• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebaran panjang karapas hasil tangkapan spiny lobster

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Komposisi Hasil Tangkapan Krendet Ujicoba

5.3.3 Sebaran panjang karapas hasil tangkapan spiny lobster

100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 Setting ke-Bobot individu spiny lobster (gram) Panulirus penicillatus 17 9 0 5 10 15 20 3,8 > 3,8

Selang Panjang Karapas (cm)

Frekuensi (ekor) Panulirus homarus 6 0 0 1 2 3 4 5 6 7 3,8 > 3,8

Selang Panjang Karapas (cm)

Frekuensi (ekor)

Keterangan

Gambar 22 Sebaran bobot individu hasil tangkapan krendet empat persegi panjang.

5.3.3 Sebaran panjang karapas hasil tangkapan spiny lobster

Panjang karapas Panulirus penicillatus rata-rata yang tertangkap oleh krendet lingkaran 3,5 cm dan frekuensi paling banyak terdapat pada kisaran panjang kurang dari atau sama dengan 3,8 cm sebanyak 17 ekor. Panjang karapas Panulirus homarus rata-rata yang tertangkap 2,67 cm dan frekuensi paling banyak berada pada kisaran kurang dari atau sama dengan 3,8 cm sebanyak 6 ekor. Frekuensi panjang karapas individu spiny lobster oleh krendet lingkaran dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23 Frekuensi panjang karapas individu hasil tangkapan krendet lingkaran.

Panjang karapas Panulirus penicillatus rata-rata yang tertangkap oleh krendet empat persegi panjang adalah 3,24 cm dan frekuensi paling banyak terdapat pada bobot minimal untuk ekspor =

Panulirus penicillatus 30 19 0 5 10 15 20 25 30 35 3,8 > 3,8

Selang Panjang Karapas (cm)

Frekuensi (ekor) Panulirus homarus 23 4 0 5 10 15 20 25 3,8 > 3,8

Selang Panjang Karapas (cm)

Frekuensi (ekor)

kisaran panjang kurang dari atau sama dengan 3,8 cm sebanyak 30 ekor. Panjang karapas Panulirus homarus rata-rata yang tertangkap 2,56 cm dan frekuensi paling banyak berada pada kisaran panjang kurang dari atau sama dengan 3,8 cm sebanyak 23 ekor. Frekuensi panjang karapas individu spiny lobster oleh krendet empat persegi panjang dapat dilihat pada Gambar 24.

Gambar 24 Frekuensi panjang karapas individu hasil tangkapan krendet empat persegi panjang.

Analisis ragam terhadap panjang karapas rata-rata individu hasil tangkapan spiny lobster menunjukkan Fhitung sebesar 1,8855 lebih kecil dari Ftabel sebesar 4,3009 maka keputusan gagal tolak H0. Hal ini berarti perlakuan bentuk konstruksi krendet tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap panjang karapas individu rata-rata hasil tangkapan spiny lobster. Analisis ragam terhadap panjang karapas individu rata-rata hasil tangkapan spiny lobster dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Analisis ragam terhadap panjang karapas rata-rata spiny lobster

Sumber Keragaman Derajat

bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah Fhitung Ftabel (0,05) Perlakuan 1 1,0333 1,0333 1,8855 4,3009 Sisa 22 12,0568 0,5480 Total 23 13,0902

5.4 Pembahasan

Para pelaku perikanan spiny lobster menyebut spiny lobster sebagai the sweet

smell of money, hal ini tidak lain adalah karena begitu banyaknya dollar yang

dihasilkan dari biota laut ini. Sebagian besar nelayan di Kabupaten Wonogiri menggunakan alat tangkap krendet untuk menangkap spiny lobster. Krendet merupakan alat tangkap hasil modifikasi jaring hampar yang dibuat sedemikian rupa untuk dapat menangkap spiny lobster dengan cara menjerat dan memuntal (entangling). Krendet termasuk dalam sub kelas hand lift net sederhana.

Konstruksi krendet empat persegi panjang memiliki daya tahan yang berbeda dengan krendet lingkaran. Bingkai krendet lingkaran tidak bersudut, sehingga daya tahannya cenderung lebih kokoh dibandingkan dengan krendet empat persegi panjang walaupun keduanya berbahan sama, yakni besi masif. Besi masif digunakan dengan pertimbangan, besi akan lebih tahan lama dibandingkan dengan bahan lain. Selain itu, besi memiliki sifat tidak mudah berubah bentuk dan posisi bila terkena benturan dengan permukaan batu karang dan arus air.

Bobot pemberat yang biasa digunakan oleh nelayan krendet di perairan Wonogiri adalah 0,5-1 kg. Semakin besar ukuran pemberat, maka semakin cepat alat tangkap tenggelam. Tetapi jika pemberat yang digunakan terlalu besar, akan menyulitkan nelayan ketika melakukan setting dan menambah beban ketika melakukan hauling, karena itu pemilihan bobot pemberat harus disesuaikan dengan kondisi perairan saat operasi penangkapan dilakukan. Jika kondisi perairan relatif tenang, maka disarankan untuk menggunakan pemberat dengan bobot yang tidak terlalu besar, begitupun sebaliknya.

Dengan luasan yang sama, krendet empat persegi panjang memiliki panjang area hadang lebih besar dibandingkan dengan krendet lingkaran. Semakin panjang area hadang krendet, maka peluang tertangkapnya spiny lobster semakin besar, sebab

spiny lobster bergerak dengan cara merangkak menuju pantai yang sudah dipasangi

krendet. Pertimbangan lainnya adalah harga dan bahan yang digunakan relatif sesuai dengan harga dan bahan yang biasa digunakan nelayan setempat. Dalam artian nelayan tidak perlu menambah bahan dan biaya tambahan untuk membuat krendet

persegi panjang. Ilustrasi panjang area hadang krendet ujicoba dapat dilihat pada Gambar 25.

Gambar 25 Ilustrasi panjang area hadang krendet.

Kedua konstruksi krendet ini tidak selektif, karena jaring sengaja dikonstruksi untuk menjerat dan memuntal spiny lobster, oleh karena itu kerapatan jaring dibuat tidak teratur dengan cara badan jaring dijadikan dua lapis. Hal ini menyebabkan spiny

lobster yang belum layak tangkap atau berukuran kurang dari 100 gram ikut

tertangkap. Namun demikian, nelayan setempat tidak pernah membawa pulang hasil tangkapan spiny lobster yang berukuran kurang dari 100 gram. Nelayan umumnya mengembalikan hasil tangkapan tersebut ke laut karena nilai jualnya kecil di tangan pengumpul. Kesadaran inilah yang seharusnya terus dibina oleh pemerintah dalam hal ini dinas perikanan dan dinas perdagangan melalui para pengumpul dan pengusaha produk perikanan, khususnya spiny lobster.

Umpan yang digunakan dalam uji coba ini adalah chiton. Di perairan Nampu, chiton lebih disukai oleh spiny lobster dibandingkan dengan jenis umpan yang lain. Sebelumnya nelayan telah mencoba berbagai macam umpan, diantaranya ikan runcah, bulu babi, kulit kambing dan kelapa yang dibakar, namun hasil tangkapannya

arah ruaya spiny lobster x (80 cm) x + y (80+40) cm x x y

lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan umpan chiton. Selain itu, chiton juga mudah diperoleh karena tersedia di sekitar pantai, sehingga tidak perlu membeli untuk mendapatkannya (Lampiran 5).

Krendet ujicoba mendapat hasil tangkapan berupa Panulirus penicillatus (lobster batu), Panulirus homarus (lobster hijau pasir ) serta Scylla sp. (kepiting bakau). Kepiting merupakan hasil tangkap sampingan. Hal ini disebabkan kepiting memiliki sifat dan kesukaan yang hampir sama dengan spiny lobster, yaitu binatang laut aktif yang gemar memakan berbagai jenis hewan lunak termasuk chiton. Walaupun sama-sama memiliki nilai jual jika dipasarkan, perlakuan nelayan terhadap hasil tangkapan kepiting sangat buruk. Ketika tertangkap oleh krendet, nelayan sengaja mematahkan bagian-bagian tubuh kepiting saat mengeluarkannya dari krendet. Nelayan menganggap kepiting hanya sebagai perusak alat tangkap krendet. Kepiting yang tertangkap oleh krendet tidak dijual melainkan dijadikan sebagai konsumsi rumah tangga. Nelayan setempat tidak menjualnya karena tidak ada pengumpul di wilayah itu. Sedangkan untuk langsung memasarkannya ke kota, nelayan membutuhkan biaya transportasi yang cukup besar.

Krendet empat persegi panjang memperoleh hasil tangkapan spiny lobster lebih banyak dibandingkan dengan krendet lingkaran, diperkuat oleh hasil analisis ragam yang menyatakan perbedaan yang nyata. Hal ini diduga karena panjang area hadang krendet lingkaran hanya sebatas diameter dari lingkaran tersebut dan ini lebih kecil dibandingkan panjang krendet empat persegi panjang. Selain itu, lokasi penangkapan memiliki kedung-kedung sempit yang memanjang, sehingga krendet empat persegi panjang lebih cocok digunakan.

Kisaran panjang karapas spiny lobster yang memasuki krendet ujicoba adalah 2,0-5,75 cm. Menurut Kanomori (1988) diacu dalam Phillips dan Kittaka (2000), ukuran panjang karapas (carapace lenght) yang aman untuk eksploitasi spiny lobster jenis Panulirus penicillatus dan Panulirus homarus adalah 3,8 cm. Bila melihat panjang karapas individu spiny lobster yang tertangkap oleh kedua krendet ujicoba, maka spiny lobster yang tertangkap oleh masing- masing krendet ada yang sudah masuk rentang ukuran layak tangkap berdasarkan ukuran dan ada yang belum. Untuk

hasil tangkapan yang belum layak tangkap berdasarkan ukuran sebaiknya dikembalikan ke laut atau ditampung oleh pengumpul lokal untuk kemudian dibesarkan dan dibudidayakan agar stok sumberdayanya tetap lestari. Hasil analisis statistik terhadap panjang karapas hasil tangkapan spiny lobster menyimpulkan bentuk krendet tidak berpengaruh nyata terhadap panjang karapas hasil tangkapan

spiny lobster, hal ini menunjukkan bahwa sebaran spiny lobster di lokasi

penangkapan menyebar acak.

Berdasarkan referensi harga jual dari pengumpul lokal dan perusahaan pengekspor spiny lobster, disebutkan bahwa bobot spiny lobster jenis batu dan hijau pasir yang memiliki nilai jual tertinggi, yakni berukuran lebih dari atau sama dengan 200 gram, maka jumlah spiny lobster dengan nilai jual tertinggi yang didapat oleh krendet lingkaran sebanyak 16 ekor, sedangkan yang didapat oleh krendet empat persegi panjang 31 ekor. Dengan demikian jika dilihat dari segi ekonomi, hasil tangkapan krendet empat persegi panjang lebih baik nilai jualnya dibandingkan dengan krendet lingkaran. Dari uraian terdahulu, secara keseluruhan krendet empat persegi panjang lebih baik dalam menangkap spiny lobster dibandingkan dengan krendet lingkaran.

Dokumen terkait