BAB II TINJAUAN TEORITIS
C. Sekolah dan Guru
Secara umum sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat
formal, nonformal dan informal yang didirikan oleh negara ataupun swasta yang di
rancang untuk mengajari, mengelola dan mendidik peserta didik melalui bimbingan
yang diberikan oleh tenaga pendidik. Untuk menjadi sebuah sekolah, ada beberapa
sarana dan prasarana yang harus dipenuhi, seperti ruang belajar, perpustakaan, kantor
dan lain sebagainya.28
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang
memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu sekolah adalah
kegiatan di waktu luang bagi siswa-siswa di tengah-tengah kegiatan utama mereka,
yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa siswa-siswa dan
remaja.29 Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara
27
Republik Indonesia, Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
28
https://www.lyceum.id/definisi-dan-fungsi-sekolah/.
29
membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah.
Jumlah wakil sekolah disetiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya.
Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan
dapat diisi dengan fasilitas lain.30
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/
murid dibawah pengawasan guru. Sebagian besar Negara memiliki sistem pendidikan
formal, yang umumnya wajib. Nama untuk sekolah ini bervariasi menurut negara,
tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk siswa-siswa muda dan sekolah
menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.31 Sekolah
sebagai organisasi adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik itu
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, dimana fungsinya
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.32
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa sekolah merupakan salah satu tempat bagi
para siswa untuk menuntut ilmu. Sekolah akan mampu memberikan keterampilan
dasar berupa membaca, menulis dan berhitung. Ketiga hal ini tentu akan sangat
dibutuhkan dalam kehidupan modern seperti sekarang ini.
Selain sekolah-sekolah inti, siswa di Negara tertentu juga mungkin memiliki
akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan
menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah beberapa siswa-siswa yang
sangat muda (biasanya umur 3-6 tahun). Perguruan tinggi / Universitas atau sekolah
Oknum Guru di dalam Lingkungan Sekolah, Skripsi(Makassar: Universitas Hasanuddin, 2013), h.23.
30
http://liliaf.blog.upi.edu/pengertian-sekolah/.
31
Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik, (Jakarta; Rineka Cipta, 2009), h. 4.
32
kejuruan mungkin tersedia setelah sekolah menengah. sebuah sekolah juga
didedikasikan untuk satu bidang tertentu. Seperti sekolah ekonomi atau sekolah seni.
Sebagai alternatif, sekolah juga menyediakan kurikulum dan metode non
tradisional.
Ada juga sekolah non-pemerintah yang biasa disebut sebagai sekolah swasta.
Sekolah swasta mungkin untuk siswa-siswa dengan kebutuhan khusus, seperti
sekolah islam,sekolah Kristen, Hawzas, Yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang
memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan
prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga
pelatihan perusahaan, pendidikan dan pelatihan militer.
Sekolah juga terbagi menurut statusnya, yaitu;33
a. Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselanggarakan oleh pemerintah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
b. Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diselanggarakan oleh non pemerintah, penyelenggara berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelanggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.
b. Pengertian Guru
Guru adalah seorang figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang.
Kehadiran guru di tengah-tengah kehidupan manusia sangat penting, tanpa ada guru
atau seseorang yang dapat ditiru, diteladani oleh manusia untuk belajar dan
berkembang, manusia tidak akan memiliki budaya, norma, dan agama. Dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam Pasal 1
angka 1 dinyatakan bahwa:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
33
Purwanto M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung; Rodakarya, 1998), h. 78.
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan siswa usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah”
Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah
memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.34 Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada jalur pendidikan formal.35 Pendidik/guru di indonesia sendiri lebih dikenal
dengan istilah pengajar, adalah tenaga kependidian yang berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagi profesi pendidik. Pendidik
adalah orang-orang yang dalam melakssiswaan tugasnya akan berhadapan dan
berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang
sistematis, terencana, dan bertujuan.36
Mengingat peranannya yang begitu penting, maka guru dituntut untuk
memiliki pemahaman dan kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya
sebagai pendidik. Demikianlah dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas
hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung
jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian murid. Ia harus mampu
menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat merangsang murid
untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus memerlukan
34
Syamsu Yusuf & Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rajawali Press, cet -3, 2012), h. 139
35
Danim, Sudarwan, Profesionalisme dan Etika Profesi Guru. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 17.
36
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,. (Jakarta; Rineka Cipta, 1991), h . 99.
keahlian khusus. Untuk itu, pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang pendidikan. Sekali guru berbuat salah, maka akan berdampak
terhadap tercorengnya dunia pendidikan secara global.
c. Peranan Guru
WF Connell (1972)37 memberikan penjelasan mengenai peran seorang guru,
yaitu :
a. Peranan guru sebagai pendidik (nurturer)
Merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi
bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan
(supervisior) serta tugas-tugas yang mendisiplinkan agar menjadi patuh
terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan
masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan pertumbuhan dan dan
perkembangan siswa untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih
lanjut penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang
dewasa yang lain, moralitas tanggung jawab kemasyarakatan, pengetahuan,
dan keterampilan dasar, persiapan. Untuk perkawinan dan hidup
berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan
spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan siswa. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplin siswa
harus mengontrol setiap siswa , agar tingkah laku siswa tidak menyimpang
dari norma-norma yang ada.
b. Peran guru sebagai model atau contoh
Setiap siswa mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model
37
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kppd_154.html diakses tanggal 5 Juli 2017
baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau
tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut
oleh masyarakat, bangsa, negara. Karena nilai-nilai dasar negara dan
bangsa Indonesia adalah Pancasila.
c. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing
Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan
keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan
memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial tingkah laku sosial siswa. Kurikulum harus berisi
hal-hal tersebut diatas sehingga siswa memiliki pribadi yang sesuai dengan
nilai-nilai hidup yang di anut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan
pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
d. Peran guru sebagai pelajar (leamer)
Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan
keterampilannya agar pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya
tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai
tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan
pengembangan tugas professional, tetapi juga kemasyarakatan maupun
tugas kemanusiaan.
e. Peran guru sebagai komunikator
Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di
kemampuannya pada bidang-bidang yang dikuasainya.
f. Peran guru sebagai administrator
Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga
sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena
itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala
pelaksanaan daam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministarasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya
merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanaan tugasnya
dengan baik.
D. Tinjauan Umum Terhadap Anak