Abdullah B, Tjokrowidjojo S, Sularjo. 2008. Perkembangan dan prospek perakitan padi tipe baru di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 27(1):1-9.
Abdurachman A, Dariah A, Anny M. 2008. Strategi dan teknologi pengelolaan lahan kering mendukung pengadaan pangan nasional. Jurnal Litbang Pertanian 27(2): 43-49.
Arraudeau MS, Vergara BS. 1988. A Farmers Primer on Growing Upland Rice. Manila : IRRI-IRRAT.
Bakhtiar. 2007. Penapisan galur padi gogo (Oryza sativa L.) hasil kultur antera untuk ketenggangan aluminium dan ketahanan terhadap penyakit blas. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Intitut Pertanian Bogor.
Bakhtiar, Purwoko BS, Trikoesoemaningtyas, Chozin MA, Dewi IS, Mukelar A. 2007. Penapisan galur haploid ganda padi gogo hasil kultur antera untuk toleransi terhadap cekaman aluminium. Bul Agron 35 (1):8-14.
Baihaki A. 2000. Teknik Rancang dan Analisis Penelitian Pemuliaan. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Baihaki A, Noladhi W. 2005. Interaksi genotipe x lingkungan, adaptabilitas dan stabilitas hasil dalam pengembangan tanaman genotipe unggul di Indonesia. Zuriat 16 (1):1-8.
[BPS] Badan Pusat Statistik . 2012. Penduduk Indonesia menurut provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000 dan 2010. [terhubung berkala]. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12 ¬ab=1.html[8 Okt 2012].
Cooper M, DeLacy IH, Basford KE. 1996. Relationships among analytical methods used to analyse genotypic adaptation in multi-environment trials. Di dalam: Cooper M, Hammer GL, editor. Plant Adaptation and Crop Improvement. Manila : CAB Inernational-IRRI. hlm 193-224.
Dewi IS, Purwoko BS. 2001. Kultur antera untuk mendukung program pemuliaan tanaman padi. Bul Agron 29 (2):59-63.
Dewi IS, Purwoko BS, Hajrial A, Somantri IH. 2007. Regenerasi tanaman pada kultur antera padi: pengaruh persilangan dan aplikasi putresin. Bul Agron
Dewi IS, Purwoko BS. 2011. Kultur in vitro untuk produksi tanaman haploid androgenik. Di dalam: Wattimena GA, Mattjik NA, Armini NMW, Purwito A, Efendi D, Purwoko BS, Khumaida N, editor. Bioteknologi dalam Pemuliaan Tanaman. Edisi ke-1. Bogor: IPB Press. Hlm 107-157
Eberhart SA, WA Russel. 1966. Stability parameters for comparing varieties.
Crop Sci 6:36-40.
Falconer DS, Mackay TFC. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. Fourth Edition. England: Longman Group Ltd.
Farid N. 1997. Pengujian plasma nutfah padi gogo untuk ketenggangan terhadap tanah masam dan ketahanan terhadap penyakit blas. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Finlay KW, Wilkinson GN. 1963. The analysis of adaptation in a plant breeding programme. Aust J Agric Res 4:742-754.
Francis TR, Kannenberg LW. 1978. Yield stability studies in short-season maize, a descriptive methods to for grouping genotype. Can J Plant Sci 58:1029-1034.
Garris AJ, Thomas HT, Jason C, Steve K, Susan MC. 2004. Genetic structure and diversity in Oryza sativa L. Genetics 169:1631-1638.
Gomez AA, Gomez KA. 1983. Multiple Cropping in the Humid Tropics of Asia. Ottawa Int. Dev. Res. Cent.
Harsanti L, Hambali, Mugiono. 2003. Analisis daya adaptasi 10 galur mutan padi sawah di 20 lokasi uji daya hasil pada dua musim. Zuriat 14: 1-7.
Herawati R, Purwoko BS, Khumaida N, Dewi IS, Abdullah B. 2008. Pembentukan galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru melalui kultur antera. Bul Agron 36 (3):181-187.
Herawati R, Purwoko BS, Dewi IS. 2009. Keragaman genetik dan karakter agronomi galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru hasil kultur antera. J Agron Indonesia 37 (2):87-94.
Herawati R, Purwoko BS, Dewi IS. 2010. Characterization of doubled haploid derived from anther culture for new type upland rice. J Agron Indonesia
38(3): 170-176
[IRRI] International Rice Research Institute. 1996. Standard Evaluation System for Rice. Manila: International Rice Research Institute.
Jagau Y. 2000. Fisiologi dan pewarisan sifat efisiensi nitrogen dalam keadaan tercekam Al pada padi gogo. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
[Kemtan] Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2011. Peraturan Mentan No. 61/Permentan/OT.140/10/2011. [terhubung berkala]. http://www.litbang. deptan.go.id/regulasi/one/19/file/PERMENTAN_No 61PermentanOT.pdf. [8 Okt 2012].
[Kemtan] Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2012. Luas panen, produktivitas dan produksi padi ladang, tahun 2011 / ATAP. [terhubung berkala].http://tanamanpangan.deptan.go.id/index.php/statistik/komoditas. html [8 Okt 2012].
Kristamtini et al. 2012. Keragaan vegetatif beberapa plasma nutfah padi lokal DIY. [terhubung berkala]. http://yogya.litbang.deptan.go.id/ind/index.php. [13 Des 2012].
Kush GS. 2000. New plant type of rice for increasing the genetic yield potential. Di dalam: Rice Breeding and Genetics. New Hampshire: Science Publisher. Inc.
Las I, Widiarta IN, Suprihatno B. 2004. Perkembangan varietas dalam perpadian nasional. Hal 1-25.
Lin CS, Binns MR, Levkovitch LP. 1986. Stability analisis : where do we stand.
Crop Science Vol. 26 : 894-900.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan, dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Edisi kedua. Bogor: IPB Press.
Manurung SO dan Ismunadji M. 1988. Morfologi dan fisiologi padi. Di dalam: Ismunadji M, Partohardjono S, Syam M, Widjono A, editor. Padi Buku 1. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. hlm 55-102.
Nasrullah. 1981. A modified procedure for identifying varietal stability. Agric Sci
3 (4):153–159.
Poehlman JM, Sleper DA. 1995. Breeding Field Crops4th edition. Ames.USA: Iowa State University Press.
Purwoko BS. 2004. Pengunaan spermin dalam regenerasi tanaman pada kultur antera beberapa aksesi padi gogo. Bul Agron 32 (2):21-24.
Puslitbang Tanaman Pangan. 2012. Peningkatan produksi padi menuju 2020. [terhubung berkala]. http://pangan.litbang.deptan.go.id/index.php?bawaan =download/download_detail&&id=35.html [8 Okt 2012].
Ramli M. 2000. Ketahanan dan dinamika ketahanan selama pertumbuhan beberapa genotipe padi terhadap blas daun dan blas leher malai. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Rusdiansyah. 2006. Identifikasi padi gogo dan padi sawah lokal asal Kecamatan Sembakung dan Sebuku Kabupaten Nunukan. Proyek FORMACS-CARE Internasional Indonesia-Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda. Samarinda.
Safitri H. 2010. Kultur antera dan evaluasi galur haploid ganda untuk mendapatkan padi gogo tipe baru. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Safitri H, Purwoko BS, Wirnas D, Dewi IS, Abdullah B. 2010. Daya kultur antera beberapa persilangan padi gogo dan padi tipe baru. J Agron Indonesia 38 (2):81-87.
Sasmita P. 2006. Karakterisasi dan evaluasi padi gogo haploid ganda hasil kultur antera terhadap naungan. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sasmita P. 2007. Aplikasi Teknik Kultur Antera pada Pemuliaan Tanaman Padi.
Apresiasi Hasil Penelitian Padi. Sukamandi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. hlm 595-609.
Satoto, Utomo STW, Widyastuti Y, Rumanti IA. 2009. Usulan pelepasan varietas padi hibrida H45, H47, H64, H68 dan H78. [Makalah pada Sidang Pelepasan Varietas]. Subang : Balai Besar Penelitian Padi.
Singh RK, Chaudhary BD. 1985. Biometrical Methods in Quantitative Genetical Analysis. New Delhi: Kalyani Publication. hlm 54-57.
Siregar H. 1981. Budidaya Tanaman Padi. Jakarta : Sastra Hudaya.
Soemartono. 1993. Pewarisan sifat komponen hasil padi gogo (Oryza sativa L.).
Ilmu Pertanian 5(2):613-622.
Sulaeman DD. 2012. Analisis stabilitas hasil dan keragaan galur galur padi gogo hasil kultur antera. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sumertajaya IM. 1998. Perbandingan model AMMI dan regresi linier untuk menerangkan pengaruh interaksi percobaan lokasi ganda. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Intitut Pertanian Bogor.
Sumertajaya IM. 2007. Analisis statistik interaksi genotipe dengan lingkungan. Bogor: Departemen Statistik, Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor.
Suparto H. 1999. Evaluasi ketenggangan padi gogo terhadap cekaman aluminium dan efisiensi penggunaan nitrogen. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Suprihatno B, Daradjat AA, Satoto, Baehaki SE, Suprihanto, Setyono A, Indrasari SD, Wardana IP, Sembiring H. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Subang: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Syakhril. 1997. Evaluasi reaksi galur-galur padi gogo terhadap cekaman aluminium dan kekurangan nitrogen. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Syukur M, Sujiprihati S, Yunianti R. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Trikoesoemaningtyas. 2002. Fisiologi dan pewarisan sifat efisiensi kalium dalam keadaan tercekam aluminium pada padi gogo (Oryza sativa L.). [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Tripathi KK, Ranjini W, Govila OP, Vibha A. 2011. Biologi of Oryza sativa L (Rice). Department of Biotechnology Ministry of Science and Technology & Ministry of Environment and Forest Goverment of India. hlm 62.
Vaughan DA, Morishimay H, Kadowaki K. 2003. Diversity in the Oryza genus. Current Opinion. Plant Biology 6:139–146
Vergara BS, Gomez KA, Visperas RM, Salivas E. 1973. Characteristic of Upland Rice. IRRI Saturday Seminar. April 1973. 19p.
Wirnas D. 1999. Evaluasi ketenggangan padi gogo terhadap cekaman aluminium dan efisiensi penggunaan hara kalium. [tesisi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Zen S. 1995. Heritabilitas, korelasi genotipik dan fenotipik karakter padi gogo.
Lampiran 1 Asal persilangan galur-galur padi gogo yang digunakan
Galur Asal Persilangan Tujuan persilangan Peneliti Tahun III3-4-6-1 I5-10-1-1 Tetua toleran Al SGJT-28, SGJT-36
Tetua unggul padi
Fatmawati dan Way Rarem
Hasil tinggi toleran Al Reny Herawati et al. 2008 O18-b-1 B13-2e Tetua toleran Al Krowal (KR), Grogol (GR), Sigundil(SG)
Tetua unggul padi gogo Gajah Mungkur (GM) Jatiluhur (JT) Hasil tinggi toleran Al Bambang Sapta Purwoko et al. 2003 WI-44 IW-67 IW-56 GI-7 IG-19 IG-38
WI = asal persilangan Way Rarem/ITA-247, IW = resiprok persilangan Way Rarem/ITA-247
GI = asal persilangan Gajah Mungkur/ITA-247, IG = resiprok persilangan Gajah Mungkur/ITA-247 Padi lahan kering toleran naungan Priatna Sasmita et al. 2001
Lampiran 2 Silsilah dan deskripsi tetua galur-galur padi gogo yang digunakan
Genotipe Silsilah Deskripsi Krowal Varietas lokal
asal Lumajang, Jawa Timur
Peka Al di lapang (Syakhril 1997) tenggang Al dan efisien dalam penggunaan N pada kultur hara (Suparto 1999, Jagau 2000) dan efisien
penggunaan K dalam keadaan tercekam Al (Trikoesoemaningtyas 2002, Wirnas 1999) Sigundil Varietas lokal
asal Gresik, Jawa Timur
Tenggang terhadap Al pada kultur hara (Jagau 2000), pada percobaan pot dan di lapang (Suparto 1999), efisien penggunaan K (Wirnas 1999), sangat tahan blas daun ras IG-1 dan 173, peka blas leher malai ras IG-1 dan 173 (Ramli 2000) Grogol Varietas lokal
asal Bantul, DI. Yogyakarta
Tenggang terhadap Al di lapang (Farid 1997) dan di kultur hara (Jagau 2000) dan efisien dalam penggunaan N (Suparto 1999) tahan blas daun dan leher malai dari inokulum alami (Farid 1997) Jatiluhur Varietas unggul
nasional asal persilangan Tox
1011//Ranau
Agak tenggang terhadap Al dan efisien K pada kultur hara (Trikoesoemaningtyas 2002, Wirnas 1999), hanya tahan blas daun dari inokulum alami (Farid 1997) tahan blas ras IG-1 dan 173 (Ramli 2000), tenggang naungan, daya hasil tinggi (2.2-3.5 t/ha) Gajah Mungkur Varietas nasional introduksi Kenya
Tenggang kekeringan, sangat tahan blas daun ras IG-1, tahan blas malai ras IG-1, blas daun dan leher malai ras 173 (Ramli 2000) dan berdaya hasil tinggi (2.5 t/ha)
SGJT-28 SGJT-36 Tanaman doubled-haploid (DH) hasil persilangan Sigundil dan Jatiluhur
SGJT-28 sangat tenggang Al, SGJT-36 tenggang Al (Bakhtiar 2007)
Lampiran 3 Deskripsi Varietas Padi Gogo
1. Batutegi
Nomor seleksi : TB154E-TB-2
Asal persilangan : B6876B-MR-10/B6128B-TB-15
Golongan : Cere
Umur tanaman : 112 – 120 hari Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 120 – 128 cm Anakan produktif : 8 – 12 batang Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna helai daun : Hijau
Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Mendatar Bentuk gabah : Bulat sedang Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Tahan Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 22. 3% Bobot 1000 butir : 25 g Rata-rata hasil : 3.0 t/ha Potensi hasil : 6.0 t/ha Ketahanan terhadap
Penyakit : Tahan terhadap blas daun, blas leher, bercak daun coklat
Cekaman lingkungan : Agak toleran terhadap keracunan Al, dan bereaksi moderat terhadap kekeringan
Anjuran tanam : Baik dibudidayakan pada lahan kering subur dan lahan kering Podzolik Merah Kuning (PMK) dengan tingkat keracunan alumunium sedang, dari dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl.
Pemulia : E. Lubis, M. Diredja, W. S. Ardjasa, B. Kustianto dan Suwarno.
Teknisi : Tusrimin, Sularjo, Gusnimar dan Ade Santika Alasan utama dilepas : Padi gogo, hasil tinggi, tahan blas, mutu beras baik,
nasi pulen Dilepas tahun : 2001
2. Way Rarem
Nomor seleksi : -
Asal persilangan : IR83/Carreon/B981k Golongan : Cere (Indica)
Umur tanaman : 100 – 110 hari Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 95 – 100 cm Anakan produktif : sedang Warna kaki : Ungu
Warna batang : Bergaris ungu Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna helai daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak-miring Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Bulat besar Warna gabah : Kuning kotor Kerontokan : Tahan
Kerebahan : -
Tekstur nasi : Pera Kadar amilosa : 27.0% Bobot 1000 butir : 28 g
Potensi hasil : 3.0- 4.0 t/ha gabah kering Ketahanan terhadap
Penyakit : Tahan terhadap blast (Pyricularia oryzae) dan bercak coklat (Helminthosporium oryzae)
Cekaman lingkungan : Cukup toleran terhadap keracunan Al dan toleran terhadap keracunan Fe
Penciri : Muka daun licin, warna gabah kuning
Baik untuk padi lahan kering (padi gogo) sampai ketinggian 500 mdpl
Pemulia : E. Lubis, M. Diredja, Soecipto Kr. Dilepas tahun : 1994
3. Gajah Mungkur
Nomor seleksi : IRAT 112
Asal persilangan : Introduksi dari Kenya Golongan : Cere, kadang berbulu Umur tanaman : 90 – 95 hari
Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 90 – 100 cm
Anakan produktif : Sedang (6-8 batang) Warna kaki : Hijau tua
Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Hijau
Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna helai daun : Hijau
Muka daun : Licin
Posisi daun : Tegak-miring Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Medium
Warna gabah : Kuning keemasan Kerontokan : Agak tahan
Kerebahan : Sedang
Tekstur nasi : - Kadar amilosa : 23.20% Bobot 1000 butir : 36 g
Potensi hasil : 2.5 t/ha gabah kering Ketahanan terhadap
Penyakit : Tahan terhadap blast (Pyricularia oryzae) Cekaman lingkungan : Cukup toleran terhadap kekeringan
Penciri : Muka daun licin, warna gabah kuning keemasan Baik ditanam sebagai padi gogo di daerah beriklim kering
Pemulia : Z. Harahap, Erwina Lubis, Murdani D. Dilepas tahun : 1994
4. Jatiluhur
Nomor seleksi : -
Asal persilangan : Tox 1011/Ranau Golongan : Cere (Indica) Umur tanaman : 110 – 115 hari Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 95 – 100 cm
Anakan produktif : Sedang (6-8 batang)
Warna kaki : Ungu
Warna batang : Bergaris ungu Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna helai daun : Hijau tua
Muka daun : Kasar Posisi daun : Tegak-miring Daun bendera : Miring Bentuk gabah : Bulat besar Warna gabah : Kuning kotor Kerontokan : Agak tahan
Kerebahan : -
Tekstur nasi : Pera Kadar amilosa : 27.60% Bobot 1000 butir : 27 g
Potensi hasil : 2.5 – 3.5 t/ha gabah kering Ketahanan terhadap
Penyakit : Tahan terhadap blast (Pyricularia oryzae) Cekaman lingkungan : Toleran naungan
: Baik untuk padi lahan kering (gogo) sampai ketinggian 500 mdpl
Pemulia : Erwina Lubis, Murdani Direja, Suwarno, Susanto Tw. Dan Hadis S.
5. Fatmawati
Nomor seleksi : BP364B-MR-33-3-PN-5-1 Asal persilangan : BP68C-MR-4-3-2/Maros
Golongan : Cere
Umur tanaman : 105 – 115 hari Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 95 – 110 cm Anakan produktif : 8 – 14 batang Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau tua Muka daun : Berbulu halus Daun bendera : Tegak
Daun bendera : Tegak, panjang dan lebar Bentuk gabah : Ramping
Warna gabah : Kuning bersih
Jumlah gabah/malai : Lebat (200 – 400 butir gabah per malai) Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23 % Bobot 1000 butir : 29 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 9,0 t/ha Ketahanan terhadap
Hama : Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Penyakit : Tahan terhadap penyakit HDB strain III, agak tahan
strain IV, rentan strain VIII
Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai sedang (ketinggian 600 m dpl).
Pemulia : B. Abdullah, Soewito T. dan B. Kustianto., Alasan utama dilepas : PTB, malai panjang dan lebat, potensi hasil tinggi Kelemahan : Kehampaan tinggi dan tahan rontok
Lampiran 4 Karakteristik umum lingkungan pengujian
Lokasi Karakteristik
Taman Bogo Lahan kering dengan tingkat kejenuhan Al tinggi pada ulangan I pada pengujian musim pertama.
Lahan kering tegalan.
Natar Lahan kering tegalan.
Sukabumi Lahan sawah dikeringkan dan terdapat rembesan air di permukaannya, lahan berteras sebagai pembeda ulangan.
Indramayu Lahan kering di kelilingi tegakan pohon jati pada musim pengujian pertama.
Lahan kering dengan kontur lahan tidak rata dan berteras pada musim pengujian kedua.
Purworejo Lahan kering hamparan dengan tanah berpasir.
Wonosari Lahan kering dataran rendah sedikit berbatu dan lahan berteras.
Malang Lahan tegalan, terletak di dataran agak tinggi dan lokasi lahan dikelilingi pepohonan pada musim pertama.
Lahan sawah dikeringkan dan terdapat rembesan air di permukaannya, terletak di dataran agak tinggi pada musim kedua.
Lampiran 5 Data klimatologi lingkungan pengujian
Lingkungan Bulan/Tahun Curah Hujan (mm/hari) Suhu rata-rata (0C) Radiasi surya (Jm-2)
Taman Bogo November/2010 - - -
Desember/2010 - - - Januari/2011 - - - Februari/2011 - - - Maret/2011 - - - November/2011 - - - Desember/2011 - - - Januari/2012 211.7 27.5 15.6 Februari/2012 161.6 26.7 15.8 Maret/2012 224.2 27.7 16.7 Natar November/2010 224.8 - - Desember/2010 273.7 - - Januari/2011 411.6 - - Februari/2011 173.1 - - Maret/2011 194.2 - - November/2011 142.4 - - Desember/2011 157.9 26.2 14.8 Januari/2012 105.9 26.9 18.3 Februari/2012 254.5 27.6 22.8 Maret/2012 129.3 28.1 22.6 Sukabumi November/2010 - - - Desember/2010 - - - Januari/2011 - 27 - Februari/2011 - 27 - Maret/2011 - 26 - November/2011 13.0 27 - Desember/2011 4.8 28 - Januari/2012 2.6 27 6.5 Februari/2012 1.2 28 6.9 Maret/2012 - 27 4.5
Keterangan: (-) data tidak tersedia Sumber : BMKG
Lingkungan Bulan/Tahun Curah Hujan (mm/hari) Suhu rata-rata (0C) Radiasi surya (Jm-2) Purworejo November/2010 - - - Desember/2010 - - - Januari/2011 274.0 27 45.6 Februari/2011 208.0 27 48.2 Maret/2011 206.0 26 29 November/2011 - 26 42.1 Desember/2011 - 25 3.2 Januari/2012 - - - Februari/2012 - - - Maret/2012 79.0 26 32 Wonosari November/2010 - - - Desember/2010 - - - Januari/2011 - - - Februari/2011 - - - Maret/2011 - - - November/2011 - - - Desember/2011 178.2 27.1 16.2 Januari/2012 165.4 26.8 14.5 Februari/2012 207.6 26.8 16.6 Maret/2012 - 26.6 19.6 Malang November/2010 - - - Desember/2010 - - - Januari/2011 267.0 - - Februari/2011 89.0 - - Maret/2011 180.0 - - November/2011 174.0 - - Desember/2011 321.0 - - Januari/2012 241.0 - - Februari/2012 195.0 - - Maret/2012 292.0 - -