• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006

ii

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2006

Meidina Trijadi Lamadlauw NIM F325010151

iii

MEIDINA TRIJADI LAMADLAUW. Development strategy of Agroindustry-Based Small and Medium Enterprises in Bogor Regency. Under supervision of TAJUDDIN BANTACUT, FAQIH UDIN, and WAWAN IRAWAN.

There are many expectations attached by policy makers and the society at large on the development of agroindustry-based small medium enterprise (SME). First and foremost of these expectations is the hope that SME will contribute significantly in the generation of employment and income opportunities for the population and thus help alleviate poverty and promote more equitable income distribution in the population. For agroindustry-based SME to meet these expectations and fulfill their contributions to the development process, it is absolutely important that they are of high productivity. It is essential that these industries provide productive and remunerative employment and, for their survival and growth, offer products and services at competitive quality and price.

The agroindustry-based SME is very potential to develop in Bogor Regency. It is an industrial activity which utilize agricultural products as raw material, design and provide equipments and also service for its activity. Agroindustry is the dominant manufacturing that can generate earning sources and gives role of economics which was very significant. Unfortunately, the existence of the agroindustry-based SME is not as good as most people expected, because there are many constraints faced. In the mean time, the infrastructure and access information concerning capital, technology, management and marketing are limited. Therefore, it is essential to formulated strategy to develop agroindustry-based SME based on internal and external factors.

The objectives of this research were to identify the characteristics of agroindustry-based SME in Bogor Regency to have actual conditions, and to analyze the SME’s internal-external environment and to select the alternatives strategy for development.

The development strategies of agroindustry-based SME are proposed according to external and internal factors. These factors influence and determine the development dynamic and growth of agroindustry-based SME. The combination of strength and weaknesses together with external situation will determine the development posibility of SME. The score analysis method was used to analyze the internal external environment used for generating strategy using analytical Hierarchy Process (AHP) method. Hierarcy decisions was on interpretation secondary data of concerning external and internal factors which influence the growth of SME and early discussion with experts from the SME entrepeneurs, academics, and local government. The prioritation of alternatives strategy was determined synchronization of literature and opinion of expert responder, then the result was processed with AHP.

The results of this research show that the characteristics of agroindustry-based SME in Bogor Regency are: using traditional management, simple record-keeping administration, having local market and regional sale, utilize local or regional raw material, perform continous production system, having good quality awareness, using self or family capital resource, utilize simple equipments and technology and also having good innovation capability.

iv

formulation. This strategy means that the government policy should enhance or at least not constraining the development of agro-based SME. The policy should also accommodate the necessity of all stakeholders related to agro-based SME

v

Menengah Agroindustri di Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan TAJUDDIN BANTACUT, FAQIH UDIN dan WAWAN IRAWAN.

Para pengambil keputusan dan masyarakat pada umumnya berpandangan bahwa usaha kecil menengah (UKM) dapat berperan maksimal dalam penyerapan tenaga kerja serta berperan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Untuk memenuhi harapan tersebut sangatlah penting bagi UKM untuk mempunyai produktivitas yang tinggi, menghasilkan produk dan pelayanan yang bermutu sehingga nantinya dapat membuka peluang untuk maju serta memberikan kesempatan kerja baru yang pada akhirnya akan menjadi penggerak dinamika perekonomian di daerah.

UKM agroindustri merupakan jenis UKM yang potensial dikembangkan di Kabupaten Bogor. UKM agroindustri merupakan suatu kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri merupakan usaha manufaktur yang dominan dan sumber pendapatan yang utama yang secara umum memberikan peran ekonomi yang sangat berarti. Namun demikian sampai saat ini keberadaannya masih belum sesuai harapan karena masih banyak kendala-kendala yang dihadapi seperti terbatasnya infrastruktur dan akses informasi mengenai pasar, teknologi, modal dan manajemen bagi pelaku usaha kecil. Oleh karena itu, perlu dirumuskan strategi untuk mengembangkan UKM agroindustri berdasarkan faktor internal dan eksternal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik UKM agroindustri di Kabupaten Bogor agar dapat diketahui gambaran atau kondisi aktual yang dihadapi pelaku usaha UKM kemudian dilanjutkan dengan menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal UKM agroindustri dan pemilihan beberapa alternatif strategi pengembangan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pelengkap bagi pemerintah daerah dalam usaha perumusan kebijakan serta program-program pengembangan usaha kecil serta peningkatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat pelaku usaha kecil dan menengah.

Strategi pengembangan UKM agroindustri disusun berdasarkan diagnosis lingkungan eksternal dan internal. Kedua faktor ini mempengaruhi dan menentukan dinamika pengembangan dan perkembangan UKM agroindustri. Kombinasi kekuatan dan kelemahan serta interaksi keduanya dengan situasi eksternal akan menentukan seberapa besar kemungkinan UKM dapat berkembang. Teknik analisis skor digunakan dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal UKM agroindustri. Penyusunan strategi pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor menggunakan konsep Proses Hirarki Analitik (PHA). Hirarki keputusan disusun berdasarkan hasil interpretasi data sekunder mengenai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan UKM di Kabupaten Bogor dan diskusi awal dengan pakar dari kalangan pengusaha (UKM) dan instansi pemerintah daerah. Penetapan prioritas alternatif strategi dilakukan melalui penyelarasan studi literatur dengan pendapat responden ahli, kemudian hasilnya diolah dengan mengunakan teknik analisis PHA.

vi

Bogor berkaitan dengan strategi pengembangan terletak pada koordinat (0,21; 0,13) dan menempati kuadran I cross impact matrix. Posisi tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengembangan kebijakan UKM agroindustri dapat menggunakan strategi yang bersifat agresif.

Berdasarkan hasil penilaian skor dengan menggunakan konsep PHA, strategi yang tepat untuk pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor adalah memberikan perhatian yang lebih besar pada proses formulasi kebijakan. Strategi ini dimaksudkan agar berbagai kebijakan pemerintah Kabupaten Bogor yang dihasilkan baik yang ditujukan khusus kepada usaha kecil baik langsung dan atau tidak langsung berpengaruh terhadap usaha kecil kiranya dapat lebih memihak kepada kepentingan usaha kecil atau minimal tidak menghambat pengembangan usaha kecil di wilayah ini serta harus mampu menjawab kebutuhan atau mengakomodir kebutuhan stakeholder lain yang berhubungan dengan pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor.

vii

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL DAN

MENENGAH AGROINDUSTRI DI KABUPATEN BOGOR

MEIDINA TRIJADI LAMADLAUW

Tesis

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006

viii Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, MSc. Ketua

Ir. Faqih Udin, MSc. Anggota

Ir. Wawan Irawan, MM. Anggota

Diketahui

Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir. Irawadi Jamaran

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSc.

ix

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan bimbingan sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah “Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Agroindustri di Kabupaten Bogor”. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Juli 2005 sampai dengan Desember 2005.

Strategi yang dikembangkan dalam karya ilmiah ini didasarkan pada penelitian mendalam dan komprehensif tentang berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada umumnya, dan secara khusus pada UKM agroindustri di Kabupaten Bogor sebagai studi kasusnya. Tujuan penelitian secara makro adalah merumuskan strategi yang tepat dalam mengembangkan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor, sehingga nantinya diharapkan mampu menjadi wadah pemberdayaan masyarakat dan penggerak perekonomian di daerah.

Karya ilmiah ini diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Penghargaan dan terimakasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada komisi pembimbing yang telah memberikan pemahaman dan arahan bagi kesempurnaan tesis ini, yaitu Dr.Ir. Tajuddin Bantacut, MSc. sebagai Ketua, serta Ir. Faqih Udin, MSc. dan Ir. Wawan Irawan, MM masing-masing sebagai Anggota. Terimakasih dan penghargaan yang tulus juga penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor yang telah memfasilitasi kelancaran penelitian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor serta Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor yang banyak memberikan arahan dalam penelitian, serta kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Segala kritik dan saran akan selalu penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2006

x

hingga 1994. Sejak tahun 1994, penulis melanjutkan pendidikan pada Universitas Pancasila Jakarta, Fakultas Teknik, Jurusan Mesin dengan minat utama pada teknologi manufaktur. Gelar kesarjanaan teknik diraih penulis pada tahun 2000.

Sejak tahun 1999 penulis bekerja pada beberapa perusahaan manufaktur dan pertambangan sebagai staf produksi. Pada tahun 2002 penulis bekerja sebagai staf pelaksana di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya, Pemda Kabupaten Bogor. Sejak tahun 2001 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

xi

DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR LAMPIRAN ... xiv I. PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 4 Manfaat ... 4 ... R uang Lingkup ... 4 II. USAHA KECIL MENENGAH DALAM PROSPEKTIF PEMBANGUNAN ... 6 Definisi UKM ... 6 Potensi dan Kedudukan UKM dalam Pembangunan ... 7 Faktor Penguat dan Penghambat UKM ... 9 Arah Pengembangan UKM ... 10 Penyusunan Strategi Pengembangan ... 11 Faktor yang berpengaruh dalam pengembangan UKM ... 13

... A ktor yang berperan dalam pengembangan UKM ... 15 III. METODOLOGI ... 18 Kerangka Pemikiran ... 18 Metode Pengumpulan Data ... 20 Metode Pengolahan Data ... 20 Proses Hirarki Analitik (PHA) ... 25

... R esponden Ahli ... 32 IV. IDENTIFIKASI STRATEGI ... 33 Faktor Lingkungan Internal ... 33 Faktor Lingkungan Eksternal ... 34

... P enentuan Strategi ... 43 V. STRATEGI PENGEMBANGAN UKM ... 41 Pemilihan faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan UKM ... 41 Pemilihan aktor yang paling berperan dalam Pengembangan UKM ... 42 Pemilihan Tujuan Pengembangan UKM ... 43

... P erumusan Alternatif Strategi Pengembangan UKM ... 44 VI. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN ... 48 Kebijakan di dalam pengembangan UKM ... 48 Kebijakan yang diterapkan saat ini ... 49

... U sulan Kebijakan ... 53

xii

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 27 2. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 s/d 8 ... 30 3. Internal Factors Evaluation (IFE) ... 35 4. External Factors Evaluation (EFE) ... 36 5. Analisis SWOT ... 39 6. Prioritas tujuan pengembangan UKM di Kabupaten Bogor. ... 43 7. Prioritas alternatif pengembangan UKM di Kabupaten Bogor. ... 46

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Diagram Alir Penelitian ... 19 2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 21 3. Matriks Dampak Pengaruh Menyilang ... 22 4. Penyusunan Strategi Pengembangan UKM Agroindustri ... 23 5. Diagram Alir Pengolahan Data AHP ... 24 6. Matriks Pendapat Individu ... 28 7. Matriks Pendapat Gabungan ... 28 8. Matriks Dampak Pengaruh Menyilang ... 37

menengah (UKM) merupakan hal utama yang perlu diprioritaskan agar menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan di wilayah Kabupaten Bogor di era otonomi daerah. UKM sendiri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan maupun sebuah badan usaha dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa guna diperniagakan secara komersial. UKM sebagai kegiatan ekonomi dan sekaligus bagian integral dunia usaha regional maupun nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat, dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan stablitas ekonomi.

Menurut survai yang telah dilakukan di Kabupaten Bogor oleh Badan Pusat Statistik dan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, usaha- usaha kecil pada tahun 2001 meliputi 93,83 % dari jumlah total usaha-usaha yang bergerak di Kabupaten Bogor, sedangkan usaha-usaha menengah meliputi 3,08 % dari jumlah total usaha-usaha. Dengan demikian maka jumlah total UKM sebagai keseluruhan meliputi 96,91 % dari jumlah total usaha-usaha yang bergerak di wilayah ini. Dalam hal tenaga kerja, UKM mampu menyerap 65,18% (97.302 orang) dari total angkatan kerja pada tahun bersangkutan. Posisi tersebut menunjukkan bahwa UKM berpotensi menjadi wadah pemberdayaan masyarakat dan penggerak dinamika perekonomian di daerah.

Potensi pengembangan UKM dalam rangka pemberdayaan dicirikan dengan sifat dan bentuk UKM sendiri yaitu: (1) berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian, (2) dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga mampu mengembangkan sumber daya manusia, (3) menerapkan teknologi lokal sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh tenaga lokal dan (4) tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif (Polman, 2000; Bantacut et. al, 2001).

Walaupun berpotensi yang sedemikian banyak, kenyataan menunjukan bahwa UKM masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranannya secara maksimal dalam perekonomian maupun dalam fungsi sosial. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa UKM masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia dan teknologi serta iklim usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya (Hicks, 2000; Polman 2000; Azrin, 2004).

Berdasarkan kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, masih ada upaya pengembangan UKM akhir-akhir ini tetap dilakukan karena (a) pengembangan UKM masih dipercaya sebagai salah satu instrumen pemerataan pendapatan, (b) usaha skala besar yang semula diandalkan sebagai pemasok dana pembangunan terbesar mulai menampakan gejala inefisiensi dan terlalu banyak kebocoran dan ekonomi biaya tinggi dan (c) UKM memiliki beberapa kekuatan yang masih dapat diandalkan untuk menyelamatkan perekonomian karena UKM menyediakan lapangan kerja, penyedia barang-barang murah untuk konsumsi masyarakat luas. Efisiensi dan fleksibiltasnya terbukti menjadi kekuatan untuk tetap bertahan hidup dan UKM sebagai sumber penghasil etrepreneur baru.

Alasan tersebut diatas merupakan dasar upaya-upaya pengembangan UKM. Menurut Polman (2000) di dalam upaya pengembangan UKM perlu adanya kebijakan yang benar-benar mendukung iklim usaha dan konsisten dalam

Selain faktor eksternal, ditambahkan pula oleh Tolentino (2000) faktor internal juga perlu dipertimbangakan dalam rangka pengembangan UKM, antara lain perlu adanya perumusan indikator untuk memonitor dan mengevaluasi produktivitas UKM.

Selain faktor keuangan seperti yang dikemukakn oleh Hicks (2000), Hermanto (2001) menyimpulkan bahwa pada umumnya permasalahan yang dihadapi terkonsentrasi selain pada faktor modal adalah faktor pemasaran. Sarana (2001) dalam peneltiannya menemukan hasil bahwa faktor internal perusahaan seperti pendidikan pengusaha, lama usaha, umur dan lain sebagainya relatif kurang berpengaruh terhadap pertumbuhan skala usaha kecil, tetapi faktor kewirausahaan sangat berpengaruh. Sementara faktor eksternal seperti pasar, teknologi dan kemitraan ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan skala usaha, sedangkan bantuan pemerintah bukan merupakan hal yang terpenting yang mempengaruhi keberhasilan usaha mereka. Sedangkan menurut Sofyar (2004) yang perlu dilakukan dalam pengembangan UKM terutama dalam hal perkuatan kelembagaan dan teknologi yang dituangkan dalam konsep SUKLIS yaitu sentra usaha kecil berbasis produksi bersih, dimana pertimbangan aspek sosial dan lingkungan sangat diutamakan.

Berbagai studi mengenai UKM sudah banyak dilakukan, sikap atau pandangan umum para perumus kebijakan maupun peneliti yang berkaitan dengan situasi yang dihadapi UKM haruslah melahirkan misi dan perlakuan yang tepat bagi UKM. Adanya anggapan bahwa UKM adalah homogen dan masalah utama mereka adalah modal misalnya, justru akan melahirkan perlakuan yang kurang tepat. Di sisi lain, banyaknya pihak yang peduli terhadap tumbuh dan berkembangnya UKM seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Lembaga penelitian dan lainnya merupakan bukti bahwa ternyata tersimpan banyak potensi yang dapat digalang untuk mendorong pertumbuhan UKM lebih dinamis lagi. Pihak yang peduli ini dapat disebut sebagai mitra pendukung bagi perkembangan UKM.

Sebagai suatu area usaha dimana banyak orang menekuninya, UKM harus tumbuh dan berkembang atau sekurang-kurangnya bertahan. Tekad untuk bertahan dan tumbuh menuntut kemampuan UKM dan mitra pendukungnya untuk memahami situasi internal (kekuatan dan kelemahan) maupun situasi eksternalnya (peluang dan tantangan). Berdasarkan atas misi tersebut serta informasi mengenai faktor- faktor internal dan eksternal, sangat penting untuk diformulasikan isu-isu dan rencana strategis bagi perumusan pengembangan UKM. Isu-isu dan rencana strategis penting untuk melihat peluang pengembangan UKM terutama dalam proses pengambilan keputusan-keputusan yang muaranya bersifat politis- ekonomis sehingga tercapai perlakuan yang tepat bagi UKM.

1.2. Tujuan Penelitian

(a) Mengidentifikasi karakteristik UKM di Kabupaten Bogor.

(b) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal UKM di Kabupaten Bogor.

(c) Merumuskan strategi pengembangan UKM di Kabupaten Bogor. 1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pelengkap bagi pemerintah daerah dalam usaha perumusan kebijakan serta program-program pengembangan usaha kecil serta peningkatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

1.4. Ruang Lingkup

(a) UKM yang diteliti adalah UKM yang mengolah hasil pertanian (UKM agroindustri) di Kabupaten Bogor.

(b) Kondisi eksisting UKM agroindustri mencakup karakteristik UKM (jenis, jumlah UKM, tenaga kerja, permodalan), program-program pengembangan yang ada selama ini, kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh UKM agroindustri.

(c) Analisis lingkungan internal mencakup faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh UKM agroindustri, sedangkan analisis

(d) Strategi pengembangan UKM agroindustri akan menggunakan pendekatan PHA yang mencakup faktor-faktor yang berpengaruh, aktor yang berperan, tujuan pengembangan, dan alternatif strategi yang akan dilakukan.

2. USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PERSPEKTIF PEMBANGUNAN

2.1. Definisi UKM

Di beberapa negara, definisi UKM hanya memakai satu kriteria, yaitu jumlah tenaga kerja saja atau ada juga yang menambah kriteria dengan besarnya hasil penjualan (Rietveld, 1989). Usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta status kepemilikan. Dalam Pasal 5 Bab III Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil, secara spesifik ditetapkan kriteria usaha kecil, seperti berikut:

(a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 miliar; (c) Dimiliki oleh Warga Negara Indonesia;

(d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau yang berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

(e) Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan maupun suatu badan, dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa guna diperniagakan secara komersial; yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta dan mempunyai nilai penjualan (omzet) per tahun sebesar Rp.1 miliar atau kurang. LIPI (2001) memakai definisi tentang Usaha Kecil, yaitu sebagai: setiap jenis industri yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 5 hingga 19 orang, sedangkan usaha- usaha menengah yaitu usaha-usaha dengan jumlah total penjualan tahunan yang berkisar antara Rp. 1 milyar dan Rp. 50 milyar.

global yang sedang berkembang saat ini yaitu tema pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan sendiri berarti memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses pembangunan yang dianggap semakin menjurus kepada situasi yang unsustainable dan inequitable. Mengembangkan UKM merupakan suatu keharusan untuk pembangunan yang berkelanjutan karena memajukan UKM sama juga dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat mengingat UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat dan jumlahnya lebih dari 90% dari unit usaha di Indonesia.

Ditambahkan oleh Sjaifuddian et. al (1997), sektor UKM ini memiliki peran yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis. Fungsi ekonomi sektor ini antara lain menyediakan barang dan jasa bagi konsumen berdaya beli rendah sampai sedang, menyumbang lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi serta kontribusi dalam perolehan devisa negara. Secara sosial politis, fungsi sektor ini juga sangat penting terutama dalam penyerapan tenaga kerja serta upaya pengentasan kemiskinan

Survai yang telah dilakukan Kantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, usaha-usaha kecil, termasuk usaha-usaha rumah tangga atau mikro pada tahun 2003 meliputi 98.67 persen dari jumlah total usaha-usaha yang bergerak di Indonesia, sedangkan usaha-usaha menengah meliputi 0.13 persen dari jumlah total usaha-usaha. Dengan demikian maka jumlah total UKM sebagai

Dokumen terkait