• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

7.4 SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

7.4.1 Kondisi Eksisting

7.4.1.1 Air Limbah

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan

Arahan kebijakan Penyehatan Lingkungan Permukiman sub-sektor air limbah meliputi visi dan misi yang terdapat dalam Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut.

Visi SSK Pasaman Barat :

Terwujudnya Kabupaten Pasaman Barat yang bersih dan sehat melalui pembangunan dan peningkatan layanan sanitasi pada tahun 2019

Misi SSK Pasaman Barat Sub-Sektor Air Limbah :

Meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasarana air limbah domestik

B. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pengembangan air limbah meliputi:

 air limbah domestik sistem setempat (on-site system) , dan

 air limbah domestik sistem terpusat (off-site system)

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

Ada 3 hal pokok isu strategis Bidang Cipta Karya yang mendesak untuk ditangani, yaitu sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-81

1. Masalah perilaku meliputi peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap sehingga menjadi perilaku warga.

2. Masalah Manajerial.

3. Masalah Sarana atau infrastuktur.

B. Kondisi Eksisting

Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Pasaman Barat berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dapat digambarkan sebagai berikut :

 sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Pasaman Barat masih banyak

menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal.

 Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air

limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau sungai.

Selain itu akibat kepadatan penduduk, seringkali ditemukan letak lobang-lobang pembuangan (WC) sangat berdekatan dengan sumber air (misal: sumur), yang tentu saja tak memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan bagi masyarakat penghuninya.

Beberapa penelitian membuktikan banyaknya kandungan bakteri Ecoli yang berasal

dari kotoran manusia telah mencemari badan air (terutama permukaan) dan media

tanah, penyebab pokok penyakit-penyakit amoebiasis.

C. Permasalahan

Pengelolaan air limbah di Kabupaten Pasaman Barat hingga saat ini masih bersifat individual dengan sistem setempat (on site system) menggunakan cubluk dan septik tank, yang secara periodik perlu dilakukan penyedotan lumpurnya. Prosentase rumah tangga yang menggunakan fasilitas jamban yang layak diperkirakan sebanyak 90% dari total penduduk, baik yang dilengkapi septik tank maupun berupa cubluk. Sedangkan sisanya sebagian besar masih memanfaatkan badan air sebagai tempat pembuangan limbahnya. Sampai saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman

Barat masih belum memiliki IPLT (lnstalasi Pengolahan Lumpur Tinja) dan Dinas Kebersihan sebagai badan pengelolanya.

D. Tantangan

Perlu pemikiran diadakannya pengembangan instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang berfungsi untuk penguras lumpur tinja dan sarana pembuangan, karena pada umumnya prasarana yang dipergunakan di Kabupaten Pasaman Barat adalah tangki septik dan cubluk, maka sarana tersebut sangat dibutuhkan.

7.4.1.2 Persampahan

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

A. Arahan Kebijakan

Arahan kebijakan Penyehatan Lingkungan Permukiman sub-sektor persampahan meliputi visi dan misi yang terdapat dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut.

Visi SSK Pasaman Barat :

Terwujudnya Kabupaten Pasaman Barat yang bersih dan sehat melalui pembangunan dan peningkatan layanan sanitasi pada tahun 2019

Misi SSK Pasaman Barat Sub-Sektor Persampahan :

Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

Ada 3 hal pokok isu strategis Bidang Cipta Karya yang mendesak untuk ditangani, yaitu sebagai berikut:

1. Masalah perilaku meliputi peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap sehingga menjadi perilaku warga.

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-83

3. Masalah Sarana atau infrastuktur.

B. Kondisi Eksisting

Pola penanganan Sampah yang dilakukan di Kabupaten Pasaman Barat saat ini sebagian besar adalah pola individual tidak langsung, dimana sampah dari masing-masing rumah tangga di kumpulkan lalu dibakar atau dibuang kesuatu tempat atau lubang. Menilik kondisi yang ada di Kabupaten Pasaman Barat bahwa permasalahan sampah belum terpikirkan oleh masyarakat Pasaman Barat, mengingat lahan yang cukup luas yang masih dimiliki di Kabupaten Pasaman Barat. Sampai saat ini Kabupaten Pasaman Barat masih belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Tabel 7.24

Kondisi Prasarana dan sarana Pengelolaan Persampahan Kabupaten Pasaman Barat

Sumber: Pemutakhiran SSK Kabupaten Pasaman Barat 2017-2021

C. Permasalahan

Pada saat ini di pusat lbukota Kabupaten Pasaman Barat, banyak mengandung plastik, logam, dan berbagai macam benda yang tidak mudah lapuk. Akibatnya, sampah tetap ada di ruang terbuka dan terus bertambah (terakumulasi). Disamping itu, daerah

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-85

lbukota tumbuh dengan cepat dan penduduk menghasilkan sampah jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Semua hal tersebut menyebabkan diperlukannya lebih banyak kelompok organisasi untuk menjaga daerah lbukota bersih dari sampah.

Pada waktu belakangan ini, berbagai lembaga pemerintah daerah dan pemerintah pusat telah melaksanakan pengelolaan sampah yang sebelumnya dilakukan oleh berbagai organisasi masyarakat. Pada prinsipnya hal tersebut dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan yang efisien dengan menggunakan cara-cara dan teknologi pengelolaan sampah modern. Meskipun demikian, dalam praktiknya, temyata tidak cukup dana dan personil terlatih untuk menangani kebutuhan yang terus meningkat, dan pengelolaan sampah tidak terbukti cukup efektif. Permasalahan tersebut terutama tampak di daerah yang padat penduduk, Oleh sebab itu, perlu untuk meninjau ulang pendekatan pengelolaan sampah dan menemukan cara-cara yang akan menjamin sampah tersebut dapat dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang tepat.

D. Tantangan

Penanganan terhadap sampah memerlukan perhatian yang cukup besar mengingat jumlah sampah yang akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk perkotaan, serta dampak yang ditimbulkannya apabila tidak ditangani secara tepat terhadap kota itu sendiri. Selain pengangkutan dan pengelolaan sampah, penyediaan dan lokasi pembuangan sampah merupakan kebutuhan bagi wilayah provinsi.

Rencana pengelolaan sampah di Kabupaten Pasaman Barat ini bila mengacu pada jumlah penduduk dan aktifitas kawasan serta permasalahannya secara umum, maka yang akan menjadi prioritas dalam pengadaan prasarana sampah yaitu berupa TPST di Kecamatan Kinali dan Air Bangis serta TPS pada masing-masing kecamatan.

7.4.1.3 Drainase

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan Penyehatan Lingkungan Permukiman sub-sektor drainase meliputi visi dan misi yang terdapat dalam Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut.

Visi SSK Pasaman Barat :

Terwujudnya Kabupaten Pasaman Barat yang bersih dan sehat melalui pembangunan dan peningkatan layanan sanitasi pada tahun 2019

Misi SSK Pasaman Barat Sub-Sektor Drainase :

Meningkatkan Fungsi, Kualitas dan Kuantitas sarana dan prasarana drainase yang berwawasan lingkungan untuk mengurangi daerah genangan air secara optimal dan berkelanjutan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis

Ada 3 hal pokok isu strategis Bidang Cipta Karya yang mendesak untuk ditangani, yaitu sebagai berikut:

4. Masalah perilaku meliputi peningkatan pengetahuan, pembentukan sikap sehingga menjadi perilaku warga.

5. Masalah Manajerial.

6. Masalah Sarana atau infrastuktur.

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-87

Jaringan drainase perkotaan yang terdapat di beberapa wilayah Kabupaten Pasaman Barat, seperti kota Simpang Empat belum sepenuhnya berfungsi optimal, karena masih dalam tahap pembangunan. Untuk mengetahui kondisi dranase eksisting, berikut ini Tabel 7.25 dan Tabel 7.26 akan dijelaskan data saluran drainase dari instansi dan data saluran drainase dari studi sebelumnya.

Tabel 7.25

Data Saluran Drainase Kabupaten Pasaman Barat

No Uraian Satuan Besaran

2010 2011 2012

A Data Pengelolaan Drainase

1 Cakupan Pelayanan % 20 25 30

2 Cakupan Penduduk Jiwa 350.670 357.826 365.129

3 Stasiun Pompa Air Unit - - -

B Data Saluran/Drainase

1. Curah hujan mm/th 48-691 mm

2. Total panjang saluran Km 31.156 5.881 10.977

3. Panjang saluran primer Km 31.156 5.881 10.997

4. Panjang saluran sekunder Km - - -

5. Panjang saluran tersier Km - - -

6. Kondisi saluran baik % 80 85 80

7. Kondisi saluran sedang % 15 5 15

8. Kondisi saluran rusak % 5 5 5

Sumber : Masterplan Drainase Kab. Pasaman Barat 2013.

Tabel 7.26

Saluran Drainase Eksisting berdasarkan Data PU

No Kecamatan/ Kawasan Nama Ruas Tahun

Pembangunan Panjang Saluran

1. Kecamatan Pasaman Drainase komplek perkantoran pemda

Trotoar (saluran tertutup) jalan protokol

Simp. Pasaman Baru-kantor kejari

Trotoar (saluran tertutup) jalan protokol

(depan DPRD)

Trotoar komplek perkantoran pemda

Drainase komplek perkantoran padang

tujuh

Drainase padang tujuh

Trotoar (saluran tertutup) Jl.

Soekarno-Hatta 2010, 2011 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 1175 m, 500 m 1200 m, 500 m 700 m 380 m 500 m 394 m, 310 m, 297m 218 m 62 m, 67 m, 83 m

2. Kecamatan Luhak Nan

Duo

Drainase pasar simp. Tiga ruas 1

Drainase pasar simp. Tiga ruas 2

2010 2010

80 m 400 m

No Kecamatan/ Kawasan Nama Ruas Tahun

Pembangunan Panjang Saluran

Drainase simp. III

Drainase pasar kapa-simp. III

2012 2013

145 m 145 m, 104 m

3. Kecamatan Sasak Ranah

Pasisie

4. Kecamatan Talamau

5. Kecamatan Gunung Tuleh Drainase Tanjung Durian – Talang

Kuning.

Drainase Pasar Muaro Kiawai.

Jl. Paraman Ampalu-Simp. Tiga Alin

2010 2011 2013

475 m 200 m

6. Kecamatan Sungai Aur Drainase pasar sungai aur

Drainase Jr. Air Haji

Drainase air haji-SMA sungai aur

Drainase SMA sungai aur

Drainase Jr. Pemantang Sontang

2010 2010 2011 2012 2013 500 m 500 m 200 m 276 m 290 m 7. Kecamatan Lembah Melintang

Drainase Tamiang-Bt. Bayang

Drainase Buangan Kuamang

Drainase Jalan Jawa

Drainase Tolok Ombun-Pasar

Drainase Jl. Lombok-Irian

Drainase pasar lamo

Drainase Gg. Roti-Jl. Kalimantan

Drainase lombok-pasar

Drainase Ujung Gading Jr. Lombok

Drainase Jl. Lapangan Hidayat ke

Pasar Ujung Gading

Drainase pada jalan MAN Lembah

Melintang

Drainase Pasar Lama-depan lapangan

bola rajawali 2010 2010 2010 2010 2010 2013 2010 2010 2011 2012 2013 2013 1000 m 397 m 345 m 150 m 100 m, Sisi 1 : 26 m, sisi 2 : 57.8 m 100 m 150 m 35 m 285 m 135 m 160 m Sisi 1 : 3 m, sisi 2 : 65 m

8. Kecamatan Koto Balingka Saluran drainase air balam 2010 400 m

9. Kecamatan Ranah

Batahan

Saluran drainase desa baru

Saluran drainase silaping

2011 2012 100 m 144.5 m 10. Kecamatan Sungai Beremas

Saluran drainase silawai timur

Drainase bandar nagari air bangis

Drainase air bangis

Saluran tertutup kota air bangis

2010 2010 2010 2013 550 m 500 m 230 m Sisi 1 : 75 m, 371 m, sisi 2 : 237 m

11. Kecamatan Kinali Saluran Drainase/ gorong-gorong pasar

durian kilangan.

Saluran drainase pasar tempurung.

Saluran drainase pasar kinali

2009, 2010, 2011. 2010. 2013. 150 m, 200 m 150 m 96,34 m

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-89 C. Pemasalahan

Beberapa permasalahan umum jaringan drainase saat ini antara lain adalah:

 Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Pasaman Barat yaitu 423.16 mm pada tahun

2012 pada stasiun kampung ampat.

 Pasang surut air laut yang terjadi di daerah pesisir sehingga menyebabkan banjir dan genangan.

 Luapan dan genangan limpasan permukaan (limpasan hujan) yang terjadi pada

hampir setiap kejadian hujan. Kondisi ini berpotensi, merusak atau mempercepat kerusakan sarana dan prasarana terutama badan jalan dan memberikan ketidaknyaman bagi masyarakat.

 Karakteristik lahan berupa satuan bentuk lahan yang memiliki topografi dataran dan

cekungan pada daerah aliran sungai (DAS), dimana pada kawasan DAS terdapat kawasan permukiman penduduk, sehingga terjadi banjir, ditambah lagi beberapa kawasan cekungan belum memiliki drainase.

 Kapasitas saluran drainase dan gorong-gorong yang sudah ada tidak memadai.

 Penutupan saluran drainase terbuka pada kawasan pertokoan atau pasar sehingga

saluran menjadi tertutup sehingga limpasan hujan tidak bisa langsung mengalir ke drainase dan juga tidak bisa dilakukan perawatan sehingga terjadi penyumbatan oleh endapan/ sedimentasi.

 Posisi tanah dan rumah warga lebih rendah dari pada badan jalan, ditambah lagi

belum memiliki drainase di kedua sisi jalan, sehingga run off air hujan mengalir ke

halaman rumah-rumah warga yang menyebabkan permukiman penduduk mengalami genangan.

 Kondisi saluran drainase yang sudah mulai rusak sehingga tidak sanggup lagi

menampung air limpasan hujan dan air limbah, ditambah lagi banyaknya saluran drainase yang terputus.

 Saluran drainase tersumbat oleh banyaknya sampah dan endapan sehingga air

 Pada ruas dengan saluran drainase tertutup, air limpasan hujan tidak mengalir ke drainase karena inlet yang tertutup oleh vegetasi dan endapan tanah, sehingga air limpasan hujan menjadi genangan.

D. Tantangan

Tantangan jaringan drainase saat ini antara lain adalah:

1. Rehabilitasi saluran primer, sekunder dan lokal yang sudah tidak memadai lagi akibat penyumbatan atau untuk meningkatkan kapasitas (daya tampung saluran). 2. Pembuatan saluran drainase baru pada daerah genangan atau yang mengalami

banjir serta membuatkan arah aliran dan pembuangan terakhir pada saluran utama.

3. Melanjutkan pembangunan drainase yang terputus serta membuatkan arah aliran sebagai tempat pembuangan akhir pada saluran utama/ sungai.

4. Pengaturan arah aliran dan pengalihan aliran pada lokasi yang tidak dapat dikontrol.

5. Pembersihan sedimen, semak/rerumputan dan sampah pada saluran-saluran. 6. Pembersihan sungai sebagai saluran utama dari sampah.

7. Perbaikan konstruksi saluran/rehabilitasi dan pembuatan konstruksi permanen pada saluran tanah.

8. Memperbesar dimensi saluran termasuk gorong-gorong yang dibutuhkan.

9. Rencana penggunaan pintu pengendali banjir dan dan penggunaan penyaring

sampah/ trash rake pada saluran utama untuk mengatasi banjir dan genangan

yang diakibatkan oleh pasang surut air laut.

10. Dilaksanakannya operasi dan pemeliharaan saluran yang berkala dengan mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan drainase. 11. Menyusun keorganisasian dalam pengelolaan sistem drainase.

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-91

7.4.2 Sasaran Program

7.4.2.1 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

Sistem pembuangan limbah di Kabupaten Pasaman Barat masih bercampur dengan sistem pembuangan air hujan. Dimana pembuangan air limbah biasanya disebut

dengan Sistem Rioolering dan berbeda dengan sistem pembuangan air hujan yang di

sebut dengan sistem drainase, sehingga penanganan sistem pembuangan air limbah

di Kabupaten Pasaman Barat merupakan kombinasi antara rioolering dengan sistem

drainase. Untuk lebih jelasnya mengenai perkiraan debit air limbah di dan perkiraan kebutuhan sarana air limbah di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 7.27

Tabel 7.27

Debit Air Limbah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 – 2030

No Kriteria Perhitungan 2010 2015 2020 2025 2030

1 Satuan Limbah Air Bekas

(l/kapita/h )

80% x keb.air maks.

x 86.400 31.959.014 40.208.486 46.606.925 56.876.774 65.863.066

2 Limbah Air Terpakai (l/k/h)

Limbah Air Bekas - (0,3 x Limbah Air

Bekas)

22.371.310 28.145.941 32.624.847 39.813.742 46.104.146

3 Debit Rata-rata Untuk 1000

Jiwa (l/d)

Limbah Air Terpakai

/ 86,4 258.927 325.763 377.602 460.807 533.613

4 Debit Rata-rata Hari

Maksimum (l/d)

1,25 x debit rata -

rata utk 1000 jiwa 323.659 407.204 472.003 576.009 667.016

Sumber: RTRW Kabupaten 2011-2031.

Dengan tingkat kepadatan penduduk masih rendah, maka sistem pengelolaan limbah domestik dan non domestik di Kabupaten Pasaman Barat direncanakan akan menggunakan Sistem setempat (on-site sanitation), yaitu: Sistem pengolahan secara sistem setempat yang diterapkan dengan menggunakan cubluk individu, cubluk komunal dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan. Kriteria penggunaan sistem setempat ini adalah:

 Merupakan daerah dengan tingkat kepadatan rendah sampai menengah

 Penyediaan air bersih sebagian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal

 Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 200 –300 l/m²/hari

 Kedalaman muka air tanah antara 2-5 m di bawah permukaan tanah.

Tabel 7.28

Prediksi Kebutuhan Sarana Air Limbah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010-2030

No Tahun Penduduk (Jiwa)

Kebutuhan Sarana Air Limbah

Truk Tinja (1;20.000) MCK 1;1000 SPAL 1;3 KK Septicktank (1;100) 1 2010 346.330 346 23.089 3.463 17 2 2015 372.900 373 24.860 3.729 19 3 2020 406.950 407 27.130 4.070 20 4 2025 449.600 450 29.973 4.496 22 5 2030 508.200 508 33.880 5.082 25 Sumber: RTRW Kabupaten 2011-2031

Program Pengelolaan Air Limbah

Program dapat diindikasikan dari hasil pentahapan pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah di Kabupaten Pasaman barat serta data kondisi eksisting prasarana dan sarana

sanitasi sistem on-site dan off-site, baru 18,68% kepala keluarga telah menggunakan

jamban keluarga individual (tangki septik) yang aman, semmentara data dari survey EHRA Kabupaten Pasaman Barat, 4,19% yang menggunakan komunal (MCK,

MCK++). Sedangkan sistem off-site kondisi eksisting masih 0%. Informasi lengkapnya

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-93 Tabel 7.29

Program Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Pasaman Barat

Sumber: Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat 2017-2021

7.4.2.2 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Persampahan

Selain data-data pengelolaan sampah di Kabupaten Pasaman Barat, juga perlu untuk memprediksi seberepa besar sampah yang akan dihasilkan setiap orangnya selama kurun waktu satu tahun di Kabupaten Pasaman Barat. Untuk menghitung maupun memprediksi jumlah produksi sampah per orang setiap tahunnya, didasari oleh kriteria hasil kesepakatan pada FGD tertanggal 27 Oktober 2014 yaitu sebesar 2,4 liter/orang/hari. Maka dapat dipredikasi jumlah produksi sampah pada tahun 2015 adalah 276.136.950,52 liter/tahunnya.

Sedangkan pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2019 jumlah produksi sampah terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah sampah pada tahun 2019 adalah sebesar 371.854.378,80 liter/tahun. Selengkapnya mengenai proyeksi produksi sampah di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 7.30.

Tabel 7.30

Proyeksi Produksi Sampah Penduduk di Kabupaten Pasaman Barat Hingga Tahun 2019

N

o KECAMATAN

PROYEKSI PRODUKSI SAMPAH PENDUDUK KABUPATEN PASAMAN BARAT Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

1 Sungai Beremas 18,061,559.19 18,545,263.20 18,533,018.24 18,556,924.46 22,757,438.65 2 Ranah Batahan 18,981,409.47 19,488,242.69 19,472,754.60 19,500,981.77 23,915,191.18 3 Koto Balingka 21,054,709.95 21,631,079.45 21,632,457.18 21,631,829.21 26,528,373.67 4 Lembah Melintang 33,887,348.74 34,810,633.45 34,805,676.61 34,815,689.21 42,696,510.03 5 Sungai Aur 24,932,953.90 25,650,026.83 25,685,321.86 25,616,115.15 31,414,535.87 6 Gunung Tuleh 16,420,701.50 16,807,029.48 16,741,318.67 16,869,931.33 20,688,580.59 7 Pasaman 50,813,240.42 52,293,916.28 52,386,879.62 52,204,895.40 64,021,907.68 8 Sasak Ranah Pasisie 18,061,559.19 18,545,263.20 18,533,018.24 18,556,924.46 13,476,281.99

9 Luhak Nan Duo 18,981,409.47 19,488,242.69 19,472,754.60 19,500,981.77 38,097,393.91

10 Kinali 21,054,709.95 21,631,079.45 21,632,457.18 21,631,829.21 61,910,524.27 11 Talamau 33,887,348.74 34,810,633.45 34,805,676.61 34,815,689.21 26,347,640.95 Jumlah (Lt) 276,136,950.5 2 283,701,410.1 6 283,701,333.4 0 283,701,791.1 8 371,854,378.8 0

Sumber : hasil analisa tahun 2014

Program Pengelolaan Persampahan

Program pengelolaan persampahan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2017-2021 dapat dirinci seperti pada Tabel 7.29 berikut ini

Tabel 7.29

Program Pengelolaan Persampahan Kabupaten Pasaman Barat

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-95

7.4.2.3 Analisis Kebutuhan Drainase

Sistem drainase pada komplek dan bangunan pada kawasan perkantoran merupakan sistem tersendiri, terlepas atau tidak terintegrasi dengan system drainase Kota Simpang Empat, pembuangan air hujan yang jatuh didalam komplek bangunan disalurkan melalui saluran keliling bangunan ke saluran samping jalan yang berfungsi sebagai saluran pengumpul, kemudian dialirkan langsung kesungai Batang Tian. Disini saluran samping jalan sekaligus difungsikan sebagai saluran pembuangan air hujan dari bangunan.

Dengan saluran yang "ditanam" secara linier dengan jaringan pergerakan dan tertutup, diharapkan estetika kawasan tidak terganggu dengan pandangan. Sebagai fasilitas perawatan saluran, dalam jarak tertentu atau pada perubahan arah aliran, perlu dipasang bak kontrol, Pengembangan lahan akan diikuti penambahan luas lapisan kedap air yang berakibat pada peningkatan laju dan volume aliran permukaan dalam kaitannya dengan perencanaan drainase, komponen-komponen dalam sirkulasi hidrologi yang terpenting adalah aliran permukaan. Dimensi atau penampang saluran cukup didisain dengan menggunakan rumus aliran seragam.

Qp = 0,002778 C1A

Keterangan:

Qp : laju aliran puncak permukaan (m3/dtk)

C : koefisien aliran permukaan 0 ≤ C ≥ 1

I : intensitas hujan (mm/jam)

A : luas das (ha)

Jenis tata guna lahan C1

- Lahan terbuka (taman) 0,20

- Hutan 0,15

- Perumahan/perkantoran 0,35

A. Dasar Perencanaan Drainase :

1. Penentuan dimensi saluran.

2. Penetuan jalur saluran harus memperhatikan jaringan dan atau rencana

infrastruktur yang ada.

3. Profil memanjang rencana, direncanakan kira-kira sama dengan kemiringan

tanah sepanjang saluran, sehingga air hujan dari semua titik di daerah (catchnatarea) kawasan perkantoran dapat mengalir kesaluran dengan bebas dan lancar. Kemiringan muka air tertinggi harus berubah secara berangsur-angsur dari terjal dihulu menjadi landai di hilir.

4. Elevasi daerah saluran didesain serendah mungkin, selama masih praktis

untuk menjamin terpenuhinya penampang basah.

5. Perkuatan dinding saluran didesain serendah mungkin, selama masih praktis

untuk menjamin terpenuhinya penampangan basah diperlukan perkuatan dinding saluran, lapisan dasar saluran biasanya tidak diperlukan, kecuali 6. kecepatan airnya > 1,5 m/dtk, sehingga dikuatirkan terjadinya gerusan dasar

saluran untuk menghindari kecepatan.

B. Dampak yang mungkin timbul dari pembangunan sistem drainase :

1. Genangan permanen dalam saluran

Pada musim kemarau, saluran/drainase hanya menampung air limbah yang debitnya kecil, seharusnya (teoritis) tidak terjadinya genangan, kenyataan banyak saluran/ drainase yang menggenang dan menjadi sarang nyamuk, akibatnya antara lain :

a. Timbunan sampah dan kotoran dalam saluran

b. Sedimentasi

c. Dasar saluran naik turun

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT 7-97

Pada musim kemarau air dalam saluran hanya berasal dari limbah domestik, tidak terjadi pengenceran sehingga air yang meresap ke dalam tanah adalah air limbah dan mencemari air tanah dan sumur penduduk.

Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Drainase

Program pengembangan drainase Kabupaten Pasaman Barat tahun 2017-2021 dapat dirinci seperti pada Tabel 7.32 berikut ini

Tabel 7.32

Program Pengembangan Drainase Kabupaten Pasaman Barat

Sumber: Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman Barat 2017-2021

7.4.3 Usulan Kebutuhan Program

Usulan program dan kegiatan pengembangan sanitasi secara menyeluruh dapat dilihat pada Tabel 7.33 berikut ini.

Kode KEGIATAN/OUTPUT/SUB OUTPUT/NAMA PAKET KAB/KOTA VOL SAT PEMA NFAAT (Jiwa/H a) SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHUN ATRIBUT Rp. MURNI PROV. APBD APBD KAB / KOTA SWASTA Masy DAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2414 PLP - - - - 49.100.000 16.250.000 14.940.000 900 0 4.600.000 - -

2414.001 Peraturan Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman - - - - 0 0 400 0 0 0 - -

2414.001.001 Penyusunan Rancangan Peraturan dan Standar

Pedoman Kriteria Bidang Pengembangan PLP - - - - 0 0 400 0 0 0 - -

2414.001.001.1 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Air Limbah - - - - 0 0 200 0 0 0 - -

2414.001.001.1.1 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Air Limbah

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 0 0 200 0 0 0 2018 Umum

2414.001.001.2 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Pengelolaan Drainase - - - - 0 0 200 0 0 0 - -

2414.001.001.2.1 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Drainase

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 0 0 200 0 0 0 2018 Umum

2414.002 Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan

Penyehatan Lingkungan Permukiman - - - - 5.600.000 0 1.250.000 0 0 0 - -

2414.002.001 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah

daerah dalam Bidang Pengembangan PLP - - - - 1.300.000 0 200 0 0 0 - -

2414.002.001.1 Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem

Pengelolaan Air Limbah Kab. Pasaman Barat - - - - 800 0 0 0 0 0 - -

2414.002.001.1.1 Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kab. Pasaman Barat

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 800 0 0 0 0 0 2018 Umum

2414.002.001.2 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah

Daerah dalam Bidang Pengembangan PLP - - - - 500 0 200 0 0 0 - -

2414.002.001.2.1 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Bidang Pengembangan PLP

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 0 0 200 0 0 0 2017 Umum

2414.002.001.2.2 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah dalam Bidang Pengembangan PLP

PASAMAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2414.002.002 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan

Kemitraan dalam Bidang Pengembangan PLP - - - - 500 0 200 0 0 0 - -

2414.002.002.1 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan

Kemitraan dalam Bidang Pengembangan PLP - - - - 500 0 200 0 0 0 - -

2414.002.002.1.1 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Kemitraan dalam Bidang Pengembangan PLP

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 0 0 200 0 0 0 2017 Umum

2414.002.002.1.2 Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Kemitraan dalam Bidang Pengembangan PLP

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 500 0 0 0 0 0 2017 Umum

2414.002.003 Pengawasan dan Evaluasi Bidang

Pengembangan PLP - - - - 3.800.000 0 850 0 0 0 - -

2414.002.003.1 Pengawasan dan Evaluasi pelaksanaan SSK dan

RAD 100-0-100 - - - - 0 0 150 0 0 0 - -

2414.002.003.1.1 Pengawasan dan Evaluasi pelaksanaan SSK dan RAD 100-0-100

PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 0 0 150 0 0 0 2017 Umum

2414.002.003.2 Penyusunan DED TPA Kab. Pasaman Barat - - - - 500 0 100 0 0 0 - -

2414.002.003.2.1 Penyusunan DED TPA Kab. Pasaman Barat PASAMAN BARAT 1 NSPK 0 500 0 0 0 0 0 2018 Umum

2414.002.003.2.2 Penyusunan DED TPA Kab. Pasaman Barat PASAMAN BARAT 1 NSPK 0 0 0 100 0 0 0 2018 Umum 2414.002.003.3 Penyusunan DED TPST/3R Ujung Gading - - - - 600 0 100 0 0 0 - -

2414.002.003.3.1 Penyusunan DED TPST/3R Ujung Gading PASAMAN

BARAT 1 NSPK 0 600 0 0 0 0 0 2018 Umum

2414.002.003.3.2 Penyusunan DED TPST/3R Ujung Gading PASAMAN BARAT 1 NSPK 0 0 0 100 0 0 0 2018 Umum 2414.002.003.4

Penyuluhan / Kampanye dan Peningkatan Partisipasi Masyarakat di bidang Penanganan Sampah Domestik

- - - - 0 0 100 0 0 0 - -

2414.002.003.4.1

Penyuluhan / Kampanye dan Peningkatan Partisipasi

Dokumen terkait