• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

3.1Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya. Berikut ini beberapa masa peralihan di BPS yaitu:

3.3.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Kegiatan Statistik di Indonesia sudah dilaksanakan sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda. Lembaga yang menangani kegiatan tersebut didirikan bulan Februari 1920 oleh Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor yang bertugas mengolah dan mempublikasikan data Statistik.

Pada tanggal 24 September 1924, pusat kegiatan kantor Statistik ini dipindahkan ke Jakarta dengan nama Centraal Kantoor voor de Statistiek (CKS) atau Kantor Pusat Statistik. Kegiatannya pada waktu itu diutamakan untuk mendukung kebijakan Pemerintah Hindia Belanda. Produk perundang-undangan Kantor Pusat Statistik adalah Volkstelling Ordonnantie 1930 (Staatsblad1930 Nomor 128) yang mengatur sensus penduduk dan Statistiek Ordonnantie 1934 (Staatsblad Nomor 508) tentang kegiatan perstatistikan. Pada tahun 1930 lembaga ini mengerjakan suatu kegiatan monumental, yaitu Sensus Penduduk yang pertama dilakukan di Indonesia.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang   

Pada tahun 1942-1945 Pemerintah Jepang yang berkuasa di Indonesia mengaktif kan kembali kegiatan statistik terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Kantor Statistik di masa Pemerintahan Jepang ini bernaung di bawah Subernur Militer (Gunseikanbu) dengan nama Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu. 

3.1.3 Masa Indonesia Merdeka, 1945 – sekarang

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik tidak lag! di bawah Shomubu Chosasitsu

Gunseikanbu berganti dengan nama Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum

Republik Indonesia (KAPPURI). Pada awal Tahun 1946, bersamaan dengan hijrahnya kegiatan Pemerintahan RI dari Jakarta ke Yogyakarta, kegiatan

KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta. Sementara itu Pemerintah Federal Belanda (NICA) di Jakarta mengaktif kan kembali CKSKetika pihak Belanda mengakui kedaulatan RI, pusat kegiatan Pemerintahan RI pun kembali ke Jakarta. Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kemakmuran Nomor 219/5.C. tanggal 12 Juni 1950, kedua lembaga yaitu KAPPURI dan CKS, diintegrasikan menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS). Kegiatan KPS berada di bawah tanggung jawab Menteri Kemakmuran.

Perkembangan berikutnya, pada tanggal 1 Maret 1952, Menteri Perekonomian mengeluarkan Keputusan Nomor P/44 yang menyatakan KP5 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian. Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Perekonomian Nomor 18.099/M tanggal 24 Desember 1953, kegiatan KPS dibagi dalam dua bagian, yaitu Afdeling A merupakan Bagian Riset dan Af deling B merupakan Bagian Penyelenggaraan dan Tata Usaha.Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 131 Tahun 1957, Kementerian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Kemudian dengan Keppres Nomor 172 tahun 1957 tanggal 1 Juni 1957, KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik (BPS) dengan tanggung jawab dan wewenangnya berada di bawah Perdana Menteri.Berdasarkan Keppres ini secara formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan. Selain dari itu, pada dekade ini telah diundangkan dua buah Undang-undang (UU), yaitu UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus yang diundangkan pada tanggal 24 September 1960 sebagai pengganti Volkstelling Ordonnantie 1930

Ordonnantie 1934 (Staatsblad 1934 Nomor 508).Berdasarkan Keputusan Perdana Menteri Nomor 26/P.M/1958 tanggal 16 Januari 1958 tentang pemberian tugas kepada BPS untuk menyelenggarakan pekerjaan persiapan sensus penduduk dan sesuai dengan Pasal 2 UU Nomor 6, Tahun 1960, BPS memperoleh tugas besar menyelenggarakan sensus penduduk yang pertama setelah kemerdekaan. Pelaksanaan sensus penduduk tersebut dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tahun 1961.

Selanjutnya Pasal 4 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 1960 menyatakan bahwa BPS setelah mengadakan hubungan dan perundingan dengan instansi Pemerintah lain di Pusat dan di Daerah, berwenang menyerahkan sebagian dari pekerjaan statistik kepada instansi tersebut. Untuk itu, dalam pelaksanaan sensus penduduk di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Kantor Gubernur dan di tingkat kabupaten/kota dilaksanakan oleh Kantor Bupati/ Walikota. Sedangkan pada tingkat kecamatan dibentuk bagianyang mengurus pelaksanaan sensus penduduk.Selain dari itu, Pemerintah mengeluarkan Keppres Nomor 47 tahun 1964 tentang Susunan dan Organises! BPS yang ditetapkan pada tanggal 20 Januari 1964. Dengan Keputusan Presidium Kabinet Nomor Aa/C/9 Tahun 1965 tanggal 19 Februari 1965 dinyatakan bahwa Bagian Sensus di Kantor Gubernur dan Kantor Kabupaten/Kota ditetapkan menjadi Kantor Cabang BPS dengan nama Kantor Sensus dan Statistik Daerah.Memasuki Orde Baru yang dimulai pada tahun 1966, Pemerintah melihat semakin pentingnya data statistik untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. Untuk melaksanakan tugas BPS seperti sensus, Pemerintah telah mengundangkan tiga

tentang Pelaksanaan Sensus Penduduk yang diundangkan pada tanggal 2 Juli 1979, PP Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian yang diundangkan pada tanggal 21 Januari 1983, dan PP Nomor 29 Tahun 1985 tentang Sensus Ekonomi yang diundangkan pada tanggal 10 Juni 1985.Sedangkan untuk organisasi BPS, Pemerintah telah mengundangkan PP Nomor 16 Tahun 1968 tentang Status dan Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 29 Mei 1968. Dengan makin meningkatnya peran dan tugas BPS, PP Nomor 16 Tahun 1968 inipun disempurnakan dengan PP Nomor 6 Tahun 1980 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 20 Pebruari 1980. Dua belas tahun kemudian PP Nomor 6 Tahun 1980 disempurnakan dengan PP Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi BPS yang diundangkan pada tanggal 9 Januari 1992. Sebagai pelaksanaan dari PP Nomor 2 Tahun 1992 ini, ditetapkan Keppres Nomor 6 Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja BPS yang ditetapkan pada tanggal 9 Januari 1992.UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik sudah tidak sesuai lagi dan tidak dapat menampung berbagai perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan kebutuhan pembangunan nasional. Kondisi kehidupan bangsa dan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat kedua UU tersebut diundangkan sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang, sehingga perlu diganti.Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang diundangkan pada tanggal 19 Mei 1997. Nomenklatur kelembagaan disesuaikan dengan UU Nomor 16 Tahun 1997 dan berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan

dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.

3.2Tugas, Fungsi dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

3.2.1 Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.2.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

3.2.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3.3 Visi dan Misi BPS

Adapun visi dam misi dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah:

3.3.1 Visi

3.3.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem StatistikNasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.4 Struktur Organisasi BPS

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari

Adapun tujuan dari struktur organisasi ini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan - kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

2. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi manajemen.

3. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan - keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Adapun bagan struktur organisasi Badan Pusat Staistik Provinsi Sumatera Utara adalah sebagi berikut:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik sebagaimana lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.

2. Kepala Kantor dibantu tata usaha yang terdiri dari:

Sub Bagian Urusan Dalam, Sub Bagian Perlengkapan, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Bina Potensi/Bina Program.

3. Bidang Penunjang Statistik terdiri dari 5 (lima) bidang yaitu: a. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi pertambangan, dan energi. b. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik konsumen, perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

c. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik tenaga kerja, serta statistik kesehjahteraan.

d. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Bidang IPDS mempunyai tugas untuk penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan program komputer.

e. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas untuk penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

Gambar 3.1 Struktur organisasi BPS Provinsi

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur

K E P A L A

Bagian Tat a Usaha

Bidang I nt egrasi Pengolahan & Disem inasi St at ist ik Bidang

N eraca W ilayah & Analisis St at ist ik Bidang St at . Dist ribusi Bidang St at . Produksi Bidang St at . Sosial Seksi St at ist ik Kependudukan Seksi St at ist ik Ket ahanan Sosial

Seksi St at ist ik Kesej aht eraan

Rakyat

Seksi St at ist ik Konst ruksi, Pert am

-bangan & Energi Seksi St at ist ik

I ndust ri Seksi St at ist k

Pert anian

Seksi St at ist k N iaga & Jasa Seksi St at ist k Keuangan & H arga

Produsen Seksi St at ist k H arga Konsum en &

Perdag. Besar Seksi Analisis St at ist ik Lint as Sekt or Seksi N eraca Konsum si Seksi N eraca Produksi Seksi Disem inasi dan Layanan St at ist ik

Seksi Jaringan dan Ruj ukan St at ist ik

Seksi I nt egrasi Pengolahan Dat a SubBag Bina Program SubBag Urusan Dalam SubBag Kepegaw aian dan H ukum SubBag Keuangan SubBag Perlengkapan Tenaga Fungsional

spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

3.5 Logo BPS

Logo BPS adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Logo BPS                                  

BAB 4

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data

Analisis data pada dasarnya dapat di artikan sebagai berikut :

1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya, kemudian diambil kesimpulan.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen yang lebih kecil agar dapat :

a. Mengetahui komponen yang menonjol.

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lainnya.

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan. 3. memperkirakan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitas dari

suatu kejadian terhadap suatu kejadian lainnya.

4.2 Model proyeksi

Pertambahan atau pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan.dalam pengolahan data ini penulis menggunakan model matematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk kota tebing tinggi sampai tahun 2017.

Model tersebut adalah model eksponensial. Rumus yang di pergunakan adalah sebagai berikut :

= ..

Log =log + log . rt log e =log ‒ log .

r =

atau r = Dimana :

= jumlah penduduk pada tahun =jumlah penduduk pada tahun dasar

r =tingkat pertumbuhan penduduk t =jangka waktu antar dan

e =bilangan pokok dari sistem logaritma, besarnya 2,718282

4.2.1 keadaan jumlah penduduk

Tabel 4.1 jumlah penduduk menurut jenis kelamin dari tahun 2007-2012

Tahun Penduduk Jumlah Laki-Laki Perempuan 2007 68712 70697 139409 2008 69232 71827 141059 2009 70072 72645 142717 2010 71892 73356 145248

2011 72530 74076 146606 2012 73036 74735 147771 SUMBER : Badan Pusat Statistik (BPS)

Penduduk kota Tebing Tinggi

  Gambar 4.1 Diagram Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi

1. Analisis Persentase Perubahan Penduduk Laki-Laki secara Manual  = log  ,  = 0,0075 x 100 = 0,75   = log , = 0,0120 x 100 = 1,20 = log , = 0,0256 x 100 = 2,56 = log , = 0,0088 x 100 = 0,88 = log , = 0,0070 x 100 = 0,70

2. Analisis persentase perubahan jumlah penduduk dengan menggunakan Microsoft excel 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 1 2 3 4 5 6 7 tahun penduduk jumlah

Tabel 4.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-Laki Tahun Jumlah penduduk Bilangan pokok logaritma Perubahan jumlah penduduk Persentase perubahan jumlah penduduk % 2007 68712 2,718282 - - 2008 69232 2,718282 0,0075 0,7539326 2009 70072 2,718282 0,0120 1,2060099 2010 71892 2,718282 0,0414 2,5641706 2011 72530 2,718282 0,0088 0,8835274 2012 73036 2,718282 0,0070 0,6952200

Gambar 4.2 Tampilan Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-Laki

3. Analisis persentase perubahan jumlah penduduk perempuan secara manual = . = 0.0158 ˟ 100 = 1.59 = . = 0.0113 ˟ 100 = 1.13 = . = 0.0097 ˟ 100 = 0.97 = . = 0.0098 ˟ 100 = 0.98 = . = 0.0089 ˟ 100 = 0.89

Tabel 4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan

Tahun Jumlah Penduduk Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Perubahan Jumlah Penduduk % 2007 70697 2,718282 - - 2008 71827 2,718282 0,01585 1,58573084 2009 72645 2,718282 0,0113241 1,13241127 2010 73356 2,718282 0,0097397 0,97397340 2011 74076 2,718282 0,0097672 0,00976791 2012 74735 2,718282 0,0088569 0,00885692

Gambar 4.3 Tampilan Analisis Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan

4. Analisis persentase Perubahan jumlah penduduk Keseluruhan Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Secara Manual

= . = 0,0117 x 100 = 1,17 = . = 0,0116 x 100 = 1,16 = . = 0,0175 x 100 = 1,75 = . = 0,0093 x 100 = 0,93 = . = 0,0080 x 100 = 0,80

5. Analisis Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Dengan Menggunakan Microsoft Excel

Tabel 4.4 Tampilan Analisis Persentase Perubahan Jumlah Kesuluruhan Jumlah Keselueuhan Penduduk Laki-Laki dan Penduduk Perempuan

Tahun Jumlah Penduduk Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase perubahan Jumlah penduduk % 2007 70697 2,718282 - - 2008 71827 2,718282 0,01176618 1,17661814 2009 72645 2,718282 0,01168540 1,16854051 2010 73356 2,718282 0,01757897 1,75789760 2011 74076 2,718282 0,00930608 0,93060881 2012 74735 2,718282 0,00791505 0,79150597

Tabel 4.5 Persentase Perubahan Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki-Laki, Perempuan dan Jumlah Keseluruhan dari Penduduk Laki-Laki

dan Perempuan

Tahun Jumlah Penduduk Laki-Laki % Jumlah Penduduk Perempuan % Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Penduduk Perempuan % 2007 - - - 2008 0,75 1,58 1,17 2009 1,20 1,13 1,16 2010 2,56 0,97 1,75 2011 0,88 0,97 0,93 2012 0,69 0,88 0,79 Σ 6,08 5,53 5,8

4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk

a. Rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk laki-laki

ṝ = = ,

= 1,216

b. Rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk perempuan

ṝ = = ,

= 1,106

ṝ = = ,

= 1,16

Dari rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk di atas diharapkan perubahan penduduk yaitu : r < 1,16

Setelah di peroleh nilai dari setiap variabel rata-rata perubahan persentase penduduk kota Tebing Tinggi, maka dapat di proyeksikan jumlah penduduk Tebing Tinggi 5 tahun mendatang yang di tentukan dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial yaitu: = ..

1. Proyeksi jumlah penduduk laki-laki kota di Tebing Tinggi secara manual = .. = 73036 . , , . = 73929,54 = .. = 73036 . , , . = 74834 = .. = 73036 . , , . = 75749,54 = .. = 73036 . , , . = 76676,28 = ..

= 73036 . , , .

= 77614,36

Tabel 4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk laki-laki Tahun 2013-2017

Tahun Penduduk E R 2007 68712 2,718282 0,01216 2008 69232 2,718282 0,01216 2009 70072 2,718282 0,01216 2010 71892 2,718282 0,01216 2011 72530 2,718282 0,01216 2012 73036 2,718282 0,01216 2013 73929,54 2,718282 0,01216 2014 74834 2,718282 0,01216 2015 75749,54 2,718282 0,01216 2016 76676,28 2,718282 0,01216 2017 77614,36 2,718282 0,01216

2. Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan di Kota Tebing Tinggi Secara manual = .. = 74735 . , , . = 75566,15 = .. = 74735 . , , . =76406,55

= .. = 74735 . , , . = 77256,30 = .. = 74735 . , , . = 78115,50 = .. = 74735 . , , . = 78984,25

Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Tahun 2012-2017

Tahun penduduk E R 2010 73356 2,718282 0,01106 2011 74076 2,718282 0,01106 2007 70697 2,718282 0,01106 2008 71827 2,718282 0,01106 2009 72645 2,718282 0,01106 2012 74735 2,718282 0,01106 2013 75566,15 2,718282 0,01106 2014 76406,55 2,718282 0,01106 2015 77256,30 2,718282 0,01106 2016 78115,50 2,718282 0,01106 2017 78984,25 2,718282 0,01106

3. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Tebing Tinggi Secara Manual = .. = 147771 . , , . =149495,12 = .. = 147771 . , , . = 151239,36 = .. = 147771 . , , . = 153003,95 = .. = 147771 . , , . = 154789,13 = .. = 147771 . , , . = 156595,14

Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah Keseluruhan penduduk laki-laki dan Perempuan Tahun 2013-2017

Tahun Penduduk E R

2010 139409 2,718282 0,0116

2007 142717 2,718282 0,0116 2008 145248 2,718282 0,0116 2009 146606 2,718282 0,0116 2012 147771 2,718282 0,0116 2013 149495,12 2,718282 0,0116 2014 151239,36 2,718282 0,0116 2015 153003,95 2,718282 0,0116 2016 154789,13 2,718282 0,0116 2017 156595,14 2,718282 0,0116

Untuk lebih jelasnya,hasil proyeksi (perkiraan) jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tahun 2013-2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9 Proyeksi Jumlah Keseluruhan Penduduk Laki-laki dan Perempuan Tahun 2013-2017

Tahun Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan 2013 73929 75566 149495 2014 74834 76406 151239 2015 75749 77256 153003 2016 76676 78115 154789 2017 77614 78984 156595

Dari tabel 4.9 dapat diketahui proyeksi penduduk tahun 2017 mendatang adalah sebesar 156595 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 77614 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan adalah sebesar 78984 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun-tahun sebelumnya, dapat dilihat bahwa sampai pada tahun 2017 yang akan datang, jumlah penduduk di Kota Tebing Tinggi akan mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat terjadi apabila tingkat kelahiran tinggi, dan juga semakin meningkatnya jumlah penduduk yang melakukan migrasi ke Kota Tebing Tinggi dan sebagainya.

                               

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain di tuangkan ke dalam bahasa pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki kelebihan tersendiri

5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian klik tombol start pada task bar, kemudian klik all programs, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.

Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel

5.3 Membuka Lembar Kerja Baru

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan identifikasi dengan alamat yang merupakan kombinasi anatara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, di samping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data

Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu editing Excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki banyak pilihan, yaitu: Down, Up, dan Series (Autofil)

5.4 Pembuatan Grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar kerja sendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, biasa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada tool bar.

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah : 1. Sorot sel atau Range yang ingin dibuat Grafik

3. Klik Type grafik yang di inginkan dan klik next, tampil kotak dialog Sourcedata.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton Rows atau coloums yang di inginkan, klik nenxt. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.

5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart option.

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tahun 2007-2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial, dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, serta persentase perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di Tebing Tinggi 5 tahun mendatang.

2. Dari pembahasan (analisis) yang dilakukan, maka dapat diketahui rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk laki-laki sebesar 1,216 % setiap tahun, dan rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk perempuan sebesar 1,106 %, serta rata-rata (r) perubahan persentase jumlah penduduk secara keseluruhan adalah sebesar 1,16 % per tahun.

3. Diperkirakan bahwa jumlah kota Tebing Tinggi menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun 2017 sebesar 77614 jiwa, jumlah penduduk perempuan sebesar 78984 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki-laki dan perempuan) sebesar 156595 jiwa.

4. Setelah memperlihatkan data jumlah penduduk kota Tebing Tinggi berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki dan dari hasil ramalan penduduk dari tahun 2013-2017 di kota Tebing Tinggi, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk meningkat setiap tahunnya.

6.2 Saran

Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah pertumbuhan penduduk di kota Tebing Tinggi yaitu sebagai berikut :

1. Dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya pada tahun-tahun mendatan, diharapkan pemerintah dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menekan angka pertumbuhan penduduk yang terjadi, misalnya dengan menyelenggarakan program KB yang terarah dan berkesinambungan kepada masyarakat.

2. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di kota Tebing Tinggi setiap tahunnya.

3. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rezeki. Disamping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.

   

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2010.Tebing Tinggi Dalam Angka.BPS Sumatera Utara:Medan

Mantra,Ida Bagus.2004.Demografi Umum.Jakarta:Pustaka Pelajar Munir,Rozi Drs.1985.Pendidikan Kependudukan.Jakarta:Bumi Aksara FEUI.1981.Dasar-Dasar Demografi.Jakarta:Lembaga Demografi

             

Dokumen terkait