• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Batasan Istilah

3. Situs Sejarah

Situs adalah daerah temuan benda-benda purbakala. Berdasarkan (Undang-Undang Cagar Budaya Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya dan Penjelasannya), situs cagar budaya adalah lokasi yang berada di darat atau dia air yang mengandung benda cagar budaya, bangunan cagar budaya atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manuasia atau bukti kejadian pada masa lalu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1322) situs diartikan seperti berikut: situs adalah Nomina (kata benda) (1) daerah temuan benda-benda purbakala: situs fosil binatang purba di daerah itu diusulkan untuk diteliti (2) dengan Istilah computer tempat yang tersedia untuk lambang suatu inskripsi.

Situs sejarah memiliki berbagai kegunaan, selain sebagai penelitian arkeologis, situs sejarah dapat juga dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa bisa berlatih menganalisa peristiwa sejarah

16

16

berdasarkan bukti sejarah yang berupa situs sejarah tersebut. Situs sejarah yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Ketika situs sejarah telah dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, maka situs sejarah tersebut akan menjadi alternatif sumber media pembelajaran yang strategis dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa mengenai materi yang berhubungan dengan situs sejarah tersebut sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah.

Pembelajaran sejarah membutuhkan sumber lengkap untuk dapat merangkai peristiwa masa lalu dalam pikiran siswa secara lebih nyata namun, kebanyakan sumber yang ada selama ini kurang mampu menghadirkan peristiwa sejarah secara nyata, sebab sumber yang selama ini paling banyak digunakan guru ialah buku, dan tidak selalu dilengkapi dengan gambar-gambar penunjang ataupun ilustrasi sebenarnya dari peristiwa sejarah tersebut yang dapat membantu siswa dalam mencoba merangkai peristiwa masa lalu. Hal tersebut akan berakibat pada kurang optimalnya daya serap materi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sejarah yang dikarenakan ketidakjelasan penjelasan yang mereka terima.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa situs adalah tempat dimana ditemukannya fosil atau sisa-siasa kehidupan

17

17

purba dan tempat ditemukannya benda cagar budaya yang memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.

Kabupaten Kudus tepatnya di sebelah selatan terdapat daerah yang bernama Desa Terban dimana desa tersebut terdapat situs yang dinamakan Situs Patiayam. Patiayam adalah sebuah kubah di kaki selatan Gunung Muria, dulu merupakan lautan akibat gunung muria meletus 5.000.000 tahun yang lalu sehingga mengalami proses pengendapan akhirnya menjadi daratan dan akhirnya membentuk sebuah kubah. “Situs Patiayam merupakan tempat yang tepat untuk melakukan perjalanan kembali ke masa prasejarah... antara lain tentang kehidupan di masa lalu dan tentang misteri evolusi makhluk hidup yang sangat menarik untuk diungkap.” (Disparbud Kudus, 2012:12)

Situs Patiayam Sebagai tempat yang mengandung fosil seperti diketahui bahwa Gunung Muria dahulu bergabung dengan Pulau Jawa hanya selama zaman glasial, yaitu sewaktu air laut surut. Bergabungnya Gunung Muria dengan Pulau Jawa adalah karena adanya pelumpuran di sepanjang daratan Semarang-Rembang. Dalam buku Disparbud Kudus (2012:09) yang berjudul Inventarisasi Pelestarian Pengelolaan Cagar Budaya Kabupaten Kudus 2012 “Di kaki selatan gunung muria terbentuk suatu pusat erupsi yang tersendiri yaitu patiayam. Daerah tersebut ditemukan endapan vulkano sedomenter yang banyak mengandung fosil vertebrata yang berumur kurang lebih sekitar 800.000 tahun”.

18

18

“Temuan – temuan yang dihasilkan dari situs ini adalah sisa-sisa manusia purba erectus yang berupa 1 buah gigi prageraham bawah dan 7 buah pecahan tengkorak manusia, yang ditemukan oleh Dr. Yahdi Yain dari Geologi ITB Bandung tahun 1979, baru-baru ini juga ditemukan fosil tulang paha manusia purba, diperkirakan fosil tulang paha tersebut merupakan tulang manusia purba yang sezaman dengan fosil gading gajah purba (stegodon). Hal ini berarti fosil tulang paha tersebut hidup pada masa pleistosen dimana terdapat suatu kehidupan manusia dengan jenis manusia purba Pithecantropus Erectus dan Homo Erectus. Menurut teori evolusi dari Charles Darwin kedua makhluk purba ini adalah asal usul manusia modern” (Disparbud Kudus, 2012:10)

Menurut Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Dr. Harry Widianto (Tinjauan Patiayam 2005) dalam (Disparbud Kudus 2012:11) bahwa “lokasi tempat ditemukannya fosil-fosil di Situs Patiayam dapat dibagi menjadi empat formasi. Formasi berarti satuan dari lapisan barjan yang terdapat di kawasan yang begitu luas, keempat formasi tersebut adalah formasi jambe, formasi kancilan, formasi slumprit, formasi suko bubuk”.

Sejak 22 September 2005 Situs Patiayam ditetapkan sebagai

cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa

Tengah. Sebelumnya situs ini sudah lama dikenal sebagai salah satu

19

19

purba ditemukan penduduk setempat seperti kerbau, gajah, dan tulang

lain. Fosil gading gajah purba Stegodon trigonocephalus merupakan

primadona Patiayam. Rangkaian penelitian telah dilakukan di situs ini,

mulai dari tahun 1931 saat peneliti asal Belanda Van Es menemukan

sembilan jenis fosil hewan vertebrata. Berikutnya hingga tahun 2007

berbagai penelitian dilakukan dan ditemukan 17 spesies hewan

vertebrata dan tulang belulang binatang purba antara lain : Stegodon

trigonochepalus (gajah purba), Elephas sp (sejenis Gajah), Rhinocecos sondaicus (badak), Bos banteng (sejenis banteng), Crocodilus, sp

(buaya), Ceruus zwaani dan Cervus atau Ydekkeri martim (sejenis

Rusa) Corvidae (Rusa), Chelonidae (Kura-Kura), Suidae (Babi Hutan),

Tridacna (Kerang laut), Hipopotamidae (Kudanil). Temuan fosil-fosil

di Patiayam memiliki keistimewaan daripada fosil temuan di daerah

lain karenakan sebagian situs yang ditemukan bersifat utuh. Dari

waktu ke waktu, makin banyak fosil purba ditemukan di situs ini,

sehingga perlu dibangun museum khusus sebagai tempat

penampungan fosil-fosil temuan. Museum Fosil Patiayam sudah mulai

ditempati, namun foil yang ditemukan tidak bisa ditampung semua di

dalam museum yang baru dibuka yang berlokasi di Desa Terban,

Jekulo, Kudus, tidak jauh dari Dome Patiayam. Hingga sekarang

terkumpul tidak kurang dari 1.3000 fosil purba berusia antara 700.000

20

20 4. Prestasi Belajar

Menurut Tu’u (2004:75) prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Jadi prestasi adalah hasil yang dicapai oleh sesorang atas suatu kegiatan yang telah ia kerjakan.

Menurut Mulyasa (2013:189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Sedangkan menurut Slameto (2010:17) prestasi belajar merupakan tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima. Pendapat lain oleh Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi, prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran disekolah.

21 BAB II

LANDASAN TEORI

Dokumen terkait