B. Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh
1. Sejarah Perkembangan Jama’ah Tabligh
Jama‟ah Tabligh bukanlah organisasi yang berasal dari Indonesia, akan tetapi sebuah organisasi transnasional yang berasal dari India. Pendiri Jama‟ah Tabligh
28
Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di Mata Masyarakat, (Ponorogo, STAIN Ponorogo Press, 2010).
adalah Muhammad Ilyas al-Kandahlawi, lahir pada tahun 1303 H di desa Kandahlah,
sebuah desa yang terletak di Saharnapur, India. Ia wafat tahun 1364 H. keadaan umat
Islam India yang saat itu sangat memprihatinkan, sedang mengalami kerusakan
akidah, dan kehancuran moral yang sangat dahsyat sehingga membuat umat Islam
pada saat itu tidak mempedulikan lagi syiar-syiar Islam.29
Gerakan Jama‟ah Tabligh awalnya muncul sebagai gerakan untuk
mengimbangi gerakan pengalihan Hindu yang agresif di India pada saat itu. Maulana
Ilyas berkeyakinan bahwa gerakan Islam yang kultural merupakan metode yang
dapat memurnikan kaum muslimin dari kehinduan mereka. Institusi pendidikan
tradisional mereka yang disebut madrasahpun didirikan sebagai langkah awal
memperbaiki dan mendidik kaum muslimin. Wilayah Mewat sebagai tempat
kelahiran jamaah tabligh berhasil membentuk jaringan sekolah-sekolah agama
berbasis Masjid yang mengajarkan praktik keislaman yang benar.30
Uraian tentang alasan pendirian gerakan Jama‟ah Tabligh salah satunya dapat
diketahui dari ungkapan seorang pimpinan Jama‟ah Tabligh di kota Delhi. Selain itu juga dapat ditemukan dalam tulisan sahabat karib Ilyas, Muhammad Idris al-Ansari,
dalam pengantar bukunya Tablighi Dustur al- „Amal yang diterbitkan oleh
percetakan al-Jamal di kota Delhi. Ia mengatakan sebagai berikut:
Setelah dilakukan penelitian yang mendalam dan dipertimbangkan secara
matang, disimpulkan bahwa kemenangan umat Islam hanya dapat tercapai dengan
29
Syamsu hilal, Gerakan Dakwah di Indonesia, (Jakarta, Pustaka Tarbiatuna, Cet. ke 2, 2003) Hal. 98.
30
faktor sebagai berikut:
1. Tujuan utama Islam adalah menggantikan tatanan yang rusak (nizam
al-bathil) secara mendasar.
2. Menjadikan Islam sebagai pengganti tatanan yang bathil hanya dapat
terwujud dengan menerapkan metode (teriqah) yang telah dipilih oleh para
nabi sebagai metode dakwah di zaman mereka hidup.
3. Seluruh aktivitas dan metode yang dipraktikkan oleh kaum muslimin
dewasa ini baik secara kolektif maupun personal bukan untuk tujuan ini
dan sama sekali tidak mengikuti metode yang ditempuh oleh para nabi.
Oleh karena itu, pendirian sebuah organisasi Islam yang ideal sangatlah
mendesak, dalam arti sebenarnya yang menjalankan aktivitasnya dengan cara dan
metode yang benar-benar Islami.31
Para aktivitas Jama‟ah Tabligh (karkun) secara rajin dan berkesinambungan
berkhuruj (keluar) untuk menyampaikan dakwah Islam dengan cara yang menarik,
agar Islam menjadi sistem hidup para pemeluknya di dalam kehidupan sehari-hari.
Agar pemeluk agama Islam melaksanakan ajaran Islam secara kaffah, secara
menyeluruh dan tidak sepotong-sepotong, terutama mereka yang paling giat
meramaikan shalat di masjid,
Dalam perjalanan selanjutnya, Al-Mukarram Maulana Ilyas Al-Kandahlawi
mengalihkan fokus gerakannya dengan menggunakan pendekatan madrasah menjadi
tabligh. Hal ini dilakukan karena strategi mendirikan sekolah-sekolah yang
31
Sayyid Ahmad Syihab al-Din Qadi Kalyakut, Menyingkap Tabir Jama‟ah Tabligh, (Darussalam-Banda Aceh, Bandar Publishing, 2008), Hal. 6.
membangkitkan kesadaran beragama hanya menghasilkan fungsionaris agama,
bukan peng-khutbah yang menggunakan jalur kultural. Konsep tabligh ini akhirnya
diluncurkan secara resmi pada tahun 1926 di Raiwind, Pakistan.32
Metode tabligh yang digunakan oleh Syeikh Maulana Ilyas merupakan aspek
inovatif yang khas dari konsep dakwah dalam Islam.Konsep gerakandakwah yang
digagas Maulana Ilyas ini mengambil jalur kultural diluar wilayah politik.
Menurutnya, Jamaah tidak akan mampu mencapai tujuannya, jika mengambil bagian
di wilayah politik partisan.33
Konsep pendekatan dakwah kultural jamaah tabligh diimplementasikan
secara komprehensif pada aktivitas tabligh yang dikenal dengan istilah khuruj.
Sumber hukum Islam yang dijadikan sebagai landasan dan argumentasi penggunaan
konsep ini adalah al-Qur‟an surat Ali Imran ayat 110.
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.34
Penggunaan kata ukhrijat (dilahirkan) dalam arti ayat di atas dimaknai
dengan keluar (khuruj) untuk menyampaikan dakwah kepada manusia. Hal inilah
32
Khalimi, Ormas-ormas Islam (Sejarah, Akar Teologi dan Politik), Hal.54.
33
Tim Penyusun, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT Intermasa, 1996) Hal. 226.
34
Soenarjo dkk, Al-Qur‟an dan Terjemahnya,(Jakarta, CV. “Aisyiah” Surabaya, 1998), Hal. 94.
yang menjadi dasar Maulana Ilyas Al-Kandahlawi mendirikan Jama‟ah Tabligh
dalam menjalankan strategi dakwahnya ke seluruh pelosok dunia.35Namun berdasarkan catatan sejarah, sebagaimana yang disebutkan dalam Ensiklopedi Islam,
Jamaah Tabligh telah masuk ke Indonesia pada tahun 1952, namun baru berkembang
tahun 1974. Hal ini disebabkan oleh kondisi pemerintahan pada saat itu yang cukup
represif pada aktivitas keagamaan.36
Jama‟ah Tabligh Menurut Barbara D. Metcalf, Jama‟ah Tabligh mulai
menjadi sebuah gerakan yang mendunia pada tahun 1947 hingga akhirnya masuk ke
Indonesia. Pada tahun 1993-1994, cabang Jama‟ah Tabligh Indonesia secara
organisatoris mulai berdiri dibawah pimpinan Letkol (Purn) Ahmad Zulfakar.
Menurut Zulfakar, Jama‟ah Tabligh mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1952, tapi
baru mulai berkembang pada tahun 1974 di wilayah Kebon Jeruk, tepatnya di Mesjid
Jamik Kebon Jeruk.
Selanjutnya terus berkembang aktivitas dakwah Jama‟ah Tabligh dilakukan
sampai ke kawasan transmigrasi dan penjara.Tidak banyak catatan sejarah mengenai
aktivitas Jama‟ah Tabligh di Indonesia, namun salah satu aktivitas gerakannya yang
cukup terlihat adalah pertemuan tahunan yang biasa disebut dengan ijtima‟.37
Jama‟ah Tabligh telah berkembang di Indonesia yang mempunyai banyak pengikutnya yang tersebar di berbagai kota atau daerah yang salahsatunya yaitu di
Aceh. Adapun jama‟ah tabligh masuk ke Aceh berdasarkan hasil wawancara dengan ustadz Sulaiman Masudi yaitu pertama sekali datang ke Aceh dibawa oleh jama‟ah
35
WAMI, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran; Akar Ideologis dan Penyebarannya, (Jakarta: Ishlahy Press), 1995, Hal. 74.
36
Tim Penyusun, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT Intermasa), 1996, Hal. 87.
37
John L. Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, (Bandung: Mizan, 2001) Hal. 68.
yang berasal dari India pada tahun 1970-an yang menempati Mesjid Raya dan
mereka pada saat itu tidak ditanggapi oleh masyarakat sehingga mereka hanya duduk
saja, kemudian para jama‟ah ini dibawa ke Punge Jurong oleh Ustadz Mahmud Jakfar yang merupakan Imam di Punge Jurong. Dan disanalah dibuat
program-program yang kemudian dijalankan dengan memperkenalkan diri atau melakukan
sosialisasi untuk menarik hati masyarakat.38
Dan setelah jama‟ah yang pertama datang dari India tersebut, maka berikutnya ada jama‟ah yang datang dari Malaysia dan Pakistan. Pada saat itu jama‟ah tabligh dicurigai macam-macam dari kalangan elit pemerintah, pada tahun 1982-an rombongan Jama‟ah Tabligh sampai di Montasik namun suasananya masih
belum hidup.
Kemudian pada tahun 1987 barulah Montasik mengirim dua rombongan
jama‟ah ke Lamtuba yang dipimpin oleh Tengku Yahya dan ke Indrapuri yang dipimpin oleh Tengku Raudhi. Adapun sebagai penanggung jawab pada saat itu yaitu
Ismuhadi. Dan pada tahun 2000-an Montasik ditetapkan sebagai markas besar
seluruh Aceh yang amirnya adalah Tengku Raudhi. Sekarang ini perkembangan
Jama‟ah Tabligh sudah bagus dan telah ada di setiap kabupaten.39