• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sektor Jasa-Jasa

Dalam dokumen KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2013 (Halaman 26-33)

Sektor ini mencakup subsektor jasa pemerintahan umum dan subsektor jasa swasta. Subsektor pemerintah umum meliputi pemerintahan dan hankam, sedangkan subsektor jasa swasta meliputi subsektor jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan, jasa perorangan dan rumah tangga.

9.1 Ruang Lingkup

Subsektor jasa sosial dan kemasyarakatan mencakup jasa pendidikan yang dikelola oleh swasta meliputi TK, SD, SLTP, SLTA dan Universitas/ Akademi. Juga termasuk jasa pendidikan keterampilan berbentuk kursus. Jasa kesehatan oleh swasta seperti: rumah sakit, rumah bersalin, dokter dan sebagainya. Kemudian jasa kemasyara-katan lainnya seperti panti asuhan dan panti jompo. Terakhir jasa lainnya, adalah jasa yang tidak termasuk dalam cukupan di atas namun masih tergolong dalam sub-sektor jasa sosial dan kemasyarakatan.

Subsektor jasa hiburan mencakup kegiatan bioskop, panggung kesenian, radio swasta, taman hiburan, dan sebagainya.

Subsektor jasa perorangan dan rumah tangga mencakup kegiatan perbengkelan (mobil, motor, sepeda, alat-alat elektronik), dan jasa perorangan (tukang binatu, salon, tukang semir, tukang jahit dan sebagainya).

9.2 Metode Estimasi

Nilai tambah subsektor pemerintahan dan hankam terdiri dari upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan daerah. Upah dan gaji yang dihitung mencakup upah dan gaji dari belanja rutin dan sebagian dari belanja pembangunan.

Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks jumlah pegawai negeri. Penghitungan nilai tambah subsektor jasa sosial dan kemasyarakatan atas dasar harga berlaku melalui pendekatan produksi, sedangkan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara/metode ekstrapolasi.

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 16 Penghitungan nilai tambah subsektor jasa hiburan dan kebudayaan atas dasar harga berlaku juga melalui pendekatan produksi. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi dan sebagai deflatornya adalah IHK aneka dan jasa. Kemudian untuk penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku subsektor jasa perorangan dan rumah tangga juga melalui pendekatan produksi, sekaligus penghitung-an nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sebagai deflatornya adalah IHK aneka dan jasa.

9.3 Sumber Data

1. Data belanja pegawai pusat dan ABRI dari BPS.

2. Data belanja Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dari BPS.

3. Data sekunder dan SKS. 4. Data Podes SP/ST.

B. KEPENDUDUKAN, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN

1. Kependudukan

Indikator penting tentang umur dan jenis kelamin maupun jumlah penduduk adalah: - Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) dan

- Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio). - Tingkat pertumbuhan penduduk

1.1. Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Kabupaten Rokan Hilir selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Kegunaan

Informasi tentang jumlah penduduk untuk kelompok usia tertentu penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Keterangan atau informasi tentang penduduk menurut umur yang terbagi dalam kelompok umur lima tahunan, sangat penting dan dibutuhkan berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia. Jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus juga modal dalam pembangunan. Dengan mengetahui jumlah dan persentase penduduk di tiap kelompok umur, dapat

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 17 diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) termasuk bayi dan anak (usia 0-4 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas). Juga dapat dilihat berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun. Selain itu, dalam pembangunan berwawasan jender, penting juga mengetahui informasi tentang berapa jumlah penduduk perempuan terutama yang termasuk dalam kelompok usia reproduksi (usia 15-49 tahun), partisipasi penduduk perempuan menurut umur dalam pendidikan, dalam pekerjaan dll.

1.2. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Rokan Hilir dari tahun 2000 ke tahun 2010 adalah perubahan jumlah penduduk Rokan Hilir dari tahun 2000 sampai 2010.

Kegunaan

Indikator laju pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.

1.3. Rasio Ketergantungan

Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65 tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia kerja. Rasio ketergantungan semacam ini memberikan gambaran ekonomis penduduk dari sisi demografi.

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 18 berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.

Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 - 64 tahun.

Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.

Kegunaan

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

2. Ketenagakerjaan

Penduduk dipandang dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar tenaga kerja di suatu negara. Namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena hanya penduduk yang berusia kerjalah yang bisa menawarkan tenaganya di pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang termasuk angkatan kerja dan yang termasuk bukan angkatan kerja. Penggolongan usia kerja di Indonesia mengikuti standar internasional yaitu usia 15 tahun atau lebih.

Angkatan kerja sendiri terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Mereka yang terakhir itulah yang dinamakan sebagai pengangguran terbuka. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, pensiunan dan lain-lain.

Pembahasan mengenai ketenagakerjaan ini menarik karena beberapa alasan. Pertama, kita dapat melihat berapa besar jumlah penduduk yang bekerja. Kedua, kita dapat mengetahui jumlah pengangguran dan pencari kerja. Ketiga, apabila dilihat dari segi pendidikan maka hal ini akan mencerminkan kualitas tenaga kerja. Keempat, dilihat dari statusnya dapat terlihat berapa jumlah penduduk, yang bekerja di sektor formal yang jaminan sosialnya baik, dan berapa yang bekerja di

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 19 sektor informal. Kelima, pengetahuan tentang karakteristik dan kualitas tenaga kerja akan berguna sebagai dasar pengembangan kebijakan ketenagakerjaan, terutama pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas SDM yang akan dapat meminimalkan jumlah pengangguran di suatu negara. Hal ini penting karena tingginya angka pengangguran akan menimbulkan konsekuensi negatif bagi masyarakat misalnya meningkatnya kriminalitas.

Terkait dengan hal ini, diperlukan indikator-indikator yang mampu menggambarkan keadaan angkatan kerja dan tenaga kerja untuk selanjutnya dijabarkan sebagai dasar penentuan arah kebijakan ketenagakerjaan. Indikator-indikator ini antara lain tenaga kerja, angka partisipasi angkatan kerja (APAK) menurut kelompok umur, tingkat pengangguran terbuka, tingkat setengah pengangguran, APAK menurut lapangan usaha, APAK menurut status pekerjaan dan APAK menurut tingkat pendidikan. Dari besaran indikator-indikator tersebut dapat diketahui keadaan ketenagakerjaan saat ini dan hal apa saja yang memerlukan perbaikan di masa depan.

2.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja (manpower) adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas. Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Kegunaan

Indikator ini bermanfaat sebagai wacana bagi pengambil kebijakan di tingkat nasional maupun daerah dalam pembuatan rencana ketenagakerjaan di wilayahnya. Disamping itu, indikator ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak tenaga kerja atau penduduk usia kerja potensial yang dapat memproduksi barang dan jasa. Namun indikator ini hanya menghasilkan jumlah penduduk yang bisa bekerja sehingga kurang tepat untuk digunakan sebagai dasar perencanaan.

2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah bagian dari penduduk usia kerja, 15 tahun keatas yang mempunyai pekerjaan selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu panenan atau cuti. Disamping itu, mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja.

Sementara itu, penduduk yang bekerja atau mempunyai pekerjaan adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan atau bekerja untuk memperoleh atau

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 20 membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus.

Kegunaan

Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu.

2.3 Tingkat Pengangguran Pengangguran Terbuka (TPT)

Pengangguran Terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

Kegunaan

Proporsi atau jumlah pengangguran terbuka dari angkatan kerja berguna sebagai acuan pemerintah bagi pembukaan lapangan kerja baru. Disamping itu, trend indikator ini akan menunjukkan keberhasilan progam ketenagakerjaan dari tahun ke tahun.

Setengah Pengangguran

Setengah Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah pengangguran dibagi menjadi dua kelompok :

 Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan lain.

 Setengah Penganggur Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain, misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.

Kegunaan

Proporsi jumlah penduduk setengah pengangguran bermanfaat untuk dijadikan acuan pemerintah dalam rangka meningkatkan tingkat utilisasi, kegunaan, dan produktivitas pekerja.

3. Kemiskinan

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 21 ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

Sumber Data :

Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Modul Konsumsi dan Kor.

3.1 Garis Kemiskinan

Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

3.2 Penduduk Miskin (P0)

Head Count Index (HCI-P0), adalah persentase penduduk yang berada dibawah Garis

Kemiskinan (GK).

3.3 Indeks Kedalaman Kemisikinan (P1)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran pesuduk dari garis kemiskinan.

3.4 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2013 22 BAB III

KEADAAN EKONOMI

A. UMUM

Kondisi perekonomian daerah yang semakin membaik ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah guna perbaikan perekonomian daerah selama beberapa tahun setelah krisis ekonomi di Indonesia nampaknya sudah menunjukkan hasil sampai sekarang. Hal ini terlihat dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan berada diatas 7 persen.

Keadaan ekonomi Kabupaten Rokan Hilir tidak berbeda jauh dengan kondisi perekonomian secara nasional maupun regional (Provinsi Riau). Sektor-sektor yang yang memberikan sumbangan besar terhadap PDRB Kabupaten Rokan Hilir mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran Tabel 10 dimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rokan Hilir tahun 2013 sebesar 7,36 persen, meskipun pertumbuhan ini sedikit melemah dibanding tahun sebelumnya namun dilihat besaran pertumbuhan masih cukup tinggi. Tahun sebelumnya yakni sebesar 7,77 persen, sedang pada tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rokan Hilir sebesar 7,68 persen.

B. PERKEMBANGAN EKONOMI

1. Nilai Produk Domestik Regional Bruta (PDRB)

Dalam dokumen KABUPATEN ROKAN HILIR TAHUN 2013 (Halaman 26-33)

Dokumen terkait