• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selanjutnya diangkut ke tempat pengumpulan kayu (TPK) untuk didistribusikan ke pengguna

Panduan Praktis untuk Petani 39 VIII. PEMULIAAN TANAMAN

Apa yang dimaksud program pemulian pohon ?

 Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kayu diperlukan dukungan bibit unggul, upaya yang dilakukan adalah melalui pemuliaan pohon.

 Pemuliaan pohon adalah kegiatan penyeleksian untuk memperoleh sifat genetik pohon yang terbaik sesuai dengan keinginan pengguna, misalnya memiliki pertumbuhan yang tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit dan lain-lain.

Apa saja yang telah dilakukan oleh BPK Palembang dalam upaya memperoleh bibit unggul ?

 Konservasi sumberdaya genetik, meliputi:

1. Eksplorasi materi genetik meliputi 3 (tiga) provinsi yaitu Sumatera Selatan, Jambi dan Riau.

2. Materi genetik diambil dari hutan alam dan hutan tanaman, dengan menentukan pohon induk di setiap areal.

Pembangunan kebun perbanyakan (multiplication garden)

1. Kebun perbanyakan sebagai tempat pengumpulan materi genetik yang akan digunakan sebagai populasi dasar (Base population) pada program pemuliaan pohon.

2. Kebun perbanyakan dibangun di KHDTK Kemampo pada tahun 2010 dan 2011.

Pembangunan plot uji klon (Clonal test)

1. Diharapkan dapat memilih klon-klon unggul yang dapat digunakan untuk mendukung penanaman sungkai skala luas. 2. Plot dibangun di KHDTK Kemampo pada tahun 2012.

40 Panduan Praktis untuk Petani Gambar 27. Pohon induk (mother trees) sungkai

Gambar 28. Kebun perbanyakan sungkai di KHDTK Kemampo

Panduan Praktis untuk Petani 41 BAHAN BACAAN

Balai Litbang Hutan Tanaman dan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. 2002. Design Engineering Wanariset Kemampo. Palembang. Tidak dipublikasikan.

Daniel Theodore W., John A. Helms and Frederick S. Baker. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. (Terjemahaan-Edisi kedua).

Hardiyanto, E.B. 2010. Pemuliaan Pohon Lanjutan (KTB 620). Modul bahan ajar. Program Studi Ilmu Kehutanan. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Tidak dipublikasikan.

Hardjowigeno, S. 2005. Ilmu Tanah. Edisi Revisi. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta.

Hutacharern C, 1993. Insect pests. dalam Awang K dan Taylor D (eds). Acacia mangium, growing and utilization. Winrock International and FAO, Bangkok, Thailand.

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Marsono dan Sigit, P. 2005. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Martawijaya. A, Kartasujana.I, Mandang. Y.I, Kadir K dan Prawira.S.A. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Bogor. Indonesia. (Cetakan III).

Muslimin I dan Sahwalita. 2012. Aplikasi pupuk majemuk terkendali pada bibit sungkai (Peronema canescen Jack.) di persemaian. Prosiding seminar hasil Balai Penelitian Kehutanan Palembang: Peluang dan tantangan pengembangan usaha kayu rakyat, Palembang, 23 Oktober 2012. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan. Bogor

42 Panduan Praktis untuk Petani Rahardjo, I.B. dan Suhardi. 2003. Pengaruh Beberapa Ekstrak Tanaman

terhadap Bercak Hitam dan Embun Tepung pada Tanaman Mawar Varietas Pertiwi. Balai Penelitian Tanaman Hias. Pusat Penelitian dn Pengembangan Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta.

Sahwalita dan Bambang Tejo Premono. 2012. Strategi pengembangan jenis sungkai sebagai usaha kayu rakyat. Prosiding seminar hasil Balai Penelitian Kehutanan Palembang: Peluang dan tantangan pengembangan usaha kayu rakyat, Palembang, 23 Oktober 2012. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Bogor. Sahwalita dan I. Muslimin. 2010. Komposisi media stek pada sungkai

(Peronema canescens Jack.) di persemaian. Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan.

Sahwalita dan I. Muslimin. 2012. Aplikasi pupuk daun pada bibit sungkai (Peronema canescen Jack.) di persemaian. Prosiding seminar hasil Balai Penelitian Kehutanan Palembang: Peluang dan tantangan pengembangan usaha kayu rakyat, Palembang, 23 Oktober 2012. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan. Bogor.

Sahwalita, I. Muslimin dan J. Muara. 2011. Pengaruh media dan waktu simpan setek terhadap penyediaan bibit sungkai. Prosiding workshop sintesa hasil Penelitian Hutan Tanaman, 1 Desember 2010. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Badan Litbang Kehutanan. Bogor

Sahwalita, I. Muslimin dan J. Muara. 2011. Peran pupuk dasar dalam peningkatan pertumbuhan awal tanaman sungkai. Prosiding Seminar Nasional MAPEKI XIV, Penguatan pendidikan berbasis penelitian dalam pengolahan secara tepat pada kayu. Yogyakarta.

Sahwalita, I. Muslimin dan R. Effendi. 2010. Perkecambahan benih sungkai (Peronema canescen Jack.) asal KHDTK Benakat, Muara Enim. Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan

Panduan Praktis untuk Petani 43 Sahwalita dan T.A.A. Syabana. 2011. Pemakaian pupuk dasar untuk meningkatkan pertumbuhan awal tanaman sungkai (Peronema canescen Jack.). Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan

Sahwalita dan T.A.A. Syabana. 2012. Pengaruh pemakaian mulsa terhadap pertumbuhan sungkai (Peronema canescen Jack.). Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan

Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah. Pustaka Buana. Bandung.

Soetopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Syabana, T.A.A. dan Sahwalita. 2012. Pengaruh tinggi pemangkasan

terhadap kemampuan bertunas tanaman sungkai (Peronema canescen Jack.) pada kebun perbanyakan. Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan.

Syabana, T.A.A. dan Sahwalita. 2013. Informasi karakteristik tanah tempat tumbuh sungkai (peronema canescen jack.) di Sumatera. Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan.

Umboh, A. H. 1997. Petunjuk Penggunaan Mulsa. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Utami, S, Sahwalita dan, I. Anggraeni. 2013. Identifikasi dan tingkat serangan penyakit embun hitam pada tanaman sungkai (Peronema canescen Jack.) Laporan hasil penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak dipublikasikan

Utami, S., Sahwalita dan I. Anggraeni. 2008. Serangan Penyakit Daun pada Jelutung Darat (Dyera costulata Hook.) dan Jelutung Rawa (Dyera lowii Hook.) di Sumatera Selatan. Tekno Hutan Tanaman Volume 1 Nomor 1, November 2008 :45-52.

Panduan Praktis untuk Petani 45 KETERANGAN ISTILAH

Batang bebas cabang : Bagian batang utama pada tanaman pokok yang tidak terdapat cabag dihitung dari permukaan tanah.

Benih bersertifikat : Benih yang dikumpulkan dari sumber benih bersertifikat yang ditetapkan oleh badan sertifikasi.

Benih unggul : Benih dengan penampilan fisik yang baik dan tidak tercampur kotoran (unggul secara fisik), memiliki daya simpan dan daya tumbuh tinggi (unggul secara fisiologis), mampu berkecambah seragam dan lebih cepat (unggul secara genetik).

Diameter : Garis tengah dari benda yang berbentuk tabung, dapat dikonversi dari keliling batang.

Ekologis : Bersifat hubungan timbal balik antar makhluk hidup, atau antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Fenotip : Suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya.

Generatif : Bagian tanaman yang merupakan alat perkembangbiakan seperti bunga, buah atau benih.

Genetik : Bersifat turunan dari induknya.

Gulma : Segala jenis tumbuhan bawah yang dapat merusak atau mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

Hama : Segala jenis hewan yang menimbulkan kerugian pada tanaman pokok.

46 Panduan Praktis untuk Petani Jenis eksotik : Jenis-jenis tanaman yang didatangkan dari

luar untuk dikembangkan disuatu daerah baru

Kadar air : Persentase kandungan air di dalam suatu materi.

Kelas awet : Nilai yang diambil dari ketahanan kayu terhadap pengujian baik dilaboratorium maupun lapangan dengan lima klasifikasi. Kelas kuat : Nilai yang dirangkum berdasarkan berat

jenis kayu dibagi kedalam lima kelas, semakin tinggi nilai berat jenis maka kayu semakin kuat.

Klon : Sekumpulan pohon atau bibit yang memiliki kualitas genetik yang sama merupakan hasil perbanyakan vegetatif.

Lahan marginal : Lahan-lahan yang miskin hara dan ion-ionnya mudah tercuci.

Paranet : Alat pelindung dari cahaya matahari dan terpaan hujan yang berbentuk anyaman terbuat dari plastik (dapat dibeli di toko plastik atau toko pertanian).

Penjarangan : Salah satu tindakan silvikultur untuk memberi ruang tumbuh pada pohon-pohon terpilih dan menghilangkan individu pohon yang tidak terpilih/cacat.

Penyakit : Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau cacing.

Penyerbukan sendiri : Penyerbukan bunga oleh serbuk sari dari pohon atau klon yang sama.

Perlakuan pendahuluan: Segala perlakuan yang diterapkan pada benih sebelum ditabur sebagai upaya mempercepat berkecambah.

Panduan Praktis untuk Petani 47

Pioneer : Jenis-jenis tumbuhan yang muncul diawal

pada lahan yang terbuka.

Seresah : Sisa-sisa bagian tanaman yang tidak terpakai seperti daun, ranting, tangkai buah, kelopak dan biji yang berada disekitar tanaman. Setek : Teknik pembiakan tanaman dengan cara

mengambil potongan dari vegetatif (pucuk, batang, daun atau akar).

Tajuk : Bagian teratas pohon yang terdiri cabang, ranting dan daun.

Terubusan : Tunas yang tumbuh dari pemangkasan batang atau pelukaan akar.

Vegetatif : Bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai alat perkembangbiakan seperti akar, batang dan daun.

Veneer : Lembaran kayu yang diperoleh dari irisan

atau rautan yang biasanya disusun menjadi kayu lapis (plywood).

Panduan Praktis untuk Petani 49

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah swt yang melimpah segala Berkah dan Rahmat-Nya, sehingga penyusunan panduan ini dapat diselesaikan. Tak lupa diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan panduan ini, terutama untuk seluruh staf Balai Penelitian Kehutanan Palembang, tim

peneliti sungkai, Prof. Dr. Nina Mindawati, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Dinas Perkebunan

dan Kehutanan Kabupaten Sarolangun, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bungo dan PT. Sentosa Bahagia Bersama serta

khusus keluarga besarku, terimakasih atas motivasi dan telah membantu menjaga anak-anakku.

Dokumen terkait