A. Penerapan Hukum Pidana Materil terhadap Tindak Pidana Peredaran Narkotika dalam Putusan Nomor 113/Pid.sus/2017/PN Tka
2. Unsur “Secara Tanpa Hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I
bukan tanaman”
Bahwa melawan hukum dapat diartikan sebagai melawan kehendak yang dilarang oleh undang-undang. Berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan terdakwa yang saling bersesuaian satu dengan yang lainnya telah
terungkap fakta bahwa pada hari Kamis tanggal 07 Februari 2013 sekitar pukul 23.30 Wita, bertempat di ruang tamu disebuah rumah didusun Jonggo Batu Desa Aeng Batu-batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, petugas Kepolisian resor Takalar telah melakukan penangkapan terhadap terdakwa.
Bahwa pada Muhammad Taufik Alias DG. Salle Bin Amiruddin Lira tertangkap oleh petugas Kepolisian Resor Takalar, langsung dilakukan penggeledahan dan ditemukan barang bukti berupa Narkotika jenis Shabu-shabu tersebut.
Bahwa kemudian setelah dilakukan penangkapan ditemukan dalam penguasaan terdakwa barang berupa kristal bening terbungkus plastik bening dan setelah dilakukan pengujian laboratorium ternyata benar kristal bening terbungkus plastik bening yang dibawa oleh terdakwa mengandung Metamfetamina yang merupakan Narkotika dalam Golongan I. Perbuatan terdakwa menguasai Shabu-shabu tersebut dilarang oleh hukum atau bertentangan dengan undang-undang, sehingga dengan demikian unsur secara tanpa hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman telah terbukti.
Bahwa kemudian untuk memastikan kristal bening yang terdapat dalam 1 (satu)/paket plastik bening selanjutnya dilakukan pengujian di Laboratorium.
Sesuai dengan hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polri Cabang Makassar No. Lab: 2519/NNF/VII/2017 tanggal 24 Juli 2017 adalah benar kristal bening yang terdapat dalam 1 (satu)/sachet plastik bening mengandung
Metamfetamina dan terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, serta urine milik terdakwa Muhammad Taufik Alias Dg. Salle Bin Amiruddin Lira terbukti Positif (+) Mengandung Narkotika.
Berdasarkan pertimbangan hukum diatas, maka kedua unsur ini telah terpenuhi.
Dari segi pertanggungjawaban pidananya, Majelis Hakim berpendapat tidak ditemukannya adanya alasan-alasan baik alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada perbuatan terdakwa, sedangkan terdakwa adalah orang yang cakap berbuat hukum dan mampu bertanggung jawab didepan hukum, maka terdakwa dinyatakan bersalah atas perbuatan yang telah dilakukannya dan selayaknya dijatuhi hukuman pidana yang setimpal dengan perbuatannya.
B. Pertimbangan Hakim dalamMenjatuhkan Pidana Terhadap Terdakwa dalam Putusan Nomor 113/Pid. Sus/2017/PN. Tka.
1. Pertimbangan hakim dalam Menjatuhkan Pidana Terhadap Terdakwa dalam Putusan Nomor 113/Pid. Sus/2017/PN. Tka .Putusan hakim merupakan puncak dari suatu perkara yang sedang diperiksa dan diadili oleh Hakim tersebut. Oleh karena itu, tentu saja Hakim membuat keputusan harus memperhatikan segala aspek didalamnya, mulai dari perlunya kehati-hatian, dihindari sedikit mungkin ketidak cermatan, baik yang bersifat formal maupun yang bersifat materiil, sampai dengan adanya kecakapan teknik membuatnya. Jika hal-hal negatif dapat dihindari, tentu saja diharapkan dalam diri hakim lahir, tumbuh, dan
berkembang adanya sikap atau sifat kepuasan moral jika kemudian putusannya itu dapat menjadi tolak ukur untuk perkara yang sama, atau dapat menjadi bahan referensi bagi kalangan teoritisi maupun kalangan praktisi hukum serta kepuasan nurani sendiri jika putusannya dikuatkan dan tidak dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi.
Pertimbangan hakim terhadap terdakwa sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terdakwa diajukan ke persidangan berdasarkan dakwaan alternatif yakni, Primair, melanggar ketentuan Pasal 112 Ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Subsidiair, melanggar ketentuan Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang- undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dan menurut penilaian Majelis Hakim bahwa dakwaan pertama yang memiliki potensi bersesuaian dengan fakta persidangan maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan dakwaan Primair terlebih dahulu yakni, Pasal 112 Ayat (1) UU Narkotika yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Unsur Setiap Orang
2. Unsur Tanpa Hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan.
3. Narkotika Golongan I bukan tanaman.
Ad. 1. Setiap Orang :
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “Setiap Orang” disini adalah siapasaja yang menjadi Subyek Hukum yang dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya. Bahwa diajukan selaku terdakwa dalam perkara ini adalah
terdakwa Muhammad Taufik Alias DG. Salle Bin Amiruddin Lira yang telah membenarkan isi surat dakwaan maupun identitasnya dalam surat dakwaan, selanjutnya sesuai keterangan saksi-saksi dan terdakwa dipersidangan diperoleh fakta tentang identitas terdakwa dan selama persidangan terdakwa Muhammad Taufik Alias DG. Salle Bin Amiruddin Lira dalam keadaan sehat baik jasmani maupun rohani. Dalam hal ini terdakwa tidak dalam keadaan kurang sempurna akalnya (Verstandelijke Vermogens) atau sakit jiwanya (Zeekelijke string der Verstandelijke Vermogens) sebagaimana dimaksud pasal 44 KUHP. Terdakwa juga tidak dalam kaeadaannya faktor menghapuska kesalahannya karena pengaruh daya paksa (overmacht) baik dari orang maupun keadaan tertentu, baik bersifat absolute maupun relatve yang tidak dapat dihindarkan lagi sebagaimana dimaksud pasal 48 KUHP, sehingga dalam hal ini terdakwa adalah pribadi yang dapat diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya dan ia adalah pelaku dari perbuata pidana yang didakwakan atas diri terdakwa
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut maka
“Unsur Setiap Orang” telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
Ad.2 Secara Tanpa Hak atau melawan hukum, memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan.
Menimbang, bahwa unsur tersebut bersifat alternatif artinya tidak perlu seluruhnya tidak dibuktikan, cukup salah satu saja yang terbukti untuk membuktikan perbuatan terdakwa maka terbuktilah unsur pasal tersebut;
Menimbang, bahwa pengertian “Tanpa hak” adalah bahwa
“pelaku/terdakwa di dalam memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan
narkotika golongan 1 dalam bentuk bukan tanaman tersebut tidak berwenang atau bertentangan dengan aturan hukum atau melawan hukum”
Menimbang, bahwa perbuatan “melawan hukum” dalam doktrin hukum pidana dikenal dengan istilah “wederrechtelijke”, yang oleh Prof. Van hamel ditafsirkan dalam dua bentuk, yaitu : pertama “instrijd met het recht”
(bertentangan dengan hukum), dan kedua “niet steunend op het recht” (tidak berdasarkan hukum) atau “zonder bevoegheid” (tanpa hak), sehingga pengertian
“melawan hukum” (woderrchtelijke)secara sederhana dapat ditujukan tidak hanya kepada suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum dalam pengertian yang umum akan tetapi juga dapat ditujukan kepada adanya suatu perbuatan yang dilakukan tanpa hak;
Menimbang, bahwa menurut pasal 1 angka 1 UU RI NO. 35 tahun 2009 tentang narkotika menyebutkan pengertian narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanama atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini;
Menimbang, bahwa dalam pasal 7 UU RI No. 35 tahun 2009 tentang narkotika menyebutkan bahwa narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Menimbang, bahwa dalam penjelasan Pasal 7 UU RI No. 35 Tahun 2009
tentang narkotika lebih lanjut dijelaskan pengertian “pelayanan kesehatan” adalah termasuk pelayanan rehabilitasi medis dan yang dimaksud dengan
“pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” adalah penguatan Narkotika terutama untuk kepentingan pengobatan dan rehabilitasi, termasuk untuk kepentingan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan serta keterampilan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya melakukan pengawasan, penyelidikan, penyidikan, dan pemeantasan peredaran peredaran gelap narkotika. Kepentingan pendidikan, melatih anjing pelacak Narkotika dari pihak kepolosian Negara Republik Indonesia, Bea dan Cukai dan Badan Narkotika Nasional serta instansi lainnya;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 36 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa Narkotika dalam bentuk obat jadi hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar dari menteri;
Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 38 UU RI No. 35 tahun 2009 menyebutkan bahwa “setiap kegiatan peredaran Narkotika wajub dilengkapi dengan dokumen yang sah”,
Menimbang, bahwa menurut ketentuan Pasal 39 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 menyebutkan “Narkotika hanya dapat dasalurkan oleh industri farmasi, pedagang besar fermasi, dan sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini”. Dan dalam Pasal 40 ayat (3) UU RI No. 35 Tahun 2009 lebih lanjut menyebutkan bahwa
“Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu hanya dapat
masyarakat dan balai pengbatan pemerintah tertentu”,
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang saling bersesuaian dengan keterangan terdakwa, dihubungkan dengan barang bukti, di persidangan diperoleh fakta :
- Bahwa benar pada hari kamis tanggal 13 juli 2017 sekira pukul 17.30 tita, di ruangan tamu sebuah rumah di Dusun Jonggo Batu Desa Aeng Batu-batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar telah dilakukan penangkapan terhadap terdakwa DG SALLE;
- Bahwa benar ketika saksi SYAMSUL BAHRI, SH dan saksi USMAN MUSTAQIM datang kesebuah rumah di Dusun Jonggo Batu Desa Aeng Batu-batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar, terdakwa MUHAMMAD TAUFIK alias DG. SALLE saat itu sementara duduk sendiri diruang tamu, dan di duga terdakwa DG. SALLE tersebut akan mengkomsumsi shabu karena saat itu saksi SYAMSUL BAHRI, SH san saksi USMAN MUSTAQIM juga mengamakan 1 (satu) buah alat hisap shabu diatas meja ruan tamu tersebut, namun anggota polisi tersebut dahulu datang;
- Bahwa benar saksi SYAMSUL BAHRI, SH dan saksi USMAN MUSTAQIM menerangkan bahwa barang bukti yang diamankan diatas meja yang ada diruang tamu diduga narkotika jenis shabu tersebut sebanyak 1 (satu sachet klip pastik bening dan barang bukti yang dibungkuskan dalam kemasan 1 (satu) sachet klip plastik bening kira-kira berukuran 3x5 cm ;
- Bahwa benar saksi SYAMSUL BAHRI, SH dan saksi USMAN MUSTAQIM
merupakan anggota kepolisian yang ditugaskan disatuan fungsi resnarkoba anggota polres takalat yang memiliki surat perintah tugas untuk melakukan penyelidikan sehingga proses penangkapan dan penyeledahan terhadap penyalahgunaan narkoba seperti halnya yang dilakukan oleh terdakwa MUHAMMAD TAUFIK alias DG. SALLE tersebut ;
- Bahwa benar terdakwa MUHAMMADTAUFIK alias DG. SALLE mendapatkan shabu tersebut dibeli dari MONGINSIDI (DPO) di jalan monginsidi makassar, pada hari rabu dari tanggal 12 juli 2017 sekira pukul 21.00 wita ;
- Bahwa benar selain barang bukti 1 (satu) sachet klip palstik yang diduga isi shabu tersebut, saksi juga mengamankan 1 (satu) buah alat hisap shabu (bong) yang terbuat dari botol aquah (600ml) yang pada tutupnya terdapat ⁴ (dua) batang pipet plastik putih dan 1 (satu) batang pipa kaca (pirex) serta 1 (satu) unit handphone samsung lipat type GT-E1272 warna putih kuning ; - Bahwa benar kronologis kejadian yaitu : pada hari kamis tangan 13 juli 2017,
saksi SYAMSUL BAHRI, SH san saksi USMAN MUSTAQIM dari satuan resnarkoba polres takalat memperoleh informasi tentang adanya seseorang yang mengkomsumsi shabu didalam sebuah rumah di Dusun Jonggo Batu Desa Aeng Batu-batu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar sekira pukul 17.300 Wita, saksi SYAMSUL BAHRI, SH dan saksi USMAN MUSTAQIM beserta anggota lainnya kemudian melakukan penggerbekan dirumah tersebut, dan didalam rumah tersebt (diruang tamu, saksi
seorang laki-laki yang mengaku benama terdakwa DG SALLE, dan diatas meja ruang tamu, saksi SYAMSUL BHRI, SH dan saksi USMAN MUSTAQIM mengamankan 1 (satu) sachet klip plastik bening diduga juga akan digunakan oleh terdakwa, selanjutnya dilakukan penggeledahan badan dan rumah dari terdakwa DG SALLE, namun saai itu saksi SYAMSUL BAHRI, SH dan saksi USMAN MUSTAQIN tidak menemukan barang bukti lain yang berhubungan dengan tindak pidana penyalahgnaan narkotika, selanjutnya terhadap terdakwa DG SALLE dan barang bukti diduga shabu tersebut diamankan dan dibawah keruangan resnarkoba polres takalar untuk diamankan :
- Bahwa benar barang bkti yang diamankan pada terdakwa MUHAMMAD TAUFIK alias DG SALLE Bin AMIRUDDIN LIRA adalah :
a. 1 (satu) sachet klip plastik bening ukuran 3x5 cm diduga berisi narkotika jenis shabu dengan berat setelah uji lapfor yaitu 0,6779 gram :
b. 1 (satu) buah alat hisap shabu (bong) yang terbuat dari botol aqua (600ml) yang pada tutupnya terdapat ⁴ (dua) batang pipet plastik putih dan 1 (satu batang pipa kaca (pirex) ;
c. 1 (satu) unit handphone samsung lipat type GT-E1272 warna putih kuning - Bahwa terdakwa MUHAMMAD TAUFIK alias DG. SALLE Bin AMIRUDDIN LIRA tidak mempunyai hak atau kewenangan untuk menyimpan, memiliki, menguasai atau menyediakan atau menggunakan narkotika golongan 1 jenis shabu-shabu ;
Menimbang, bahwa denan memperhatikan keterangan saksi-saksi tersebut diatas dihubungkan denan keterangan terdakwa dimana keterangannya saling berhubungan dan bersesuaian ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, maka
“Unsur Tanpa Hak atau Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan, Menguasai atau Menyediakan” telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
Ad. 3. Unsur Narkotika Golongan 1 Bukan Tanaman.
Menimbang, bahwa sesuai dangan uraian Pasal tersebut di atas, terdakwa dalam memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan 1 dalam bentuk bukan tanaman yang mengandung metamfetamin tidak bentuk dilengkapi denan dokumen yang sah dan terdakwa bukanlah sebagai pedagang farmasi tertentu ataupun apotek yang boleh menerima penyaluran Narkotika sesuai ketentuan dalam Undang-undang tersebut, sehingga dalam hal ini terdakwa sudah jelas tidak memiliki ijin dari departemen kesehatan republik Indonesia golongan 1 dilarang digunakan tanpa adanya ijin dari pihak yang berwenang dan hanya bisa digunakan untuk kepentingan pengembanan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, yang mana terdakwa tidak mempunyai kapasitas seperti ini :
Menimbang, bahwa terdakwa pengenali barang bukti yang diperlihatkan yakni :
a. 1 (satu) sachet klip plastik bening ukursan 3x5 cm diduga berisi Narkotika jenis shabu dengan berat setelah uji lapfor yaitu 0,6779 gram ;
b. 1 (satu) buah alat hisap shabu (bong) yang terbuat dari botol aqua (600ml)
yang pada tutupnya terdapat ⁴ (dua) batang pipet plastik putih dan 1 (satu)batang pipa kaca (irex) ;
c. 1 (satu) unit handphone samsung lipat tyipe GT-E1272 warna putih kuning;
Menimbang, bahwa sesuai Surat Pusat Laboratorium forensik Polri Cabang Makassar Nomor: R/3523/ VII/2017/Labforcab kriminalistik No. Lab.:
2519/NNF/VII/2017 tertanggal 24 Juli 2917 yang ditandatangani oleh pemeriksa, yaitu: AKBP. Drs. KARTONO, PENDATU HASURA MULYANI, Amd. Dan AIPTU SUBONO SOEKIMAN serta diketahui oleh KOMBESPOL Drs.
SAMSIR, SSt, Mk, M.A.P selaku Kepala laboratorium Forensik Cabang Makassar, yang pada pokoknya menerangkan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratorium kriminalistik disimpulkan bahwa: barang bukti berupa 1 (satu) sachet plastik berisikan kristal bening dengan berat netto 0,6779 gram (diberi nomor barang bukti 6070/2017/NNF), 1 (satu) set bong berisi pipet kaca/pireks (diberi nomor barang bukti 6071/2017/NNF), 1 (satu) botol kaca berisi urine atas nama MUHAMMAD TAUFIK Alias SALLE DG. AMIRUDDIN LIRA (diberi nomor barang bukti 6070/2017/NNF) tersebut adalah benar dan positif (+) mengandung metamfetamina dan terdaftar dalam golongan I Nomor urut 61 Lampiran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut, maka
“Unsur Narkotika Golongan I bukan tanaman” telah terpenuhi dan terbukti menurut hukum.
Menimbang, bahwa oleh karena seluruh unsur dalam dakwaan primair yaitu pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika telah terpenuhi dan terbukti secara sah menurut huku sebagaimana hasil pemeriksaan dipersidangan dan majelis hakim tidak menemukan adanya alasan-alasan pengecualian pidana yang dapat menghilangkan penanggungjawaban pidana terdakwa, maka oleh karena itu terdakwa harus dinyatakan bersalah atas perbuatan yang didakwakan pada dakwaan Jaksa Penuntut Umum tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas majelis hakim berkesimpulan bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “secara tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman” yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika oleh karena itu terdakwa harus dijatuhi pidana yang setimpal dengan keslahannya;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dalam dakwaan Primair terpenuhi maka Majelis Hakim berpendapat tidak perlu mempertimbangkan dakwaan subsidair lebih lanjut;
Menimbang, bahwa sebagaimana dala, pasal 112 ayat (1) UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika mengatur secara kumulatif pidana penjara dan pidana denda sebagaimana pasal 148 UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, maka terdakwa dijatuhi pidana denda yang besarnya akan ditentukan dalam amar
putusan dan jiuka denda tidak dibayar ditetapkan diganti dengan pidana penjara yang lamanya juga akan disebutkan dalam amar putusan
Menimbang bahwa sebelum menjatuhkan pidana pada terdakwa majelis Hakim terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan pada diri terdakwa.
Hal-hal yang memberatkan:
- Perbuatan terdakwa menghambat program pemerintah untuk pemberantasan Narkotika.
- Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat;
Hal-hal yang meringankan:
- Terdakwa belum Pernah di Hukum - Terdakwa bersikap sopan dipersidangan.
- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan menglanginya
- Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga, sedangkan istri terdakwa tidak bekerja (ibu rumah tangga) yang sedang hamil tua 7 (Tujuh) ulan dan memiliki 4 (empat) orang anak yang masih bersekolah .
Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal memberatkan dan hal-hal meringankan serta dengan memperlihatkan tujuan pemidanaan yang bukanlah sebagai ajang pembalasan perbuatan terdakwa melainkan sebagai pembelajaran dan memberikan efek jera terhadap terdakwa, mendidik agar terdakwa menyadari dan mengisyafi untuk tidak melakukan perbuatan bukan hanya perbuatan yang
didakwakan dalam perkara ini akan tetapi termasuk pula perbuatan – perbuatan lain yang bertentangan dengan hukum dikemudian hari, atau lebih tepat lagi hukum dijatuhkan bukan untuk menurunkan martabat seseorang akan tetapi bersifat edukatif, konstruktif dan motivatif serta prevensi bagi masyarakat lainnya, sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa lamanya pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini sudah cukup adil dan patut menurut hukum.