• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN

B. Seksi Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi melalui kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan dengan jumlah dana sebesar Rp. 116.269.500.- realisasi keuangan Rp. 109.977.300 ( 94,58%) dan realisasi fisik ( 100%). Adapun kegiatan yang dilaksanakan antara lain Monitoring dan evaluasi perkembangan peserta pameran KUKM, perkembangan peserta diklat KUKM, pelaksanaan RAT koperasi serta monitoring, evaluasi bantuan perkuatan KUKM.

a) Monitoring, evaluasi perkembangan peserta pameran KUKM. b) Monitoring, evaluasi perkembangan peserta diklat

c) Monitoring, evaluasi perkembangan RAT Koperasi d) Monitoring, evaluasi bantuan perkuatan

C. Seksi Data dan Pengkajian

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dengan kegiatan

Pembangunan Sistem Informasi Perencanaan Pengembangan

Perkoperasian dengan jumlah dana sebesar Rp. 121.150.500.- realisasi keuangan sebesar Rp. 114.590.900 ( 94,58%) dan rralisasi fisik sebesar (100%). Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain :

 Up Dating Data Multi Media

Bekerjasama dengan pihak ketiga, menyajikan informasi mengenai perkembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menjadi binaan mulai dari produksi, pelayanan, pemasaran, sehingga dapat disajikan suatu proses yang utuh yang dapat memberikan pandangan

i

 Buku Data informasi KUKM

Menyajikan data keragaan koperasi dari masing-masing Kabupaten/Kota maupun Nivo Provinsi, Data Keragaan KUD, Data Keragaan Non KUD, Data Keragaan KUMKM, maupun Data berdasarkan kelompok usaha.

Untuk kegiatan yang bersumber dari anggaran Dekonsentrasi dengan jumlah anggaran yang dikelola Bidang Pengkajian dan Pengembangan Rp. 402.019.000.- dengan kegiatan antara lain :

a. Rapat Koordinasi Daerah

Rakorda mengambil tema yaitu “ DENGAN SEMANGAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012, TENTANG PERKOPERASIAN KITA BANGUN KOPERASI BERWAWASAN GLOBAL”.

Rapat Koordinasi Daerah sangat penting untuk mengkoordinasikan program dan kegiatan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten sehingga Rakorda disepakati tetap diadakan setiap tahun, dan dapat disimpulkan dalam rumusan Rakorda tahun 2013 sebagai berikut :

1. Perlu adanya strategi dalam menyamakan persepsi pelaksanaan Undang-undang nomor 17 Tahun 2012, tentang perkoperasian melalui 3 (tiga) pilar roh koperasi seperti :

a. Strategi pelayanan anggota b. Strategi Prestasi Usaha (ekonomi) c. Strategi yang berorientasi sosial

i

2. Dengan undang-undang nomor 17 tahun 2012, pembinaan, kemudahan dan perlindungan terhadap koperasi menjadi sangat penting dan prioritas, karena mampu menjadi sebagai power dan pilar yang menopang bergeraknya roda ekonomi masyarakat baik diperkotaan maupun pedesaan dengan kemampuan menyerap tenaga kerja yang cukup baik dan sekaligus dapat mengurangi kemiskinan

3. Perlu adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan keterpaduan dalam mendorong, serta KUMKM yang melibatkan instansi terkait dari pusat menumbuhkembangkan, provinsi dan daerah juga mengikut sertakan dunia usaha dan masyarakat secara sistematis dan berkesinambungan.

4. Bahwa UU No. 17 tahun 2012, kemanfaatan anggota dan ekonomi daerah. Dapat dilihat sebagai perkumpulan yang harus patuh terhadap terapan nilai, prinsip ketentuan perkoperasian juga sebagai perusahaan dapat menata dan mengembangkan kapasitas organisasi, managemen, SDM, keuangan, teknologi dan informasi menjadi perusahaan yang mampu dan mampu menghadapi era globalisasi

5. Bahwa UU Nomor 17 tahun 2012, mencerminkan koperasi dapat memberdayakan (empoiner) anggotanya dan memperkuat ( strenghen) masyarakat dalam imflementasi:

a. Promote ketahanan pangan

i

c. Berperan memperluas akses manajemen, permodalan, produksi, pasar dan pangsa pasar, serta teknologi.

6. Dalam Pemerdayaan Koperasi dan UMKM baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota harus mempunyai keterpaduan dan kesamaan pola pembinaan yang memiliki standar oprasional prosedur (SOP) untuk mempercepat pemerdayaan Koperasi dan UMKM dan yang sekaligus berdampak pada pengurangan pengangguran dan kemiskinan.

7. Dengan strategi One Vilage One Product (OVOP) merupakan program pendekatan pengembangan produk unggulan daerah untuk meningkatkan nilai tambah produk daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan daerah melalui wadah koperasi yang harus dibentuk di masing-masing kabupaten sesuai dengan potensi yang ada

8. Dengan pengembangan agroekotorisme di Bali, menjadi bagian integral dari pembanguan pariwisata dengan pendekatan Community Based Tourime dapat membawa manfaat bagi masyarakat local yang dikelola melalui wadah koperasi. Untuk itu perlu di masing-masingkabupaten/kota se Bali diupayakan dapat terwujud kegiatan agroetourisme sekaligus berdampak pada peningkatan pada kesejahteraan masyarakat dan anggota koperasi. 9. Menyikapi jaman era globalisasi dewasa ini, pola pemerdayaan

koperasi dan UMKM harus dirubah dengan mengedepankan sosialisasi terhadap perubahan mind set pelaku usaha KUMKM yang profesionalisme dan kemandirian yang bertumpu pada jiwa

i

kewirausahaan, bukan lagi terus bergantung kepada bantuan pemerintah.

10. Koperasi dan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional wajib tumbuh kembangkan melalui pemerdayaan yang optimal dengan menciptakan iklim usaha-usaha yang produktif dan meningkatkan peran klinik konsultan KUMKM Provinsi Bali.

b. Pengembangan Koperasi dan PK

Penyelenggaraan rapat dengan narasumber dari Kementerian Koperasi, UKM RI dengan peserta dari para UKM binaan dengan topic bahasan sosialisasi program Aplikasi Decision Support System (DSS) Studi Kelayakan Usaha UMKM-Koperasi.

c. Rintisan Agribisnis Bagi Pembina Pengelola KUKM ke Sulawesi Utara (Manado)

Pada tahun 2013 kegiatan ini dilaksanakan dengan mengajak para petani rintisan agribisnis ke Manado Provinsi Sulawesi Utara, karena Provinsi Bali memiliki potensi agribisnis yang dapat dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. Hasil dari kegiatan ini diharapkan para peserta dapat mengimplementasikan hasil kunjungannya kepada para anggota lain sehingga pengetahuan dan keterampilan selama mengikuti transpaltasi dapat diterapkan di Koperasi maupun wilayahnya masing-masing.

i

Kegiatan Monev dan Pelaporan dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan sasaran perkembangan koperasi dan UKM di masing-masing

Kabupaten/Kota se Bali.

3.2.3 BIDANG BINA USAHA KOPERASI

Jumlah Koperasi tahun 2013 sebanyak 4654 buah terdiri koperasi aktif 4202 buah dan koperasi tidak aktif 452 buah. Jumlah KUD se Bali adalah 91 buah. Jumlah anggota 866.858 orang, modal sendiri Rp. 1.577.949.242.403.- modal luar Rp. 3.738.270.510.423.- asset Rp. 5.705.843.950.553, volume usaha Rp. 5.699.063.951.980.- SHU Rp. 181.562.213.948.-

Bina usaha koperasi merupakan salah satu bidang pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Bali, mempunyai dua program dan tiga kegiatan. Dengan capaian realisasi keuangan Rp. 91,47 dan realisasi fisik 100%. Sasaran dan hasil pembinaan usaha koperasi dapat dilihat pada kegiatan masing-masing seksi sebagai berikut :

Dokumen terkait