ruang (TR), Barisan Bilangan (BMA), Berpikir Verbal Klasifikasi (BVB) Penalaran Numerik (BMB), Berpikir Verbal Analogi (BVA), dan Perbendaharaan Kata (VOK), sedangkan pada Tes Potensi Akademik untuk pengarahan program studi Ilmu Sosial terdapat empat subtest yang dilakukan yaitu : Berpikir Matematis B (BMB), Berpikir Verbal A atau Verbal Analogi (BVA), Berpikir Verbal B atau Verbal Klasifikasi (BVB) dan Perbendaharaan Kata (VOK).

a. Tanggapan Ruang (TR)

Setiap soal dalam tes ini berupa suatu pola yang dilipat menjadi satu atau beberapa bangun ruang yang nampak bagian luarnya. Untuk setiap pola disediakan lima bangun ruang dengan huruf A, B, C, D, E. Tugas peserta menentukan satu atau lebih dari lima bangun yang tersedia yang dapat dibuat berdasar pola tersebut.

Jumlah soal dalam tes ini adalah 40, dan waktu pengerjaan tes ini adalah 30menit. Pada tes ini, terdapat satu atau lebih jawaban.

b. Barisan Bilangan (BMA)

Setiap soal mempunyai pola hitungan yang berbeda, peserta diharapkan menemukan pola yang terdapat dalam setiap soal dengan tepat, agar dapat mengisi angka selanjutnya. Terdapat 40 soal dalam tes ini, dengan waktu pengerjaan 40 menit. Jawaban dari setiap soal di tes ini merupakan jawaban pasti.

Contoh soalnya adalah (diambil dari buku petunjuk pengerjaan BMA):

1 3 5 7 9 11 …. (Tiap bilangan yang menyusul selalu

lebih besar 2 daripada bilangan sebelumnya, jadi jawabannya adalah 13).

c. Berpikir Verbal Klasifikasi (BVB)

Setiap soal dalam tes ini terdiri lima buah kata yang berhuruf A,B,C,D,E. Dari kelima buah kata itu, empat kata termasuk dalam satu golongan, dan satu kata tidak. Tugas peserta memilih satu kata yang tidak termasuk dalam golongan termaksud, dengan memilih huruf yang ada. Jumlah soal dalam tes ini adalah 60 soal, dengan waktu pengerjaan 35 menit. Jawaban dari setiap soal di tes ini merupakan jawaban pasti.

Contoh soalnya adalah (diambil dari buku petunjuk pengerjaan BVB): A. Lurah

B. Camat C. Walikota D. Propinsi E. Gubernur

Jawaban dari soal diatas adalah D (propinsi) karena kata propinsi tidak termasuk dari golongan kata yang lainnya.

d. Beripikir Verbal Analogi atau Verbal Analogi (BVA)

Setiap soal dari tes ini terdiri dari sebuah kalimat yang kosong kata-kata pertama dan terakhir, sekelompok kata-kata bernomor (1,2,3,dan 4) dan sekelompok lagi kta-kata berhuruf (A,B,C,dan D). Tugas peserta mencari satu kata yang cocok untuk mengisi dari kelompok nomor untuk mengisi bagian depan dan satu kata dari kelompok kata-kata berhuruf untuk mengisi bagian belakang. Waktu pengerjaan tes ini adalah 40 menit. Jawaban dari tes ini merupakan jawaban pasti.

Contoh soalnya adalah (diambil dari buku petunjuk pengerjaan BVA): …. : pendek = gemuk : …. 1. Besar A. Lemak 2. Panjang B. Berat 3. Kerdil C. Makan 4. Cerita D. Kurus

Jawaban dari soal tersebut adalah 1.panjang dan D.kurus yang merupakan lawan kata dari kata-kata diatas.

e. Penalaran Numerik atau Berpikir Matematis B (BMB)

Tes ini terdiri dari 25 soal yang dikerjakan dalam waktu 45 menit. Tugas peserta adalah mencari jawaban benar dengan cara menyelesaikan soal yang ada. Jawaban dari tes ini merupakan jawaban pasti. Soal disajikan dalam bentuk soal cerita yang berisi tentang persoalan matematika. f. Perbendaharaan Kata (VOK)

Inti dari tes ini adalah pencarian arti dari kata yang telah disediakan. Tugas peserta adalah mencari arti kata yang disediakan dilajur kiri dengan memilih arti katanya yang tersedia dilajur kanan. Terdapat 50 sampai 60 soal dalam tes ini, dengan waktu pengerjaan 40 menit. Jawaban dari tes ini merupakan jawaban pasti.

Contoh soalnya adalah (diambil dari buku petunjuk pengerjaan VOK): Korek ( ) 56. Alat Pemutar Sekrup

Dahaga ( ) 57. Angan-Angan Ide ( ) 58. Bunyi Ayam Betina

59. Haus 60. Gagasan

Cara penghitungan nilai dari setiap jenis tes adalah dengan menghitung total jawaban benar dari setiap jenis tes tersebut, kemudian total jawaban benar setiap jenis tes dicocokkan ke dalam norma tes potensi akademik untuk pengarahan program studi dan menghasilkan nilai dari setiap jenis tes. Nilai dari setiap jenis tes ini yang nantinya akan dibuat grafik.

Secara umum, cara menghitung hasil kualifikasi kedua tes ini adalah dengan menjumlahkan hasil perkalian nilai dari setiap jenis tes tadi dengan bobot yang sudah ditentukan, yang membedakan penghitungan kualifikasi dari kedua tes ini adalah bobot yang diberikan tiap jenis tes nya.

Kualifikasi TPA untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Alam: a*TR + a*BMA + a*BMB + a*BVA + b*BVB + b*VOK Kualifikasi TPA untuk Pengarahan Program Studi Ilmu Sosial:

c*BMB + c*BVA + d*BVB + d*VOK

Dimana a, b, c, dan d adalah konstanta bobot dari setiap jenis tes, sedangkan TR, BMA, BMB, BVA, BVB, dan VOK adalah nilai jenis tes.

Hasil dari penghitungan dengan rumus diatas kemudian dicocokkan dengan kategori hasil kualifikasi. Terdapat 11 kategori hasil kualifikasi, yaitu I (Istimewa), AT (Amat Tinggi), T (Tinggi), LC (Lebih dari Cukup), C+ (Cukup Plus), C (Cukup), RR (Ragu-Ragu), TC (Tidak Cukup), R (Rendah), AR (Amat Rendah) dan ASR (Amat Sangat Rendah). Setiap kategori hasil kualifikasi tersebut memiliki rrange nilai.

Cara penghitungan kesesuaian program studi dengan bakat siswa adalah dengan menjumlahkan hasil perkalian nilai dari beberapa jenis tes tadi dengan bobot yang sudah ditentukan, meskipun terdapat beberapa kesamaan bidang kesesuaian program studi antara jurusan IPA dan IPS yaitu ISK, ISNK, dan B/S , akan tetapi

kombinasi jenis tes yang digunakan dan bobot yang diberikan bisa berbeda, contohnya adalah sebagai berikut:

Bidang Ilmu Sosial Kuantitatif untuk Jurusan IPA: f*BMA + g*BMB + g*BVA + h*BVB

Bidang Ilmu Sosial Kuantitatif untuk Jurusan IPS: i*BMB + j*BVA + k*BVB + l*VOK

Dimana f, g, h, i, j, k, l adalah konstanta bobot dari jenis tes, dan BMA, BMB, BVA, BVB, VOK adalah nilai jenis tes.

Dapat dilihat pada rumus diatas, terdapat beberapa kesamaan jenis tes yang diujikan pada jurusan IPA dan IPS, yang membedakan adalah pemberian bobot. Bobot jenis tes BMB pada jurusan IPA adalah g, sedangkan bobot jenis tes BMB pada jurusan IPS adalah i. Rumus dan jenis tes yang digunakan untuk penghitungan kesesuaian bidang Ilmu Sosial Non Kuantitatif (ISNK) dan bidang Bahasa/Sastra (B/S) antara jurusan IPA dan IPS sama. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Bidang Ilmu Sosial Non Kuantitatif:

m*BMB + n*BVA + n*BVB + o*VOK Bidang Bahasa/Sastra:

p*BMB + q*BVA + q*BVB + q*VOK

Dimana m, n, o, p, dan q adalah konstanta bobot jenis tes, dan BMB, BVA, BVB, dan VOK adalah nilai jenis tes.

Rumus yang digunakan untuk bidang ilmu biologi adalah sebagai berikut: Bidang Ilmu Biologi:

Dimana r, s, dan t adalah konstanta bobot jenis tes dan BMA, BMB, BVA, BVB, dan VOK adalah nilai jenis tes.

Rumus yang digunakan untuk bidang ilmu fisik adalah sebagai berikut: Bidang Ilmu-Ilmu Fisik:

u*TR + v*BMA + v*BMB + u*BVA + v*VOK

Dimana u dan v adalah bobot jenis tes dan TR, BMA, BMB, BVA, VOK adalah nilai jenis tes.

Hasil penghitungan dengan rumus-rumus diatas kemudian di cocokkan pada kategori untuk menentukan kesesuaian program studi. Terdapat tiga kategori untuk menentukan kesesuaian program studi, yaitu: sesuai, ragu-ragu, dan tidak sesuai. Setiap kategori memiliki range nilai.

BAB III

Dokumen terkait