• Tidak ada hasil yang ditemukan

Security Gate

Dalam dokumen BAB III METODE PENELITIAN (Halaman 31-36)

4.2.3 Penggunaan Perangkat Keamanan dalam Mencegah Pencurian Koleksi

4.3.3.3 Security Gate

Security gate merupakan teknologi keamanan yang digunakan perpustakaan sebagai penangkal pencurian terhadap koleksi. Security gate berbentuk gerbang yang di tempatkan pada pintu masuk perpustakaan guna mendeteksi pita pengaman yang dilekatkan pada koleksi buku. Untuk mengetahui penggunaanya penulis bertanya pada informan 5dan 6

Pertanyaan : Bagaimana penggunaan security gate dalam mengamankan koleksi buku perpustakaan ?

Berikut jawaban informan 5, 6

“Untuk mencegah terjadinya pencurian koleksi buku perpustakaan menempatkan security gate pada pintu keluar ruang koleksi perpustakaan. Jika koleksi yang di bawa keluarperpustakaan tidak melalui prosedur yang berlaku maka alarm akan berbunyi”

Peryataan di atas menyatakan bahwa security gate hanya di pasang pada pintu keluar ruang koleksi di Perpustakaan UNIMED. Jika pengguna membawa koleksi keluar dari ruang koleksi tanpa melalui prosedur yang berlaku maka alarm pada security gate akan berbunyi.

Untuk sistem kerjanya, security gate mendeteksi secara otomatis dengan gelombang radio setia buku yang dibawa keluar perpustakaan. Ketika pengguna

melakukan peminjaman koleksi secara mandiri, pita pengaman pada buku akan di non aktifkan menggunakan alat DLA (digital library assistant), jika koleksi dibawa keluar tampa melalui proses peminjaman maka pita pengaman tersebut tidak di non-aktifkan, sehingga saat buku tersebut melewati security gate maka alarm akan berbunyi.Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2, 3, 4, 5, dan 6 setelah penulis mengajukan pertanyaan :

Bagaimana cara kerja security gate dalam mencegah tindakan pencurian koleksi di Perpustakaan UNIMED ?

Berikut jawaban informan 2, 3, 4, 5, dan 6

“Saat pengguna melakukan peminjaman mandiri perangkat keamanan yang di tempelkan pada koleksi akan di non aktifkan, sehingga ketika melewati security gate alarm tidak akan berbunyi.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa perangkat keamanan yang di tempelkan pada koleksi buku hanya dapat di non aktifkan ketika pengguna melakukan peminjaman. Jika koleksi yang di bawa keluar perpustakaan tampa melalui prosedur peminjaman maka secara otomatis alarm akan berbunyi menandakan koleksi tersebut belum di pinjam.

Namun jika koleksi tersebut telah melalui proses peminjaman dan alarm tetap berbunyi mungkin terjadi kesalahan saat melakukan peminjaman koleksi tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut petugas perpustakaan akan melakukan cek out pada koleksi yang di bawa oleh pengguna. Untuk mengetahui cara kerja cek out, penulis bertanya pada informan 5 dan 6.

Pertanyaan : Bagaimana cara kerja sistem cek out dan kapan dilakukan proses cek out tersebut ?

Berikut jawaban informan 5 dan 6 berkaitan dengan pertanyaan di atas. “Perpustakaan UNIMED menjalakan sistem cek out. Jika alarm berbunyi saat pengguna melewati security gate maka petugas akan melakukan pengecekan kembali terhadap koleksi yang di bawa oleh pengguna. Apakah koleksi yang telah di pinjam sesuai dengan yang dibawa keluar atau tidak”

Dari pernyataan informan di atas dapat di ketahui bahwa proses cek out adalah proses di mana petugas perpustakaan melakukan pengecekkan kembali koleksi yang dibawa keluar oleh pengguna apakah sesuai dengan data koleksi yang dipinjam atau tidak. Jika sesuai maka pengguna tersebut diizinkan meninggalkan perpustakaan. Jika tidak maka petugas akan menganjurkan pengguna untuk melakukan peminjaman terhadap koleksi tersebut barulah di bawa keluar perpustakaan.

Selain itu alarm pada security gate juga dapat berbunyi ketika mendeteksi magnet yang terdapat pada peralatan elektronik yang biasa dibawa oleh pengguna seperti HP (hand phone) dan laptop. Untuk mengetahui kelemahan dalam penggunaan security gate, penulis bertanya pada informan 5 dan 6.

Pertanyaan : Apa kelemahan daripenggunaan security gatedi Perpustakaan UNIMED ?

Berikut jawaban informan 5 dan 6 :

“Security gate sensitive dengan magnet sehingga bila ada pengguna yang membawa peralatan elektronik seperti HP(hand phone) dan laptop terkadang alarm akan berbunyi sendiri. Selain itu kendala dari penggunaan security gate karena untuk menjalankannya menggunakan tenaga listrik. Jika lampu mati maka security gate tidak akan berfungsi”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan dalam penggunaan security gate adalah karena alat tersebut terlalu sensitive terhadap magnet, tidak hanya membaca magnet pada pita pengaman namun juga magnet yang terdapat pada peralatan elaktronik yang dibawa oleh pengguna seperti HP dan laptop. Selain itu, dalammenjalankansecurity gate menggunakan tenaga listrik jika lampu mati maka security gate tidak akan berfungsi.

Perkembangan teknologi di perpustakaan yang menggunakan security gate membawa dampak positif bagi perpustakaan. Dengan adanya teknologi ini, pengguna tidak harus melepaskan atribut seperti jaket dan tas, sehingga pengguna akan merasa lebih nyaman untuk datang ke perpustakaan.

4.2.3.4 CCTV (Closed Circuit Television)

Penggunaan CCTV dapat memantau kegiatan pengguna di perpustakaan, dan merekam semua yang terjadi dengan begitu dapat mencegah terjadinya kejahatan dan menjamin keamanan di perpustakaan. Perpustakaan UNIMED juga menggunakan CCTV untuk memantau pengguna di dalam perpustakaan. Dalam pemasangan CCTV informasi tentang tata letak area yang akan dipantau harus ditentukan. Ada beberapa tempat yang di anjurkan untuk menggunakan CCTV,

yaitu area tersembunyi, penempatan koleksi berharga, pintu masuk dan pintu keluar perpustakaan. untuk mengetahui posisi CCTV di Perpustakaan UNIMED penulis mengajukan pertanyaan pada informan 2 dan 3.

Pertanyaan : Untuk mencegah terjadinya pencurian koleksi di

Perpustakaan UNIMED, tempat manasaja yang dipasangi CCTV ?

Menurut informan 2 dan 3

“Untuk mengamankan koleksi Perpustakaan UNIMED memasang CCTV pada setiap lantai. Titik utama penempatannya yaitu pada layanan, yang ada koleksi , barang, dan fasilitas. Jadi yang di amankan tidak hanya koleksi buku saja tetapi juga perlengkapan lain ”

Dari pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan UNIMED memasang CCTV tidak hanya untuk melindungi koleksi. Pemasangan pada setiap lantai bertujuan untuk mengawasi seluruh kegiatan pengguna saat berada di perpustakaan dan melindungi seluruh fasilitas yang di sediakan perpustakaan. Titik utama CCTV berada pada bagian layanan perpustakaan, koleksi, dan penempatan fasilitas di perpustakaan.

Cara kerja CCTV di Perpustakaan UNIMED besifat rekam. CCTV akan merekam seluruh kegiatan di perpustakaan selama 24 jam sehari. CCTV mentranmisikan sinyal ke monitor yang telah disediakan untuk sistem pemantauan. Kamera CCTV akan mengirim sinyal hanya kemonitor sedangkan sinyal audio visual akan tersimpan sebagai file di dalam perangkat

penyimpanan.Untuk mengetahui kegiatan pengguna di perpustakaan penulis bertanya pada informan 2 dan 3

Pertanyaan : Untuk mencegah terjadinya pencurian koleksi, Siapa yang bertugas mengawasi monitor CCTVdi Perpustakaan UNIMED ?

Berikut jawaban informan 2 dan 3 berdasarkan pertanyaan di atas :

“CCTV yang digunakan telah terhubung ke jaringan sehingga dapat di lihat oleh siapa saja yang memiliki akses. Penggunaan CCTV di UNIMED hanya sebatas merekam saja, tidak ada yang mengawasi layar monitor. CCTV baru akan dilihat jika ada masalah yang tidak diinginkan.”

Dari pernyataan di atas dapat di ketahui bahwa tidak adanya pengawasan yang di lakukan petugas perpustakaan pada layar monitor CCTV. Tetapi CCTV yang di gunakan telah terhubung ke jaringan maka dapat di akses oleh siapa saja.

Dalam dokumen BAB III METODE PENELITIAN (Halaman 31-36)

Dokumen terkait