• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pusat Kajian Perlindungan Anak

A.11 Sekilas Tentang SKA-PKPA

PKPA Simeulue : Jl. Tengku Di ujung Desa Amiria Bahagia Kec. Simeulue Timur 23691, Kab. Simeulue Telp. 0650-7

Email

A.11 Sekilas Tentang SKA-PKPA.

Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) didirikan oleh Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA), sebagai salah satu unit pelaksana teknis untuk memberikan layanan dan pendampingan anak jalanan. Hal ini sesuai dengan visi dan misi PKPA, yakni terwujudnya kepentingan terbaik bagi anak dan perempuan. Terminal Pinang Baris adalah terminal nomor 2 setelah Terminal Terpadu Amplas dan merupakan salah satu lokasi strategis di Kota Medan sebagai tempat aktivitas anak jalanan. Hasil pendataan PKPA tahun 2003 jumlah anak

Sebagian diantaranya (±70%) masih berstatus sekolah tingkat SD, SLTP dan SLTA.

Jenis pekerjaan yang dilakukan adalah: penyapu bus umum/angkutan kota, penyemir sepatu, pedagang asongan, pengamen dan pekerjaan lain yang sifatnya eksidentil (calo bus, penjaga jakpot dan doorsmeer). Jenis pekerjaan lain yang mereka lakukan adalah sebagai penjual koran terbitan pagi dan sore.

Kelompok anak jalanan perempuan di kawasan Terminal Pinang Baris memiliki komunitas dan ciri tersendiri. Aktivitas kerja mereka terkonsentrasi di Pasar Tradisional Kampung Lalang. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah sebagai penjual plastik, garam dan peralatan dapur. Populasi anak jalanan perempuan berdasarkan hasil pendataan PKPA tahun 2003 berkisar antara 40-60 anak. Mereka berusia antara 7-14 tahun dan umumnya masih sekolah serta tinggal bersama orang tua.

Anak jalanan sangat rentan terhadap berbagai bentuk tindak kekerasan dan eksploitasi, seperti perampokan, pemukulan bahkan sampai bentuk kekerasan seksual. Anak jalanan juga sangat rentan terhadap penyakit dan penyalahgunaan narkoba baik yang dilakukan karena terpengaruh teman maupun paksaan dari orang lain yang lebih dewasa.

Sejak tahun 1997, PKPA telah aktif melakukan pendampingan terhadap anak jalanan, khususnya di kawasan Terminal Pinang Baris dan Kampung Lalang Medan. Seiring dengan meningkatnya jumlah anak jalanan di kawasan tersebut, sementara respon para pihak terhadap masalah anak jalanan sangat minim, maka pada tahun 1998, PKPA membentuk Open House sebagai pusat pengaduan dan diskusi komunitas anak jalanan. Secara perlahan-lahan, layanan terhadap anak

jalanan berkembang pada bentuk pendidikan, pengembangan kreatifitas, kesehatan dan unit usaha. Atas kesepakatan antara anak jalanan dan pendamping dalam musyawarah organisasi anak jalanan Pinang Baris tahun 2001, menyepakati perubahan nama Open House menjadi Sanggar Kreatifitas Anak (SKA).

Secara garis besar program SKA-PKPA mulai dari tahun 1996 sampai sekarang adalah sebagai berikut:

• Tahun 1996 : Pemetaan Masalah

• Tahun 1997 : Identifikasi Kelompok Sasaran

• Tahun 1998 : Penjangkauan Kelompok Anak Jalanan. • Tahun 1999 : Awal Pendampingan.

• Tahun 2000 : Pendampingan & Pembentukan Organisasi Anak • Tahun 2001 : Pengembanagan Program Pendampingan.

• Tahun 2002- Sekarang : Program Pendampingan Diperluas Dan Pengembangan Jaringan

Tujuan Pembentukan SKA-PKPA.

Tujuan utama pengadaan Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) adalah: 1. Mewujudkan kepentingan yang terbaik bagi anak.

2. Pendampingan dan perlindungan anak jalanan dari tindak kekerasan, eksploitasi dan kondisi terburuk di jalanan.

3. Memberikan layanan pendidikan dan ketrampilan serta pengembangan kreatifitas.

Kelompok Penerima Manfaat.

1. Anak jalanan yang berusia di bawah 18 tahun.

2. Anak-anak yang potensial dan beresiko tinggi menjadi anak jalanan di kawasan Terminal Pinang Baris dan sekitarnya.

Apa yang dilakukan SKA-PKPA.

1. Pendampingan anak jalanan dalam rangka penguatan dan pemberdayaan melalui pendidikan tambahan, pelatihan seni musik, layanan pustaka anak dan pengembangan kreatifitas anak.

2. Pendampingan hukum terhadap anak yang berkonflik dengan hukum atau menjadi korban kekerasan.

3. Layanan kesehatan darurat dan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit.

4. Mengembalikan anak yang sudah dibina ke keluarga atau mencarikan orang tua asuh.

5. Pelatihan dan diskusi dengan orang tua anak, kelompok masyarakat, pemerintah, kepolisian untuk penyadaran hak-hak anak.

6. Pengembangan bakat anak melalui olahraga, sampai saat ini SKA-PKPA telah memiliki Sekolah Sepak Bola (SSB) Scorpions yang materi pemainnya adalah anak jalanan dan anak sekitar sanggar yang dilatih secara profesional. 7. Sebagian anak jalanan program SKA-PKPA berasal dari daerah pedalaman,

maka SPA-PKPA juga mengembangkan unit tanaman dan pertamanan yang langsung dikelola anak jalanan dan produknya dipasarkan di medan

Struktur Pelaksana SKA-PKPA.

Penanggung Jawab : Ahmad Sofian Koordinator Program : Misran Lubis

Koordinator : Catur Muhammad Sarjono Staff Pendidikan dan Keterampilan : Wina Mariana

Kepala Pelatih Sepakbola : Mukhlis

Kegiatan yang telah dilakukan

Bidang Pendidikan dan Keterampilan

1. Memberikan pendidikan tambahan dan keterampilan terhadap anak sanggar.

2. Memberikan motivasi dan sugesti kepada anak-anak untuk tetap bersekolah.

3. Mencari jalan keluar terhadap anak-anak dampingan yang putus sekolah. 4. Membuat penerbitan berkala / pameran terhadap karya anak.

Bidang Seni dan Musik

1. Menampung dan merekrut anak-anak yang punya bakat dalam seni untuk berlatih musik di dalam studio musik.

2. Membentuk grup musik. Saat ini SKA-PKPA telah memiliki 3 grup musik, yaitu Komic Blue, Komic Radja, dan Komik Gelang.

3. Mendampingi anak-anak dalam latihan musik secara teratur. 4. Melakukan pementasan anak-anak yang sudah dilatih.

5. Membangun sinergi dengan pihak-pihak terkait (radio, televisi, dan instansi pemerintahan dan swasta) dalam rangka pengembangan kreativitas, khususnya seni musik.

Bidang Olahraga

1. Menampung dan merekrut anak-anak yang punya bakat di bidang olah raga, khususnya sepak bola kedalam Sekolah Sepak Bola (SSB)

Scorpions.

2. Memfasilitasi anak-anak jalanan dan anak beresiko sekitar sanggar dengan perlengkapan latihan mulai dari baju, celana, kaos kaki, deker, sepatu yang menunjang latihan.

3. Mendampingi anak-anak untuk latihan sepak bola dan melakukan pertandingan persahabatan secara teratur.

4. Ikut berpartisipasi di dalam turnamen.

B. PUSAT PENDIDIKAN dan INFORMASI HAK ANAK (Yayasan KKSP)

Dokumen terkait