• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sejarah dan Perkembangan Kantor Pelayanan Pajak

1. Sejarah Dan Perkembangan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Kebayoran Baru Satu

Pada tahun 1966 diresmikan berdirinya suatu instansi pajak di lokasi Jakarta Selatan tepatnya di Jl.K.H Ahmad Dahlan No.14 A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang bernama Kantor Inspeksi Pajak Pendapatan Kebayoran. Kemudian pada tahun 1974 diubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak Jakarta Selatan Dua. Lalu sesuai dengan perubahan waktu dan keadaan maka pada tahun 1994 diubah lagi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Baru (KPP JKB). Dan terakhir pada tahun 2002 mengalami perubahan menjadi Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Baru Satu.

Awal beroperasinya KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu dilakukan secara bersama dengan KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua di gedung Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 14 A, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Tetapi karena melihat kondisi dan kapasitas gedung yang tidak memungkinkan untuk dihuni 2 unit kantor dan seirama dengan langkah reorganisasi Ditjen Pajak, maka pada awal tahun 2002 dilakukan pemindahan lokasi untuk KPP Jakarta Kebayoran Dua menempati gedung baru di Graha kanan, Jl TB simatupang Kav.18 jakarta Selatan. Sementara itu KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu tetap menempati gedung lama.

Wilayah adiministrasi KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu meliputi satu wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kebayoran Baru dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kec. Kebayoran Lama, Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Jend Gatot Subroto.

b. Sebelah Timur : Kec. Mampang Prapatan. c. Sebelah Barat : Kec. Cilandak.

d. Sebelah Barat : Kec. Cilandak dan Kebayoran Lama

Wilayah kerja KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu meliputi 6 (enam) Kelurahan , Yaitu : a. Kelurahan Senayan b. Kelurahan Selong c. Kelurahan Melawai d. Kelurahan Gunung e. Kelurahan Petogogan f. Kelurahan Rawa Barat

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah unsur pelakasana Direktorat Jenderal di bidang pelayanan pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu ini melakukan tugas pokoknya antara lain pelayanan, pengawasan adiminstratif, pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gambar 4.1

Susunan Organisasi KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu

Sumber : KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu

Dalam melaksanakan tugasnya kegiatan di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu dibagi dalam 8 (delapan) seksi dan Sub Bagian Tata Usaha, uraiannya adalah sebagai berikut :

a. Kepala kantor Pelayanan Pajak b. Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga.

c. Seksi-seksi

1). Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Mempunyai tugas melakukan urusan pengolahan data dan penyajian informasi, penggalian potensi perpajakan serta melakukan tugas ekstensifikasi Wajib Pajak Seksi pengolahan Data dan Informasi (PDI) terdiri dari :

Kepala Kantor Seksi PDI Seksi TUP Seksi PPh OP Seksi PPh Badan Seksi P2PPh Seksi PPN/PTLL Seksi Penagihan Seksi Penkeb Sub Bagian Umum

a) Subseksi Data masukan dan keluaran ;

b) Subseksi pengolahan Data dan penyajian Informasi ;

c) Subseksi pengalian Potensi Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak

2). Seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP)

Mempunyai tugas melakukan urusan Tata Usaha Wajib Pajak, penerimaan dan pengecekan surat pemberitahuan tahunan serta penerbitan surat ketetapan pajak. Seksi Tata Usaha perpajakan terdiri dari :

a) Subseksi pendaftaran Wajib Pajak b) Subseksi Surat Pemberitahuan Pajak ;

c) Subseksi Ketetapan dan Kearsipan Wajib Pajak 3). Seksi Pajak penghasilan Perorangan (PPh OP)

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan surat pemberitahuan Masa, Memantau dan menyusun laporan pembayaran masa serta melakukan verifikasi atas surat pemberitahuan masa dan tahunan pajak penghasilan perseorangan. Seksi Pajak penghasilan perseorangan terdiri dari :

a) Subseksi Pengawasan pembayaran Masa pajak Penghasilan Badan.

b) Subseksi verifikasi pajak penghasilan Perseorangan. 4). Seksi Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan)

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan surat pemberitahuan masa, memantau dan menyusun laporan pembayaran masa serta melakukan verifikasi atas surat pemberitahuan masa dan tahunan Pajak Penghasilan Badan.

Seksi Pajak Penghasilan Badan terdiri dari :

a) Subseksi pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan Badan ; b) Subseksi Verifikasi Pajak Penghasilan Badan.

5). Seksi Pemotongan dan pemungutan Pajak penghasilan (P2PPh)

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan surat pemberitahuan masa, memantau dan menyusun laporan pembayaran masa serta melakukan verifikasi atas surat pemberitahuan masa dan tahunan pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan. Seksi pemotongan dan pemungutan Pajak Penghasilan terdiri dari :

a) Subseksi pengawasan Pembayaran Masa Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan;

b) Subseksi Verifikasi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan.

6). Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak langsung Lainnya ( PPN dan PTLL)

Mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan Masa, memantau dan menyusun Laporan perkembangan pengusaha kena pajak dan kepatuhan surat Pemberitahuan Masa, melakukan urusan konfirmasi faktur Pajak, serta

melakukan urusan verifikasi atas surat pemberitahuan masa Pajak pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan pajak Tidak Langsung Lainnya.

Seksi Pajak pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya terdiri dari:

a. Subseksi Pajak Pertambahan Nilai Industri; b. Subseksi pajak pertambahan Nilai Perdagangan;

c. Subseksi Pajak Pertambahan Nilai Jasa dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;

d. Subseksi Verifikasi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak langsung Lainnya.

7). Seksi Penagihan

Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha piutang Pajak dan penagihan Wajib Pajak. Seksi penagihan terdiri dari :

1) Subseksi Tata Usaha Piutang Pajak 2) Subseksi Penagihan

8) Seksi Penerimaan dan Keberatan (Penkeb)

Mempunyai tugas melakukan tata usaha penerimaan, restitusi, rekonsiliasi pembayaran pajak dan penyelesaian keberatan serta perselisihan perpajakan.

Seksi Penerimaan dan Keberatan terdiri dari:

a) Subseksi Tata Usaha Penerimaan Pajak dan Resitusi; b) Subseksi Rekonsiliasi ;

c) Subseksi Keberatan Pajak Penghasilan ;

d) Subseksi Keberatan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung lainnya.

2. Pemeriksa Pajak

Petugas yang mendapat kewajiban sebagai tim pelaksana pemeriksaan pajak di seksi Pajak Penghasilan Badan berjumlah duabelas orang tenaga pemeriksa pajak yang terdiri dari:

a) Kepala Seksi (Supervisor) b) Satu Orang Kasubsi (Ketua Tim)

c) Sepuluh Orang Pelaksana (Anggota Tim) Tabel 4.1

Tenaga Pemeriksa Pajak Di Seksi PPh Badan

Subsi Pendidikan Golongan

Kasi Pelaksana

Heru Wibowo, Ak. S2 IIIc

Kasubsi (Ketua Tim)

Wibowo Dwi R, SE. S1 IIIa

Pelaksana Yuli Setianingsih Hendrawan DIII DIII IIIa IIIa

Dari tabel diatas dapat dilihat pendidikan para petugas pemeriksa pajak. Beberapa diantara para pameriksa pajak yang berlatar belakang pendidikan DIII, saat ini sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1) di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.

Dalam setiap pelaksanaan pemeriksaan, penugasan sebagian besar diberikan kepada sebuah tim pemeriksa yang terdiri dari satu orang Supervisor, satu Ketua tim, dan dua orang anggota tim. Penentuan jumlah anggota tim dalam setiap penugasan sebagaimana disampaikan oleh Kepala Seksi PPh Badan adalah berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan kerumitan dari objek pemeriksaan dengan mempertimbangkan pula pengalaman serta keahlian dari anggota tim pemeriksa yang bersangkutan. Penunjukan anggota tim dan ketua tim pelaksana dilakukan oleh seorang supervisor dalam hal ini Kepala Seksi PPh Badan, yang terlebih dahulu di setujui oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kebayoran Baru Satu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.123/PMK.03/2006 Tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor.545/KMK.04/2000 pasal 1 ayat (2),yang menjadi petugas pemeriksa pajak adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak yang diberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab untuk melaksanakan pemeriksaan pajak, maka petugas pelaksana pemeriksa pajak yang melaksanakan pemeriksaan di KPP

Jakarta Kebayoran Baru Satu telah memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini dikarenakan isi dari peraturan pemerintah tersebut hanya mensyaratkan dua unsur saja untuk menjadi seorang petugas pelaksana pemeriksaan pajak, yaitu:

a. Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau Tenaga Ahli.

b. Diberi tugas dan wewenang serta tanggung jawab oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Syarat ini jelas telah terpenuhi dengan baik, karena petugas pemeriksa pajak di KPP Jakarta Kebayoran Baru Satu selama ini diambil dari para pelaksana di bagian seksi PPh Badan demikian juga dengan pemberian tugas, wewenang serta tanggung jawab dilakukan melalui penerbitan Surat Perintah Pemeriksaan pajak (SP3) kepada petugas pelaksana di seksi PPh Badan.

B. Hasil Dan Pembahasan

Dokumen terkait