• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Secara Simultan Menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 12. Uji Secara Simultan atau Bersama-Sama (Uji F)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Risiko Produksi Usahatani Nilam

5.2.2 Uji Secara Simultan Menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 12. Uji Secara Simultan atau Bersama-Sama (Uji F)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression Residual

8.035 .593

5 29

1.607 .020

78.625 0.000b

Total 8.628 34

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Tabel 12 memperlihatkan bahwa hasil uji F menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 78.625 > F tabel 2.55 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 < 0,005 yang berarti berpengaruh nyata. Nilai F hitung yang berpengaruh

nyat dapat dijelaskan bahwa penggunaan secara bersama-sama faktor-faktor produksi akan berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas usahatani nilam di Desa Lara dengan tingkat kepercayaan 95%.

42 5.2.3 Hasil Uji Secara Persial Menggunakan Analisis Linear Berganda

Tabel 13. Uji Secara Persial atau Individual (Uji T)

Model

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2021

Tabel 13 menunjukkan hasil pendugaan menggunakan analisis regresi linear berganda pada produktivitas usahatani nilam di Desa Lara dapat diduga menggunakan persamaan:

Y = 0.756 + 0.144 Ln Luas Lahan + 0.505 Ln Bibit + 0.160 Ln Pupuk Urea – 0.010 Ln Pupuk Phonska + 0.265 Ln Tenaga Kerja

Secara parsial pengaruh penggunaan faktor-faktor produktivitas terhadap varians produktivitas usahatani nilam dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Luas Lahan

Secara persial nilai pendugaan untuk variabel luas lahan memiliki nilai koefisien yang positif yaitu sebesar 0.144. Nilai koefisien tersebut menjelaskan bahwa penambahan luas lahan dapat meningkatkan produksi dari usahatani nilam.

Luas lahan menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi risiko produksi.

Penambahan luas lahan sebesar 1% akan meningkatkan produksi nilam sebesar

43 0,144%. Berdasarkan hasil penduga variabel luas lahan dengan nilai signifikan 0.045 lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0,05 hal ini menjelaskan bahwa luas lahan memiliki pengaruh nyata terhadap produksi usahatani nilam. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ara et al., (2017), yang menjelaskan bahwa dengan meningkatkan luas lahan maka diikuti dengan meningkatnya produksi dan pendapatan usahatani.

Sesuai fakta di lapangan petani yang memiliki luas lahan yang lebih besar mempunyai tingkat produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan yang sempit. Sehingga luas lahan yang sempit dapat meningkatkan risiko produksi.

b. Bibit

Secara persial nilai pendugaan bibit mempunyai nilai yang positif dengan nilai koefisien yaitu sebesar 0.505 nilai koefisien tersebut menjelaskan bahwa penambahan jumlah bibit dapat meningkatkan produksi nilam. bibit merupakan salahsatu faktor yang dapat mengurangi risiko produkis usahatani nilam.

Penambahan bibit sebesar 1% akan meningkatkan produksi nilam sebesar 0,505%.

Dari hasil pendugaan variabel bibit dengan nilai signifikan 0.022 lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0,05 hal ini menjelaskan penambahan jumlah bibit dapat mempunyai pengaruh nyata terhadap peningkatan usahatani nilam. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusy dan Yuliawati (2019), yang mengatakan bahwa semakin banyak bibit yang digunakan maka semakin meningkatkan jumlah produktivitas.

Sesuai fakta di lapangan petani yang konsisten dalam mengatur jarak tanaman nilamnya maka jumlah bibit yang digunakan juga semakin meningkat, dengan meningkatnya jumlah bibit yang petani gunakan maka produktivitas tanaman nilam juga meningkat.

44 c. Pupuk Urea

Secara persial nilai penggunaan pupuk urea mempunyai nilai yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,160 hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan pupuk urea sebanyak 1% dapat meningkatkan produksi nilam sebanyak 0,160%.

Pupuk urea menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi risiko produksi. Dari hasil perhitungan nilai signifikan pupuk urea sebesar 0,032, masih lebih rendah dibandungkan dengan taraf nyata sebesar 0,05. Berdasarkan hasil penelitian Tina et al., (2018), perlakuan pemberian dosis pupuk urea memiliki pengaruh nyata

terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur nitrogen merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam vegetatif tanaman.

Hasil wawancara di lapangan juga menunjukkan hal demikian dimana petani yang menambah jumlah pemakaian pupuk urea dapat mengurangi risiko produksi dikarenakan dengan menambah jumlah pupuk urea hasil produksi yang di terima petani meningkat dibanding dengan petani yang tidak menambah pemakain pupuk urea. Pupuk urea merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi risiko produksi apabila pemberian pupuk pada tanaman terlalu dekat atau dosis yang digunakan terlalu banyak akan menyebabkan kerugian pada tanaman.

d. Pupuk Phonska

Secara persial nilai pendugaan parameter pupuk phonska bernilai negatif yaitu sebesar -0.010 hal tersebut menunjukkan bahwa menambahkan penggunaan pupuk phonska akan menurunkan nilai varians tanaman nilam. Penggunaan pupuk phonska menjadi salah satu faktor yang akan menimbulkan risiko produksi.

Menggunakan pupuk phonska 1% akan menurunkan produksi usahatani nilam sebesar 0,010%. Berdasarkan hasil perhitungan penggunaan pupuk phonska tidak

45 mempunyai pengaruh nyata terhadap peningkatan produksi usahatani nilam yang dijalankan peteni responden, dengan nilai signifikan 0,899 lebih besar dari pada taraf nyata sebesar 0,05. Menggunakan pupuk phonska pada tanaman nilam tidak berpengaruh banyak terhadap penambahan jumlah produksi nilam.

Hasil wawancara dengan petani di lapangan penggunaan pupuk phonska petani rata-rata 147 kg dalam 1 ha per satu kali musim tanam. Bedasarkan petunjuk teknis budidaya tanaman nilam yang dikeluarkan oleh Litbang Pertanian 2006, bahwa penggunaan pupuk pada budidaya nilam yaitu pupuk phonska sebanyak 360 kg per ha. Penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan petunjuk tidak akan berdampak pada peningkatan jumlah produksi (Fadilla et al., 2019). Dapat dilihat bahwa jumlah dosis pupuk yang digunakan petani masih sangat jauh dari petunjuk budidaya tanaman nilam sehingga dapat mengakibatkan risiko dari penurunan jumlah produksi tanaman nilam. Petani menggunakan dosis pupuk yang tidak sesuai petunjuk dikarenakan untuk menghemat biaya pengeluaran dalam penggunaan pupuk pada usahatani nilam.

e. Tenaga Kerja

Secara parsial penggunaan tenaga kerja mempunyai berpengaruh positif terhadap produksi usahatani nilam. Nilai koefisien tenaga kerja yaitu sebesar 0,265 nilai tersebut menunjukkan bahwa antara produksi nilam dengan tenaga kerja memiliki pengaruh. Penggunaan tenaga kerja menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan risiko produksi pada usahatani nilam. Setiap peningkatan tenaga kerja sebesar 1% akan meningkatkan produksi nilam sebesar 0,265%. Dari hasil perhitungan penggunaan tenaga kerja memiliki pengaruhnyata terhadap peningkatan produksi dengan nilai signifikan sebesar 0,023 lebih kecil

46 dibandingkan dengan taraf nyata sebesar 0,05. Hal ini sesuai dengan pendapat Vitasari (2017), menyatakan bahwa faktor produksi yaitu tenaga kerja patut diperhitungkan dalam proses produksi.

Hasil wawancara pada petani responden diperoleh informasi bahwa penggunaan tenaga kerja sangat penting dalam menunjang dari keberhasilan kegiatan usahatani nilam dikarenakan sangat dibutuhkan dalam persiapan lahan, penanaman, pemeliharaaan, sampai dengan panen. Tenaga kerja sangat dibutuhkan pada kegiatan usahatani nilam terutama pada saat proses penanaman dan pemanenan.

Dokumen terkait