• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stadium 5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

3. Sedimen Urin

Sedimen urin merupakan hasil dari proses pemekatan urine (Brown,

2006). Urin yang pekat akan mengalami proses sedimentasi, yaitu proses

pemisahan padatan yang terkandung dalam urin (Rahayu, 2009). Urin

merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari

1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml

per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh

tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit. Secara umum, dapat

dikatakan bahwa pemeriksaan urin salah satunya dapat untuk mengetahui

kelainan ginjal.

Pemeriksaan urin rutin terdiri atas pemeriksaan mikroskopik,

makroskopik, dan kimia urin (Wirawan, et al., 2008). Pada pemeriksaan

makroskopik, yang diperiksa adalah 1) volume urin yang berguna untuk

menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat

dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan berat badan.

Rata-rata didaerah tropik, volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

anuria, atau suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300

ml, 2) warna urin yang terkadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna

urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan, maupun makanan.

Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang

disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin, dan

porphyrin. 3) Kejernihan. Biasanya urin segar pada orang normal jernih. Urin

yang telah kruh pada waktu dikeluarkan dapat disebabkan oleh chilus, bakteri,

sedimen seperti epitel, leukosit dan eritrosit dalam jumlah banyak. 4) Berat

jenis urin yang berkaitan dengan fungsi pemekatan urin oleh ginjal. Berat jenis

urin sewaktu pada orang normal antara 1,003- 1,030. Berat jenis urin

berhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat

jenisnya dan sebaliknya. 5) Bau urin. Bau urin normal disebabkan oleh asam

organik yang mudah menguap. Adanya urin yang berbau busuk dari semula

dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih. 6) pH diperlukan

pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang

keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5- 8,0 (Wirawan, et al.,

2008).

Sedangkan, pemeriksaan mikroskopis merupakan pemeriksaan sedimen

urin. Jika sedimen ini tidak ikut dikeluarkan, akan menimbulkan sedimen urin

atau sedimen di dalam kandung kemih. Pemeriksaan ini penting untuk

mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat

ringannya penyakit. Lazimnya unsur sedimen dibagi atas dua golongan yaitu

commit to user

jaringan antara lain epitel, eritrosit, leukosit, silinder, potongan jaringan,

sperma, bakteri, parasit dan yang tak organik tidak berasal dari sesuatu organ

atau jaringan seperti urat amorf dan kristal (Fischbach, 2004). 1) eritrosit atau

leukosit. Dalam keadaan normal tidak dijumpai eritrosit dalam sedimen urin,

sedangkan leukosit hanya terdapat 0 -- 5/LPK dan pada wanita dapat pula

karena kontaminasi dari genitalia. 2) silinder adalah endapan protein yang

terbentuk di dalam tubulus ginjal, mempunyai matrix berupa glikoprotein

(protein Tamm Horsfall) dan kadang-kadang dipermukaannya terdapat

leukosit, eritrosit dan epitel. Bermacam-macam silinder berhubungan dengan

berat ringannya penyakit ginjal. Eritrosit dan silinder eritrosit ditemukan pada

glomerulonefritis aktif. Silinder leukosit sering ditemukan pada penyakit

pielonefritis. Badan lemak oval dan silinder lemak sering ditemukan pada

sindrom nefrotik. Silinder granular yang besar merupakan penemuan yang

khas pada stadium akhir dari sel-sel yang sudah mati, dan besar karena

terbentuk dalam duktus pengumpul akibat aliran urin yang terlambat. Silinder

granular yang besar ini kadang-kadang disebut silinder gagal ginjal (Wilson,

2005), 3) Kristal yang keberadaannya dipengaruhi oleh dari jenis makanan,

banyak makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. 4) Epitel

merupakan unsur sedimen organik yang dalam keadaan normal didapatkan

dalam sedimen urin (Wirawan, et al., 2008).

Pemeriksaan kimia urin dilakukan dengan menggunakan reagens pita. 1)

Protein. Proteinuria dapat terjadi karena kelainan prerenal, renal dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

glomerulus atau tubuli ginjal seperti pada penyakit glomerulunofritis akut atau

kronik, sindroma nefrotik, dan lain-lain. 2) Glukosa. Pada orang normal tidak

didapati glukosa dalam urin. Glukosuria dapat terjadi karena peningkatan

kadar glukosa dalam darah yang melebihi kepasitas maksimum tubulus untuk

mereabsorpsi glukosa. 3) Benda-benda keton. Dalam keadaan normal

pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Jumlah yang tinggi akan

dijumpai pada penderita kelainan metabolism karbohidrat atau lemak. 4)

Bilirubin, 5) urobilinogen. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar

antara 0,1 -- 1,0 Ehrlich unit per dl urin. 6) Darah, 7) bakteriuria (Wirawan, et

al., 2008).

commit to user

Gambar 3. Kandung kemih dengan kalsifikasi pada distal uretra pada pemeriksaan USG (Kabala, 2003)

Gambar 4. Kandung kemih dengan sedimen urin pada pemeriksaan USG (Kabala, 2003)

4. Ultrasonografi (USG)

USG merupakan salah satu pencitraan diagnostik untuk pemeriksaan

alat-alat tubuh, dimana dapat dipelajari bentuk, ukuran anatomi, gerakan, serta

hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non invasif,

tidak mempunyai efek samping, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,

dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

akan memperburuk keadaan penderita. Faktor penyulit umum pada

pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu untuk menembus

bagian tertentu dari tubuh. 70% gelombang suara yang mengenai tulang akan

dipantulkan, sedangkan pada daerah berongga yang mengandung gas, 99%

akan dipantulkan. Sehingga pemeriksaan USG paru-paru dan tulang pelvis

belum dapat dilakukan (Boer, 2005)

a. Cara Kerja USG

Pemeriksaan USG kedokteran adalah pemeriksaan organ tertentu

tubuh manusia dengan menggunakan gelombang suara yang

mempunyai frekuensi diluar daya dengar manusia, yaitu sekitar 2

MHz – 15 MHz. Prinsip kerja USG berdasarkan gelombang suara

yang dipancarkan ke dalam tubuh melalui kristal piezo elektrik yang

terdapat dalam transduser USG. Transduser bekerja sebagai

pemancar sekaligus penerima gelombang suara. Pantulan gelombang

suara yang telah mengalami perubahan berdasarkan jaringan yang

telah dilaluinya, kemudian ditangkap kembali oleh piezo elektrik

untuk kemudian diproses dan direkonstruksi menjadi gambar.

Dengan demikian, bila transduser digerak-gerakkan, seolah-olah kita

melakukan irisan pada bagian tubuh yang diinginkan. (Budyatmoko,

2005)

b. USG ginjal normal

Ginjal terletak peritoneal terhadap dinding belakang abdomen.

commit to user

dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi. Untuk setiap

pemeriksaan, hendaknya kedua ginjal diperiksa dan dibandingkan

hasilnya. Perubahan anatomis yang bisa ditangkap dengan USG

adalah diameter korteks dan medulla, batas korteks dan medulla,

echogenitas, dan colour Doppler yang bisa menampilkan variasi dari

vascularisasi baik di korteks maupun di medulla.

1) Pemeriksaan Ginjal Kanan

Penderita diminta untuk berbaring terlentang, dan penderita

diminta untuk menahan nafas pada inspirasi dalam. Posisi ini

paling baik untuk menilai parenkin ginjal. Sedangkan, untuk

membantu memperlihatkan lesi yang tidak tergambar pada posisi

lain, pemeriksaan USG dilakukan pada posisi berbaring miring

ke kiri (LLD). Pada posisi ini ginjal dapat diperiksa dalam

penampang membujur dan melintang dengan meletakkan

transduser di sebelah kanan lateral garis tengah dan diatur sejajar

atau tegak lurus sumbu ginjal. Ukuran panjang ginjal kanan

dewasa normal adalah 8-14 cm (rata-rata 10,74 cm) (Iljas dan

Boer, 2005)

2) Pemeriksaan Ginjal Kiri

Gambaran USG ginjal kiri paling baik terlihat bila dilakukan

pada posisi miring ke kanan. Penampang melintang ginjal dapat

diperiksa dengan meletakkan transduser di sela iga, dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pasien berbaring telungkup dan transduser diletakkan di sebelah

kiri lateral garis tengah. Posisi telentang tidak dianjurkan untuk

memeriksa ginjal kiri, karena gambaran ginjal terganggu oleh

bayangan udara di lambung dan usus, kecuali bila lambung diisi

air. Ukuran ginjal kiri normal pada dewasa : 7-12 cm (rata-rata

11,10 cm).

Diameter anteroposterior rata-rata 4 cm dan diameter

melintang rata-rata 5cm (Iljas dan Boer, 2005).

Gambar 5. Ginjal normal pada pemeriksaan USG (Ultrasoundpaedia, 2009)

c. USG gagal ginjal kronis

USG digunakan sebagai pemeriksaan pertama secara rutin pada

keadaan gagal ginjal. Pada ginjal normal, korteks terlihat hipoekoik,

sedangkan sinus ginjal tampak hiperekoik karena komposisinya

terdiri atas lemak dan jaringan parenkim. Pada keadaan gagal ginjal,

dimana korteks sering mengalami nefrosklerosis, sering ditemukan

gambaran korteks hiperekoik jika dibandingkan dengan korteks

commit to user

tetapi pada tahap lanjut, ukuran ginjal akan mengecil disertai batas

irreguler dengan jaringan sekitarnya akibat proses fibrosis. Hal

tersebut sebelumnya didahului dengan pengecilan piramis ginjal dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dokumen terkait