Bab II Gambaran Umum Kesehatan Masyarakat
2.4. Sejarah Kesehatan
Sejarah kesehatan adalah suatu keadaan yang dialami individu terkait dengan kondisi
kesehatan yang memerlukan pelayanan kesehatan tertentu. Sejarah kesehatan juga memuat
informasi jumlah individu yang telah/sedang menerima pelayanan sesuai yang diperlukan.
Pelayanan tersebut dalam publikasi ini terutama yang terkait dengan penyakit kronis seperti
rheumatik, jantung, TBC, dan penyakit akibat kecelakaan.
Data sejarah kesehatan dapat menggambarkan penanganan kesehatan dan tempat
mendapatkan pertolongan medis dari penyakit kronis yang pernah diderita serta kecelakaan yang
pernah dialami. Penanganan kesehatan meliputi proses diagnosa, ada tidaknya usaha
pengobatan sampai proses menjalani pengobatan. Tempat mendapatkan pertolongan medis
antara lain rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, pada dokter praktek, Puskesmas, Batra
dan tempat pertolongan medis lainnya. Penyakit kronis yang pernah dialami meliputi penyakit
batuk, batuk berdarah, TBC, penyakit paru, dan penyakit persendian.
Sakit Persendian
Secara nasional, penduduk yang pernah didiagnosa menderita sakit persendian sebanyak
6,02 persen, tidak pernah didiagnosa sebesar 89,39 persen, dan sisanya sebesar 4,59 persen
menyatakan tidak tahu. Di daerah perkotaan, persentase penduduk yang didiagnosa menderita
sakit persendiaan tercatat sedikit lebih tinggi dibanding di daerah perdesaan. Besarnya
persentase penderita sakit sendi yang menjalani pengobatan atau perawatan selama 2 minggu
terakhir adalah 2,47 persen, sedangkan 97,53 persen tidak pernah menjalani perawatan dan
tidak tahu. Pola seperti ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan (Gambar 2.4.1).
Dibandingkan menurut propinsi, persentase penduduk yang pernah didiagnosa menderita
sakit persendiaan terbesar adalah Gorontalo (10,25 %) dan terendah Papua (2,59 %).
Sementara itu, propinsi dengan persentase penduduk tertinggi yang menjalani pengobatan atau
perawatan penyakit persendian selama 2 minggu terakhir adalah Sumatra Barat (3,97 %) dan
terendah Riau sebesar 0,88 persen (Tabel 33).
Gambar 2.4.1 : Persentase Penduduk yang Pernah Didiagnosa dan
Men-jalani Pengobatan atau Perawatan Sakit Persendian menurut
Daerah Tempat Tinggal
2.47 2.33 2.65 6.02 5.53 6.65 0 1 2 3 4 5 6 7 Menjalani pengobatan atau perawatan Pernah didiagnosa Perkotaan Perdesaan Perkotaan +Perdesaan
Persentase penduduk yang mengalami sakit, nyeri, kaku-kaku atau pembengkakan di
sekitar persendian, secara nasional tercatat 10,79 persen, dan yang mengalami kaku-kaku di
persendian ketika bangun tidur dan setelah duduk lama sebesar 18,75 persen. Pada umumnya
sebagian besar (88,36 %) kaku-kaku pada sendi itu akan hilang setelah digerak-gerakkan
(Gambar 2.4.2).
Gambar 2.4.2 : Persentase Penduduk yang Mengalami Gejala Penyakit
Persendian (Sakit, Nyeri, Kaku di Persendian dan Kaku ketika
Bangun Tidur) menurut Daerah Tempat Tinggal
10.79
11.63
9.73
18.75
19.77
17.47
88.36
87.13
90.13
0 20 40 60 80 100
Mengalami sakit, nyeri, kaku-kaku di persendian
Mengalami kaku-kaku saat bangun tidur Kaku-kaku hilang bila
digerakkan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+pedesaan
http://www.bps.go.id
Sakit Punggung
Secara nasional persentase penduduk yang menyatakan pernah menderita sakit
punggung sebesar 10,66 persen, dengan rata-rata lama sakit punggung 4 hari. Di perkotaan
mereka yang pernah menderita sakit punggung tercatat 9,03 persen, sedikit lebih rendah
dibandingkan penduduk perdesaan (11,94 %). Demikian pula dengan rata-rata lamanya sakit
punggung, di perkotaan lebih pendek (4 hari), sedangkan di perdesaan 5 hari.
Dilihat antar propinsi prevalensi tertinggi penduduk yang pernah menderita sakit
punggung adalah Nusa Tenggara Barat (18,51 %) dengan rata-rata lama sakit 6 hari, sedangkan
yang terendah tercatat di Bengkulu (5,38 %) dengan rata-rata lama sakit 3 hari (Tabel 34).
Sakit Jantung
Secara nasional penduduk yang pernah didiagnosa menderita sakit jantung sebanyak
1,26 persen dan yang tidak pernah 93,77 persen. Dilihat menurut daerah tempat tinggal,
penduduk perkotaan sedikit lebih besar persentasenya dibandingkan penduduk perdesaan.
Persentase penduduk yang pernah menjalani pengobatan atau perawatan penyakit jantung
sebesar 0,44 persen dan yang tidak pernah 97,34 persen. Pola ini terjadi baik di perkotaan
maupun perdesaan.
Dibandingkan menurut propinsi, DKI Jakarta menempati urutan pertama untuk
persentase penduduk yang didiagnosa sakit jantung yaitu 2,47 persen, sementara yang
terendah adalah Maluku. DKI Jakarta juga tercatat sebagai propinsi yang tertinggi dalam
persentase penduduk yang pernah menjalani pengobatan atau perawatan penyakit jantung
(Tabel 35).
Kecelakaan Lalu-lintas dan Kecelakaan Lain
Kecelakaan lalu lintas adalah kecelakaan yang terjadi di jalan umum, baik di darat, laut,
maupun udara, sedangkan kecelakaan lain adalah suatu kondisi cedera sehingga terganggunya
kegiatan sehari-hari karena mengalami keracunan, tenggelam, akibat kekerasan dan lain-lain.
Persentase penduduk yang pernah mengalami kedua jenis kecelakaan tersebut dapat dilihat
dalam Tabel 2.4.1.
Kecelakaan lalu lintas selama satu tahun terakhir tercatat lebih banyak terjadi
dibandingkan kecelakaan lain, yaitu lebih dari dua kali lipat (1,02 % berbanding 0,41 %).
Kecelakaan lalu lintas di perkotaan terjadi lebih banyak dibanding di perdesaan, sedangkan
kecelakaan lainnya terjadi sebaliknya. Dari penduduk yang mengalami kecelakaan lalu lintas,
sekitar dua pertiganya mendapatkan pertolongan medis; sedangkan untuk kecelakaan lain hanya
sekitar separuhnya yang mendapatkan pertolongan medis. Dilihat antar propinsi, DI Yogyakarta
mempunyai catatan persentase penduduk yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan
lainnya paling tinggi (Tabel 36).
Tabel 2.4.1 : Persentase Penduduk yang Mengalami Kecelakaan menurut
Jenis Kecelakaan, dan Daerah Tempat Tinggal
Jenis kecelakaan Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Lalu lintas
Pernah mengalami 1,30 0,81 1,02
Mendapat pertolongan medis 62,95 65,84 64,22
Kecelakaan lain :
Pernah mengalami 0,39 0,42 0,41
Mendapat pertolongan medis 62,44 47,30 53,79
Sakit Batuk dan TBC
Secara Nasional, persentase penduduk yang menderita batuk selama 3 minggu atau
lebih, batuk disertai banyak berkeringat, dan batuk berdarah masing-masing adalah 6,20 persen,
4,41 persen, dan 0,51 persen. Pola menurut daerah tempat tinggal ternyata sama, untuk ketiga
jenis batuk tersebut, persentase penduduk yang batuk di daerah perdesaan selalu sedikit lebih
tinggi (Gambar 2.4.3). Demikian pula menurut propinsi, Gorontalo memperlihatkan persentase
terbesar untuk ketiga penderita jenis batuk tersebut (Tabel 38).
Gambar 2.4.3 : Persentase Penduduk yang Mengalami Batuk menurut
Jenisnya dan Daerah Tempat Tinggal
5.88 6.47 6.2 3.81 4.89 4.41 0.44 0.56 0.51
0
1
2
3
4
5
6
7
Batuk selama 3
minggu
Batuk berkeringat Batuk darah
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+pedesaan
Salah satu penyakit kronis yang perlu mendapatkan perhatian adalah penyakit TBC. Data
nasional menunjukkan bahwa penduduk yang pernah menjalani tes TBC/penyakit paru sebesar
0,66 persen, dan 46,21 persen diantaranya ternyata positif mengidap penyakit TBC. Dari seluruh
penduduk yang positif terkena penyakit TBC itu ternyata hanya 0,44 persen yang pernah
mendapatkan obat TBC (Tabel 39).
KESEHATAN IBU DAN BALITA
Dalam dokumen
Katalog BPS: 4301.
(Halaman 41-47)